Kos Annisa Part 2

7 Februari

Pekanbaru, Riau

Jam 20.00 WIB

"Sha, jadi pindah?". Tiba-tiba Nadia bertanya kepadaku yang lagi mengemasi barang-barang untuk dibawa agar tidak ada satu pun ketinggalan.

"Jadi dong, Nad. Kamu gimana? Gak ada ketertarikan dengan 2 kamar yang lainnya? Ini terhitung murah loh, Nad...." ucapku berusaha memberikan pencerahan kepada Nadia.

Nadia menarik nafasnya panjang, "Huft, bukan masalah murah, Virshaaaaa.... Aku cuma agak risih dengan suasana rumahnya. Udah sepi, gelap, suram, walaupun di kasih lampu paling terang, Lihat dari luar aja rumahnya kek gimana gitu... mencekam, Sha... igh..." bergidik ngeri setelah memberitahukan hal itu kepadaku.

"Astagfirullah, Nadia.. gak usah parno deh jadi orang. Perasaan kamu aja kali tuh. Biasanya nih kalau orang kurang ibadah, jin-jin qorin tuh suka ngikutin kita loh. Jangan-jangan sekarang kamu diikutin jin kali, buat nakut-nakutin aku," jawabku asal sambil mengemasi barang-barang yang ingin ku bawa.

Di sisi lain, yang dirasakan Nadia juga terjadi kepadaku. Aku hanya memungkiri hal itu. Aku tahu, Nadia adalah temanku yang memiliki kelebihan-kelebihan terhadap hal-hal gaib dan bisa merasakan seperti itu. Tapi untuk saat ini, aku tidak ingin memikirkan hal-hal yang negatif yang bisa membuatku goyah untuk mencari kos-kosan baru lagi. Lumayan sulit di daerahku untuk mencari kos-kosan baru. Saat ini aku bersikap egois untuk mempertahankan pemikiran dan keinginanku dan pindah dari kos yang lama.

"Sha, kamu ngerasa dingin gak sih di kamar yang kecil itu?" tanya Nadia lagi.

"Iya. Aku ngerasa. Biasa kalau dingin mah, Namanya juga kamar dengan full keramik, tertutup dan pengap. Pencahayaan pun minim, jadi menurutku wajar aja sih," ucapku dengan masih berpikiran positif.

"Gitu ya? Hemmm kalau di tangga kamu ngerasa ada yang aneh gak pas turun tangga? Terus di kamar atas ada yang loncat-loncat di atas kasur, tau kan? Terus aku denger berdecit, Sha,. kek bunyi per springbed"

Lagi dan lagi, Nadia bertanya dan pertanyaan itu sungguh membuatku merinding mendengarnya. Tetapi aku tetap berkilah bahwa tidak terjadi apapun di dalam sana.

"Nad, kamu apaan sih? Siang bolong jangan mengkhayal hal yang gak masuk akal deh. Lagian mana ada sih, hantu di siang bolong? Kita tuh berempat ya, ada mbak Ita juga selaku penjaga kos, ada Bima, kamu, aku. Hantu tuh takut keramaian, Nad, dan dia gak bakal menampakkan diri di depan orang banyak, Nadia," jawabku tetap tenang untuk menanggapi pertanyaan yang Nadia lontarkan.

"Hmmmm, ya udah deh, terserah. Jujur sih, rumahnya emang serem, tapi apa boleh buat. Itu kos termurah dengan fasilitas super lengkap yang ada. Mungkin penghuni gaib di sana cuma sekedar menyapa kita," ucap Nadia yang berpikir bahwa itu ulah dari para makhluk gaib di sana.

"Iya udah, ayok bantuin aku, Nad. Angkat barang-barang ke dalam truk itu," seraya meminta bantuan kepada Nadia.

"Ok, siap Bu Boss!" sambil menarik ujung bibirnya, Nadia pun tersenyum.

"Nah, gitu dong, Jangan suram kek tadi," ucapku mengejek.

Nadia hanya diam sambil tersenyum untuk menanggapi ejekkanku.

Setelah semua diangkat, dan akhir nya aku pun di temani Nadia menuju kerumah kos yg baru.

Sesampainya di kosan itu, semua barang-barangku yang ada di dalam truk pun diturunkan perlahan dan dibantu oleh Nadia dan pak sopir. Setelah semuanya beres, Nadia pun akhirnya beranjak pamit pulang ke kosannya karena ada kerjaan lain yang harus dilakukan. Tak terasa angin malam pun menusuk kulit hingga ke tulang, dan tak mungkin aku menyusun barang-barangku ke kamar. Dan akhirnya aku pun memutuskan untuk menginap di rumah kakakku.

Terpopuler

Comments

Yudhithapsari

Yudhithapsari

bagus

2021-10-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!