" Halo.. " dia mendekatkan ponselnya ke telinga.
" Ini ibu, kamu sudah sampai? "
Sam melihat nomor di layar ponselnya " Ibu ganti nomer lagi? "
" Ya.. itu ceritanya panjang "
" Ibu nanti saja ya ceritanya, sekarang aku lagi di jalan "
" Yasudah nanti telfon ibu lagi ya kalau sudah sampai "
" Ya Bu " Sam buru-buru mengakhiri panggilan telepon dari ibunya, lalu melihat jarum jam di tangannya.
Segera setelah menemukan taksi, dia langsung masuk ke dalam lalu menyenderkan punggungnya ke kursi belakang. Dia kembali membuka ponselnya, pandangannya berubah sendu, perlahan jari-jarinya menyentuh gambar di layar ponselnya. Tiba-tiba muncul sebuah pesan dari temannya.
" Kamu kapan sampai? "
Sam mengetik " Aku baru aja masuk taksi, mungkin sampai disana sekitar 2 jam, nanti sisakan makanan untukku ya? kamu memang temanku yang terbaik hehehe 😁 " dia menekan tombol kirim, selesai membalas pesan temannya, kemudian ada pesan lain yang masuk. Matanya terbuka lebar, bisa-bisanya dia mempermainkan ku, batinnya kesal.
.
.
Begitu mulai memasuki aula, dia mempercepat langkah kakinya, pikirannya semakin tidak tenang setelah menerima pesan dari pelindungnya.
" Aku menemukan kantong plastik didalam ember, aku sempat curiga apa isi didalamnya jadi aku buka kantong plastik itu dan ternyata isinya.. " tangannya mengepal kuat, dia semakin membenci orang-orang itu, sampai di depan lift saat pintu lift terbuka pandangannya tertuju ke sosok gadis kecil yang tepat berada dihadapannya, gadis kecil itu berjalan melewatinya, wajahnya terus menunduk. Seseorang menepuk pundaknya, dia menoleh ke belakang " Sam, bagaimana kabarmu? "
Sam bersama dengan temannya masuk ke dalam ruang istirahat, dia duduk di sofa sementara temannya menutup pintu.
" Aku pikir kamu masih lama disana "
" Aku lebih memilih kembali daripada harus mati kebosanan disana, " Sam mengambil botol air minumnya dari dalam tas, dia meminumnya lalu berkata " seniornya hampir semua membosankan, mereka selalu bicara tentang pekerjaan bahkan meskipun saat pulang, waktu istirahat, jujur aku lebih tertarik ke junior mereka. "
" Jangan bilang karena juniornya wanita "
" Yah.. itu bisa dibilang alasan pertama, tapi alasan kedua lebih penting, mereka berhasil menghiburku dengan humor mereka " Sam tersenyum.
" Aku tau kamu pasti selalu seperti itu, maksudku kamu cepat memutuskan sesuatu, tapi begitu kamu cepat bosan kamu langsung kembali tanpa berpikir panjang "
"Maksudmu tugasku? aku sudah menyelesaikannya tepat sebelum aku pergi" Sam menatap wajah temannya, raut wajahnya berubah serius "Azef, selama aku tidak ada disini apa yang dia lakukan?" dia penasaran.
" Kemarin dia ada jadwal operasi, hanya itu yang aku tau. Memangnya kenapa? "
Dia memejamkan matanya " Cuma penasaran, aku pikir dia selalu sibuk mengurusi kehidupan orang lain, " Sam menghela nafas " ya lega sih mendengar ada kemajuan darinya "
" Huh.. ngantuknya, aku tidur sebentar ya "
Siang harinya hampir seluruh kursi di ruang tunggu dipenuhi kerabat pasien, sedang para dokter dan perawat disibukkan dengan tugas mereka masing-masing, ada yang mendata riwayat pasien, mengecek kondisi pasien, pelayanan pemeriksaan umum, ada yang melakukan operasi, dan ada yang membantu pemulihan pasien melalui terapi. Sam menyapa gadis kecil dihadapannya " Hai, lagi ngapain? "
Gadis kecil itu menoleh " Aku lagi menunggu Ibu "
Sam tersenyum "Oh gitu, mau aku temani?" tawarnya. Gadis kecil itu menggelengkan kepala
" Terima kasih, tapi aku lebih senang sendirian "
Sam menyenggol lengannya " Hei.. sendirian itu nggak enak loh, oke sudah aku putuskan aku akan menemanimu menunggu ibu. "
" Aku tidak mau " gadis kecil itu terus menolaknya, sebaliknya Sam justru menggodanya, dia hanya ingin melihat gadis itu tersenyum walaupun kecil kemungkinannya karena dia tau ibunya sedang dalam perawatan medis. Saat pertama kali dia bertemu dengan gadis kecil, dia terlihat pendiam dan sorotan matanya terlihat kosong. Sam mencari-cari kerabat terdekatnya, setelah dia melihat data riwayatnya ternyata dia tidak memiliki siapapun selain ibunya. Gadis kecil tetap berusaha tabah dan tegar meski dirinya seorang diri, Sam bisa melihatnya dengan jelas kalau dia pasti akan menjadi orang yang kuat suatu hari nanti.
