Malam harinya Atasya sedang menidurkan Arthur di atas ranjangnya. Untuk malam ini dirinya ingin menghabiskan waktu bersama Putera kecilnya.
Arthur sedari tadi di buat bingung melihat wajah sedih Atasya.
" Mom, are' you okay?" Tanya Arthur dengan menggunakan bahasa Inggris dengan lancar.
Memang sejak berusia Arthur yang ke 2 tahun Austin selalu membiasakan berbicara menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa negaranya.
Katanya agar supaya Arthur bisa berkomunikasi dengan mudah ketika mereka sedang berada di luar negeri.
" Mom baik-baik saja, sekarang Arthur harus tidur bukannya kita besok akan naik pesawat." Ucap Atasya sambil mengelus rambut Arthur yang berwarna cokelat mirip seperti Ayah kandungnya.
Arthur yang mendengar kata Pesawat langsung berbinar.
" Benarkah Mom kita akan naik pesawat?" Tanya Arthur dengan antusias.
Tentu saja Atasya langsung menggangguk kepalanya membuat Arthur melompat di atas kasur dengan gembira nya.
" Arthur akan naik pesawat yeah...." Ucap Arthur sambil terpekik senang.
Atasya yang melihat kebahagiaan Arthur membuat nya tersenyum.
Sebelum senyumannya luntur. Setelah mendengar suara seseorang yang ia kenali.
" Wah....apa yang membuat Jagoan Daddy senang?" Tanya nya sambil tersenyum.
Arthur yang mendengar suara seseorang dikenali nya langsung tersenyum bahagia melihat kehadiran Daddy yang sejak tadi selalu ia tunggu. Kemudian dengan semangat Arthur lompat dari kasur dan berlari menuju Daddy nya sambil merentakan kedua tangannya.
Melihat wajah Puteranya yang tersenyum menyambut kehadiran membuat Austin merasa bahagia. Langsung saja Austin mengangkat tubuh Puteranya dan melemparkannya tinggi-tinggi.
Membuat Arthur tertawa kegirangan mengubah suasana menjadi hangat.
Termasuk Atasya yang melihat kebahagiaan Arthur ketika kedatangan Austin tapi ia bahwa semuanya akan berubah besok. Ketika besok Austin akan mengucapkan janji suci bersama wanita lain.
Wanita yang pantas mendampingi nya sebagai Raja. Tidak seperti dirinya yang hanya seorang yatim piatu miskin. Bisanya hanya menjual roti untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Sebelum akhirnya pertemuannya dengan Austin mengubah semuanya.
Flashback On....
5 tahun yang lalu....
Di sebuah negara kecil bernama Nerdelands. Merupakan negara yang menggunakan sistem Monarki absolute yang berarti seorang Raja merupakan salah satu pemimpin tertinggi.
Saat ini Nerdelands sedang di landa musim dingin. Di sebuah taman terdapat seorang gadis berkisar berumur 19 tahun sedang menjajar roti- rotinya. Dengan tampang lesu ia menunggu seseorang untuk membeli hasil roti buatannya.
" Huh.... sepertinya cuaca akan semakin dingin. Tapi jika roti ini tidak habis besok aku harus makan apa?" Ucapnya dengan raut wajah sedih.
Sampai tiba-tiba seseorang datang menghampirinya. Merasa ada orang berdiri di hadapannya dengan cepat gadis itu berdiri.
" Selamat datang, apa anda ingin membeli Roti?" Ucapnya dengan nada ceria.
Tanpa mengetahui bahwa orang tersebut menatap nya dengan minat. Kemudian orang itu mengambil dompetnya dan mengeluarkan sejumlah uang untuk di berikan kepada Gadis itu.
" Ini ambillah untuk makan mu." Ucapnya sebelum melanjutkan jalannya.
Sampai langkahnya terhenti ketika Gadis itu menghampirinya sambil memegang keranjang berisi Roti.
" Maaf, Tuan jika anda sama sekali tidak berminat membeli Roti saya. Lebih baik uang nya saya kembalikan saja. Karena kata ibu panti saya harus berusaha dengan usaha sendiri tanpa belas kasihan dari orang lain." Ucap nya sambil menyerahkan segenggam uang kepada pria itu.
Pria itu yang mendengar ucapan sang gadis semakin tertarik untuk mengenalnya.
" Jadi siapa namamu?" Tanya pria sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan.
Gadis itu langsung menerima uluran tangan tersebut.
" Atasya Listia Mauren kau bisa Panggil aku Lia." Ucap nya sambil tersenyum manis.
Membuat pria tersebut jatuh dalam pesona gadis itu. Kemudian tidak lama setelah tesadar pria itu mengambil sekeranjang roti tersebut.
" Baik, aku akan mengambil rotimu dan ingatlah namaku adalah Austin Wiliams Hermione, dan kupastikan suatu saat nanti kita akan bertemu kembali." Ucapnya sambil berjalan berlalu pergi.
Entah sadar atau tidak benang merah telah merekah di hati sepasang sejoli tersebut sampai suatu saatnya mereka akan menjalani hubungan terlarang.
Flashback off...
Mengingat pertemuan itu semuanya membuat Atasya merasakan apa arti cinta dan keluarga. Dia bersyukur telah bertemu dengan pria itu karena nya ia bisa memiliki sebuah keluarga.
Meskipun besok Keluarga ini akan kehilangan seseorang sebagai kepala keluarga.
Austin melihat kesedihan Atasya langsung menurunkan Puteranya dan membisikkan sesuatu. Setelah itu Arthur langsung pergi meninggalkan kamar mereka.
Austin berjalan mendekati Atasya yang masih termenung tanpa menyadari bahwa Arthur sudah keluar kamar dan menyisakan dirinya bersama Suaminya.
Kemudian Austin duduk di samping tempat Atasya tadi berbaring dan memeluknya.
Merasakan pelukan hangat seseorang membuat Atasya menangis. Ia menumpahkan segala perasaan sakitnya di pelukan Suaminya yang sangat di cintainya. Seorang Pria yang telah berhasil menjadikannya seorang ibu bagi Putera mereka.
Austin hanya diam sambil sesekali mencium pucuk kepala Atasya. Ia memejamkan mata nya tanpa di sadari olehnya dirinya mengeluarkan air matanya. Andaikan ia mampu melawan semua protokol istana pasti sekarang dirinya dan Atasya akan mengumumkan pernikahan mereka. Andaikan Ibunya tidak memiliki kekuasaan tertinggi pasti sekarang ia sudah bisa mengubah semua peraturan Istana yang tidak mengijinkan seorang calon Raja menikahi rakyat biasa.
" Suatu hari nanti kita pasti akan bersama sayang. Hanya ada kita dan Anak-anak. Tapi sekarang kita hanya bisa bertahan di posisi ini." Batin Austin yang perih.
Seharusnya ia bisa mengatakan hal itu kepada Atasya tapi dia tidak ingin berharap tinggi
Sedangkan Atasya yang sudah merasa tenang tetap tidak ingin melepaskan pelukannya. Karena takut Austin akan meninggalkan besok.
" Maafkan aku Austin atas ucapan ku Minggu lalu. Apa aku bisa meminta mu untuk tidak kembali ke istana? Kami di sini membutuhkan mu aku, Arthur,dan..." Jeda Atasya yang merasa ragu mengungkapkan sesuatu kepada Austin.
Tapi alangkah terkejutnya ketika Atasya merasakan tangan besar dan hangat mengelus perutnya. Ketika ia mengalihkan pandangannya dirinya bersisi tatap dengan mata cokelat yang memandangnya dengan hangat.
" Aku tahu bahwa saat ini kau sedang mengandung anak kita sayang. Adik Arthur Hem...inikah yang ingin kau ucapkan." Ucap Austin sambil memandang lembut wajah Atasya sebelum kemudian ia mendekatkan wajahnya dan menciumnya dengan lembut seakan cinta selalu tumbuh di hati mereka.
Atasya yang melihat bahwa Austin menciumnya langsung membalasnya.
Akhirnya malam itu mereka menghabiskan waktu berdua menyalurkan perasaan cinta mereka. Sepertinya tidak akan tersampaikan keesokan harinya.
Kebesokan harinya Atasya bangun hanya beralaskan selimut untuk menutupi tubuh nya yang polos. Ia menatap ke samping yang ternyata kosong. Kemudian senyum hinggap di wajah nya membayangkan bahwa saat ini Austin bukan lagi miliknya.
Sekarang hidupnya hanya untuk kedua anaknya.
Continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Neng Niehan
mampir
2022-03-14
0
°•Anne's chaa•°
Mampir, semangat berkarya nya thor❤️🙏🏻
2021-10-17
2