Melepas

...Memaafkan itu memang tidak mudah, namun mencoba berdamai dengan kenyataan setidaknya jauh lebih baik - Bintang Amalea...

...🔹️🔹️🔹️...

"Jadi pindah?" Wanita cantik dan anggun itu bertanya pada sepasang suami istri di hadapannya sambil membuka kacamata fashionnya.

Devi istri Beni yang mendatangi mereka dengan mengendarai sedan putih.

Erik menatap Devi dengan pandangan jengah, sedangkan Lea masih dengan tatapan rasa bersalah walaupun keadaan ini sebenarnya bukanlah kesalahannya.

Pak Setyo yang melihat suasana kurang bersahabat memilih sedikit mundur pura-pura sibuk dengan tanaman di depan rumahnya.

"Rencana mau pindah kemana?" lanjut Devi tanpa menghiraukan tatapan tidak bersahabat dari Erik.

Matanya menangkap beberapa tas dan koper, serta beberapa kardus berjajar di teras rumah.

"Sejauh mungkin, jauh dari jangkauan suami anda," ucap Erik dengan sengit.

Lea menyenggol lengan Erik memperingatkan kalau perkataannya terlalu berlebihan.

Peringatan dari Lea dibalas Erik dengan tatapan heran seakan mengatakan benar kan yang ku bilang?

Menyadari kehadirannya tidak diharapkan, Devi mengendurkan sikap angkuhnya.

Sebenarnya ia bersikap sedikit arogan, hanyalah karena ingin menutupi rasa kalahnya di hadapan wanita yang cukup jauh selisih usia dengannya itu.

Perasaan yang menyadari kenyataan bahwa cinta suaminya bukan semata-mata hanya miliknya seorang, dan rasa itu sungguh menyakitkan.

Devi mengambil sebuah kartu nama dari dalam tasnya lalu menyerahkannya pada Lea, "Jika kamu butuh bantuan, jangan segan untuk hubungi saya."

Lea meraih kartu nama dari tangan Devi diiringi tatapan tidak setuju Erik.

"Saya antar?" tawar Devi.

"Tidak perlu!" sahut Erik dengan cepat.

"Mau ke terminal bus kan?, kalian mau naik apa bawaan banyak seperti itu?" Devi menunjuk deretan tas dan koper yang berada di teras dengan pandangan matanya.

"Kami akan diantar Pak Setyo." Kali ini Lea yang menjawab dengan santun.

"Loh ... kok Nak Erik ga bilang dari tadi toh?" Pak Setyo yang masih tidak jauh dari mereka berjalan mendekat mendengar namanya disebut.

"Kak Erik belum bilang sama Pak Setyo?" tanya Lea.

"Ini saya baru aja mau bilang pak, sambil nitip kunci. Memangnya kenapa?" Erik mulai terlihat bingung.

"Lah wong mobil saya dari pagi dibawa Heri. Ada kerja praktek lapangan katanya, jadi butuh kendaraan. Coba toh Nak Erik bilangnya dari kemarin, janjian dulu gitu maksudnya." Jelas Pak Setyo dengan perasaan tidak enak.

"Ya sudah, biar saya antar." Senyum Devi mengembang.

Lea melirik Erik menunggu respon persetujuan dari suaminya.

Erik hanya melengos sambiĺ berlalu ke teras rumah, dan mulai mengangkat satu persatu bawaannya.

Pak Setyo segera membuntuti Erik dari belakang, lalu membantu mengangkat tas sambil terus berbisik kata maaf berulang kali yang ditanggapi Erik juga berbisik mengatakan tidak apa-apa berulang kali pula, yang akhirnya

mereka berdua terlihat seperti saling mengejar dan saling berbisik satu sama lain.

"Untung ada Bu Devi, coba kalau ga ada kasian kan Nak Erik sama Nak Lea bingung mau naik apa berangkatnya." Ucap Pak Setyo sambil terus mondar mandir memasukan tas ke dalam bagasi mobil.

Erik yang mendengar itu hanya tersenyum sinis yang ditujukan pada Devi.

"Mari Pak kami berangkat dulu, terima kasih banyak." Pamit Erik dan Lea pada Pak setyo yang diiringi dengan lantunan ucapan dan doa yang baik, agar mereka berdua selamat sampai ditujuan.

