5

jangan pelit pelit lah ya😁.

.

.

.

. "Wah... Non pinter ya, bisa langsung ingat. " Zuri tersenyum senang mendapat ilmu baru.

"Tapi bu, lima menit sampai kapan ya? "

Bi dean sedikit bingung menjelaskan, kemudian melihat ke arah jam, mengajak zuri mendekat ke arah jam itu.

"Lihat non, kalau jarum panjang sudah berpindah angka, itu berarti lima menit. " Bi dean menunjuk jarum panjang dari luar kaca jam.

"Ooh.... "

"Coba tunjuk non. "

"Dari sini sampai sini lima menit. "

"Non pandai ya, bibi akan tenang biarin Non sendiri "

Zuri mulai sedih.

"Bu, nanti riri di rumah ini sendirian? "

"Iya, maafin bibi ya. "

"Tapi riri takut bu. "

"Dengar bibi ya non, non harus berani, non gak boleh takut, non harus tunjukkan pada tuan, kalau non itu gak manja, kalau non takut, non bisa melakukan sesuatu yang gak bikin takut. "

Wajah riri sudah menahan tangis, membayangkan dia akan sendiri du rumah besar ini, membuat bi dean memeluknya sambil meneteskan air mata.

"Non harus berani ya... "

"I-iya bu.. Hiks, riri gak akan takut, riri gak manja Hiks... "

***

Malam hari tiba, zuri mulai merasakan kecemasan, para pelayan sudah kembali ke kamar masing masing.

Zuri seakan melakukan uji nyali di rumah ini, sepanjang malam dia hanya di kamarnya, s edikit merasa takut walaupun sudah biasa sendiri, tapi kali ini berbeda, hanya dia manusia yaang ada di mansion ini.

Dia mencoba menggambar sesuatu, dia sudah mahir memegang pensil, berkat bi dean, membelikan buku gambar dan pensil, serta mengajarinya memegang pensil.

Mencurahkan inspirasi yang ada di pikirannya, tapi kenapa hanya wajah papinya yang selalu dia gambar.

Hati dan pikirannya hanya papi papi dan papi.

...****************...

...****************...

Besok malam rega pulang dari liburannya....

Hari ini, karena merasa bosan, riri mencoba menyusuri mansion ini, karena dia belum pernah melakukannya.

Saat berjalan, dia melihat sebuah kamar, saat hendak di buka, tapi terkunci, dia mencoba membuka kamar selanjutnya, di kunci juga.

Dia mencoba membuka kamar selanjutnya... Klek.... Tidak terkunci, dengan semangat zuri masuk ke kamar itu.

Wah....

Kira kira begitulah maksud dari ekspresi zuri saat melihat kamar itu, kamar khas anak kecil, dengan wallpaper warna pink bercorak kuda poni.

Ranjang sedang yang mewah, banyak mainan di sudut kamar yang besar itu, zuri yakin itu kamar nadia.

Kamar ini sepuluh kali lebih besar dari kamarnya, seribu kali lebih mewah dari kamarnya.

Zuri menyusuri kamar itu, lalu dia memasuki kamar mandi.

Lagi lagi berdecak kagum melihatnya, sangat bersih dan wangi, zuri tidak pernah melihat kamar mandi sebagus ini, dia penasaran, memutar sesuatu di situ.

Cuurrr....

Zuri gelagapan, shower menyala membasahi zuri, dengan cepat dia memutarnya lagi.

"Enak banget, gak pakai gayung bisa mandi, gak capek. " Gumam riri.

Sudah puas melihat kamar mandi, dia keluar kemudian melihat pintu yang lain di kamar itu, lalu membukanya.

Wah....

Lagi lagi kagum melihat ruangan itu.

"Lemarinya besar ya, riri bisa masuk, lemari riri kepala aja gak bisa masuk. "

Melihat gaun gaun nadia tersusun rapi di lemari yang pintunya dari kaca, benar benar gaun yang indah, riri mau.

Zuri membuka lemari itu, mengambil gaun berwarna hijau sayang sangat cantik, dan mewah.

.

.

.

.

kerasa kurang dapet feel nya kan, huh, author akan belajar lagi🥺

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!