...Dunia Iblis...
...Wilayah yang Tak Diketahui...
Di dalam sebuah gua yang cukup gelap dan tersembunyi dengan sangat baik itu, Eric tiba-tiba muncul entah darimana. Atau lebih tepatnya, kumpulan cahaya putih yang indah mulai membentuk tubuh Eric hingga muncul ke dunia virtual ini.
Itulah kehadiran pemain di dunia Virtual ini. Sebuah proses yang menyerupai kematian pemain dan juga NPC.
"Akhirnya kau sudah kembali? Kau cukup lama sekali, Eric." Ucap Deus yang nampak duduk di atas sebuah batu bulat yang cukup besar itu.
"Ah maafkan aku, tapi terdapat cukup banyak masalah diluar sana." Jelas Eric sambil menekan beberapa tombol di jendela menu miliknya.
[Status]
[Eric, Demon King of Greed]
[Ras : True Vampire]
[Level : 332]
[Rebirth : 14]
Health Point : 449.794
Mana Point : 1.667.304
Stamina Point : 152.554
Attack Power : 98.116
Magic Power : 268.413
Defense : 10.285
[Status]
STR : 14.525
AGI : 14.118
INT : 166.730
VIT : 13.052
STA : 12.350
DEX : 1.328
[Growth Point]
STR : 25
AGI : 21
INT : 54
VIT : 28
STA : 31
DEX : 4
Total Growth Point : 163
Eric terlihat cukup puas setelah melihat jendela statusnya itu.
'Fufufu.... Tak ku sangka aku telah menjadi sekuat ini.' Ucap Eric dalam hatinya sambil tersenyum. Membuat semua orang yang ada di gua ini merasa bahwa Eric telah mulai kehilangan akalnya.
Jika dibandingkan dengan standar Player atau Pemain, kekuatan Eric telah melampaui konsep Leaderboard itu sendiri.
Bahkan pemain peringkat pertama sekalipun yaitu Angie, memiliki status yang jauh lebih rendah daripada Eric yang saat ini telah berubah ras menjadi True Vampire dan memperoleh gelar Raja Iblis.
Meski begitu, Status bukanlah segalanya dalam dunia virtual ini. Pada kenyataannya, Angie pernah hampir mengalahkan Eric dengan status yang hanya separuh dari milik Eric. Walaupun pada akhirnya pertarungan itu menjadi seri.
Tapi itu memperjelas kenyataan bahwa Status hanyalah pendukung. Sedangkan hal terpenting untuk memenangkan pertarungan di dunia virtual ini adalah kecerdikan, kemampuan berpikir, serta seni bela diri.
Eric menyadari hal itu dan telah berlatih berbagai jenis seni beladiri seperti pedang satu tangan, pedang besar, panah, dan juga tangan kosong.
Hingga akhirnya, terbentuklah sosok Eric yang saat ini sedang berdiri di tengah gua yang hanya diterangi oleh sihir api ini.
"Tuanku? Apakah kau baik-baik saja?" Tanya salah satu bawahan paling setia dan paling gila Eric, Lucien.
"Ah tenang saja. Aku hanya sedang memeriksa kekuatanku. Sekarang, apa yang sebaiknya kita lakukan, Deus?" Tanya Eric sambil menatap mata Deus.
Setelah berdiri dari duduknya, Deus pun meraih tongkat sihirnya dan menjawab pertanyaan Eric.
"Kita akan ke Timur. Di sana terdapat salah satu reruntuhan kota tempat ku tinggal. Mungkin kita bisa membangun ulang kekuatan terlebih dahulu di sana sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya." Jelas Deus.
"Baiklah, kalau begitu tujuan sudah ditetapkan! Sekarang, ayo bergerak!"
Dengan begitulah, Deus, Eric dan para petinggi Origin bergerak ke reruntuhan Ibukota Kerajaan Deus yang pernah berjaya pada masanya dulu.
Sebuah kota yang sangat megah dengan penduduk yang sangat padat itu, kini telah rata dengan tanah. Menyisakan hanya puing-puing bangunan.
Kota itu adalah, Venice. Ibukota dari Kerajaan Vampir.
...***...
...Kuil Naga Api Kuno, Arroth...
...Pemuja Naga...
'Ttraaang! Trraangg!! Trraaanngg!!!'
Di tengah sebuah ruangan yang cukup kecil dengan tungku api yang sangat besar dan panas itu, terlihat sosok seorang Pria dengan warna kulit yang cukup gelap dan rambut hitam yang panjang hingga mencapai punggungnya.
Ia nampak mengenakan kaos tanpa lengan, dengan celana kain yang cukup tebal yang membawa berbagai jenis alat tempa.