Suasana dalam mobil awalnya benar-benar hening, tidak ada satu pun yang terlihat berniat mengeluarkan suara.

Sampai akhirnya Devi bertanya pada Lea yang duduk di sebelah kirinya, "Sehat?" tanya Devi sembari melirik perut Lea lalu kembali fokus pada jalanan di hadapannya.

"Sehat Bu." Lea mengangguk dan tersenyum tipis.

Erik yang duduk di bangku belakang berpura-pura fokus dengan layar handphone-nya, namun berusaha mencuri dengar perbincangan dua wanita di bangku depan.

"Syukurlah." Balas Devi sambil tersenyum lega.

"Tidak perlu terlalu baik, itu membuat kami tidak nyaman," seru Erik dengan ketus.

Lea dan Devi serempak menoleh ke arah bangku belakang, melirik Erik yang masih terlihat seakan sibuk mengetik sesuatu di handphone nya.

"Maaf." Bisik Lea pada Devi yang dibalas dengan gelengan kepala maklum.

"Tidak perlu minta maaf, kamu tidak salah ngapain minta maaf. Seharusnya mereka yang bersujud di kakimu meminta maaf." Tatapannya lurus ke arah dua wanita yang duduk di bangku depan.

Lea hanya mendesah kesal melihat reaksi Erik.

"Benar kata suamimu, kami lah yang harus minta maaf. Apa yang suami saya perbuat padamu tidak akan pernah termaafkan. Saya pun juga sudah sempat menyakiti kamu dengan kata-kata yang tidak pantas ... maafkan saya, saya gelap mata saat itu."

"Bukan berarti saya bersikap seperti ini untuk mengambil hati kalian, tolong jangan salah sangka. Saya hanya melakukan apa yang semestinya harus saya lakukan." Jelas Devi panjang lebar.

"Oke kita sudah sampai, benar di sini kan?" Devi merapatkan mobilnya di pinggir badan jalan, di mana banyak bus berbaris rapi menunggu antrian untuk berangkat.

"Sudah semua?" Devi melongokan kepala ke dalam mobil memastikan tidak ada barang Lea dan Erik yang tertinggal.

"Baiklah ... hati-hati di sana, jangan sungkan jika butuh bantuan. aku ikhlas membantu." Devi sudah mengganti kata saya dengan aku menandakan seakan tidak ada penghalang formal antara mereka.

Sebenarnya sejak awal Devi sudah menganggap Lea seperti adiknya, namun sial suami bejatnya malah merusak semuanya.

Lea berdiri canggung berhadapan dengan Devi, sejurus kemudian Devi maju lalu merengkuh erat Lea ke dalam pelukan sembari berbisik, "Maafkan kami, aku harap kamu mendapatkan kebahagiaan di tempat baru." Lea membalas pelukan itu dengan rasa haru.

"Pergilah .. kalau kamu ga cepat naik busnya, suamimu itu bisa langsung bawa busnya ke samping kita sekarang." Lea menoleh ke arah Erik yang berdiri di pintu bus dengan tatapan kesal.

"Kak Erik kenapa sih sewot banget sama Bu Devi?" tanya Lea setelah mereka berada dalam bus yang berjalan pelan.

"Kalian tuh yang aneh, di mana-mana tuh ya biasanya seorang istri pasti tidak suka sama wanita yang jadi pesaingnya."

"Aku ga merasa bersaing sama Bu Devi kok," elak Lea.

"Iya, tapi ini soal hati dia pasti tau kan kalau suaminya tuh ada hati sama kamu sampai berbuat nekat seperti itu."

"Ga usah pake diingatkan segala aah kak." Lea merengut kesal sambil membuang pandangan ke arah luar jendela bus.

"Sori ... tapi ini kenyataan. Aku cuman takut dia ada niat kurang baik sama kamu." Erik melembutkan suaranya.

"Terserahlah kalau dia mau niat jahat sama aku, aku ga ada pikiran sampai sana. Berhasil menjauh seperti ini sudah cukup untuk aku." Lea masih menatap barisan pohon yang seakan berlari di luar jendela.

Erik menatap Lea yang termenung di sebelahnya, dalam pikirannya entah Lea ini terlewat polos atau malah terlampau cuek.

Tapi jika di lihat dari sudut pandang yang berbeda, apa yang telah terjadi mendatangkan hal positif baginya.