Di hari berikutnya, dia melihatnya duduk sendirian di bangku yang sama seperti kemarin.
" Hai lagi Ceri! mau ini tidak? " dia menjulurkan tangannya, sosok yang dia panggil hanya diam.
" Kenapa kamu terus memanggilku seperti itu?! "
" Aku hanya suka, " Sam duduk di sebelahnya
" kenapa? memangnya dilarang ya? " dia menoleh ke arahnya.
" Panggilan itu menggangguku, sangat mengganggu " Ceri menoleh, menatap matanya serius " lagipula, kita sama sekali tidak saling mengenal "
Sesaat dia terdiam, kemudian dia tersenyum " Nah.. sekarang kita sudah saling mengenal, namaku Sam dan kamu? " dia berpura-pura tidak tau namanya
" sudah pasti kamu Ceri "
" Sudah jelas kalau kita tidak saling mengenal, tolong pergi saja Pak. Terima kasih atas perhatiannya "
Sam mengangguk, dia berdehem " Ehem! kalau gitu aku pergi, tapi jangan kangen loh ya "
Dia duduk di sofa di dalam ruang istirahat, sementara Azef datang sembari memegang kepalanya.
" Ada apa denganmu? "
Azef mengerutkan keningnya " Rasanya kepalaku pusing "
Sam tergelak " Belum apa-apa kamu sudah pusing ckckck.. , memangnya apa yang terjadi tadi? "
" Kamu tau dokter Fakhri, dia cerita padaku kalau operasi pasiennya harus ganti hari karena dia punya urusan yang lebih penting di hari itu "Azef ikut duduk di sofa" aku lagi punya masalah sendiri dan dia dengan mudahnya cerita padaku soal itu, rasanya sudah ada masalah ada masalah lain datang, menumpuk di dalam kepalaku " keluhnya.
" Masalah apa lagi? masalah keluarga? " tanyanya penasaran.
Azef menghela nafas " Bisa dibilang masalah pribadi. "
Sam mengangguk " Oke, aku tidak akan bertanya lagi, " dia mengambil minum di kulkas lalu memberikan padanya
" Minum ini, lupakan apa yang dia ceritakan padamu, tetaplah fokus sama masalah pribadimu "
Sam melirik ke arahnya " Yang kamu ceritakan barusan, aku hanya penasaran.. siapa pasien yang kamu maksud? "
Aura senja menyapanya dengan hangat menandakan matahari mulai terbenam. Langit berubah gelap ditemani dengan bintang-bintang yang menambah kesan cantik padanya, Sam menghembuskan asap rokoknya, dia mendongak ke atas, memandang takjub pemandangan dihadapannya " Aku baru melihat pemandangan seindah ini " ucapnya tanpa sadar, seseorang menegurnya
" Punya mata tapi tidak digunakan untuk melihat keajaiban alam "
Sam menoleh, pandangannya tertuju ke sosok wanita cantik, wanita itu duduk di bangku tidak jauh dari bangku yang dia duduki.
" Maaf? barusan anda bicara dengan saya?. "
" Saya bertanya-tanya mungkin akan menyenangkan melihat pemandangan seindah malam ini " bibirnya melengkung ke atas, membentuk senyuman manis yang anehnya berhasil menarik perhatiannya,
" Awalnya saya berpikir seperti itu kemudian suara anda mengejutkan saya, anda terdengar seperti belum pernah melihat pemandangan malam yang saya yakin sangat indah, jadi.. saya berpikir bahwa anda telah menyia-nyiakan kedua mata anda. "
Mendengar kalimat yang baru saja terucap dari mulut seorang wanita membuatnya tertegun, wanita itu memang benar, dia melupakan pemandangan seindah ini bisa dengan mudah dinikmati, kemudian barulah dia tersadar akan satu hal, dia kembali melihat ke wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments