Eps 18. Gaun Terindah

Gaun Terindah

"Hubungi Selondra. Kita ke sana sekarang" kata Alrega setelah berada dalam mobilnya.

Zen yang mendengar menautkan alisnya, sebab biasanya bila tuannya itu membutuhkan sebuah pakaian maka ia cukup menelponnya, mengatakan ia ingin pakaian seperti apa yang sesuai dengan tema, lalu cukup Zen yang mengambil barangnya jika sudah siap.

Tapi sekarang Alrega ingin langsung datang ke butik Sellondra. Mungkin ada pakaian khusus yang ingin ia cari di sana. Atau ia memang sedang senang saja. Zen masih mencoba menyelami keinginan Alrega, meski demikian ia tetap menghubungi Selondra untuk mengabarkan kalau Alrega akan mengunjungi butik-nya.

"Pakaian seperti apa yang tuan inginkan? Agar Sello siapkan sekarang? tanya Zen pada Alrega dengan earphon ditelinganya, sedang ia masih mengemudi dengan perlahan.

"Siapkan beberapa pakaian untuk perempuan itu." kata Alrega dari kursi penumpang belakang.

'Apa? untuk nona Sella maksudnya? Bukankah anda sudah mengirim baju yang bagus untuk nona? untuk apa lagi kali ini. Apa ini maksud anda bersenang-senang?'

"Baik." kata Zen dan kembali berbicara dengan Sellondra.

Zen segera mengatakan pada Selondra, agar perancang busana terkenal itu memilihkan gaun yang bagus untuk Sella. Mereka bercakap-cakap sebentar tentang selera Alrega dan gaun rancangan terbaru tahun ini dengan mementingkan tema dan suasana. Zen mengakhiri panggilan setelah mengatakan profil Sella.

"Pilihkan perhiasannya juga." kata Alrega. Sesaat setelah Zen mengakhiri panghilannya.

"Maaf, tuan. Tapi Selo memilih barang yang pasti sesuai dengan pakaian yang ada di butiknya. Karena kedatangan kita mendadak. Jadi ia akan menyiapkan seadanya, tuan bisa memilihnya sendiri nanti yang tuan sukai."

"Hmm" 

Mereka berdua kembali disibukkan pikirannya masing-masing. Alrega saat ini sedang berpikir tentang saham. Siapa yang bilang jadi seorang pimpinan itu lebih enak dan bisa santai?

Mereka memang tidak sibuk seperti kebanyakan karyawan yang ada menjadi bawahan mereka, tidak jarus repot merevisi laporan keuangan bulanan, sebab itu sudah menjadi tugas seorang sekertaris yang menjadi bawahan Zen. Ia hanya perlu memeriksa kebenaran isinya, menyesuaikan dengan agenda mereka, menandatangani semua berkas yang sudah sempurna. Itu saja, terlihat mudah, kan?

Tapi kesibukan sebenarnya sebagai pemimpin adalah menjaga kestabilan keuntungan perusahaan dan membicarakannya melalui banyak kerjasama. Keuntungan perusahaan ini yang nantinya akan dikembalikan untuk perkembangan perusahaan dan kesejahteraan karyawan yang jumlahnya mencapai puluhan ribu itu.

Mereka harus lebih banyak menggunakan otak mereka untuk berfikir tentang menambah kekuasaan, meningkatkan kemajuan usaha, atau tentang melebarkan sayap perusahaan mereka agar bisa terbang lebih jauh dan lebih tinggi. Menjaga saham-saham perusahaan agar tetap pada rate yang seimbang. Memperhatikan fluktuasi semua saham perusahaan disetiap kondisi. Semua itu adalah tugas mereka sebagai pimpinan.

Jadi, tidak mengherankan bila sebuah nama brand, corporate atau sebuah group usaha, memiliki berbagai perusahaan dalam berbagai sendi dan jenis yang bermacam-macam. Misalnya sebuah nama brand yang bergerak di bidang properti, mereka tidak hanya membangun satu gedung untuk puluhan apartemen tapi juga banyak gedung yang tersebar di berbagai lokasi dengan ketinggian dan besar gedung yang berbeda-beda dengan jumlah apatemen di dalamnya yang berbeda pula. Bahkan bukan cuma gedung apartemen, tapi gedung sebuah mall, hotel dan taman hiburan adalah milik satu brand perusahaan.

Setelah beberapa menit melewati jalan yang agak macet. Akhirnya mereka sampai disebuah butik yang cukup besar dan dijaga oleh beberapa pengawal. Butik Selondra adalah butik tempat kalangan atas memesan baju mereka. Perancang busana terkenal itu mempunyai beberapa pelanggan khusus seperti keluarga Alrega yang dikenal dengan keturunan Nigiro Leosan. Tuan Nigiro adalah eorang pria keturunan Jepang Indo yang sukses tahun sembilan puluhan.

Setelah memeriksa pakaian yang dipilih oleh Selondra Alrega merasa puas. Ada tiga gaun berbeda gaya dan model serta warna berada dalam beberapa kotak, lengkap dengan sepatu dan tasnya.

"Apakah, perhiasan ini kira-kira cocok untuk gadis itu. Kenapa kau tak membawanya kesini? Biar aku bisa melihatnya."

"Apa yang ingin kau lihat?"

"Ah, yaa.. hanya ingin tahu saja seperti apa wanitamu?" kata Sellondra.

"Aku tidak butuh pendapatmu" jawab Alrega menerima kotak perhiasan yang sederhana tapi elegan.

"Ya, ini saja. Aku tidak tahu seleranya"

"Seperti apa dia, apakah dia sama dengan Deli?" tanya Selondra tanpa melihat ekspresi Alrega yang tiba-tiba masam.

"Ekhem!" Zen berdehem memberi isyarat pada Selondra.

"Maksudku, apakah gaya berpakaian gadis itu bagus atau tidak?" tanya Selondra.

Selondra merasa kalau tidak masalah mengatakan nama Delisa, walau ia tahu bagaimana kisah dari perjalanan cinta mereka berdua. Tapi Ini tidak biasa, seorang Alrega datang ke butiknya hanya untuk mencari pakaian wanita. Dulu saat Alrega masih berhubungan dengan Delisa juga tidak seperti ini. Bisa jadi itu karena Delisa memiliki butiknya sendiri.

Mendengar kata-kata Selondra, Alrega menarik sedikit ujung bibirnya. Rasanya ia harus memberi pelajaran cara berpakaian pada gadis itu. Ini menarik, mengingat setiap kali bertemu, Sella selalu berpakaian ala anak jalanan saja. Rasanya menyenangkan mengerjainya nanti.

"Tidak sama, dia sangat berbeda." kata Alrega.

'Bahkan dia sedikit bodoh. Haha'

"Apa kau akan menikahinya? Aku tahu, kau tidak akan mendekati wanita kecuali kau serius dengannya. Aku penasaran. Jangan lupa untuk mengudangku nanti."

"Hmm... Buatka juga baju pengantin untuk dia."

"Aku tidak bisa membuatnya kalau aku tidak mengenal orangnya. Bawa dia kesini kapan-kapan"

"Zen, mana hp-ku. Tunjukkan fotonya." kata Alrega sambil mengulurkan tangan.

Zen memberikan ponsel milik Alrega yang ia keluarkan dari saku bagian dalam jasnya. Zen selalu membawa ponsel milik Alrega itu seperti menjaga barang yang sangat berharga. Setelah Alrega memegang ponselnya ia menunjukkan foto Sella yang diambil saat berada di atas atap gedung waktu itu. Selondra mengerutkan alisnya saat melihat foto seorang gadis pada ponsel Alrega.

"Oh, dia gadis yang cantik..." komentar Sellondra. Membuat Alrega tersenyum tipis.

'Apa Rega serus akan menikahi gadis ini? Sepertinya dia bukan tipenya.'

"Baiklah, aku sudah membayangkan baju pengantin seperti apa yang cocok untuk dia, sepertinya dia gadis yang sederhana. Kapan kau membutuhkan nya?" Kata Sellondra lagi.

"Tolong siapkan secepat mungkin, tuan akan menikah bulan depan." kata Zen yang sejak tadi hanya menyimak, kini bersuara.

"Apa? Waktunya secepat itu? Yang benar saja. Itu tidak sampai satu bulan dari sekarang?" kata Sellondra protes. Setidaknya ia harus menyiapkan pakaian pengantin itu minimal dua atau tiga bulan.

'Dasar arogan.'

"Benar." jawab Zen lagi. "Jadi siapkan yang terbaik. Anda mengerti maksud saya kan?"

'Kalau begitu, pilihan pakaian pada baju yang sudah ada saja.'

"Baiklah. Aku akan menyiapkannya nanti." kata Sellondra mengakhiri negosiasi mereka.

Setelah selesai membungkus semua yang sudah mereka dapatkan hari itu, Alrega dan Zen kembali mengendarai mobil mereka menuju rumah Sella. Karena Alrega yang meminta Zen untuk mengantarkannya langsung pada Sella, ia ingin tahu bagaimana reaksi gadis itu.

Alrega sudah banyak bertemu dengan berbagai tipe orang, ia seakan tahu tipe orang-orang seperti Sella yang tidak memiliki apa-apa selain harga dirinya. Meski demikian, orang seperti ini akan sangat menjaga harga dirinya dengan baik sehingga tidak mudah. menerima sesuatu secara cuma-cuma karena belas kasih orang lain.

