DUO J: GENIUS
*Perhatian: tokoh, latar, peristiwa dan lainnya dalam novel DUO J: GENIUS ini adalah fiksi. Selamat datang di bab pertama.*
“Genaya. Gee-ku. Ge-”
Suara lirih itu terputus memanggil kesadaran seorang wanita yang berada di ambang tidak sadarkan diri. Gee merupakan panggilan sayang untuk Genaya.
Dengan sisa usaha yang susah payah, Genaya membuka kelopak matanya yang terasa sangat berat. Air matanya mengalir tanpa bisa dikontrol dan mulutnya tak bisa berucap, tidak bertenaga.
‘Nig! Nigel Irey!’, kata-kata itu hanya bisa diteriakkan Genaya dalam hatinya.
Penglihatan Genaya mulai kabur. Lelaki yang dia lihat itu sama-sama berbaring dengannya yang bersimbah darah. Mata Nigel tertutup, badan tidak bergerak tapi sebelah tangan menggenggam pergelangan tangan milik Genaya.
Ingatan beberapa waktu lalu berputar dalam kepala Genaya. Tentang momen bersama.
Nigel yang tiba-tiba masuk dalam kesehariannya. Nigel yang tak disangka menikahinya. Nigel yang punya banyak impian, janji, serta rencana untuk hidup berdua dengannya. Nigel yang baru sehari jadi suaminya.
Nigel yang tadi pagi memaksa untuk tetap pada rencana membawanya naik seaplane meski tubuh mereka masih lelah karena acara pernikahan dan kurang tidur di malam pertama.
Nigel yang raut wajahnya penuh kebahagiaan mengendarai kendaraan jenis seaplane, membawa dirinya merasakan pengalaman terbang dan mendarat di air.
Terakhir Nigel yang baru saja dilihatnya, terbaring kaku di atas bagian lain puing pesawat yang bisa menahan tubuh terjatuh ke air laut.
Genaya tidak mampu lagi menggerakkan kelopak matanya tapi level kesadarannya yang rendah masih bisa merasakan genggaman tangan suaminya melemah.
Perlahan Genaya memahami puing penumpu tubuhnya bergerak, tidak lagi seperti tadi. Nigel yang jadi tumpuannya sudah melepaskan pegangan.
Tidak ada yang bisa Genaya lakukan selain mengeluarkan air mata. Nigel terasa sudah tidak bersamanya. Suaminya itu meninggalkannya. Dia sendirian.
Genaya teringat perkataan Nigel tadi malam. Pada obrolan tentang kematian. Suaminya itu ingin dirinya lah yang meninggal lebih duluan daripada sang istri, karena itu bisa menyelamatkannya dari kegilaan hidup sendirian.
Tepat setelah ingatan singkat itu berakhir, Genaya pun mencapai batas akhir kesadarannya.
***
Enam tahun kemudian..
“Kamu tidak pernah bosan meminta Kakek untuk menceritakan kisah Mamamu, Jemma.”
“Jemma tidak akan bosan walaupun dia sudah sangat hafal, Kek.”
“Betul, pintar sekali Jarrett Brown. Kakek adalah yang terbaik dalam bercerita. Aku yang bernama Jemma Brown ini adalah penggemar beratmu, Kakek Landon Brown.”
Ketiga manusia yang sedang berbaring santai itu pun tertawa bersama karena ada humor terselip yang mereka tangkap dari pembicaraan barusan.
Perlu waktu semenit untuk tawa mereka reda. Sepasang anak kembar yang berusia lima tahun lebih dan seorang pria paruh baya.
“Kek, ayo mulai ceritakan kisah Mama,” kata Jemma dengan rengekan khasnya jika hanya bersama keluarga seperti sekarang.
“Silakan, Kakek. Seperti biasa, aku akan diam dan mendengar,” timpal Jarrett sambil pindah merebahkan badannya ke samping Jemma agar bisa leluasa memeluk. Seperti kebiasaan mereka berdua.
“Pada suatu hari, datang keajaiban dari laut yang luas. Ada seberkas warna putih tampak menarik perhatian orang-orang yang sedang melaut.
Salah satunya adalah seorang pria tua pembuat makanan tradisional yang berada tidak jauh dari situ. Kapalnya diarahkan sesuai dorongan hati dan membuat jarak semakin dekat.
Ternyata itu adalah seorang perempuan yang seperti bidadari tertidur dengan wajah damai di atas puing yang terombang-ambing oleh air laut.
Setelah beberapa jam tubuh sang bidadari dipindahkan ke tempat tidur klinik, dia menyapa lewat pandangan matanya. Sepasang keindahan yang memukau seorang wanita tua, istri sang pembuat makanan tradisional.
Tubuh bidadari itu masih saja lemah meski selang dari berbotol-botol infus tidak lepas hampir seminggu. Selama itu, pasangan orang tua tadi tidak pernah jauh dari sang bidadari.
Di hari dia sudah mampu bersuara, sepasang mata indahnya tidak bisa berhenti mengeluarkan air mata. Sang bidadari tidak mampu mengingat memori yang ada dalam kepalanya.
Dia tidak ingat siapa dirinya. Nama, alamat, keluarga dan lainnya. Berhari-hari sang bidadari terus memaksa diri untuk mendapatkan ingatannya dan selama itu air matanya terus mengalir.
Sepasang orang tua itu pun memberinya nama Gail. Yang berarti kehidupan. Dia adalah wanita yang memiliki keajaiban daya bertahan hidup.
Dia berhasil hidup setelah melewati masa kritis dan menarik hati pasangan tua yang tidak dikarunia anak itu.
Mereka ingin tetap mempertahankan kehadiran dia dalam kehidupan mereka yang belum sempurna sebagai sebuah keluarga kecil.
Juga, dia menyelamatkan dua calon nyawa yang kuat menggantung kehidupan baru di dalam rahimnya. Kondisi tubuhnya lemah tapi dirinya tidak.
Entah bagaimana, dia bisa kuat menjalani hidupnya yang terus berjalan dengan tidak mudah. Namanya menjadi Gail Brown, anak angkat The Brown dan mama dari Duo J.”
Kisah terhenti, Landon tidak melanjutkan cerita karena melihat dua cucu kembarnya sudah terlelap. Jemma terlihat pulas berada dalam pelukan Jarrett.
Sebaris senyuman melengkung lebar di wajah tua Landon. Dengan hati-hati dia menarik selimut untuk keduanya lebih nyaman. Sebuah kecupan di kening sebagai ucapan selamat malam pun jadi penutup.
Landon keluar dari kamar si kembar sambil mengingat kenapa hari ini dia diminta Jemma bercerita tentang kisah awal mula Gail. Bukan masalah, dia tidak merasa keberatan melakukannya.
Tapi yang kali ini agak ada yang mengusik sebab Lando sempat dibisiki oleh Jarrett tentang Jemma yang tampak murung setelah pulang dari tampil mengisi acara ulang tahun di resort Iking.
“Ayah, ada apa?”
“Kamu sudah pulang, Gail,” ujar Landon tanpa menjawab pertanyaan putri angkatnya.
“Baru saja aku tiba dengan bunda. Ada apa dengan Ayah? Lamunannya terlihat serius” tanya Gail kembali dan diakhiri kekeh kecil di ujung kalimatnya. Raut wajah ceria meski lelah.
“Ayah terpikir ingin masak udang balado besok,” kata Landon spontan. Sisi kebapakannya tidak ingin membuat beban pikiran Gail dengan apa yang dia pikirkan tadi.
“Wah, apa itu untuk kita? Besok itu hari spesial apa, Yah?” kata Gail sambil menoleh ke kalender yang tergantung di dekatnya.
“Iya, spesial untuk kita berlima. Tadi penyewa kapal Ayah bilang akan mengantar udang terbaik mereka sebagai rasa terima kasih. Seperti biasa, berkat Duo J.”
Gail tidak berkomentar lagi. Dia sudah bisa paham konteks, sebab-akibat yang Duo J lakukan. Sepasang anak kembar yang penuh kejutan.
“Wahai Ellie, istriku yang-” ucapan Landon terpotong.
“Gail, kenapa kamu masih disini? Cepat bersiap-siap untuk tidur. Sebentar lagi pukul sepuluh malam, Nak,” suara lembut Ellie terdengar fokus ke arah putrinya yang harus disiplin menjaga jam tidurnya.
“Iya, Bundaku sayang,” tanggap Gail, dengan senyum khasnya yang mengembang. Lanjut berkata, “Selamat tidur, The lovely Brown. Terima kasih Penyelamat Hidupku.”
“Sayangku,” balas Ellie bersama rangkulan lalu mengecup seluruh wajah putri angkatnya. Kebiasaan mereka sejak enam tahun lalu. Lanjut berkata,” Selamat tidur dan terima kasih telah hidup Bidadariku.”
Lepas dari Ellie, Gail beralih mencium tangan ayah angkatnya dan Landon membalas dengan mengusap kepala sang putri dan berkata, “Selamat tidur dan terima kasih datang melengkapi kehidupan The Brown, Putriku.”
****bersambung..**
-Diw @ diamonds.in.words | Oktober2021
***versi author: selamat menanti bab 2 dan terima kasih sudah menikmati karya untuk lomba, Pembacaku. Tak lupa author juga menerima pemberian suka, hadiah, vote dan jadikan novel ini masuk favorit :))
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Aira💕
❤
2022-03-28
1
Sri Diyan Wisnu Wardani
hemzz ayaah .... bunda??? settings nya di mana sih ?? mom and dad sptnya kebiih Kloop ... apalagi ada udang balado ... Indonesian ???
2022-01-31
1
Kastinah
nyimak
2022-01-06
0