...
...
Pagi itu dengan nakalnya sinar matahari masuk melalui celah jendela kamar, sehingga mengganggu tidur seorang gadis yang masih berkelana di alam mimpi. Sampai suara gedoran bak genderang perang membangunkan mata indah yang sedari tadi terlelap.
BRAKK...BRAKK...BRAKKK
"NABILLAAAAAAAAA.....MAU BUNDA BOM YA KAMAR KAMU, BIAR KAMU BANGUN" teriak seorang wanita parubaya, kepada anak gadisnya yang tak pernah bisa dibangunkan dengan cara yang lembut.
"astagfirullah punya anak gadis berasa pelihara kebo" bundanya mengusap dada pelan demi menetralisir esmosi paginya.
Dengan malas Nabilla mengucek mata indahnya, dengan rambut berantakan, bantal dan guling yang sudah tertengger dilantai, sampah cemilan di meja belajar, dan jangan lupa iler yang mengering didekat bibirnya.
Nabilla berjalan dengan setengah kesadaran dikarenakan panggilan maut sang bunda, dengan mata yang masih mengantuk Nabilla membuka pintu kamarnya.
"yaa allah bunda, Nabillakan baru telat 5 menit bangunnya. Suara bunda seperti mau ngajak tawuran aja" ucap Nabilla dengan suara serak bangun tidur.
Sang bunda melipat kedua tangannya didada dengan menatap tajam sang putri yang ingin ia kutuk menjadi sebongkah rongsokan.
"Nabilla udah bunda bilang berapa kali, buat bangun lebih cepat dan kamu bilang cuma telat 5 menit aja" dengan marahnya sang bunda terus mempelototan sang putri yang tampak tak merasa bersalah sama sekali.
"pengen banget ngulek tu muka" batin sang bunda
"Nabilla baru telat 5 menit bun, belum setahun. Lagian ya bunda dari pada teriakan Billa, mending teriakin maling aja di komplek sebelah bun" nada yang amat santai keluar dari bibir mungilnya.
Sang bunda mulai mengelus ngelus dada dengan sikap anak semata wayangnya ini.
"Billa anak bunda yang manis tapi otaknya setengah. Cepat mandi dan turun kebawah, atau kamu bunda iket dipohon belakang rumah kita" ucap sang bunda dengan senyum iblisnya dan menekan setiap katanya, membuat Nabilla langsung memasuki kamar mandi.
Ia tau bahwa ancaman sang bunda tak main main, dulu waktu SMP Billa pernah memukul seorang anak laki laki hingga hidungnya berdarah, sampai sang bunda menghukumnya dengan mengikatnya dipohon belakang rumah.
Melihat Nabilla telah memasuki kamar mandi, sang bunda memasuki kamar Nabilla dan betapa kagetnya melihat kamar bak kapal karam.
"NABILLAAAAAAA" teriak bunda yang amat jengkel pada Nabilla.
Billa yang tau bundanya akan berteriak telah bersiap siaga, dengan memasang heandset ditelinga.
Yang telah ia siapkan khusus diwaktu yang amat genting seperti sekarang. Hingga tak terdengarkan teriakan bunda tercinta.
...***...
Kaos berwarna putih, celana jeans navy, sepatu sneaker, dengan cardigan panjang menghiasi tubuh Mungil Nabilla.
...
...
Ia turun kebawa menyusul kedua orang tuanya di meja makan.
"pagi ayah...." sapa Nabilla dengan senyum manisnya.
"pagi kembali kesayangan ayah"membalas sapaan putri tercintanya. Nabilla duduk di sebelah ayahnya, memakan roti dan susu yang telah disiapkan bunda.
"Billa ingat kamu harus daftar kuliah hari ini. Ingatkan?? " tanya bunda.
"inget dong bunda" sahut Nabilla dengan cengar cengir.
"tumben kamu inget" bunda yang mendengar agak tak percaya pada seorang nabila.
"bunda... Billa tau kok, Billa ini suka nyusahi bunda dan ayah tapi Billa inget buat daftar kuliah sesuai keinginan bunda. Kan tadi bunda udah bilang makanya Billa bisa inget" dengan santai Nabilla menjawab .
