Setibanya di Jerman Ray langsung melacak keberadaan mamanya setelah ketemu mereka berdua pun langsung menghampiri mamanya.
"Mama" panggil Ray dan Alin kompak
"eh, kok kalian berdua bisa ada di sini?" tanya mama
"Kami berdua sudah membaca surat di rumah jadi kami langsung menyusul mama ke sini" jawab mereka berdua serempak dan membuat mamanya geleng geleng kepala
"Kok kalian bisa kompak gini sih ,udah latihan berapa lama?" tanyanya kepada mereka berdua yang masih kelelahan
"Kami tidak latihan kok" jawab mereka berdua dengan serempak lagi
"Terus kenapa bisa kompak gitu?" tanyanya
"Mungkin karena satu mama satu papa dan satu darah" jawab Ray
"eh, iya juga sih" kata mamanya sambil menggaruk kepala yang tidak gatal
Setelah selesai istirahat dan berbincang bincang bersama mereka pun sepakat jika Ray saja yang mendonorkan darahnya, karna mamanya juga sudah berusia tidak muda lagi jadi dia setuju Ray yang menggantikannya walaupun ia tadi sempat menolaknya.
Setelah semua sudah selesai mereka semua pun mulai makan bersama karena besok Ray sudah harus mendonorkan darahnya untuk kakeknya.
Kakeknya tidak pernah mempedulikannya jadi dia sebisa mungkin ia membuat kakeknya peduli kepadanya.
Kakeknya tidak pernah mempedulikannya itu karena dulu Ray bukanlah orang yang pintar dia tidak berprestasi begitu pula dengan Alin dia sangat sibuk mengerjakan dokumennya secara sembunyi sembunyi agar tidak di ketahui oleh mama dan papanya, dia takut jika nanti dia akan di marah karena membangun perusahaan di usia yang masih sangat muda.
Hanya Ray yang mengetahui jika adiknya itu membangun sebuah perusahaan yang sangat ternama di negaranya dan di dunia.
Dia bahkan membantu adiknya maka dari itu menjadi sekertaris adiknya karna tidak mungkin dia membiarkan adiknya itu kelelahan sendirian.
Mereka memang tidak berprestasi tapi mereka berdua sibuk dengan bisnisnya, jika mereka tidak mengurus perusahaan mereka tentu saja akan memenangkan beberapa penghargaan.
Walaupun mereka berdua di lihat sebagai orang yang tidak berprestasi tapi mereka banyak memenangkan beberapa penghargaan tingkat nasional dan bahkan tidak pernah diketahui oleh orang tuanya.
Karena mereka berdua tidak mengizinkan media memfoto mereka mereka berdua selalu memakai masker untuk menutupi wajah mereka.
Maka dari itu mereka tidak pernah di sorot kamera jika keluar rumah, mereka bahkan tidak mengizinkan para wartawan mengikuti mereka sampai ke rumah mereka hanya boleh mengikutinya jika menuju perusahaan mereka.
Mereka adalah orang yang berkuasa di negaranya tapi dia tidak pernah menunjukkan pada siapapun bahwa mereka adalah seorang yang berkuasa.
Terkadang mereka melihat kakeknya sedang membeli barang produk mereka dan mengoleksi barang barang produk yang tak lain di keluarkan dari perusahaan cucunya sendiri.
...****************...
Setelah donornya selesai Ray pun duduk di sofa bersama dengan Alin di sebelahnya.
Sekilas mereka terlihat seperti sepasang suami istri tapi siapa sangka mereka berdua adalah adik kakak.
"Permisi nyonya ini obat penambah darah untuk suami anda" kata Perawat tersebut dan langsung membuat Alin menahan tawanya
"ooh ya, terima kasih" jawab Alin
"hahahahahahahaha" tawanya pecah saat perawat tersebut pergi dari ruangan tersebut
"Kenapa?" tanya Ray pada Alin
"Ini obat untukmu suamiku" jawab Alin dan membuat mamanya geleng geleng kepala melihat tingkah laku mereka berdua
"Aku kakakmu bukan suamimu" kata Ray
"Tapi perawat itu barusan berkata begitu" jawab Alin
"Baiklah istriku" kata Ray membalas Alin
"Kalian ini ada ada aja" kata mamanya sambil tertawa
"Dia yang mulai duluan" kata Ray
"Tidak, bukan aku perawat itu yang memulainya" kata Alin
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments