Sebuah pickup putih masuk ke halaman rumah, mata Lea berbinar saat melihat sebuah motor matic warna merah diturunkan perlahan dari atas pickup.
"Gimana masih bagus kan?" Nina menepuk-nepuk jok sepeda motor matic miliknya.
"Ini teman seperjuangan aku pertama selama di Surabaya. Hujan, panas, badai, petir dia tetap setia menemani aku, jadi tolong dirawat dan disayang ya." Nina memeluk dan mengelus mesra motor kesayangannya.
"Motormu sih setia, kamunya yang selingkuh sama si kuning roda empat tuh." Lea mencibir.
"Apalah daya, si kuning lebih bisa memberikan aku kenyamanan hahahaa ...." Nina tergelak,
"Nih kuncinya, mana suamimu aku bawa kabar gembira nih."
"Designnya diterima ya?" Nina tersenyum lebar mengangguk. Lea segera bergegas masuk ke dalam rumah mendahului Nina untuk mencari Erik.
"Kak, designnya diterima kata Nina." Erik yang berada di ruang tengah sedang menggambar mendongak terkejut.
"Secepat itu?"
"Iya kata Nina, ayo buruan ke depan." Nina menarik tangan Erik menuju ruang tamu.
"Bener Nin?" tanya Erik setelah mereka duduk berhadapan di ruang tamu.
"Aku kan sudah bilang, gambar Kak Erik itu bagus. Sekali lihat aku sudah yakin mereka pasti suka," jelas Nina.
"Nah, besok Kak Erik datang ya ke kantor nanti ketemu sama bagian team produksi dan design."
"Jam berapa?"
"Sekitar jam sembilan aja. Biasa sudah selesai briefieng kalau jam segitu."
Lea mengangkat dan menggoyang-goyangkan kunci motor ke depan wajah Erik, "Ehh, apaan nih. Motornya siapa?" tanya Erik pada Lea.
"Motorku, kemarin kan aku sudah bilang di rumah ada motor lamaku nganggur dari pada rusak ga ada yang pakai, ya lebih baik di sini aja kalian yang pakai," jelas Nina.
"Terima kasih banyak ya Nin. Kalau ga ada kamu, ga tau kita jadi apa di kota ini," ucap Erik sambil berpandangan dan bertukar senyum dengan Lea.
"Sudah ku bilang juga kan Kak, kebaikanku itu tidak gratis."
"Ini kan masih sore Nin, aku belum masak," sungut Lea kesal.
"Yang minta makan juga siapa, kalau ada sih ya boleh hehehe ... aku tuh cuman mau minta ke Kak Erik buat jagain kamu sama si entun. Seneng aku tuh, tahu kamu nikahnya sama Kak Erik secara kalian sudah saling tahu luar dalamnya kan."
"Tahu apa kamu soal dal*mannya Kak Erik," celetuk Lea asal, di sambut dengan pelototan tajam dari Erik.
"Hatinya Leaa ... hatinyaa. Kalau dalaman yang lain itu urusanmu lah." Lea tergelak kencang melihat wajah Nina yang sudah kesal, karena di saat ia sedang serius tapi malah di timpali guyonan oleh Lea.
"Tapi Kak Erik, kalau sampai Lea dan si entun sedih gara-gara Kak Erik kupastikan nanti akan ku ... " Lea meremas beberapa kertas di tangannya.
"Mau kamu apain Kak Erik?, kamu remas?" tanya Lea heran.
"Gak, cuman aku tegur aja. Ini kertas memang mau dibuang hehehe ... " Nina menyengir. Lea dan Erik menimpali dengan senyuman mengejek.
...🔹️...
Sudah berulang kali Erik mengatur nafas dan deru jantungnya sebelum melangkahkan kaki memasuki pelataran gedung bertingkat tiujuh belas ini, tapi tetap saja detak jantungnya meningkat saat kakinya menginjak anak tangga pertama gedung Graha Bumi Ananta.
Seorang petugas keamanan tersenyum ramah meminta kartu tanda pengenal dan menanyakan keperluannya.
Setelah menyebutkan nama panjang dan nama perusahaan tempat Nina bekerja, petugas keamanan itu mengarahkan ke lift yang akan membawanya ke lantai lima belas dimana PT. Griya Harsa Abadi menjadi tujuannya.
Pintu lift berdenting terbuka di lantai lima belas, Erik melangkah keluar di ikuti beberapa orang yang mempunyai tujuan yang sama.
Erik menuju ke meja receptionist lalu menyebutkan nama Nina. Tidak berapa lama teman Lea yang pembawaanya selalu riang itu keluar dari sebuah pintu dengan senyum khasnya yang lebar.
"Yuk langsung saja sudah ditunggu." Erik mengikuti langkah Nina menuju sebuah ruangan yang di dominasi oleh kaca.
Dari luar terlihat sekitar sepuluh orang lebih yang tampak sibuk, diantaranya ada yang menggambar, ada juga yang duduk seperti sedang serius mendiskusikan sesuatu.
"Selamat siang Pak Danu, ini Erik yang kemarin saya ceritakan itu loh." Nina mulai memperkenalkan Erik pada seorang pria yang duduk di kursi pimpinan.
Pak Danu yang disebut Nina berdiri dan mengulurkan tangan kepada Erik, "Saya Danu, terima kasih sudah datang. Designmu bagus sekali, saya suka." Pak Danu tersenyum ramah.
"Pak Danu ini, Manager di department design dan juga produksi ini, jadi selanjutnya bisa ngobrol-ngobrol langsung aja ya. Saya tinggal kembali ke ruangan dulu Pak Danu." Nina melangkah keluar ruangan setelah memberikan kode semangat pada Erik dan berpamitan dengan Pak Danu.
"Silahkan duduk Pak Erik, saya kenalkan dulu dengan yang lain ya." Pak Danu memanggil beberapa orang untuk mendekat.
"Ini Reza dia yang memimpin team produksi, dan ini Ghea yang bertanggung jawab di team design." Erik menyalami dua orang di hadapannya.
"Kata Nina kamu berminat jadi tenaga design paruh waktu, tapi setelah melihat karyamu, saya ingin menawarkan bergabung dalam team inti design kita."
"Maksudnya saya bekerja dengan status karyawan tetap?" Erik memastikan.
"Ya benar, itu jika kamu mau. Karena designmu cocok dengan apa yang kita butuhkan ... benar begitu Ghea?" Pak Danu beralih pada Ghea, kepala team design. Gadis berambut lurus hitam sebahu dengan lesung pipit di pipi kirinya.
"Jika jadi pegawai tetap tentunya ada jaminan, semua design yang kamu buat akan kita gunakan dan tentunya bisa mempengaruhi pendapatan kamu." Ghea tersenyum menunjukan lekukan di pipinya.
Sejenak mata Erik terpana menatap senyuman Ghea, namun segera ditepiskan dari pikirannya.
Pak Danu menyodorkan beberapa kertas pada Erik untuk dibaca. Erik membaca perlahan deretan kata dan angka yang tertera di sana.
Hatinya berdenyut melihat angka-angka yang tercantum di sana, sungguh tidak menyangka keahliannya membuat design furniture selama di kampung tidak seberapa diminati tapi di sini kemampuannya dibayar sangat mahal.
"Bagaimana?" tanya Pak Danu setelah beberapa saat Erik mengamati lembaran kerras di tangannya.
Erik mengangguk mantap, Pak Danu tersenyum lebar lalu memberikan pena untuk Erik menandatangani surat penerimaan dirinya sebagai karyawan baru.
"Selamat bergabung, dan selamat berkarya." Pak Danu memberikan ucapan selamat, diikuti dengan Reza dan Ghea.
"Jadi kapan saya sudah bisa mulai bekerja pak?" tanya Erik antusias.
"Besok. Ghea, besok bisa dibantu ya, Erik akan masuk ke dalam teammu." Erik dan Ghea saling bertatapan dan melemparkan senyum.
"Baik Pak, besok saya akan mulai bekerja. Terima kasih sudah diberikan kesempatan bekerja di sini."
"Kamu layak menerima pekerjaan ini, baiklah sampai ketemu besok." Pak Danu menepuk-nepuk ringan bahu Erik.
"Bagaimana??" Kejar Nina penasaran saat Erik sedang menunggu antrian lift.
"Diterima." Erik tersenyum simpul.
"Design Kak Erik diterima semua?" Erik menggeleng masih dengan senyuman di wajahnya.
"Aku yang diterima kerja jadi pegawai tetap." Senyum Erik terkembang.
"Waaahhh, ga nyangkaaa benar-benar rejeki si entun ini. Selamat ya Kak, Lea pasti senang banget. Sudah pulang cepat, kasian bini lagi bunting jangan ditinggal lama-lama." Nina mendorong Erik masuk ke dalam lift yang terbuka.
...❤❤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Red Velvet
Aku mencium bakalan ada ujian nih, gak mungkin semuanya lurus2 aja🤨🤨🤨
2023-03-25
0
Nonny
akhirnya Erik dpt pekerjaan juga
2022-04-04
0
NAZERA ZIAN
hahaha,,Nina lucu deh...
2022-03-31
0