terkunci di gudang

Lucu juga kalau memikirkan itu. Bagaimanapun juga, itulah resiko yang harus aku terima. Tapi ini cowok pertama yang bisa mengambil hati ayah. Semoga, tidak kandas di tengah jalan. Aku lanjutkan sketsa yang sempat terhenti. Perlu waktu lebih lama untuk menggambarkan penampakan - penampakan kemarin. Karena kerusakan wajahnya jauh lebih parah. Dan aku harus menggambar detilnya agar bisa diidentifikasi.

"GUBRAAK.... BRUUKK... KRAAAAAKK... BRAAKK"

Terdengar suara gaduh dari dalam gudang. Seperti ada yang mengacak - acak isinya. Aku beranjak mendekati pintu gudang. Terkunci. Kucoba mencari anak kuncinya di sekitaran dapur. Tapi aku tak mendapatinya.

Aku menemukan sebuah besi bulat di ujung dalam dapur. Saat aku ambil, ternyata itu adalam lumpang. Tempat untuk menumbuk kopi. Tapi penumbuknya tidak ada. Ya sudah, aku ambil lumpang itu ke luar. Kucoba memposisikan lumpang itu. Bagian tajam, yang bisa mengait pada besi cor nya gembok hitam itu.

"BRAAAKKK... BRAAAKKK... BRAAKKK.... BRANG"

Akhirnya gembok pun terlepas. Saat aku buka pintunya, udara pengap menyambut diriku. Aku kembali keluar. Kubiarkan pintu terbuka, agar terjadi pertukaran udara. Beberapa saat kemudian, debu sudah mulai berkurang. Kucoba masuk kembali.

"Loh, kok rapi?

Aku bingung dibuatnya. Bagaimana bisa, setelah ada suara benda berjatuhan, gudang ini justru terlihat rapi. Tak ada satupun barang yang terjatuh. Kusepak - sepakkan kakiku ke sembarang tempat, barangkali ada sesuatu yang lain. Tapi nihil. Ini bukan ilusi mata, ini asli rapi. Apa mungkin tadi hanya ilusi suara?

"GLUK"

Aku terkesiap. Aku menginjak lantai yang tampaknya tidak rata. Aku perhatikan dengan seksama, lantai yang aku injak ini seperti terpisah dari sekitarnya. Membentuk sebuah kotak, seperti penutup gorong - gorong.

"GLUK... GLUK... GLUK... GLUK"

Setiap kali aku berpindah posisi, dari sisi ke sisi, lantai ini berjungkit dan mengeluarkan bunyi. Kalau benar ini adalah penutup. Berarti di bawahnya ada terowongan. Aku mencoba memasukkan jemariku di antara celah lantai penutup ini. Kucari celah yang paling lebar.

"Hekkk... Eeemmmmm... "

Aku mencoba mengangkatnya. Bukan perkara mudah, ternyata. Ini cukup berat. Sangat berat malah. Aku belum pernah dilatih mengangkat beban seberat ini.

"Ahhh.... Huuuhhh"

Akhirhya aku menyerah. Memang terlalu berat. Mungkin seharusnya memakai alat. Kalau penutup ini bisa terangkat, mungkin akan menjadi penemuan yang hebat.

"Wuuss"

"Aaa"

Aku memekik kaget, saat kurasakan ada sesuatu melayang dari tembok, melewati belakang punggungku. Tapi saat aku berbalik arah, aku tak melihat ada siapapun. Kalaupun burung, atau bianatang lain yang lewat, aku tidak menemukannya.

"DAAARRRR"

"HWAAAA"

Tiba - tiba saja, pintu masuk tertutup dengan kerasnya. Suasana menjadi gelap, hanya tersisa sedikit cahaya dari celah - celah pintu. Aku berlari ke arah pintu.

"GLODEK GLODEK GLODEK GLODEK"

Aku berusaha membukanya, tapi terkunci. Kucoba untuk tenang. Kalau mengingat kejadian kemarin, setelah aku terkunci di ruang atas, ada yang muncul menampakkan diri. Setelah muncul, baru kemudian pintu bisa terbuka.

"Allohu la illaha illa huwal khayyul qoyyum... "

Sambil duduk di lantai aku mencoba melafadzkan ayat kursi. Memohon pertolongan Gusti Alloh, agar dilindungi dari dari petaka yang bisa dibuat oleh maklukNya yang tak terlihat. Tapi sampai aku ulang berkali - kali, tidak ada satupun penampakan yang muncul.

Aku putuskan untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa aku pakai untuk membuka pintu ini. Berbekal lampu flash dari ponsel, aku menyusuri setiap mili gudang ini. Tapi tak ada besi atau kayu kuat yang bisa aku pakai untuk mencongkel pintu ini. Penat dan lelah, aku memutuskan untuk beristirahat. Aku duduk kembali bersandar pintu.

"Hadeh, sinyal kenapa pake ilang segala sih" keluhku.

Bahkan sinyal SOS sekalipun tak bisa dipakai di sini. Aku hanya bisa sabar, menunggu orang yang lewat. Seharusnya siang ini rere akan mencari, dan memanggil - manggil diriku. Dalam kondisi seperti ini, mataku juga malah terasa berat, berat, berat, dan entah apa yang terjadi.

*****

Episodes
1 HARI 1
2 HARI 1 >TEROR PERTAMA<
3 HARI 2 Sholat bersama ibu
4 Adek yang kurindukan
5 Jalan -Jalan Ke Tanah Makam
6 Kejahilan Dari yang tak terlihat
7 sekelumit sejarah
8 suami baru ibu
9 sejarah, berlanjut
10 Hari 3 (kabar mengejutkan)
11 Mana bayiku?
12 empat pocong
13 HARI 4 Petunjuk dari yang tak terlihat
14 Aku Cemburu
15 nyata tapi tidak nyata
16 Ilusi atau teknologi?
17 intimidasi dari kamar mandi
18 prapto, ternyata
19 first sight of enemy
20 terkunci di gudang
21 mulai terlihat
22 jasad yang dibangkitkan
23 hampir tidak selamat
24 HARI 6 ( hampir tanpa jejak )
25 mata tak terlihat
26 di luar batas logika
27 firasat
28 kunci rahasia
29 kabar duka
30 kepergian mbak ida
31 malam satu suro?
32 no place to sad
33 satu melawan tak terhitung
34 lilis kesakitan
35 intrik prapto
36 jalan tembus, tapi buntu
37 kemarahan lembu bergola
38 HARI 9 - lilis tak sadarkan diri
39 lilis sadar
40 keajaiban
41 tetap ikuti prosedur
42 rahasia lantai gudang
43 puting beliung
44 hampir mati di tangan lembu bergola
45 alam para malaikat bergetar
46 hari 11 - boikot
47 boikot 2
48 selalu ada yang pertama
49 dukungan untuk lilis
50 dalam suasana boikot
51 tak boleh pulang, gudang sayur dipindah
52 mbok karsinah?
53 ritual akan segera dimulai
54 Hari 13
55 pembantaian
56 (lilis) tumbal terakhir
57 eksekusi
58 Akhirnya
59 happy ending
Episodes

Updated 59 Episodes

1
HARI 1
2
HARI 1 >TEROR PERTAMA<
3
HARI 2 Sholat bersama ibu
4
Adek yang kurindukan
5
Jalan -Jalan Ke Tanah Makam
6
Kejahilan Dari yang tak terlihat
7
sekelumit sejarah
8
suami baru ibu
9
sejarah, berlanjut
10
Hari 3 (kabar mengejutkan)
11
Mana bayiku?
12
empat pocong
13
HARI 4 Petunjuk dari yang tak terlihat
14
Aku Cemburu
15
nyata tapi tidak nyata
16
Ilusi atau teknologi?
17
intimidasi dari kamar mandi
18
prapto, ternyata
19
first sight of enemy
20
terkunci di gudang
21
mulai terlihat
22
jasad yang dibangkitkan
23
hampir tidak selamat
24
HARI 6 ( hampir tanpa jejak )
25
mata tak terlihat
26
di luar batas logika
27
firasat
28
kunci rahasia
29
kabar duka
30
kepergian mbak ida
31
malam satu suro?
32
no place to sad
33
satu melawan tak terhitung
34
lilis kesakitan
35
intrik prapto
36
jalan tembus, tapi buntu
37
kemarahan lembu bergola
38
HARI 9 - lilis tak sadarkan diri
39
lilis sadar
40
keajaiban
41
tetap ikuti prosedur
42
rahasia lantai gudang
43
puting beliung
44
hampir mati di tangan lembu bergola
45
alam para malaikat bergetar
46
hari 11 - boikot
47
boikot 2
48
selalu ada yang pertama
49
dukungan untuk lilis
50
dalam suasana boikot
51
tak boleh pulang, gudang sayur dipindah
52
mbok karsinah?
53
ritual akan segera dimulai
54
Hari 13
55
pembantaian
56
(lilis) tumbal terakhir
57
eksekusi
58
Akhirnya
59
happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!