Kehamilan Lea memang petaka, namun berkah buat Erik, dengan begitu impiannya menikahi gadis pujaannya terwujud meski dalam kondisi yang tidak semestinya.

Mereka juga harus memilih pindah ke kota besar, dengan tujuan pergi dari sumber masalah yaitu Beni.

Ini juga berkah bagi usaha Erik, karena secara tidak langsung ia dipaksa keluar dari zona nyamannya terhindar dari keterpurukan dalam lingkup kecil yang akhirnya membuat usahanya tidak berkembang.

Kita memang tidak bisa menghindari setiap masalah yang akan hadir dalam kehidupan, namun jika masalah itu dipandang dari sudut yang berbeda mungkin akan mulai terlihat hal positif.

Maka kita pun akan dengan hati yang ringan dapat mengatasi satu persatu masalah yang ada.

Erik mengambil earphone dalam tasnya dan memasangkannya ke telinga Lea, lalu mulai mencari sebuah lagu dalam handphone nya untuk menghibur Lea yang terlihat cemberut dan tak mau menatapnya.

Tak lama sebuah lagu melayu terdengar mengalun dan diiringi senyum geli di bibir Lea.

Dinda jangan marah - marah

Takut nanti lekas tua

Kanda setia orangnya

Takkan pernah mendua

Dari jutaan bintang

Dinda paling gemerlapan

Dari segenap wanita

Dindalah yang paling menawan

(Dinda - Masdo)

...❤❤...

Terpopuler

Comments

Cvmelati Travel

Cvmelati Travel

sungguh cinta yg sempurna ,cintamu tak bersyarat (erick)

2023-10-20

0

Red Velvet

Red Velvet

Erik dan Lea cara kalian bersatu memang bukan karena cinta tp semoga pernikahan kalian berakhir bahagia😊

