Langkah lebar pria itu lansung masuk melalui Lift yang ada di dekat tangga sana, ia harus menggebrak para Pelayan dan Anggota Mark yang ternyata juga bekerja disini, bahkan mereka sangat setia pada Alen hingga melarang mereka masuk kesini.
"Tuan!!! Tuan, maaf anda tak bisa masuk! Nona akan marah pada kami!"
Nareus hanya diam tanpa respon yang jelas, langkah besar dan tatapan tajam itu membuat mereka semua tak berani lagi untuk mendekat masuk.
"Kamar!"
"125 Tuan!"
Nareus menganggukinya datar lalu melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 20:00 PM, sepertinya Di Kediaman Rashid sedang diadakan makan malam bersama, ia harus cepat datang kesana sebelum pria tua menyebalkan yang ada ditempat itu malah semangkin mendesaknya.
Tingg..
Pintu Lift itu terbuka, dengan langkah pastinya Nareus menuju kamar 125 dengan netra yang lansung menemukannya.
"Nona!!!"
Tokk....Tokk...
Asisten Buron yang mengetuk pintu kama itu, mereka tak bisa masuk karna ini memakai Kartu digital, setelah beberapa kali mengetuk tapi tak ada jawaban membuat Nareus bertambah naik darah.
"Kau terima saja hadiah dariku!"
Gumam Nareus melepas Jam tangan Roleks mahal berharga Miliaran itu dan ia menekan tombol kiri dari bentuk bulan nan Elegan itu membuat Asisten Buron tahu apa yang akan Tuannya lakukan.
"Lakukan!"
Asisten Buron mengangguk mengambil benda mahal itu dan melingkarkannya kedekat pengecekan kartu dengan Nareus yang melangkah gontai ke sofa tak jauh dari kamar ini tepat di sudut paling ujung.
"Sekarang!"
Duarr..
Kepingan pintu kamar itu berserakan dengan jebolan dinding pengerat tempat kartu tadi lansung hancur akibat Bom Kecil rakitan dari setiap senjata yang selalu tersembunyi.
"Brengsekkk!!!! Siapa yang melakukan ini?"
Suara seorang wanita yang keluar dengan Bathrobe putih membalut tubuhnya dengan handuk yang masih menempel menggulung rambut pendeknya.
Seketika mata Alen lansung menghunus sosok kekar dan gagah yang duduk menopang kaki di Sofa Singel sana dengan begitu santai mengetuk-ngetuk peggangan benda itu.
"Kauu..!!!"
Nareus hanya diam berdiri dari duduknya, ia melangkah mendekati Alen yang juga menyonsong tubuhnya.
"Apa-Apa'an kau, ha? berani sekali kau membuat ulah di Tempatku!!"
Geram Alen mendongak menatap Nareus yang memang lebih tinggi darinya, ia hanya sedagu pria itu membuat ia harus exstra meninggikan harga diri.
"Ikut aku!"
"Kau!!! Lepas, jangan menyentuhku!!!"
Alen memukul lengan Nareus kuat namun pria itu tetap mencengkram tangannya kuat seraya menyeret kearah Lift sana membuat Asisten Buron yang melihatnya pun terdiam sesaat.
"Lepas!!! kau memang ingin mati, ha? Pria sialan!!"
Umpat Alen disepanjang jalan hingga Lift sana tertutup rapat dengan Nareus yang begitu kasar melempar Alen kedalam benda berkotak itu, ia tak memerdulikan handuk di kepala Alen yang sudah copot dengan Bathrobe yang nyais lepas.
Bughh..
Nareus terhenyak saat Alen dengan berani menendang kakinya, rahangnya mengetat dengan wajah yang sudah keras semangkin meremukan tangan wanita ini didalam genggamannya.
"Na..Nareus! Kau .. Lepasss!!!"
Greett..
Nareus mencengkram kuat pipi Alen yang lansung terdongak kasar dengan wajah kecilnya yang begitu geram bahkan menatap benci pada pria ini.
"Sudah cukup untukku bersabar!"
Tekan Nareus lalu menarik kuat lengan Alen saat pintu Lift itu sudah terbuka, Alen di seret tanpa belas kasih dari Nareus hanya hanya diam dengan langkah cepatnya keluar dari Apartemen ini dengan para Pelayan yang tak mampu meneggur apa yang Nareus lakukan.
"Heyy! Kenapa kalian diam, Ha? lawan Pria sialan ini, bila perlu kalian bunuh saja dia!"
Bughh..
Alen lansung terhuyung kepelukan Nareus yang lansung menggendong Tubuh Alen keatas bahunya setelah memberi pukulan kecil ke tengkuk wanita itu membuat Alen pusing dan pingsan.
"Tuan! anda janga terlalu ka..!"
Anggota Mark yang tadi ingin meneggur seketika bungkam saat Nareus menatapnya tajam dengan begitu menakutkan.
"Kalian tenang saja, dia akan baik-baik saja!"
