Perjalanan Alma Mencari Ibu
Slamet Lara adalah seorang nelayan Desa Iwaklelet. Ia bisa dibilang nelayan sejati. Lahir di tengah laut, sampai tua pun tetap di laut.
Ayahnya seorang pelaut handal, disegani dan terkenal, tetapi hanya sebatas kalangan kelas tanpa sandal.
Dalam masyarakat beberapa desa nelayan yang bersinggungan langsung dengan garis Pantai Parasemiris, tingkat masyarakat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan alas kakinya. Kelompok masyarakat berekonomi menengah ke bawah kerap disebut "kalangan tanpa sandal", sementara warga berekonomi tinggi populer disebut "orang bersandal".
Tambang Sugi memberi nama putra keduanya Slamet, dengan harapan anaknya yang lahir saat ibunya melaut itu, hidup dengan selamat di dunia yang penuh kejahatan dan marabahaya.
Namun, pada masa kecilnya, Slamet sering kali menderita sakit demam. Karena keseringan itu sehingga nama "Lara" melekat di belakang namanya. Akhirnya dua nama itu menyatu menjadi Slamet Lara.
Slamet Lara punya seorang kakak lelaki yang bernama Tripang Sewu. Sejak kecil bercita-cita menjadi orang sakti, setelah ia menyaksikan pertarungan hebat dua orang pendekar di pantai.
Dua tahun kemudian, dia minggat dari rumah untuk pergi mengembara mencari ilmu kesaktian.
Namun, hingga dua puluh lima tahun, Tripang Sewu tidak pernah pulang ke desanya, apalagi ke rumahnya.
Slamet Lara membentuk karakternya sebagai seorang nelayan pekerja keras, menerima nasib hidup penuh ikhlas, dan bercita-cita hidup aman dan damai hingga tua tanpa napas.
Ia berjodoh dengan seorang gadis nelayan bernama Muniwengi, gadis tercantik di dunia menurut versinya sendiri. Meski Muniwengi bertubuh kurus seperti lidi, tetapi jika mendengkur ketika tidur, itu menjadikannya wanita yang seksi.
Hingga usia pernikahan Slamet Lara dan Muniwengi sampai lima belas tahun, barulah mereka mendapat seorang keturunan, yaitu seorang bayi perempuan yang kemudian diberi nama Anjengan, dengan harapan tumbuh menjadi gadis yang seindah rembulan.
Namun apa daya, harapan hanya sekedar harapan belaka. Anjengan tumbuh sebagai gadis gemuk di usia remaja, kontras dengan kedua orangtuanya yang kurus sebagai rakyat jelata.
Hingga pada suatu hari, ada peristiwa heboh yang terjadi, tetapi Slamet Lara dan istrinya menyebut itu adalah rezeki, yaitu menemukan seorang bayi.
Ketika Slamet Lara dan istri tercinta sedang mendorong perahu, tiba-tiba perahu terbentur sebuah peti kayu. Ketika diambil dan dibuka untuk mencari tahu, maka terkejutlah mereka melihat seorang bayi perempuan cantik nan lucu.
Maka hebohlah orang sekampung, mencari tahu siapakah si orangtua kandung. Namun, hingga ke desa dari ujung ke ujung, tidak ditemukan cerita ada bayi yang dibuang.
Cerita mistis segera menyebar ke mana-mana, bahwa si jabang bayi bukan anak manusia, tetapi anak dari hantu samudera, yang dibuang karena hasil hubungan berdosa.
Namun, cerita seperti itu tidak diindahkan oleh Slamet. Ia dan istri memutuskan memelihara sang bayi dengan penuh semangat. Memiliki putri cantik adalah impian yang lama tertambat. Ia bahkan membayar ibu susu karena cerita air susu istrinya sudah lama tamat.
Bayi laut itu kemudian diberi nama Alma Fatara. Kata Slamet, ia dapat wangsit dari dewa. Ia tidak tahu “alma” artinya apa. Mungkin Alma itu kepanjangan dari “Anak Laut yang manis dan manja”. Sedangkan Fatara adalah nama jenis ikan yang ada dalam legenda.
Konon, kata kakek neneknya buyut-buyut, ada ikan yang disukai oleh para pelaut, tapi juga membuat mereka takut. Fatara adalah nama ikan yang mereka sebut-sebut.
Konon ceritanya, ikan fatara wujudnya wanita cantik jelita, tetapi ujung kakinya dari betis sampai jari adalah ekor ikan berwarna jingga. Ikan fatara tidak boleh dibuat marah, jika marah akan berubah menjadi makhluk berbahaya.
Awalnya, Alma Fatara tumbuh menjadi balita yang sangat menyenangkan. Cantik, putih, bersih, dan begitu menggemaskan. Jika ditinggal sebentar selalu dirindukan. Tidak hanya Slamet sekeluarga yang senang, tetapi warga sekampung juga ikut riang.
Namun, semakin besar Alma Fatara semakin menjengkelkan. Meski ia tumbuh menjadi seorang anak yang cantik dan periang, tetapi ia juga nakal dan jahil yang membuat banyak orang jadi pusing sepuluh keliling.
Ia tumbuh menjadi gadis kecil yang tidak biasa. Ia tidak seperti gadis kecil kebanyakan yang lemah dan manja. Ia bahkan menjadi pemimpinnya anak-anak desa, dari yang kecil hingga yang agak dewasa. Bahkan sang ayah pernah melihat Alma tidak terluka terkena senjata.
