Pria cabul!!

Kumpulan para Manusia itu tampak hening mengelilingi Meja makan Bundar yang dipenuhi berbagai macam makanan dan Minuman yang menggugah selera.

Televisi lebar LED itu menyala memperlihatkan berita yang begitu besar dan marak dikalangan masyarakat dan Pembisnis yang paling utama.

*Lonjakan besar dari Topik yang di buat oleh Presedir Nareus Moureen hari ini menggeser posisi Egnes Owslen sebagai Pemanas isu Dunia Maya.

Dikabarkan Pembisnis Muda bertalenta besar dan Memiliki Kekayaan diatas rata-sarat itu telah menikahi seorang Nona Muda dari Keluarga Eliotes yang baru kemaren di Sorot Publik.

Stasiun Television World menyiarkan lansung dari Nwes Tansformasion CTY*.

Suara Reporter dan Presenter berita yang mengungkapkan gejolak publik yang membeludak dalam beberapa jam saja setelah Pernikahan itu terjadi.

Kakek Moureen tampak menghela nafas berat mengambil Sarbet lalu mengelap mulutnya karna tak bernafsu lagi menyantap makanan ini, Nenek Victoria juga tampak terdiam sejenak, kedua Manusia yang di masa senjanya ini masih sangat sehat itu tampak bergelut dengan pikirannya masing-masing.

"Ada apa, Mom?"

Momy Carolin menggenggam tangan Nenek Victoria yang menatap putrinya dengan rumit, ia mengerti kalau Carolin begitu menginginkan Alen menjadi seorang menantu, tapi bagaimana dengan Keluarga Albert yang sama sekali tak tahu soal ini.

"Bukankah dulu Momy pernah bilang kalau ini akan sangat rumit?"

"Mom, Dia putraku! aku yang melahirkannya bukan mereka!"

Momy Carolin yang terlihat tersulut emosi, ia tak menduga kalau Keluarga suaminya itu malah menjadi Pertimbangan sekarang ini.

"Aku tahu, Momy pasti tak akan setuju dengan semua ini! itu karnanya kami mendesak mereka untuk menikah!"

"Apa kau pikir Ibumu itu akan mengerti?"

Dady Albert terdiam mendengar sangahan Kakek Moureen yang memang tak memiliki hubungan baik dengan Kerabatnya itu, tak ada yang sesuai dengan Prinsip dan Kriteria hidupnya sama sekali.

"Dad! apa kita tak bisa membicarakan ini baik-baik pada mereka?"

"Kau tahu sendiri Lady! kalau mereka tak bisa diajak Berunding, Sehat!"

Jawab Kakek Moureen pada Umi Aisyah yang memang di Panggil Lady oleh sang ayah, wanita bercadar itu terlihat diam berfikir keras dengan Shena yang ikut memecahkan kerumitan ini.

"Aunty Lelen!"

Pekikan Baby Mian berbinar melihat Nareus sedang menggendong Alen mendekati mereka dengan wajah datar itu.

"Kau apakan dia?"

"Mom! tak ada cara lain membawanya pulang!"

Jawab Nareus datar lalu membaringkan Alen menuju Sofa panjang di Sudut sana dengan saagat hati-hati, ia juga memastikan kalau pukulan ditengkuk wanita itu tadi tak terlalu kuat hingga menyebabkan luka yang serius.

"Reus! kau apakan dia, Nak?"

"Hanya memberi pijatan!"

Ucap Nareus lalu mengambil segelas air yang diberikan pelayan padanya, ia menatap Shena yang terlihat sibuk menyuapi Baby Denzo dan Baby Mian makan sedangkan Baby Rea berada di gendongan Nyonya Arabella.

"Mark kemana?"

"Ha?"

Tanya Shena yang tadi tak fokus karna Baby Denzo yang tak mau ia melirik kemanapun kalau sedang menyuapinya.

"Suamimu!"

"Ouh! tadi Sian bilang kalau dia ada Pekerjaan di Perusahaan!"

"Jam segini?"

Shena meletakan piring ditangannya diatas meja sana seraya menatap Nareus dengan tatapan lembut membuai itu membuat mereka tersenyum dibuatnya.

"Memangnya kenapa? aku selalu menargetkan jam 11, lebih dari itu berarti dia ingin Tidur sendiri, hm?"

"Cihh! kalau dia selingkuh bagaimana? jadi wanita itu jangan kepolosan!"

Sambar Nareus sinis karna ia sudah sangat geram dan kesal pada Mark yang tadi malah mengacuhkan Permintaannya, bahkan Pria menyebalkan itu tak ambil pusing sama sekali.

"Kan tergantung pada Sian! kalau dia mau selingkuh ya silahkan, itu pilihan kalau untuk para Pria tak punya otak!"

