Setiap pagi Mar bersama dengan ayahnya pergi berbelanja ke pasar, kemudian sepulang dari belanja ibunya memasak dan berikutnya mereka makan bersama. Setelah itu dia bersiap-siap pergi menuju ke kedai Bunga. Tiba-tiba seseorang merangkulnya dari belakang, Mar langsung menoleh.
Andrew diam-diam menatap matanya lalu berkata. "Mau Aku temani? " tawarnya.
"Boleh. Ohh ya kak, hari ini Aku ada janji sama temanku." ucapnya sambil memakai jaket lalu mengambil tasnya di kursi. "Apa aku boleh keluar?"
"Hari ini tapi jam berapa kamu mau keluar?"
"Sepertinya nanti malam,"
"Pergi kemana?"
"Rencananya mau pergi ke toko buku," Setelah mengambil tongkat, Mar membuka pintu lalu melenggang keluar dari rumah. Selesai memakai sepatu, Andrew segera keluar dan mengunci pintu rumah sebelum kemudian menyusul Mar.
Andrew tersadar, dia berkata "Wah.. kelihatannya hari ini Aku kurang beruntung. Oke tidak apa-apa, ayo berangkat bersama." Mar tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
Mar merasa ada yang aneh dengan kakaknya, ia bertanya, "Apa ada masalah? kakak bisa mengatakannya langsung padaku."
"Darimana kamu dapat kalung ini?" Andrew menaruh kalung itu di telapak tangannya.
"Dari temanku." Mar meraba kalung itu sambil tersenyum, ia berkata "Aku merasa tidak pantas mendapatkan kalung ini, dia berkata kalung ini peninggalan seseorang yang dicintainya, karena wajahku mengingatkannya pada sosok itu jadi dia memberikannya padaku. Tapi tetap saja Aku tidak pantas memiliki ini, jadi akan Aku kembalikan padanya."
...🌬️🌬️🌬️🌬️🌬️...
Sesampai di kafe Bunga, ia disambut oleh temannya yang bernama Ana. Pagi ini Ana membantunya menyiapkan peralatan makanan, gelas-gelas, membersihkan meja dan mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan nanti.
Suara bel pintu berbunyi, Mar menyambutnya didepan dengan senyuman hangat, " Selamat datang, silahkan masuk dan selamat menikmati hidangan yang tersedia disini. "
"Terima kasih." pelanggan itu mendekatinya lalu berkata "Bisakah Anda mengantar Saya ke meja Saya?"
"Dengan senang hati, Saya akan mengantar Anda. Maaf sebelumnya apa Anda sudah melakukan reservasi?" tanyanya.
"Hei! berhentilah menggodanya, kamu tidak bisa melihat ya? wanita itu..." bisik salah seorang diantara pelanggan itu, Mar mendengarnya.
Beberapa pelanggan yang baru datang ke kafe, tidak sedikit dari mereka membicarakannya, mungkin mereka merasa iba, kasihan padanya dan terkadang ada juga yang merendahkannya. Mar tidak begitu mempermasalahkannya sampai saat ini, meski disaat dirinya memikirkannya itu hanya membuatnya merasa tidak percaya diri.
Ana terkejut kemudian dia melihat Mar yang terlihat cukup gugup untuk mengantar pelanggan ke meja. Ana segera mendekati mereka, dia menyenggol bahunya "Aku saja yang mengantarnya Mar," bisiknya.
Ana menyapa dengan ramah. "Halo selamat datang di kedai kami, adakah yang bisa Saya bantu?"
Pria tadi kembali bersuara, kali ini nada suaranya terdengar mengesalkan. "Saya ingin Nona ini mengantar Saya ke meja Saya," Tangan pria itu mencengkeram lengannya. Cengkeramannya kemudian mengendur setelah ada gesekan ringan menyentuh kulitnya, Mar merasa kehadiran di belakangnya.
Ana membalas dengan sopan. "Mohon maaf, Saya yang akan mengantar Bapak."
"Bolehkah Anda saja Nona?" Pelanggan ini melihat Mar yang masih menundukkan wajahnya.
Mar mengangguk, berkata. "Baik Pak. Mari Saya antar ke meja."
"Silahkan duduk."
Mar semakin merasa ada yang aneh, tapi dia tetap menuruti kemauan pelanggannya. Ana melihatnya dari kejauhan, dia mengawasi tingkah laku pelanggannya yang terlihat mencurigakan.
"Mar, sudah lama sekali ayah tidak melihatmu. Ayah sangat merindukanmu, maukah kamu tinggal bersama ayah? " kata pria ini yang tidak lain adalah ayahnya Mar. Mar mulai mencerna perkataan orang asing yang mengaku sebagai ayah kandungnya, dia menjawab pertanyaannya dengan tenang.
"Saya belum pernah bertemu dengan ayah kandung saya sebelumnya, tapi bagaimana seharusnya saya berharap, bahkan setelah saya dibuang begitu saja olehnya, apakah selayaknya saya bersedia bertemu dengannya terlebih lagi tinggal bersamanya?"
