Geliues

Dengan terpaksa nenek itu keluar dari tubuhku. Sejenak aku mengambil kesadaranku yang masih diujung tanduk. Dan adikku memanggilku agar kesadaranku secepatnya bisa pulih kembali.

"Kakak, nenek itu sudah pergi" ujar adikku.

"Benarkah? Tapi kenapa aku masih merinding?" ucapku dalam sadar.

"Jangan pergi lagi deh. Banyak banget sih yang ikutin kakak" ucap Sela memberitahu.

"Masa? Aku gak berasa bawa yang lain pulang. Aku cuma bawa Geliues" terangku.

"Liues, kemana aja tadi?" tanya Sela.

"Ke depan sana. Yang ada pohon gede" ucap Geliues.

Geliues yang masih sekitar usia 5-6th itu menjawab dengan takut-takut dan kepala menunduk. Seolah-olah takut untuk dimarahi.

"Tempat siapa coba? Kalau ditahan gimana? Mami susah nanti cari kamu" jelas Sela marah tapi dengan nada lembut.

"Maaf. Kan Eliues cuma mau cari permen," ucapnya manja sambul memunyungkan bibirnya.

"Ish, ada ya setan makan permen," Sela menggelengkan kepala.

"Sudah, Geliues emang gitu, Sel. Kaya gak tau aja dia" ucapku menyambung.

"Geliues tadi kemana aja? Kenapa pas diikutin gak ada?" tanyaku memastikan. Aku yang mengikutinya dari arah belakang tanpa sadar telah kehilangan Geliues waktu itu.

"Geliues di belakang pohon. Di ajak nenek itu main sama-sama. Dia kasih permen sama Eliues" jawabnya lembut dan manja sambil menunjuk pojokan kamarku.

Spontan aku dan Sela kaget. Yang kami pikir, dia menghilang rupanya dia masih stay di sana. Menunggu Geliues.

"Heh nenek ngapain lu masih di sini? Pergi sana. Pulang" perintah Sela, adikku.

"Udah biarin aja deh, tapi aku risih juga sih" ucapku tanpa basa basi.

Sementara nenek itu tetap meringkuk dengan mata merah yang melolot ke arah Geliues. Geliues seketika takut.

"Mami.... nenek itu mau ajak Eliues ke rumahnya, tapi Eliues gak mau," ucapnya takut.

"Nek, lebih baik pulang deh. Risih tau!" ucap kami berdua.

Entah nenek itu hanya duduk meringkuk seperti itu. Dan akhirnya kami hanya membiarkannya saja.

Sementara itu Geliues tiba-tiba menghilang dan hanya pamit ingin mencari ikan. 'Ada setan yang suka ikan?' batin aku dan aku selalu pesan terhadapnya jangan lupa pulang dan jangan lupa arah pulang. Sela kembali ke kamarnya. Dan aku hanya mencoba memejamkan mata untuk terlelap walaupun perasaanku masih tidak enak. Nenek yang masih duduk berjongkok di pojokkan kamarku, lambat laun menghilang.

.

.

.

Azan shubuh berkumandang, aku kembali terbangun dan ingin pergi ke kamar kecil untuk mengambil air wudhu. Saat aku menurunkan kaki ku dari atas ranjang sebelah kiri, betapa terkejutnya aku, di lantai telah berserakan butir-butir pasir dan rambut yang rontok sangat banyak. Terpikir olehku bahwa ini ulah si Nyai Songget.

Aku meneriaki adikku, agar dia juga menyaksikan penampakan ini. Sungguh ini sangat menjijikan.

"Sel..... sini deh," teriak ku dari dalam kamar menggema keluar.

"Sebentar, Kak. Ada apa?"

"Lihat ke bawah. Kotor!! Ulah si Ni kayanya nih,"

"Dasar. malah mengotori di sini. Sapu aja nanti, Kak," saran Sela kepadaku.

"Iya, mau sholat dulu. Kamu udah sholat"

"Hehe, aku gak bisa, Kak. Tiba-tiba ada tamu," jelas Sela.

"Ya udah, kakak mau ambil wudhu dulu. Nanti biar kakak yang bersihin. Kamu kerjain yg lain aja," ucapku yang santai.

"Baik, Kak" ucap adikku.

Sosok Nyi Songget tak mengganggu dan hanya ingin mencari teman bermain.

********************

Note :

Terima kasih Narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya ceritanya keren. 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

pxtrq_

pxtrq_

ngakak 😭😭😭

2023-01-05

1

𖣤​᭄꧁🌸ⁿᵃᵉᵗᵗʸ—͟͟͞͞𖣘:

𖣤​᭄꧁🌸ⁿᵃᵉᵗᵗʸ—͟͟͞͞𖣘:

manja sambil memanyunkan

2022-08-10

1

pxtrq_

pxtrq_

mami?!😱😱😱

2021-12-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!