Eps 19. Terimakasih Tuan

"Ibu, tidak harus laki-laki yang memberi hadiah seperti ini, perempuan juga banyak yang saling memberi hadiah pakaian," kata Sella menjawab ibunya yang sejak kemarin sangat penasaran.

Sella menatap semua gaun yang ada dalam kemasan kotak yang menarik itu dengan perasaan yang aneh. Tiba-tiba saja muncul kehangatan dalam hatinya. Ia sudah lama tidak pernah diberi hadiah. Terahir ia menerima hadiah dari ayahnya sebelum semua masalah pahit itu terjadi.

Saat itu ulang tahunnya yang terahkir dirayakan. Setelah itu ia tak pernah lagi merayakan ulang tahunnya bahkan tidak pernah menerima hadiah. Ia merasa tidak percaya dengan kenyataan yang ia hadapi saat ini.

Ia sebagai wanita yang menbenci laki-laki mungkinkah akan jatuh hati pada mahkluk yang dibencinya itu, bahkan ia sedang merasa berbeda kali ini.

'Apa ini. Berlebihan sekali. Aku tidak bisa menerimanya. Ini terlalu mewah untukku. Aku tidak biasa memakai pakaian seperti ini. Tapi apa katanya tadi, aku harus membayarnya dua kali lipat, kalau aku menolaknya. Ini gila. Bagaimana aku mendapatkan uang untuk membayarnya?'

"Kalai bukan laki-laki, rasanya aneh. Kecuali orang itu merasa sangat berhutang budi padamu." sahut Flinna dengan ragu.

"Ah, iya. Mungkin saja."

"Cobalah, ini bagus untuk mu. Sepertinya laki-laki yang memberikan semua itu begitu mencintaimu" kata Flinna dengan senyum manis dibibirnya.

'Ibu, bahkan aku belum mengatakan apapun soal perasaanku.'

Sella tidak mengatakan apapun pada ibunya tentang perjanjian pernikahannya. Sebab ia belum mendapatkan kepastian tentangnya. Apalagi ia masih berharap bahwa perjanjian ini hanya gurauan semata.

"Apa maksud ibu? Belum tentu laki-laki itu menyukaiku. Aku juga tidak bisa menerima semua ini apalagi harus memakai pakaian seperti ini."

"Sese, ibu rasa, hanya seorang laki-laki yang mengirim hadiah seperti ini pada wanita yang disukainya. Jadi hargai dia, terimalah."

"Ibu. Aku masih belum bisa mengusir semua perasaan benciku."

"Sampai kapan kamu mau seperti ini. Sudah ibu bilang, kalau nasib kita tidak akan sama. Dan tidak semua laki-laki  seperti ayahmu."

"Kakak!" tiba-tiba Rejan mendekat dan mengambil sebuah kotak ponsel dari tumpukan kotak pakaian Sella.

Kotak itu terselip di bawah kotak perhiasan yang diabaikan Sella. Ia benar-benar tak ingin mencobanya.

"Ini ponsel keluaran baru merk ini. Luarbiasa bukan, kak? Dia pasti sangat mencintaimu." kata Runa antusias.

'Tidak begitu. Dia hanya membuatku sangat terikat hingga aku seolah menggantungkan leherku ditangannya dan aku tidak bisa kabur darinya seumur hidup. Atau aku harus membayarnya sebagai hutang. Apanya yang luarbiasa?'

"Kalau kamu belum bisa mengatakan apapun pada ibu tentang ini. Baiklah, sampai kapanpun ibu akan menunggumu bicara. Atau justru laki-laki itu sendiri yang akan mendatangiku" kata Flinna beranjak meninggalkan Sella dan Rejan, yang masih mengemasi barang-barang itu kedalam kamar Sella dan Runa.

'Aku akan mengatakan kalau aku sudah memastikan dia tidak berbohong dan benar-benar akan menikah denganku.'

"Apa kakak tidak akan menggunakan ponsel ini?" kata Rejan setelah tiba di kamar Sella, kedatangan mereka ke kamar itu menarik perhatian Runa yang masih belajar.

Runa tidur satu kamar dengan Sella, hanya terpisah ranjangmya saja. Ia seperti tidak terkejut dengan semua yang ia lihat, sebab ia sempat melihat kejadian diteras rumah dari jendela kamar.

"Tidak" jawab Sella datar.