Pria mengaku ayahnya berhasil menusukkan pisau ke luka yang sudah lama tertutup kini menjadi terbuka lebar lagi. Hatinya berdarah, namun sebisa mungkin Mar meneguhkan dirinya. "Atau saya lebih baik menolaknya karena dia sebagai orang tua yang tidak memiliki moral membuang anak kecil yang tidak memiliki dosa. Bagaimana jika itu terjadi pada diri anda? apakah anda bisa memberikannya kesempatan, bahkan harapan padanya?"
Mar mengepalkan tangan menahan jeritan jiwanya. Air matanya terlanjur menumpuk di kantong mata yang siap meluncur deras kapan saja. Untuk apa ia menangis? Apa gunanya menangisi orang seperti dia?
Pria yang mengaku sebagai ayahnya memandanginya. "Saya merasa sangat bersalah saya menyesal, tak seharusnya saya memberikan anda kepada orang asing. Saat itu saya tidak tau apakah keluarga kecil kita bisa bertahan hidup, terlebih setelah ibu anda melahirkan anda, buruknya saya tidak tau bagaimana cara memberi makanan yang sehat untuk anda dan juga untuk ibu anda," dia melihat Mar, kemudian berkata "Saat itu saya berpikir bagaimana anda dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika anda bersama dengan saya, dan akhirnya saya tidak punya pilihan lain selain menitipkan anda pada orang lain."
"Bagaimana dengan ibuku? saya bertanya-tanya jika anda benar ayah saya, anda pasti tau dimana ibu saya," Mar menghela nafas panjang sebelum ia kembali bertanya "Apakah anda berpikir anda pantas mendapat pengampunan dari saya?"
"Lagipula saya gadis buta sekarang, jadi saya pikir anda tidak perlu lagi menganggap saya sebagai anak anda."
Mar merasa hatinya sangat terluka, tapi sekarang ia telah memutuskannya. Mar memalingkan wajah, meski dirinya tidak bisa melihat tapi ia bisa merasakan kehadiran orang lain, dan kehadiran orang ini rasanya memuakkan. Mar mendengar suara langkah kaki dari arah belakang, ia bangun dari kursi,
"Maaf, jika tidak ada lagi yang ingin anda katakan pada saya, silahkan keluar dan terima kasih untuk pengakuannya," ucapnya tegas, lalu pergi meninggalkan orang itu.
Ana mendekati Mar, dia berkata. "Apa kamu baik-baik saja?"
Mar melewati Ana, sesaat ia terdiam lalu berbalik menghadapnya. "Aku baik-baik saja, " ucapnya sambil tersenyum.
Bosnya mendekati mereka berdua, dia melihat wajahnya Mar pucat. "Mar? Kamu baik-baik saja?"
Ana berdehem, dia menggerakkan kedua matanya, memberi sebuah kode pada Fera. Fera mengerti dan dia tidak menanyakannya lagi.
"Fera bolehkah aku pulang? Aku merasa tidak enak badan," ucapnya.
Ana berbisik pada Fera "Dia baru saja bertemu dengan ayah kandungnya, kurasa dia sangat terkejut dan kesal. Biarkan dia pulang lebih awal," Mar mendengarnya.
Fera mengangguk paham. "Baiklah, ambilah cuti mu selama 2 hari atau hingga kamu merasa lebih baik lagi."
"Terima kasih Fera," Mar memeluknya erat.
Ana berteriak, dia merasa tidak diperlakukan seperti dirinya "Itu sangat tidak adil!! saat itu kau tidak memberiku cuti padahal di hari itu adalah hari kematian temanku."
Fera mengancam "Kamu mau aku pecat?!"
Ana terus menjawab setiap perkataannya Fera, mereka saling membalas tanpa henti, Mar tersenyum mendengar diantara keduanya tidak ada yang mau mengalah. "Lihat, sangat kekanak-kanakan sekali," ejek Fera.
Di seberang jalan tidak jauh dari kafe, kedua pasang mata mengawasi mereka dari dalam mobil, salah satunya mengarah pada Mar, "Dia sangat baik, dan ramah. Aku merasa lebih baik setiap melihatnya, Aku sangat bersyukur dia menjadi adikku," ucapnya.
Orang disampingnya menoleh, "Bagaimana jika dia menghilang darimu?"
Matanya terus memandang Mar, "Jika dia menghilang.. aku masih menerimanya tapi.." wajahnya berubah dingin, " jika itu pengkhianatan, aku sangat membenci itu, " dia menyalakan mesin mobilnya, lalu melihat ke kaca spion.
Orang disampingnya mengangguk, dan ban mobil hitam itu perlahan melaju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Bintang Ray234🌸🌸
Hai kaka author,, ak dah mampir ya bagus banget ceritany, alur ceritany juga seru untuk dibaca smangat trus ya ntar ak mampir ya, klo kaka ad waktu luang malik yuk ke "Cinta yang bersemi kembali" dn janlup tinggalin jejak trmksh^^🌸🙏
2023-10-21
1
Bintang Ray234🌸🌸
Menarik dan keren alur ceritany
2023-10-21
1