Kenapa datang lagi?

Lea dan Erik seketika menghentikan langkahnya, karena mendengar suara panggilan Devi.

Saat berbalik, Devi sedang memandang mereka dan menunggu respon balik atas panggilannya.

Erik mengangguk memberikan persetujuan agar Lea lebih mendekat pada Devi.

Dengan langkah sedikit ragu Lea mendekati Devi, "Tolong jujur sama saya ... itu anak .. Beni?" tanya Devi tanpa menunggu lama.

"Eehh, bukan, ini anak kami." Lea menggeleng cepat lalu menunduk sambil memeluk perutnya.

"Mmm ... berarti kalian sudah berbuat zinah?" Alis mata Devi terangkat satu menyelidik.

"Astaga mana mungkin bu, sampai sekarang pun kami sama sekali belum pernah mela----" Ucapan Lea terhenti menyadari ada yang salah dari ucapannya.

"Belum pernah apa?, melakukan hubungan intim maksudnya?" Lea terdiam.

"Kalau begitu dari mana asal calon bayimu, jika kalian tidak pernah melakukan hubungan intim?" Kali ini Devi mengangkat kedua alisnya menemukan jawaban atas kecurigaanya.

Lea yang sudah merasa terjepit hanya diam berusaha memikirkan jawaban, sedangkan Erik hanya dapat memandang jauh di belakang Lea.

"Pernikahanmu belum genap dua bulan, dan menurut saya kandunganmu bukan berusia lima minggu seperti yang suamimu katakan tadi."

"Tiga bulan lebih usia kandunganmu... benar?" selidik Devi.

Lea tersentak kaget mendengar tebakan Devi yang cukup mendekati kebenaran usia kandungannya.

"Saya juga seorang ibu, Lea. Saya pernah mengandung dua kali. Jadi saya cukup paham tentang usia kandungan," terang Devi.

"Tidak perlu kamu akui juga saya sudah tahu ... kalau kamu mengandung anak dari suami saya." Tidak ada kemarahan dari nada suara Devi, yang terdengar hanyalah suara kesakitan yang dipaksa untuk tegar.

Lea masih terdiam tidak tahu harus berkata apa. Ingin rasanya menyangkal tapi bibir dan lidahnya terasa berat untuk berkata bohong.

Nyeri hati Lea melihat sorot luka di mata istri mantan bosnya ini. Lea sangat mengerti sekali, bagaimana sakit hatinya seorang istri mengetahui kenyataan bahwa suaminya mempunyai anak dengan wanita lain.

"Pulanglah ... wanita yang sedang mengandung tidak boleh terlalu capek." Devi menyuruh Lea segera pergi, karena ia tidak bisa menahan air matanya lebih lama lagi.

"Bu ..." Saat ingin berbalik dan menjauh dari hadapan Lea, langkah Devi tertahan mendengar suara Lea memanggilnya.

"Tolong ... saya tidak mau Pak Beni tahu." Hanya itu yang ingin disampaikan oleh Lea, dan permintaan Lea itu bagi Devi cukup memperjelas semuanya.

Ia hanya mengangguk singkat, dan terus berjalan tanpa menoleh lagi.

"Bu Devi bilang apa aja sama kamu tadi?" tanya Erik penasaran.

"Bu Devi tahu kalau ini anak Pak Beni," kata Lea pelan.

"Kok bisa?, kamu cerita?" desak Erik.

"Enggak ...." Lea tidak mau menceritakan kesalahan ucapannya tadi, bahwa ia dan Erik hingga sekarang belum melakukan hubungan suami istri.

Hal itu bisa sangat memalukan, dan menjatuhkan harga diri Erik sebagai seorang pria dan juga suami.

"Entalah kak, mungkin naluri wanita. Bu Devi lihat ukuran perutku ga percaya, kalau usia kandungan baru lima minggu."

"Tapi tadi aku sudah minta sama Bu Devi, untuk merahasiakan kehamilanku. Ayoo ah, aku lapar kak makan yuk." Lea enggan melanjutkan pembicaraan.

Ia berusaha mengalihkan perhatian Erik dengan rengekan manjanya.

"Ya udah, ayook mau makan apa kamu." Aahh, lemah rupanya imronnya Erik baru dengar suara rengekan manja Lea langsung teralihkan.

"Sateee." Lea tersenyum lebar memperlihatkan barisan giginya.

"Pagi-pagi gini?, mana ada yang jual?. Kamu ngajakin makan atau niat ngerjain sih?" Erik berhenti berjalan sambil menatap Lea dengan dahi mengernyit.

Lea terkekeh bisa membalas keusilan Erik yang selalu menang jika menggodanya.

"Ya makanya kita cari, ayoo ah buruan." Lea menarik tangan Erik agar cepat sampai di parkiran motor.

Erik mengikuti langkah Lea sambil menggelengkan kepala dan tertawa pelan.

...🔹️...

"Kenapa ngelamun?, jangan bilang mikirin aku lagi. Sudah satu rumah juga masih dipikirin." Erik yang ingin mengambil minum di dapur melihat Lea yang sedang duduk termenung, sambil memandangi panci yang sedang mengeluarkan aroma menggoda.

"Yaelaah, siapa juga yang mikirin Kak Erik." Lea mencebik.

"Hhhmm, memang kamu ga pernah mikirin aku sih." Erik memasang wajah sedih.

"Iiihhh, Kak Erik baper banget sih." Lea mencubit gemas pipi Erik.

"Sakit Leaaa." Lea hanya terkikik mendengar sungutan Erik.

"Maap .. hehehhe," cengir Lea.

"Aku tuh Kak, pas tadi lagi belanja di depan ketemu banyak ibu-ibu yang lagi pada ngumpul mau belanja juga."

"Mereka ga bilang apa-apa sih, cuman ngeliatnya tuh gimana banget. Ga nyaman jadinya aku," keluh Lea.

"Ya ga apa-apa juga kan, mungkin mereka lihat karena kamu tuh cantik."

"Iiihh ... bukan gitu juga kali kak, pandangannya itu loh seperti menghujat." Lea menjelaskan dengan kesal.

"Lebih baik mereka tuh bertanya atau komentarlah, aku jadi bisa jawab. Lah, ini cuman lihatin aku aja terus. Aku kan jadi serba salah tadi." Suara Lea sudah mulai terdengar serak.

"Kamu ga kenal dengan mereka?" tanya Erik.

"Tau sih dikit, tapi ga kenal. Ibu yang lebih kenal mereka." Air mata Lea mulai menetes satu demi satu.

Rupanya ia menahan rasa kesal sejak dari pulang belanja.

"Ya udah, mulai besok ga usah terlalu sering keluar kalau ga ada keperluan."

"Kalau mau belanja, lihat dulu kalau masih ramai, ya ga usah belanja dulu."

"Terus kita mau makan apa kalo aku ga belanja. Kalau nungguin warung Wak Odah sepi, pasti sepi juga dagangannya ... alias sudah habis semua." Lea melirik kesal sambil menghapus air mata yang sudah terlanjur lolos dari kedua matanya.

"Aku juga bisa kok gantiin kamu belanja." Erik menggoda Lea sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Kalau Kak Erik yang belanja, pasti tambah satu topik gosip lagi tentang aku."

"Ehh, si Lea tuh tega ya suaminya disuruh belanja."

"Astagaaa tu bini, pemalas kali ya jam segini masih tidur jadinya suami belanja sendiri."

Lea menirukan gaya rumpi ibu-ibu yang baru saja mendapatkan bahan gosip.

"Masa siih hahahahhaa ...." Erik terbahak melihat gaya Lea yang terlihat centil.

"Iiihh ... Kak Erik belum tau aja, ibu-ibu itu kalo kumpul beeuuhhh ... kalaaah mbah gugel." Lea mencibir.

"Berarti kamu juga gitu dong, kan calon ibu-ibu." Erik menaik turunkan alisnya kembali.

Lea membuka mulutnya terlihat ingin protes tidak setuju namun urung, mengingat benar apa yang dikatakan Erik kalau dia saat ini benar calon ibu karena saat ini sedang mengandung. Bibirnya pun langsung mencebik.

"Hahhahaha ... ada ibu-ibu ngambek guys." Erik terus menggodanya karena merasa berada diatas angin.

"Siapa juga yang ngambek. Aku memang calon ibu-ibu, tapi aku ga mau jadi ibu-ibu CCTV atau mbah gugel. Aku maunya jadi ibu-ibu PKK atau ibu-ibu pengajian aja lebih berguna." Lea melengos masih dengan suara yang terdengar kesal meski ngakunya ga ngambek.

"Okelah ibu PKK dan pengajian yang bisa jadi mbah gugel dan CCTV, kita makan apa siang ini?" dengan berpangku kedua tangan di meja, Erik menatap Lea sambil tersenyum menggoda.

"Makan angin!" sungut Lea sambil beranjak dari duduknya.

"Eehh .. mau kemana, duh bumil ini kenapa sensi banget sih." Erik menarik tangan Lea kembali duduk.

"Duduk sini dong kan kita mau makan, kakak laper nih dari depan aromanya manggil-manggil. Eehh, sampai dapur lihat ibu PKK dan pengajian lagi melamun." Erik memasang wajah sedih.

"Bisa laper juga bapak stand up comedy ?" sindir Lea.

Erik yang mendengar julukan Lea yang diberikan padanya terkekeh, namun tidak menjawab karena takut Lea semakin kesal dan tidak mau menemaninya makan siang.

Perdebatan mereka terhenti saat terdengar ketukan dari pintu ruang tamu.

"Biar aku yang buka, kamu disini aja. Tapi tolong ambilkan aku makan dong." Erik berdiri dari duduknya sambil tetap memasang wajah memohon.

Saat Lea masih di dapur mengambilkan makanan untuk suaminya, Erik membuka pintu depan untuk tamunya.

'Bu Devi?, eeh ... mari masuk bu, silahkan duduk." Terdengar suara Erik dari arah depan.

Lea yang mendengar nama Bu Devi disebut seketika menghentikan semua gerakannya.

Ada apa lagi Bu Devi datang ke sini?, ga suami ga istrinya kenapa sukanya bikin pusing. Batin Lea kesal.

...💠💠💠...

Terima kasih masih membaca 🤗🙏.

Terpopuler

Comments

Red Velvet

Red Velvet

Bu Devi bisa menjaga rahasia gak ya, takutnya gak bisa nih

2023-03-24

0

Mayya_zha

Mayya_zha

apakah Devi sebenar nya baik

2022-07-02

0

TongTji Tea

TongTji Tea

sakti sekali bu devi ,baru lihat perut dah bisa langsung tebak.padahal usia 3 bulan tuh rata2 masi blm terlalu kliatan

2022-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 Hancur
2 Aku bisa apa
3 Keputusan terbaik
4 Ini ga benar kan??
5 Menjaga fitrahMU
6 Belahan hati yang kembali hilang
7 Maaf
8 Kenapa datang lagi?
9 Pilihan
10 Keputusan
11 Melangkah
12 Melepas
13 Welcome to Surabaya
14 Salah Paham yang ... aneh
15 Pagi pertama
16 Awal yang baru
17 Pesona
18 Kecewa
19 Siapa kamu!
20 Suami?
21 Visual Kakak Erik
22 Baby Launching
23 Kamu dimana?
24 Flashback Erik
25 Hai namaku Bintang Maura Anersa
26 Kenalkan ini ...
27 Kamu tidak sendiri
28 William
29 Tolong Jujurlah
30 Kita bersalah
31 Keputusan bodoh?
32 Menuju dunia yang baru
33 Akhir antara kita?
34 Bimbang
35 Ganbatte !
36 Gossip Girl
37 Shopping time
38 Surat panggilan
39 Adu kuat
40 Bertemu lagi?
41 'Itu'
42 otewe pulang kampung
43 sekotak tissue
44 Jangan baper
45 Pigura foto
46 Ternyata dia
47 Makan ayam
48 Ketok Palu
49 Kamu yang masak
50 Pedekate
51 Cemburu?
52 Apa dia anakku?
53 Dia anakku!
54 Hak asuh
55 Take and Give
56 Camer
57 Otewe Sah
58 Sah? ... SAH!!
59 Aku bukan jodohnya
60 Papa Maura
61 Booomm
62 Otewe Honeymoon
63 Honeymoon di Pulau Eksotis
64 unboxing
65 Kehidupan baru
66 Raymond yang malang
67 Mencintaimu yang tidak mencintaiku
68 Konsultasi vs curhat
69 Malam Tahun Baru
70 Kegiatan pagi di awal tahun
71 Pesan singkat
72 Masa lalu
73 Kenangan
74 Curiga
75 Siapa dia?
76 Reuni
77 Racun yang harus disingkirkan
78 Jangan simpan amarahmu
79 Like a sister
80 Adek Maura
81 Kolaborasi
82 Ayah
83 Berdamai dengan masa lalu
84 Lucky Girl
85 Roller coaster bumil
86 As you wish baby
87 Calon baby yang ga sombong dan rendah hati
88 Ulat bulu yang gatal
89 Anya Geraldine
90 Meja makan yang panas
91 Istri vs ex istri
92 Jangan panik
93 Welcome baby girl
94 Bintang Kanaya Putri Sanjaya
95 Mama tiga anak
96 Ngemil masih boleh
97 Sang mantan yang berbahagia
98 Jangan ... jangan please
99 Aku minta maaf
100 Karma?
101 Mantan istri
102 Menua bersama
103 Papa Jangan Pergi
104 Give away
105 Annikin Anersa Nastiti
106 Bonchap : Maura
107 Bonchap : Alexander
108 Bonchap : Pesta bujang Lukman
109 Bonchap : Siap Bestie?
110 Bonchap : Hukuman
111 Bonchap : Bulan madu modal pinjaman
112 Promo Novel terbaru
113 Numpang lewat
114 Berbagi kebahagiaan
115 Promo Novel Tamat TIC
116 Promo MPB
117 Promo "Rumah untuk Hatiku"
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Hancur
2
Aku bisa apa
3
Keputusan terbaik
4
Ini ga benar kan??
5
Menjaga fitrahMU
6
Belahan hati yang kembali hilang
7
Maaf
8
Kenapa datang lagi?
9
Pilihan
10
Keputusan
11
Melangkah
12
Melepas
13
Welcome to Surabaya
14
Salah Paham yang ... aneh
15
Pagi pertama
16
Awal yang baru
17
Pesona
18
Kecewa
19
Siapa kamu!
20
Suami?
21
Visual Kakak Erik
22
Baby Launching
23
Kamu dimana?
24
Flashback Erik
25
Hai namaku Bintang Maura Anersa
26
Kenalkan ini ...
27
Kamu tidak sendiri
28
William
29
Tolong Jujurlah
30
Kita bersalah
31
Keputusan bodoh?
32
Menuju dunia yang baru
33
Akhir antara kita?
34
Bimbang
35
Ganbatte !
36
Gossip Girl
37
Shopping time
38
Surat panggilan
39
Adu kuat
40
Bertemu lagi?
41
'Itu'
42
otewe pulang kampung
43
sekotak tissue
44
Jangan baper
45
Pigura foto
46
Ternyata dia
47
Makan ayam
48
Ketok Palu
49
Kamu yang masak
50
Pedekate
51
Cemburu?
52
Apa dia anakku?
53
Dia anakku!
54
Hak asuh
55
Take and Give
56
Camer
57
Otewe Sah
58
Sah? ... SAH!!
59
Aku bukan jodohnya
60
Papa Maura
61
Booomm
62
Otewe Honeymoon
63
Honeymoon di Pulau Eksotis
64
unboxing
65
Kehidupan baru
66
Raymond yang malang
67
Mencintaimu yang tidak mencintaiku
68
Konsultasi vs curhat
69
Malam Tahun Baru
70
Kegiatan pagi di awal tahun
71
Pesan singkat
72
Masa lalu
73
Kenangan
74
Curiga
75
Siapa dia?
76
Reuni
77
Racun yang harus disingkirkan
78
Jangan simpan amarahmu
79
Like a sister
80
Adek Maura
81
Kolaborasi
82
Ayah
83
Berdamai dengan masa lalu
84
Lucky Girl
85
Roller coaster bumil
86
As you wish baby
87
Calon baby yang ga sombong dan rendah hati
88
Ulat bulu yang gatal
89
Anya Geraldine
90
Meja makan yang panas
91
Istri vs ex istri
92
Jangan panik
93
Welcome baby girl
94
Bintang Kanaya Putri Sanjaya
95
Mama tiga anak
96
Ngemil masih boleh
97
Sang mantan yang berbahagia
98
Jangan ... jangan please
99
Aku minta maaf
100
Karma?
101
Mantan istri
102
Menua bersama
103
Papa Jangan Pergi
104
Give away
105
Annikin Anersa Nastiti
106
Bonchap : Maura
107
Bonchap : Alexander
108
Bonchap : Pesta bujang Lukman
109
Bonchap : Siap Bestie?
110
Bonchap : Hukuman
111
Bonchap : Bulan madu modal pinjaman
112
Promo Novel terbaru
113
Numpang lewat
114
Berbagi kebahagiaan
115
Promo Novel Tamat TIC
116
Promo MPB
117
Promo "Rumah untuk Hatiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!