Sedangkan di kepalanya, nampak sebuah bandana berwarna putih yang diikat hingga menutupi dahi hingga bagian kepala belakangnya. Membuat rambut panjangnya itu sama sekali tak mengganggu pekerjaannya.
Tangan kanannya yang kekar itu nampak mampu mengangkat sebuah palu besi yang cukup besar.
Meskipun tubuhnya kekar, dalam dunia yang di atur oleh sistem ini, status adalah segalanya.
Mengingat Pria itu memiliki level sebesar 1, Statusnya pada Strength dan juga Stamina seharusnya sangatlah rendah hingga ke tingkat dimana mengayunkan pedang kecil 10 kali pun sudah tak bisa bergerak lagi.
Meski begitu....
Pria itu sama sekali belum berhenti menempa setelah tiga hari lebih berada di dunia Virtual ini.
Beberapa orang Fire Draconic nampak melihat sosok Pria itu dari kejauhan. Mereka semua mengkhawatirkan mengenai Pria itu. Itu karena bara api yang sangat panas itu bahkan dapat membunuhnya, mengingat Health Point milik Pria itu hanya berada pada angka ribuan saja.
Efek dari [Quest] yang diterimanya, membuat Aamori akan kehilangan segalanya jika Ia mati. Bukan karena memperoleh palu Banned dari game. Tapi karena Ia takkan bisa lagi kembali ke dalam kuil ini, dan mengulang semuanya sebagai pemain level 1 yang tak memiliki skill maupun keahlian apapun.
Itu sama halnya dengan kematian permanen bagi Pro Player.
Meski mengetahui semua resiko yang dihadapinya....
"Kenapa Tuan Aamori masih melanjutkannya?! Bukankah misi ini sendiri sudah tak mungkin bisa diselesaikan?!" Teriak salah seorang Pria yang memiliki tubuh setengah naga itu.
"Kau benar! Apa yang dipikirkan oleh Yang Mulia?! Ini sama halnya dengan menghina tamunya sendiri!" Balas seorang Wanita yang juga memiliki tubuh setengah naga itu.
Percakapan itu pun memasuki telinga Valis. Seorang Wanita Fire Draconic yang pernah melayani Aamori sebagai Bodyguardnya.
"Aku akan menanyakan hal ini kepada Yang Mulia." Ucap Valis dengan tenang.
Ia pun segera meninggalkan tempat penempaan ini dan mempercepat langkah kakinya menuju ke ruang tahta di dalam kuil ini.
Di kejauhan, nampak sosok Arroth yang sedang duduk dengan santai sambil menikmati jamuan makanan yang dibawakan oleh para pelayannya itu.
Dengan langkah yang terburu-buru, Valis pun menghadap kepada sosok yang dipujanya bahkan sejak Ia lahir di dunia ini.
"Yang Mulia. Ijinkan aku menanyakan satu hal." Ucap Valis kepada Arroth dengan sikap berlutut dan menundukkan kepalanya.
Arroth, dengan wajahnya yang seakan sama sekali tak tertarik itu pun segera menjawab.
...[Image Source : DeviantArt \ Oreki Genya]...
"Katakan." Balas Arroth singkat.
Setelah mengumpulkan seluruh keberaniannya, Valis pun akhirnya mulai berbicara.
"Yang Mulia.... Mengapa memberikan misi yang mustahil itu kepada Tuan Aamori? Bukankah Ia dipastikan gagal dalam misi itu?" Tanya Valis dengan wajah yang dipenuhi oleh rasa khawatir.
Tapi jauh di luar ekspektasi Valis.
Ekspresi wajah yang dibuat oleh Arroth bukanlah kemarahan, melainkan sebuah senyuman tipis yang begitu menawan.
"Aku tahu itu. Oleh karena itu, aku hanya menguji tekad dan kerja kerasnya saja. Dan dia telah lulus dari semua ujiannya.
Akan tetapi, aku ingin melihat. Benda seperti apa yang akan dibuat oleh sosok manusia yang hanya memiliki tekad dan kerja keras itu. Oleh karena itu.... Jangan beritahukan sedikitpun hal ini kepadanya, atau fokusnya akan hilang."
Dan dengan begitulah, pikiran Valis dan juga seluruh Fire Draconic lainnya pun mulai lega.
Kini, mereka memandangi sosok Aamori yang bahkan masih terus menempa tanpa sedikitpun istirahat itu, dengan tatapan optimis. Itu karena mereka semua telah tahu.
Bahwa Aamori....
Akan menjadi murid sekaligus penerus dari Arroth.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
John Singgih
niat sebenarnya aaroth untuk aamori
2022-12-11
0
zuyoka
demi apapun, awal kirain arroth itu naga kuno yg gans ternyata cans 😅😂
2021-12-16
1
Akiraa
semangat
2021-10-15
1