Jawab Shena begitu lembut menyindir dengan bahasa yang santai membuat Alicia salut pada sepupunya satu itu, selalu menyikapi dengan tenang dan ikut akan Permainan.

Nareus hanya mendelik gerah seraya menutupi paha Alen dengan tangannya, walau ia tak suka dengan wanita ini tapi tak mungkin Nareus merendahkan harga diri Alen dihadapan semua orang.

"Reus!"

"Hm!"

"Bawa istrimu kekamar dan segera temui aku di atas!"

"Hm!"

Nareus kembali menggendong Alen menuju kamarnya, ia tahu Kakek Moureen pasti ingin membicarakan tentang masalah ini padanya.

"Shena!"

"Iya, Kek!"

"Kau menginpakan?"

Shena menatap Baby Denzo yang menganggukinya membuat senyum cantik itu mekar kembali menatap Kakek Moureen yang setia dengan wajah datarnya.

"Iya, Kek!"

"Nanti suruh suamimu menemuiku!"

Shena mengangguk lalu menggendong Baby Mian dan Baby Denzo yang segera masuk kedalam pelukan Uminya.

..........

Nareus tampak kesusahan melepas Mantel Alen yang terhapit oleh dua gudukan itu, ia tak ingin memeggang lebih tapi kalau minta bantuan pada pelayan maka Momynya akan bertindak menghebohkan satu Kediaman ini.

"Shitt!"

Umpat Nareus menghela nafas berat memejamkan matanya untuk tak melihat suatu Pemandangan yang memuaskan mata itu karna Bathrobe Alen sudah terbuka terlepas tali dipinggang ramping itu.

Namun sayangnya, di saat tangan Nareus berusaha untuk melepas Mantel itu, kelopak mata Alen sudah berkedut dan akhirnya terbuka dengan bulatan bola mata yang membulat menatap tangan Nareus yang menyentuh dadanya.

"Brengsek!"

Bugh..

Nareus sedikit oleng dengan tendangan keras Alen didadanya, ia terkejut melihat wajah merah Alen menatapnya ganas dengan bara api yang terkibar jelas.

"Kau berfikir apa,ha?"

"Dasar Pria cabul!!"

Alen menarik rambut Nareus yang berusaha tak memukul wanita lancang ini, ia memeggang lengan Alen yang mecengkram rambutnya kuat membuat ia harus melawan lebih.

Srett..

Alen membulatkan matanya melihat Mantelnya yang tak disengaja tertarik oleh Nareus hingga bagian atasnya terlihat sempurna membuat Nareua tertegun diam.

"A..Aku..I..Itu!"

Plakk..

Nareus pasrah saat Alen menggampar pipinya keras membuat lebam itu muncul, ia merutuki tangan yang malah tahu mana yang nikmat dipandang ini.

"Sudah berapa kali kau mengambil kesempatan!"

Alen mencekek tengkuk kokoh Nareus yang pura-pura merintih sakit berlebihan mengantisipasi aksi nekat Alen yang memang tak punya hati ini.

"A..Aku tak sengaja! Lepas!!"

"Jangan pura-pura dihadapanku!"

Geram Alen melepas cekikannya karna ia tahu Nareus hanya tak ingin berkelahi lebih, tentu hatinya tak puas memukuli pria yang berstatus suaminya ini.

"Cihh, Tengkukku pegal karnamu!"

Nareus terdiam menatap tengkuk Alen yang memar, spontan ia menarik pundak Alen hingga membelakangi tubuhnya.

"Haiss! kau apa-apa'an, ha?"

"Diamlah!"

Nareus mencengkeam lembut rambut pendek Alen keatas untuk melihat memar pada tengkuk Alen yang mendumel menepuk paha Nareua keras meluapkan kekesalannya.

"Lain kali aku yang akan memenggal lehermu!"

"Hm!"

Ucap Nareus lalu mulai memposisikan tangannya mencengkram pelan bagian belakang kepala Alen.

Krekkk..

Suara gertakan itu berbunyi nyaring membuat Alen terkejut akan perlakuan Nareus pada tengkuknya yang benar-benar tertarik paksa oleh tangan kekar itu.

"Aass! Kauuu..!"

"Berhenti marah-marah dan sekarang istirahatlah!"

Sambar Nareus menekan kata-katanya menatap Alen yang terdiam merasakan rasa pegal itu berganti dengan rasa nyaman dan lega, persendianya terasa plong tanpa ada nyeri sama sekali.

"Ternyata Pria Sialan ini berbakat juga!"

"Apa?"

Tanya Nareus pada Alen yang tadi menatapnya menyipit lalu mendelik gerah melenturkan otot lehernya kekanan-kekiri.

"Leherku serasa mau patah olehmu! tak usah Belagak bisa!"

"Hm!"

Acuh Nareus yang tak ambil pusing, ia melangkah kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket sedari tadi mengurus wanita itu.

Vote and Like Sayang..

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***