" Sabar, sabar, sabar" batin bunda.
Tepat dugaanya sang Nabilla putri nya ini tak mungkin mengingat hal yang amat penting. Ingin rasanya ia membuka otak Nabilla, dan melihat isinya.
Apa yang membuat seorang Nabilla bisa segoblok ini. Sang bunda memijat kepalanya yang terasa pecah akan ucapan putrinya.
"bunda kenapa? bunda sakit ya?" tanya sang ayah.
"kepala bunda rasanya mau meledak karena ucapan Billa yah" dengan mata tertutup dan masih memijat kepalanya.
Billa yang heran dengan jawaban sang bunda pun mulai mengeluarkan kalimat yang akan membuatnya berakhir.
"emang ucapan Biilla ada pake granat, sampe bikin kepala bunda mau pecah. Sejak kapan bun ucapan bisa bikin meledak " dengan polos dan sesantai di pantai ia mengucapkan hal itu kepada sang bunda yang menahan amarah yang sudah di ubun ubun.
"Billa sekarang pergi aja yah" sang ayah mulai mendapatkan firasat buruk, segera menyuruh Nabilla pergi sebelum tanduk iblis bunda muncul.
Nabilla yang mengerti pun segera pergi secepat mungkin, kan bahaya kalo dia kehilangan nyawa sekarang.
...***...
Sesampainya di universitas ternama yang ada dikota , Nabilla langsung memasuki area kampus mencari tempat pendaftaran.
Setelah selesai mengurus pendaftaran amat menguras tenaga, ia langsung bertemu dengan kedua sahabatnya yang lebih dahulu mendaftar tanpa dirinya.
"tega yaa lo berdua daftar duluan gak nungguin gue" omel Nabilla pada kedua sahabatnya yakni Naira dan Kila.
"yaelahh maemunah,,, kalo kita nungguin elo. Yang ada bisa lumutan ampe bapak sukarno muncul lagi di jaman nanti" sahut Kila sambil menggeplak lengan Nabilla.
"elo belajar tapak dewa di mane, sakit banget pukulan lo" Nabilla meringis dengan mengelus tangannya yang habis digeplak Kila.
"yaellah dari pada kita ribut, mending keliling kuy. liat para kaum adam yang hot hot di sni" dengan semangat Naira mainkan kedua alisnya naik turun.
Nabila dan Kila pun tersenyum penuh arti dan...
"GASSSSSSS..." ucap mereka bertiga serempak.
Mereka menelusuri gedung universitas, sekalian cuci mata melihat kaum adam yang tengah berolah raga.
Hingga tatapan mereka tertuju pada dua orang pria yang menggunakan kaos hitam dan satunya lagi menggunakan kaos putih.
"Yang hitam, pacar ku yang pertama dia manis dan manja. Sayang padaku" nyanyi Nabilla dengan suara kerasnya membuat kedua pria tersebut melihat ke arahnya.
"yang putih pacar ku yang kedua dia tampan dan kaya... Sangat manja padaku" Kila mulai menyambung untaian lagu yang diberikan Nabila.
"aku tak tau harus pilih dia atau dirimu. Karena dua duanya sayang pada ku" kini Naira menyambung lagu yang telah ciptakan mereka bertiga secara dadakan.
Kedua pria itu langsung berlari setelah mendapatkan lagu absurd dari ketiga gadis yang tak mereka kenali, bukan merasa tersanjung tapi membuat mereka malu setengah mati.
"emang sebagus itu ya lagu kita, ampe tu abang abang pergi. Kasian ya kayaknya gak pernah denger lagu tu mereka berdua, makanya langsung pergi" ucap Nabilla dengan santai.
Kila dan Naira hanya menganggukan kepala pertanda setuju dengan ucapan sang ketua keabsurdan
_
_
_
_
_
Thaks udah baca yahhh gengs, maaf banget kalo Masih banyak kesalahan dalam penulisan gue, jujur gue bikin sambil ngehalu gpp kali ye😁😂
Jangan lupa like, coment, dn sarannya yahh. Makasih udah mampir dan mau baca cerita yang gw buat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments