Uncle?

Erlangga Elajar, merupakan pewaris utama dari Elajar Corp. Sedangkan Arkha, merupakan adik kandung Yutasha Geraldine, dan di angkat menjadi anak oleh Darren Elajar yang merupakan mertua Yutasha.

Sedangkan orang tua kandung Arkha masih lengkap. Mereka memutuskan tinggal di kota asal mereka, Surabaya. Oleh karena itu, Darren mengangkat Arkha sebagai bagian keluarga mereka, karena Darren tidak ingin kecerdasan yang dimiliki Arkha, sirna begitu saja. Darren ingin Arkha juga sukses dan berkembang seperti putranya, Erlangga.

"Kamu terlihat masih nyenyak bersama Gressha, Mas. Aku tidak tega membangunkan kalian," balas Yutasha seraya mengusap lembut pipi suaminya, kemudian mengambil alih putrinya dari gendongan Erlangga.

"Kamu memang paling mengerti kami, Sayang." Erlangga mengecup kening Yutasha penuh dengan kasih sayang.

Kemesraan yang kerap kali mereka tampilkan di depan umum, membuat para karyawan yang melihat keromantisan mereka merasa iri.

Arkha semakin merasa aneh, pada saat Joshep tidak kunjung kembali padanya. Kemudian Arkha ber-inisiatif untuk menyusul Joshep ke pantry.

Derap langkah terdengar begitu menggema di lorong menuju pantry. Arkha melangkahkan kakinya cepat, hingga pada saat hampir sampai di pantry, ia menghentikan langkahnya cepat.

Matanya melongo tidak percaya, saat menangkap sosok orang yang sangat di kenali. Sosok perempuan bar-bar, tapi juga tingkahnya yang unik dan konyol, sosok yang paling ia rindukan. Rindu akan omelan wanita itu kepadanya. Sosok itu, saat ini berdiri di depannya dengan senyuman lembut yang terbit dari bibir wanita itu.

Air matanya menetes, pada saat wanita itu merentangkan kedua tangannya ke arah Arkha. Tiga tahun lebih lamanya, Arkha tidak bisa bertemu dengan wanita itu. Bukan tanpa alasan. Arkha yang harus tinggal sendirian di negara orang, dan juga keberadaan wanita itu disembunyikan oleh suaminya, karena nyawa wanita itu sedang terancam.

"Come here, Boy!" Ucap wanita itu.

Tanpa menunggu lama, Arkha langsung berlari ke arah wanita tersebut. Mendekapnya penuh rindu yang selama ini ia rasa. Air matanya kembali menetes.

"Bagaimana kabar Kakak?" Tanya Arkha dengan suara lirih.

Yutasha menepuk bahu adiknya untuk menenangkannya. Yutasha tahu, meski dia kerap kali mendengar perlakuan Arkha terhadap lawan bisnisnya, tapi di sisi lain pemuda ini sangatlah hangat dan lembut.

"Kakak baik-baik saja, Boy. Kamu bagaimana selama tinggal di negara ini? Apa sudah mendapatkan calon adik ipar untuk Kakak?" Goda Yutasha disertai kekehan kecilnya.

"Mana sempat aku mencari wanita, jika waktuku aku habiskan berkencan dengan profit perusahaan ini," keluh Arkha.

"Bukannya kata Mama kamu mau menikah, Boy?" Yutasha menanyakan tentang rencana Arkha yang mau menikah beberapa minggu ke depan.

Yutasha beserta keluarga tahu, kalau Arkha sudah bertunangan dengan wanita bule di sini. Namun, Arkha tidak menceritakan perihal berakhirnya hubungan mereka. Arkha tidak mau mengecewakan keluarganya.

"Itu masih lama, Kak." Jawab Arkha sembari menyengir. Seolah melakukan kesalahan dan ketangkap basah oleh kakaknya.

Tidak lama mereka saling melepas rindu, ada seorang balita perempuan yang cantik menghampiri mereka. Mata Arkha berbinar saat melihat balita tersebut. Arkha tahu balita itu siapa. Arkha melepaskan diri dari kakaknya, untuk kemudian segera mengangkat tubuh gembul itu ke udara, lalu ia berputar-putar. Sehingga balita itu ketawa cekikikan.

"Gressha... Ini uncle, Baby," ucap Arkha memperkenalkan diri. Karena ini merupakan pertemuan pertama mereka. Selama ini, Arkha berhubungan dengan keluarganya hanya melalui media telepon, atau video call.

"Uncle?" Tanya Gressha. Tangan mungilnya itu ia sentuhkan di pipi Arkha. Meraba wajah Arkha dari mata hingga ke bibir. Seolah balita itu berusaha mengenali uncle-nya. "Handsome," komentar balita menggemaskan tersebut.