“Apakah kalian ingin melihat kesaktianku?” tanya Alma kepada teman-temannya, ada sekitar sepuluh anak.
Tampak Alma menyembunyikan genggaman tangan kanannya di balik punggung.
Slamet yang sedang bekerja menambal bawah perahunya di pantai, hanya tersenyum melihat anaknya menyembunyikan tangan di belakang tubuhnya.
“Mauuu!” teriak teman-teman Alma serentak.
“Ajian Asap Dapur!” pekik Alma serius sambil mengeluarkan genggaman tangannya dari balik punggung ke depan mata teman-temannya.
Dari dalam genggaman tangan kanan Alma keluar asap tipis melalui sela-sela jarinya.
“Waaah! Hebaaat!” teriak teman-teman Alma terpukau melihat fenomena di tangan gadis remaja itu.
“Hahaha!” Alma tertawa terbahak seperti tawa bapak-bapak.
Alma lalu menarik kembali tangannya dan menyembunyikannya di balik punggung.
“Siapa yang belakangan pegang batu karang, jadi kura-kura!” teriak Alma tiba-tiba.
Mendengar itu, sontak kesepuluh teman Alma berbalik berlari menuju bongkahan batu karang yang ada di pantai.
Sementara Alma membuang sesuatu yang ada di genggamannya. Tindakan Alma tersebut ditangkap oleh pandangan mata Slamet.
“Hahaha!” sambil tertawa terbahak-bahak, Alma berlari menyusul teman-temannya. Ia akan menjadi orang terakhir yang sampai ke batu karang.
“Alma jadi kura-kura!” teriak anak lelaki bertubuh paling jangkung, tapi kurus. Namanya Iwak Ngasin. Ia sudah berdiri di atas batu karang bersama teman-temannya yang lain.
“Aku sudah lebih dulu memegang batu karang!” kata Alma sambil menunjukkan sebuah batu karang di tangannya.
“Waaah curang!” tuding Anjengan, kakak perempuan Alma. Ia bertubuh besar berlemak.
“Siapa yang curang? Aku bilang memegang batu karang, bukan menginjak batu karang!” debat Alma.
Mulailah anak-anak itu ramai berdebat gegara Alma bermain akal-akalan.
Sementara itu, Slamet yang penasaran dengan permainan sakti-saktian putri pungutnya, berjalan ke tempat Alma pertama bermain.
Di tanah berpasir ada satu benda yang mengeluarkan asap tipis dan asapnya cepat sekali buyar oleh angin laut. Slamet terkejut heran, sebab benda yang tadi dibuang oleh Alma ternyata sebutir bara api yang masih menyala.
Slamet memandang heran ke arah Alma. Namun, ia harus terkejut karena dilihatnya Alma dan kakak angkatnya sedang berkelahi di pasir pantai.
“Alma perkasa! Alma perkasa!” teriak sebagian teman sepermainan Alma Fatara.
“Lawan, Anjengan! Kau lebih kuat dan lebih besar!” teriak sebagian lagi yang mendukung Anjengan, kakak angkat Alma.
Namun kenyataannya, kini Anjengan dalam posisi tengkurap di pasir. Kedua kakinya ditekuk dan dikunci oleh Alma dengan cara diduduki. Sementara dagu Anjengan ditarik keras ke belakang oleh kedua tangan Alma Fatara. Alma Fatara menarik paksa tubuh Anjengan agar melengkung ke belakang. Kuncian gaya SmackDown itu membuat Anjengan tidak berkutik dan kesakitan.
Anjengan mengerenyit kesakitan. Ia tidak bisa berteriak karena mulutnya tertutup paksa. Karena sudah tidak kuat, akhirnya dia menepuk-nepuk pasir tanda menyerah.
“Alma! Hentikan!” teriak Slamet sambil berlari kepada kedua putrinya.
Sambil tertawa-tawa, Alma Fatara melepaskan dagu kakaknya dan turun dari atas punggung berlemak itu.
“Alma! Apa yang kau lakukan? Kalian ini kakak adik, kenapa berkelahi?!” omel Slamet, setibanya di antara mereka.
“Kak Anjengan dulu yang mengajakku berkelahi!” kilah Alma sambil senyum-senyum.
“Aku menantangmu berkelahi, bukan mengajakmu berkelahi!” bantah Anjengan.
“Kau juga, Anjengan! Kau tidak pernah kapok kalah berkelahi dengan adikmu!” omel Slamet kepada anak kandungnya.
“Justru itu, Ayah. Karena aku tidak pernah menang, aku harus terus menantangnya berkelahi,” kilah Anjengan yang kedua pipinya seperti kue bakpau hangat.
“Hahaha!” tawa kesembilan teman mereka yang lain. (RH)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 349 Episodes
Comments
🍒⃞⃟•§¢•🎀Cantika🆁🅰🅹🅰❀∂я🤎
anjengan itu ya lucu udah tau kalah Mulu pke ngajak berantem
2024-04-06
1
🍒⃞⃟•§¢•🎀Cantika🆁🅰🅹🅰❀∂я🤎
kedua saudara kalau bertengkar itu hal biasa tp kalau udah adu fisik ngeri juga
2024-04-06
1
BAROKAH99 HeartNet🔰π¹¹™
selamet lara, merupakan nama berdasarkan kisah hidupnya. namanya ortu, pasti berharap anaknya selamat ketika hadir diduni, namun krn sering sakit jd loro, alias lara
2024-04-02
2