Ucap Asisten Buron yang lansung berlari membuka Pintu Mobil untuk Tuannya yang lansung meletakan Alen disamping kursinya.
"Tuan! anda..!"
"Jalan!"
Asisten Buron lansung mengangguk menjalankan mobil ini, ia menatap wajah Tuannya yang telihat menatap Alen dengan dalam.
Apa yang sebenarnya dipikirkan Pria itu? kenapa ia sama sekali tak bisa menebaknya?
Asisten Buron yang menggeleng merasa tak ambil pusing, lagi pula ia juga tak tahu bagaimana nasip Pernikahan Tuannya ini.
"Apa Grandma Zemlya masih ada di Prancis?"
"Iya Tuan! Nyonya besar masih sibuk dengan Binis Fashionya!"
Jawab Asisten Buron yang mengerti kalau Grandma Zemlya Nenek Nareus dari pihak Dady Albert yang sangat menyayangi Tuannya. Wanita tua berpenampilan Glamor itu pasti menentang pernikahan ini bahkan ia yakin Grendma Zemlya tak akan menyukai Alen yang jauh dari Kriteria menantu baginya.
"Apa berita itu sudah menyebar?"
"Sudah, Tuan! tapi saya bisa menghandel untuk tak menyebar di Wilayah Kediaman Hotmartew!"
"Jangan sampai dia tahu Berita ini sebelum aku yang bicara!"
"Baik, Tuan!"
Nareus menghela nafas berat menyandarkan kepalanya ke kursi Mobil sana dengan Kepala Alen yang ada di Pangkuannya.
Mengendalikan wanita ini sangat susah, jika sampai wanita tua itu datang dan Alen tak berubah, maka masalah besar akan terjadi salam hidupnya.
"Kenapa kau tak menurut saja, Ha? itu lebih bagus dari pada kau terus membangkang!"
Gumam Nareus menatap datar wajah cantik Alen yang tertutup helaian rambut pendek itu, jauh dari kata Galmor, ia tak yakin wanita ini bisa mengambil hati Grandmanya.
Setelah beberapa lama, mereka sampai di Kediaman Rashid melewati keramaian jalan kota yang seperti biasa masih terbuka dengan gedung-gedung pencakar langit yang bersinar cerah menghiasai Kota maju ini.
Sejenak Nareus terdiam menatap wajah Alen intens, suasana heningpun tercipta dengan Aisisten Buron yang memarkirkan Mobil mereka di dekat Bagasi lebar biasa, namun ia terdiam saat melirik Tuannya yang seakan hanyut dalam kesunyian ini.
Seakan ada daya yang menariknya, jari Nareus terangkat menyingkirkan helaian rambut keemasan milik Alen yang seketika lansung menampakam wajah polos damai membuai itu.
Rautnya begitu sejuk dan Belia, tak sama seperti Alen yang Arogan si Wanita pembuat Onar itu.
Kenapa kau sangat Misterius? aku sudah berbulan-bulan mengenalmu namun tak satupun yang pernah terbuka dari bibir ini?
Batin Nareus menyentuh lekukan Sexsi bibir tipis ini, sedari Perjalanan Cinta Shena dan Mark ia bertemu Alen, tapi ia sampai sekarang tak mengerti kenapa wanita ini sangat berbeda bahkan begitu aneh.
"Tuan!"
Para Pelayan di luar sana yang tadi sudah lebih dulu Asisten Buron minta untuk menbawakan Mantel karna Nonanya hanya memakai Bathrobe saja.
"Keluarlah!"
Asisten Buron mengangguk seraya melangkah keluar dari Mobil dengan Nareus yang mengambil Mantel bulu panjang yang Pelayan wanita sana berikan padanya.
Ia dengan cekatan membaluti tubuh Molek Alen dengan pakaian itu meski ia harus membuang jauh pikiran kotor saat melihat gudukan sintal sore tadi menyapa wajahnya tersentuh oleh tangannya.
"Apa salahnya kau menjadi Shena yang Penurut!"
Ucap Nareus lalu keluar dari Mobil seraya menggendong Alen secara Bridal-Style masuk kedalam Kediaman megah dan Besar Rashid.
.......
Vote and Like Sayang..
Maaf ya kalau ceritanya membosankan, tapi author selalu berusaha untuk selalu membuat yang terbaik ya sayangku☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢
g membosankan sama sekali thor...
malah bikin nagih pengen baca baca dan baca lagi
2022-05-31
0
Rokiyah Yulianti
Apa salahnya kau jadi Shena yg penurut?
aku bantu jawab ya Reus, karna Alen bukan Shena mereka berbeda, lagipula Alen masih terjebak dengan kisah masa lalunya. kau harus segera mencari tau Reus kenapa Alen seperti itu, buat Alen jatuh cinta padamu
2022-02-22
0
Herlina Wati
tennang thor g mbosenin sm sekali,,seru dan menghibur sekali kok,,semangat thooooorrr,,bikin para reader baper💪💪💪💪💪😘😘😘😘
2021-11-17
1