"Kalau begitu, berikan padaku. Aku akan dengan senang hati menerimanya" kata Rejan.

"Jangan, kau tidak mau mati sekarang kan? Siapa tahu hp ini sudah dipasangi peledak dan akan meledak bila ponsel dinyalakan. Lalu kita mati bersama"

"Mana mungkin. Kakak terlalu mengada-ada" kata Rejan. Membuat Runa terkekeh.

"Aku serius. Atau mungkin sudah ada alat pelacak didalamnya. Kita sedang diawasi sekarang dan kamu tidak akan bisa kemanapun."

"Itu menandakan kalau orang itu sangat mencintaimu tak ingin kakak kabur darinya" jawab Runa setelah dari tadi hanya diam.

'Iya. Agar aku tak bisa kabur darinya. Tapi bukan karena cinta. Haha'

"Sudah, pergilah tidur dan jangan campuri urusanku lagi." kata Sella.

"Kakak, aku sudah dewasa. Aku sebentar lagi kuliah dan aku bisa melindungi kalian semua, bagaimana aku bisa tidak berurusan dengan semua ini?" kata Rejan.

"Ah, kau benar. Jadi, persiapkan dirimu. Cobalah untuk mendapatkan beasisiwa."

"Aku sangat ingin mendapatkan rekomendasi dari tuan Rega. Kuharap kalian benar-benar akan menjadi suami istri."

"Anak pintar, mana mungkin hanya mengandalkan rekomendasi? Jangan terlalu berharap aku akan menikahi pria seperti dia!" tukas Sella kesal pada Rejan.

"Kakak, bahkan dia punya beberapa hotel bintang lima. Siapa yang tidak mau mendapatkan rekomendasi dari orang seperti dia?"

"Ck! Hotel bintang lima apanya? Seorang Jenderal saja bintangnya hanya sampai empat." Sella menjawab dengan berkelakar.

"Aku akan berdo'a untukmu kak Sella, agar kamu tidak membenciku lagi. Dan segera menikah"

"Aku tidak membenci adikku sendiri"

"Tapi kakak begitu membenci semua laki-laki. Aku juga laki-laki, kak!" Rejan tampak kesal juga.

"Omong kosong apa lagi, Rejan. Tidur sana, pergi ke kamarmu!' bentak Sella.

'Semoga do'amu berhasil'

Sella pergi ke tempat tidurnya untuk merebahkan diri. Tak lama terdengar notifokasi tanda sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal.

"Nona, apa anda belum mengaktifkan ponsel baru anda?"

Bunyi pesan pada hp Sella, siapa lagi yang mengirim pesan seperti itu kalau bukan Zen.

"Belum" tulis Sella. Tanpa ragu-ragu. Ia seakan tahu kalau ponsel itu memiliki sesuatu didalamnya.

"Ucapakan terimakasih pada tuan Rega langsung dari ponsel itu." kata pesan itu. Tidak ada pesan lagi setelahnya.

Sella segera mengaktifkan ponsel pemberian Alrega dan dadanya bergemuruh melihat foto Alrega yang ada pada layar ponsel, gambar yang bagus. Perasaannya kembali menghangat.

'Apa mungkin aku akan bisa merubah rasa ini karena dia. Mungkin kah? Ahk...  Kenapa kamu setampan ini si?'

"Apa kau senang?" kata sebuah pesan masuk begitu ponsel dinyalakan.

'Ah, aku benar kan. Pelacak dalam ponsel ini langsung terhubung padanya begitu diaktifkan. Sialan! Ayo selesaikan ini dengan cepat.'

"Iya, tuan. Saya senang." tulis Sella sebagai jawabab agar memuaskan pihak Alrega, ia ingin agar urusan aneh ini segera berakhir.

"Bagus." jawaban pesan itu.

'Menyebalkan'

"Terimakasih atas semua yang sudah anda berikan" jawab Sella. Entah kenapa tindakan dan hatinya selalu berlawanan. Ia merasa munafik, bahkan menipu dirinya sendiri. Ya, itu hanya reaksi dari ketidakberdayaannya bila berhadapan dengan Alrega

Pria itu memang tidak ada didekatnya, tapi tatapan mengintimidasi laki-laki itu seolah mengawasinya bahkan seperti ada ribuan pedang yang terhunus padanya saat ini.