2023-03-25

0

amalia gati subagio

amalia gati subagio

😱hadehhhhh.... mao predikat jalang santuy le???? 🙄

2022-08-16

0

lihat semua
Episodes
1 Hancur
2 Aku bisa apa
3 Keputusan terbaik
4 Ini ga benar kan??
5 Menjaga fitrahMU
6 Belahan hati yang kembali hilang
7 Maaf
8 Kenapa datang lagi?
9 Pilihan
10 Keputusan
11 Melangkah
12 Melepas
13 Welcome to Surabaya
14 Salah Paham yang ... aneh
15 Pagi pertama
16 Awal yang baru
17 Pesona
18 Kecewa
19 Siapa kamu!
20 Suami?
21 Visual Kakak Erik
22 Baby Launching
23 Kamu dimana?
24 Flashback Erik
25 Hai namaku Bintang Maura Anersa
26 Kenalkan ini ...
27 Kamu tidak sendiri
28 William
29 Tolong Jujurlah
30 Kita bersalah
31 Keputusan bodoh?
32 Menuju dunia yang baru
33 Akhir antara kita?
34 Bimbang
35 Ganbatte !
36 Gossip Girl
37 Shopping time
38 Surat panggilan
39 Adu kuat
40 Bertemu lagi?
41 'Itu'
42 otewe pulang kampung
43 sekotak tissue
44 Jangan baper
45 Pigura foto
46 Ternyata dia
47 Makan ayam
48 Ketok Palu
49 Kamu yang masak
50 Pedekate
51 Cemburu?
52 Apa dia anakku?
53 Dia anakku!
54 Hak asuh
55 Take and Give
56 Camer
57 Otewe Sah
58 Sah? ... SAH!!
59 Aku bukan jodohnya
60 Papa Maura
61 Booomm
62 Otewe Honeymoon
63 Honeymoon di Pulau Eksotis
64 unboxing
65 Kehidupan baru
66 Raymond yang malang
67 Mencintaimu yang tidak mencintaiku
68 Konsultasi vs curhat
69 Malam Tahun Baru
70 Kegiatan pagi di awal tahun
71 Pesan singkat
72 Masa lalu
73 Kenangan
74 Curiga
75 Siapa dia?
76 Reuni
77 Racun yang harus disingkirkan
78 Jangan simpan amarahmu
79 Like a sister
80 Adek Maura
81 Kolaborasi
82 Ayah
83 Berdamai dengan masa lalu
84 Lucky Girl
85 Roller coaster bumil
86 As you wish baby
87 Calon baby yang ga sombong dan rendah hati
88 Ulat bulu yang gatal
89 Anya Geraldine
90 Meja makan yang panas
91 Istri vs ex istri
92 Jangan panik
93 Welcome baby girl
94 Bintang Kanaya Putri Sanjaya
95 Mama tiga anak
96 Ngemil masih boleh
97 Sang mantan yang berbahagia
98 Jangan ... jangan please
99 Aku minta maaf
100 Karma?
101 Mantan istri
102 Menua bersama
103 Papa Jangan Pergi
104 Give away
105 Annikin Anersa Nastiti
106 Bonchap : Maura
107 Bonchap : Alexander
108 Bonchap : Pesta bujang Lukman
109 Bonchap : Siap Bestie?
110 Bonchap : Hukuman
111 Bonchap : Bulan madu modal pinjaman
112 Promo Novel terbaru
113 Numpang lewat
114 Berbagi kebahagiaan
115 Promo Novel Tamat TIC
116 Promo MPB
117 Promo "Rumah untuk Hatiku"
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Hancur
2
Aku bisa apa
3
Keputusan terbaik
4
Ini ga benar kan??
5
Menjaga fitrahMU
6
Belahan hati yang kembali hilang
7
Maaf
8
Kenapa datang lagi?
9
Pilihan
10
Keputusan
11
Melangkah
12
Melepas
13
Welcome to Surabaya
14
Salah Paham yang ... aneh
15
Pagi pertama
16
Awal yang baru
17
Pesona
18
Kecewa
19
Siapa kamu!
20
Suami?
21
Visual Kakak Erik
22
Baby Launching
23
Kamu dimana?
24
Flashback Erik
25
Hai namaku Bintang Maura Anersa
26
Kenalkan ini ...
27
Kamu tidak sendiri
28
William
29
Tolong Jujurlah
30
Kita bersalah
31
Keputusan bodoh?
32
Menuju dunia yang baru
33
Akhir antara kita?
34
Bimbang
35
Ganbatte !
36
Gossip Girl
37
Shopping time
38
Surat panggilan
39
Adu kuat
40
Bertemu lagi?
41
'Itu'
42
otewe pulang kampung
43
sekotak tissue
44
Jangan baper
45
Pigura foto
46
Ternyata dia
47
Makan ayam
48
Ketok Palu
49
Kamu yang masak
50
Pedekate
51
Cemburu?
52
Apa dia anakku?
53
Dia anakku!
54
Hak asuh
55
Take and Give
56
Camer
57
Otewe Sah
58
Sah? ... SAH!!
59
Aku bukan jodohnya
60
Papa Maura
61
Booomm
62
Otewe Honeymoon
63
Honeymoon di Pulau Eksotis
64
unboxing
65
Kehidupan baru
66
Raymond yang malang
67
Mencintaimu yang tidak mencintaiku
68
Konsultasi vs curhat
69
Malam Tahun Baru
70
Kegiatan pagi di awal tahun
71
Pesan singkat
72
Masa lalu
73
Kenangan
74
Curiga
75
Siapa dia?
76
Reuni
77
Racun yang harus disingkirkan
78
Jangan simpan amarahmu
79
Like a sister
80
Adek Maura
81
Kolaborasi
82
Ayah
83
Berdamai dengan masa lalu
84
Lucky Girl
85
Roller coaster bumil
86
As you wish baby
87
Calon baby yang ga sombong dan rendah hati
88
Ulat bulu yang gatal
89
Anya Geraldine
90
Meja makan yang panas
91
Istri vs ex istri
92
Jangan panik
93
Welcome baby girl
94
Bintang Kanaya Putri Sanjaya
95
Mama tiga anak
96
Ngemil masih boleh
97
Sang mantan yang berbahagia
98
Jangan ... jangan please
99
Aku minta maaf
100
Karma?
101
Mantan istri
102
Menua bersama
103
Papa Jangan Pergi
104
Give away
105
Annikin Anersa Nastiti
106
Bonchap : Maura
107
Bonchap : Alexander
108
Bonchap : Pesta bujang Lukman
109
Bonchap : Siap Bestie?
110
Bonchap : Hukuman
111
Bonchap : Bulan madu modal pinjaman
112
Promo Novel terbaru
113
Numpang lewat
114
Berbagi kebahagiaan
115
Promo Novel Tamat TIC
116
Promo MPB
117
Promo "Rumah untuk Hatiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!