Violet dipanggil direktur utama rumah sakit swasta tersebut yang juga merupakan rektor di kampusnya.
Violet duduk di depan meja besar nan megah direktur utama rumah sakit swasta yang juga merupakan rektor di kampusnya yang memiliki nama dr. Eko Pratama, Sp A, M. Kes itu tersenyum ke Violet lalu berkata, "Maaf jika Bapak meminta kamu untuk magang hari ini padahal kamu belum wisuda karena, Bapak sangat membutuhkan keahlian dan kejeniusanmu di sini"
"Tidak apa-apa Dok. Justru saya merasa tersanjung dan sangat berterima kasih bisa dipercaya oleh Anda untuk mulai magang di sini"
"Iya. Harusnya satu Minggu lagi barulah kamu magang di sini tapi UGD butuh bantuan jadi aku minta kamu mulai magang hari ini. Terima kasih banyak untuk waktu dan kesediaanmu mulai magang hari ini" dokter Eko tersenyum tulus ke Violet.
"Sama-sam Dok. Jangan terlalu banyak memuji saya, saya juga memiliki banyak kelemahan kok, hehehehe" Violet tersenyum lebar ke dokter Eko.
"Karena ini hari pertamamu magang maka aku perbolehkan kamu pulang di jam segini" dokter Eko berucap sambil menatap jam tangannya lalu menatap Violet.
"Tapi ini masih jam makan siang dan......."
"Kamu boleh makan siang dulu lalu pulang" sahut dokter Eko dengan senyumnya.
"Bukan begitu Dok tapi, saya nggak enak dengan kolega saya dan......"
"Mereka pasti paham. Kamu masih magang. Pulanglah! tapi mulai besok, jam kerja kamu mulai penuh dari jam delapan sampai jam tiga sore"
Violet langsung bangkit, membungkukkan badan, dan berucap, "Terima kasih banyak, Dok"
Dokter Eko bangkit dan menyambut uluran tangannya Violet, "Selamat bergabung di rumah sakit ini, semoga betah dan raih kesuksesan bersama dengan kami"
"Siap Dok" Violet menarik tangannya lalu pamit dan bergegas keluar dari ruang kerjanya dokter Eko. Dia berjalan menyusuri selasar yang menuju ke lift dengan bergumam, "Lalu aku akan ke mana? Ini masih siang, emm apa aku ke kantornya Papa aja ya atau ke kliniknya Mama? kliniknya Mama aja deh" Violet masuk ke dalam lift sambil tersenyum ceria dan memencet tombol 1. Lift meluncur turun ke lantai 1 dan Ting! pintu lift terbuka.
Violet langsung menahan pintu lift dan mematung saat ia bersitatap dengan kedua mata yang begitu ia rindukan. Gasa tunangannya berdiri gagah di depannya dengan senyum lebar.
"Kau tidak merindukanku?" suara merdunya Gasa membuat Violet berlari keluar dari dalam lift dan langsung memeluk Gasa.
Violet lalu melepas pelukannya dan memegangi kedua bahunya Gasa lalu bertanya, dengan wajah riang, "Kapan mas pulang?"
"Baru saja dan aku langsung ke sini. Aku tahu dari Mira kalau kamu hari ini udah mulai magang. Kamu hebat ya belum wisuda tapi udah dapar kerjaan di rumah sakit sebesar ini"
"Ah biasa aja. Mas udah makan siang?"
Gasa menggelengkan kepalanya lalu Violet menggandeng tangannya Gasa sambil mengajak Gasa melangkah ia berkata, "Aku ambil tasku dulu lalu kita makan siang di luar"
Gasa menoleh ke Violet, "Di luar? kamu udah selesai magangnya? aku pikir kita akan makan siang di kantin rumah sakit ini"
"Aku diijinkan pulang cepat hari ini oleh pak direktur jadi kita bisa makan siang di luar untuk merayakan kedatangannya Mas" sahut Violet dengan senyum cerianya.
Selang setengah jam kemudian, Violet dan Gasa telah duduk berhadapan di meja bundar mini berkaki tiga yang berada di sudut ruangan kafe mewah favoritnya Gasa. Gasa memesan steak dan softdrink sedangkan Violet hanya memesan red Velvet dan secangkir kopi.