Menurut Sella, mata pria itu indah, mata pria itu terasa sangat dalam menyedotnya dengan kuat, hingga sebelum ia sempat berbuat sesuatu, tatapan mata itu sudah menuntutnya untuk menyerah.

"Aku tahu" kata pesan itu lagi. Membuat Sella mencebikkan bibirnya. Tidak ada pesan apapun lagi setelah itu.

Sella melihat-lihat isi aplikasi dan fitur dalam ponsel, saat itu matanya terbelalak ketika melihat nama orang yang mengiriminya pesan.

"Apa. Suami tampan? Jadi suami saja belum." kata Sella menggerutu.

Kata-kata Sella membuat Runa menoleh dan tersenyum melihat tingkah kakaknya.

Dengan kesal ia mengganti nama dalam ponsel itu dengan nama Dark Devander.

"Nah, nama ini lebih cocok denganmu" kata Sella sambil tersenyum puas memandang foto Alrega pada layar ponsel.

"Nama siapa, kak? Dia pacarmu, ya? Kenapa kakak tidak pernah cerita denganku, kalau kakak punya pacar?" tanya Runa.

"Aku memang tidak punya pacar."

"Aku lihat pria keren yang tadi mengunjungi kakak di teras."

"Sudah, tidak usah membahasnya. Tidurlah." kata Sella tegas. Kemudian ia sendiri tertidur.

-

Mobil hitam mengkilat itu berjalan perlahan mengimbangi kemacetan kota. Kemacetan biasa yang terjadi setiap hari saat jam sibuk dipagi atau sore hari. Sebenarnya kemacetan seperti itu sangat dibenci Alrega, tapi ia salah, sudah bangun kesiangan pagi ini.

Tidurnya yang tidak pernah nyenyak itu tidak terjadi lagi. Bahkan ia semalam bermimpi tentang gadis berambut ikal rintik-rintik yang manis tertawa pada dirinya, suara tawa yang lembut, sedikit sengau dihidung. Suara itu terasa lucu dibenaknya. Tungggu, apakah gadis itu adalah Sella, dan Alrega menganggap semua yang berhubungan dengan Syalu lucu?

"Tuan, apa anda bermimpi buruk seperti biasanya?" tanya Zen dari balik kemudi.

"Tidak" jawab Alrega pelan. "Hanya mimpi yang aneh."

'Aneh seperti apa, ayo cerita kan padaku.'

"Apa anda bisa tidur nyenyak?"

"Iya. Tadi malam adalah tidurku yang paling nynyak sejak dua tahun terakhir." kata Alrega.

'Itu bagus, anda akan lebih fokus dan tenang saat bekerja nanti.'

Tiba-tiba suara ponsel berdering dari ponsel Alrega yang ada pada Zen. Laki-laki yang sedang mengemudi itu melihat ponsel sambil mengemudikan mobil perlahan, kemacetan belum terurai.

"Tuan, ini tuan besar yang menelpon. Apa anda mau menerimanya?"

"Berikan padaku." kata Alrega, sambil mengulurkan tangannya. Zen memberikan ponsel Alrega pada pemiliknya.

"Halo. Ayah." kata Alrega setelah menempelkan ponsel ditelinganya.

Alrega diam sejenak lalu menyahut perkataan orang yang berbicara di ponselnya dengan suara pelan.

"Baiklah aku akan kesana. Nanti malam." Setelah berkata seperti itu, Alrega melemparkan pomsel begitu saja di kursi kosong sebelahnya. Ia menhembuskan nafas dalam.

"Zen, apa ayah tahu soal wanita itu?"

'Wanita mana lagi kali ini? Bisakah anda menyebutkan namanya?'

"Mungkin. Bisa tahu bisa juga tidak."

"Sejak kapan kau tidak jelas seperti ini?" Tanya Alrega yang sedikit kesal.

"Sejak sekarang. Sepertinya anda perlu berhati-hati kalau tuan besar tidak menyukai keputusan anda."

"Ck. Itu urusanku. Kadang beberapa hal kita tidak harus berhati-hati."

''Memang urusan anda, tapi melibatkanku.'

"Kita ke Kaki Langit malam ini."

Terpopuler

Comments

El 1

El 1

❤️❤️❤️❤️👍👍👍👍

2022-03-15

5

Aris Pujiono

Aris Pujiono

gas keun nikah

2022-01-24

6

Aris Pujiono

Aris Pujiono

ayo gas keun nikah

2022-01-23

6

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Karena Tatapan Mata
2 Bab 2. Pria Yang Berbeda
3 Bab 3. Aku Sibuk
4 Bab 4. Orang Mencurigakan
5 Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6 Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7 Bab 7. Jadilah Milikku
8 Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9 Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10 Bab 10. Tekad Anehmu
11 Bab 11. Kembalinya Masalalu
12 Bab 12. Kau Dalangnya
13 Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14 Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15 Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16 Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17 Bab 17. Semua Untuk Ibu
18 Eps 18. Gaun Terindah
19 Eps 19. Terimakasih Tuan
20 Bab 20. Kaki Langit
21 Eps 21. Pria Terbaik
22 Eps 22. Lamaran
23 Bab 23. Cium Aku!
24 Bab 24. Kakek Mett
25 Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26 Bab 26. Hal Termudah
27 Bab 27. Nama Sang Kekasih
28 Bab 28. Jangan Lepaskan
29 Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30 Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31 Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32 Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33 Bab 33. Zania Haquel
34 Bab 34. Kasih Sayang
35 Bab 35. Motor Yang Bagus
36 Bab 36. Hanza
37 Bab 37. Daville
38 Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39 Bab 39. Memanggilmu Apa
40 Bab 40. Dugaanku Benar
41 Bab 41. Aku Membencinya
42 Bab 42. Takutlah Padaku
43 Bab 43. Kau Terlambat
44 Bab 44. Pulang
45 Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46 Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47 Bab 47. Hanya Mirip
48 Bab 48. Haruskah?
49 Bab 49. Tidur Bersama
50 Bab 50. Bukan Bibirmu
51 Bab 51. Hanya Masa Lalu
52 Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53 Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54 Bab 54. Aku Menginginkanmu
55 Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56 Bab 56. Sengaja
57 Bab 57. Sengaja Lagi
58 Eps 58. Maafkan Aku
59 Bab 59. Yorin
60 Bab 60. Kencan
61 Bab 61. Dokter Cantik
62 Bab 62. Mobil Baru
63 Bab 63. Aku Mencintainya
64 Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65 Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66 Bab 66. Edisi Ganti Cover
67 Bab 67. Habislah Kau
68 Bab 68. Sebuah Rencana
69 Bab 69. Mengalah
70 Bab. 70. Seekor Anak Singa
71 Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72 Bab 72. Menggodanya
73 Bab 73. Tergoda
74 Bab 74. Aku Mencintaimu
75 Bab 75. Dia Marah Lagi
76 Bab 76. Senandung Pagi Hari
77 Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78 Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79 Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80 Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81 Bab 81. Aku Tahu
82 Bab 82. Bidadari
83 Bab 83. Entahlah
84 Bab 84. Setangkai Bunga
85 Bab 85. Wanita Yang Cantik
86 Bab 86. Sebuah Lukisan
87 Bab 87. Dialah Sang Penipu
88 Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89 Bab 89. Semua Sia-sia
90 Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91 Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92 Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93 Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94 Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95 Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96 Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97 Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98 Bab 98. Membayar Harga Diri
99 Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100 Bab 100. Perempuan Arogan
101 Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102 Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103 Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104 Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105 Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106 Bab 106. Mengalah Demi Dia
107 Bab 107. Bisa Diandalkan
108 Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109 Bab 109. Sudah Jujur
110 Bab 110. Ini Tidak Pantas
111 Bab 111. Ikatan Hati
112 Bab 112. Dua Ibu Kembar
113 Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114 Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115 Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116 Bab 116. Kematian Nenek
117 Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118 Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119 Bab 119. Memaafkan Keadaan
120 Bab 120. Menyukainya
121 Bab 121. Seandainya
122 Bab 122. Bolehkah?
123 Bab 123. Melepas Lelah
124 Bab 124. Melepas Lelah 2
125 Bab 125. Gelisah
126 Bab 126. Memeriksakan Diri
127 Bab 127. Sinyal Ponsel
128 Bab 128. Di Mana Istriku
129 Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130 Bab 130. Ujian Cinta Sella
131 Bab 131. Curiga
132 Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133 Bab 133. Tetaplah Di Sini
134 Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135 Bab 135. Apa Dia Cemburu
136 Bab. 136. Tawuran
137 Bab 137. Sebuah Hadiah
138 Bab 138. Muntah
139 Bab 139. Lebih Baik Tidak
140 Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141 Bab 141. Gendut
142 Bab 142. Terima Kasih Sayang
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab 1. Karena Tatapan Mata
2
Bab 2. Pria Yang Berbeda
3
Bab 3. Aku Sibuk
4
Bab 4. Orang Mencurigakan
5
Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6
Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7
Bab 7. Jadilah Milikku
8
Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9
Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10
Bab 10. Tekad Anehmu
11
Bab 11. Kembalinya Masalalu
12
Bab 12. Kau Dalangnya
13
Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14
Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15
Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16
Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17
Bab 17. Semua Untuk Ibu
18
Eps 18. Gaun Terindah
19
Eps 19. Terimakasih Tuan
20
Bab 20. Kaki Langit
21
Eps 21. Pria Terbaik
22
Eps 22. Lamaran
23
Bab 23. Cium Aku!
24
Bab 24. Kakek Mett
25
Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26
Bab 26. Hal Termudah
27
Bab 27. Nama Sang Kekasih
28
Bab 28. Jangan Lepaskan
29
Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30
Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31
Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32
Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33
Bab 33. Zania Haquel
34
Bab 34. Kasih Sayang
35
Bab 35. Motor Yang Bagus
36
Bab 36. Hanza
37
Bab 37. Daville
38
Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39
Bab 39. Memanggilmu Apa
40
Bab 40. Dugaanku Benar
41
Bab 41. Aku Membencinya
42
Bab 42. Takutlah Padaku
43
Bab 43. Kau Terlambat
44
Bab 44. Pulang
45
Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46
Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47
Bab 47. Hanya Mirip
48
Bab 48. Haruskah?
49
Bab 49. Tidur Bersama
50
Bab 50. Bukan Bibirmu
51
Bab 51. Hanya Masa Lalu
52
Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53
Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54
Bab 54. Aku Menginginkanmu
55
Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56
Bab 56. Sengaja
57
Bab 57. Sengaja Lagi
58
Eps 58. Maafkan Aku
59
Bab 59. Yorin
60
Bab 60. Kencan
61
Bab 61. Dokter Cantik
62
Bab 62. Mobil Baru
63
Bab 63. Aku Mencintainya
64
Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65
Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66
Bab 66. Edisi Ganti Cover
67
Bab 67. Habislah Kau
68
Bab 68. Sebuah Rencana
69
Bab 69. Mengalah
70
Bab. 70. Seekor Anak Singa
71
Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72
Bab 72. Menggodanya
73
Bab 73. Tergoda
74
Bab 74. Aku Mencintaimu
75
Bab 75. Dia Marah Lagi
76
Bab 76. Senandung Pagi Hari
77
Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78
Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79
Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80
Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81
Bab 81. Aku Tahu
82
Bab 82. Bidadari
83
Bab 83. Entahlah
84
Bab 84. Setangkai Bunga
85
Bab 85. Wanita Yang Cantik
86
Bab 86. Sebuah Lukisan
87
Bab 87. Dialah Sang Penipu
88
Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89
Bab 89. Semua Sia-sia
90
Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91
Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92
Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93
Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94
Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95
Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96
Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97
Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98
Bab 98. Membayar Harga Diri
99
Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100
Bab 100. Perempuan Arogan
101
Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102
Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103
Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104
Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105
Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106
Bab 106. Mengalah Demi Dia
107
Bab 107. Bisa Diandalkan
108
Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109
Bab 109. Sudah Jujur
110
Bab 110. Ini Tidak Pantas
111
Bab 111. Ikatan Hati
112
Bab 112. Dua Ibu Kembar
113
Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114
Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115
Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116
Bab 116. Kematian Nenek
117
Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118
Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119
Bab 119. Memaafkan Keadaan
120
Bab 120. Menyukainya
121
Bab 121. Seandainya
122
Bab 122. Bolehkah?
123
Bab 123. Melepas Lelah
124
Bab 124. Melepas Lelah 2
125
Bab 125. Gelisah
126
Bab 126. Memeriksakan Diri
127
Bab 127. Sinyal Ponsel
128
Bab 128. Di Mana Istriku
129
Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130
Bab 130. Ujian Cinta Sella
131
Bab 131. Curiga
132
Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133
Bab 133. Tetaplah Di Sini
134
Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135
Bab 135. Apa Dia Cemburu
136
Bab. 136. Tawuran
137
Bab 137. Sebuah Hadiah
138
Bab 138. Muntah
139
Bab 139. Lebih Baik Tidak
140
Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141
Bab 141. Gendut
142
Bab 142. Terima Kasih Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!