Violet menatap Gasa tapi angannya melayang ke pesan text yang ia terima barusan. Pesan text yang dikirimkan oleh Mada Goh.
Berarti, aku tidak bisa datang ke dermaga Marina nanti malam karena Mas Gasa udah pulang. Apa aku perlu memberitahunya kalau aku tidak bisa datang? ah tak usahlah! nggak penting juga. Tapi........kalau dia menungguku terlalu lama dan terjadi apa-apa dengannya seperti jatuh ke laut, pingsan, demam, atau...........
"Ada apa Vio?" Gasa menatap Vio penuh selidik.
"Apa? Oh, nggak ada apa-apa kok" Vio tergagap dan langsung tampak linglung.
"Kok melamun? apa pekerjaan di rumah sakit terlalu berat hari ini?" tanya Gasa sambil menyuapkan potongan daging steak ke Violet.
Violet menerima suapan itu dan sambil mengunyah daging steak, dia berucap, "Biasa aja Mas, aku cuma mengantuk, hehehe. Mas sendiri bagaimana dengan bisnis Mas di Jerman? lancar?"
"Lancar. Aku akan menetap di sini untuk waktu yang lama sebelum balik lagi ke Jerman. Dan saat aku balik ke Jerman lagi, aku ingin mengajakmu dengan status sebagai istriku" sahut Gasa.
"Uhuk!" Violet tersedak daging steak yang belum sempurna terkunyah di dalam mulutnya. Dia langsung meraih cangkir kopinya, menyesapnya beberapa kali lalu menatap Gasa, "Kapan Mas akan balik lagi ke Jerman? apa kita akan menetap di Jerman setelah kita menikah?"
Gasa tersenyum, "Aku inginnya seperti itu"
"Tapi Mas, aku punya kerjaan di sini dan aku baru saja mulai. Ini pekerjaan yang sesuai dengan impianku"
"Aku tahu. Aku akan memberimu waktu untuk memuaskan gairah kamu di bidang yang kamu sukai, di pekerjaan yang kamu impikan ini selama lima tahun tapi, kumohon setelah itu kau lepas semuanya, menikah denganku dan kita menetap di Jerman. Aku ingin kamu menjadi ibu rumah tangga biasa setelah kita menikah. Kau setuju kan?" Gasa tersenyum penuh harap ke Violet.
Violet hanya bisa tersenyum tipis untuk merespons deretan kalimat yang diucapkan oleh Gasa lalu ia memotong kue red velvetnya dan memakan kue itu dalam kebisuan. Ia kemudian menoleh ke samping kirinya yang berupa kaca transparan dan dari sana ia bisa menatap orang yang lalu lalang di depan kafe.
Gasa Aefar adalah keturunan Jerman-Indonesia yang terlahir dari keluarga yang memiliki bisnis yang bergerak di bidang jasa tranportasi.
Gasa dan Violet berkenalan saat Elmo Elruno menghadiri pertemuan akbar para pebisnis muda dan ada Gasa Aefar di pertemuan para pebisnis itu.
Gasa terpesona akan kecantikan, keluguan, dan kejeniusannya Violet di pandangan pertamanya. Sedangkan Violet tersihir akan sikap tenang dan berwibawanya Gasa.
Obrolan mereka menemukan banyak sekali kecocokan di perbedaan tujuh tahun umur mereka.
Gasa lebih tua tujuh tahun dari Violet dan sikap dewasanya Gasa membuat Violet menganggukkan kepala saat Gasa memintanya menjadi pacarnya di pertemuan ketiga mereka dan satu tahun setelah berpacaran, Violet kembali menganggukkan kepalanya saat Gasa memintanya untuk bertunangan.
Violet selalu menganggukkan kepala di setiap permintaannya Gasa tapi dia merasa berat untuk menganggukkan kepalanya siang itu, di depan red Velvet kue favoritnya, Violet berkali-kali menghela napas tanpa ia sadari.
Gasa menghela napas menatap tunangannya lalu berkata kembali, "Waktu lima tahun itu masih lama. Jangan kau jadikan beban di hari ini!"
Violet membetulkan kacamatanya lalu tersenyum ke Gasa kembali tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Gasa mengantarkan Violet pulang. Violet tidak jadi mengunjungi klinik mamanya. Violet memutuskan untuk pulang karena, tiba-tiba ia merasa malas untuk melakukan apapun dan hanya ingin pulang.
Sebelum Violet turun dari dalam mobilnya Gasa, Gasa menoleh dan mencekal lengannya Violet, "Aku akan datang lagi nanti sore, kita akan ke mana nanti malam?"
"Besok saja ya Mas, aku malas keluar malam ini"
"Baiklah kalau begitu kita berdiam diri saja di rumah. Aku kangen sama masakannya Tante Lili, aku boleh makan malam bersama.kalian kan malam ini?"
Violet menganggukkan kepalanya dan berkata, "Tentu saja boleh" Lalu ia turun dari mobil, melambaikan tangan saat mobilnya Gasa keluar dari halaman rumah mewahnya. Kemudian, Violet melangkah lemas tak berdaya memasuki rumahnya
Violet mandi, berganti baju dan langsung melompat ke kasur kesayangannya. Dia lalu mengangkat badannya untuk merubah posisi badannya dari tengkurap ke terlentang dan menatap langit-langit kamarnya. "Apa aku salah terlalu cepat mengambil keputusan bertunangan dengan Mas Gasa saat itu?" Violet lalu meraih bantal dan menutup wajahnya dengan bantal itu kemudian ia berteriak sekencang-kencangnya untuk melepaskan kekesalannya.
Violet kemudian teringat akan pesan text dari Mada Goh. Dia lalu bangun dan mengambil ponsel dari dalam tasnya, Di bukanya layar ponselnya dan ia menatap pesan text dari Mada Goh, dia memainkan bibirnya sambil mengetik pesan text, Maaf saya tidak bisa datang" Dia kirim pesan text itu lalu ia meletakkan ponselnya di atas kasur begitu saja dan kembali menatap langit-langit kamarnya.
Jarum jam terus bergulir mengiringi lamunannya Violet yang tengah memanjakan jiwa dan raganya dan tepat di saat kelopak matanya hampir menutup, ponselnya berdering kencang sekali.
Violet tersentak kaget dan langsung meraih ponselnya, menggeser layarnya ke kanan dan berkata, "Halo?
"Anda Dokter Violet?"
"Iya ini saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?"
"Pasien Anda yang bernama Mada Goh adalah teman saya dan dia demam tinggi saat ini. Tolong Anda segera datang ke dermaga Marina blok B28"
"Hah?! baiklah saya akan segera ke sana" Klik. Violet memutuskan sambungan telepon itu dan ia segera menelepon Mamanya, "Ma, ada pasien butuh medikasi, dia demam dan butuh pertolongan segera. Vio mau memeriksa pasiennya Vio terlebih dahulu. Mas Gasa udah balik dari Jerman dan akan makan malam di rumah kita, tolong Mama dan Papa temani Mas Gasa dulu ya"
"Lho, lho, lho, ada apa dengan putri cantiknya Mama, kok bicaranya tanpa jeda gini? Gasa udah pulang ya, kapan?"
"Baru aja Ma. Aku baru aja ketemu dan Mas Gasa bilang akan makan malam di rumah kita tapi, tiba-tiba ada pasiennya Vio yang butuh medikasi secepatnya jadi Vio akan memeriksa pasiennya Vio dulu"
"Iya baiklah. Pergilah tapi hati-hati ya"
"Iya Ma. Tolong temani Mas Gasa sebelum Vio pulang"
"Jangan khawatir, Mama dan Papa akan menjaga Gasa" sahut Lili.
"Makasih Ma. Mmuuaahhh" Klik. Violet mematikan ponselnya, menyambar tas kerjanya sembari menyangklong tas medikasinya. Dia berlari keluar dan memasukkan semua tasnya di jok belakang mobilnya lalu ia masuk ke jok kemudi dan langsung melajukan mobilnya ke dermaga Marina blok B28.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
triana 13
lanjut lagi
2021-11-10
0
Sis Fauzi
Violet terjebak akal akalannya si Mada.
2021-10-22
0
𝔸𝕝𝕖𝕖𝕟𝕒 𝕄𝕒𝕣𝕊
like+rate5+ komen😚😚
2021-10-19
0