Sesampainya disana, sudah hampir gelap dan toko Sella sudah tutup. Zen mengetuk pintu nya perlahan, sementara Alrega hanya duduk menunggu di mobil, tapi ia tetap bisa melihat semuanya dari jendela mobil yang terbuka.

Setelah beberapa saat pintu terbuka, tampak Sella dengan pakaian rumahan yang terkesan asal. Ia memakai celana pendek dan kaos oblong yang kebesaran.

"Kau..?" kata Sella terkejut. "Untuk apalagi kesini. Ini sudah malam." ia mendelikkan matanya setelah tahu siapa yang ada dipintu rumahnya malam ini.

'Apa dia juga ada di sini, atau hanya duduk di mobilnya? Aku tak ingin ibu, Rejan dan Runa salah faham'

Sella celingak celinguk memeriksa seseorang yang mungkin bersama Zen sekarang.

"Sayang...! Siapa tamunya!" kata Flinna dari dalam ruang.

"Bukan siapa-siapa, bu!" jawab Sella sambil menutup pintu dan dia keluar. Mereka berdua berdiri berhadapan di teras rumah.

"Maaf, nona. Sudah mengganggu istirahat anda" kata Zen.

"Akh, tidak perlu perlu basa-basi, Ada apa?" jawab Sella ketus.

Walaupun Sella bersikap menyebalkan, laki-lai itu tetap sopan, karena Zen tahu Sella adalah calon nona mudanya kelak.

"Ini dari tuan Alrega untuk nona. Semoga anda menyukainya" kata Zen sambil menyerahkan beberapa kotak dalam paperbag pada Sella.

"Apa ini?" tanya Sella sambil melongok isi dalam tas itu. " Bawa kembali, aku tidak membutuhkannya." kata Sella setelah tahu, ia asongkan kembali tas itu pada Zen.

"Tolong diterima, nona. Dan ucapkan terimakasih pada tuan." kata Zen tidak menerimanya.

"Katakan padanya, aku tidak butuh."

"Nona, sebaiknya diterima saja. Agar urusan saya di sini cepat selesai." kata Zen bersiap untuk beranjak dari tempat itu.

"Ah, iya. Biar mereka cepat pergi.'

"Tunggu." kata Sella sambil mengikuti langkah Zen mendekati mobil dan ia melihat Alrega yang duduk disana dengan mata yang tak lepas memandang dirinya. Sementara Zen berdiri di samping Sella.

"Apa semua barang yang kami terima beberapa hari ini adalah kiriman dari anda, tuan?" kata Sella sedikit membungkuk pada Alrega.

"Hmm" gumam Alrega sambil mengangguk.

"Tuan, sebenarnya kami tidak membutuhkannya, bisakah anda ambil kembali semua barang-barang itu, dan juga pakaian ini?" kata Sella dengan suara rendah, sambil mengulurkan paperbag yang ada ditangannya.

Mendengar ucapan itu, Alrega menarik nafas dalam, lalu berkata.

" Aku tidak suka kalau aku ditolak." jawab Alrega datar.

"Saya hanya takut anda akan menjadikannya sebagai hutang yang harus saya bayar."

Alrega hampir saja tertawa dengan anggapan yang didengarnya dari Sella ini. Bukankah semua orang yang selama ini ia temui pasti akan senang menerima barang-barang bagus seperti itu secara gratisan.

Semua orang, benar, kan?

'Dan teruslah berfikir seperti itu'

"Itu bagus.Tapi kau menolaknya?" tanya Alrega, menatap tajam Sella dan gadis itu mengangguk.

"Kau harus membayar dua kali lipat kalau mengembalikannya." jawab Alrega sambil menutup kaca jendela mobilnya.

"Saya permisi, nona. Ucapkan terimakasih pada tuan nanti lewat ponsel baru anda." kata Zen sambil memasuki mobil, tanpa melihat pada wajah Sella yang pucat karena ucapan Alrega yang sulit baginya untuk dicerna.

'Sialan! Apa maksudnya?'

Setelah Zen dan Alrega pergi dengan mobilnya, Sella membuka isi kotak-kotak pakaian itu yang membuat Sella tercengang.

"Gaun terindah yang pernah ibu lihat" kata Flinna yang tiba-tiba datang mendekati Sella yang sedang tertegun melihat semua barang di meja. Ia kemudian duduk di sofa.

"Ibu..."

"Sekarang jujur pada ibu, siapa laki-laki itu?"

 

Terpopuler

Comments

El 1

El 1

❤️❤️❤️❤️❤️

2022-03-15

6

Aris Pujiono

Aris Pujiono

kasian sella

2022-01-22

5

Hanum Anindya

Hanum Anindya

Sella kaaburbsama sama Zen 😊

2022-01-13

6

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Karena Tatapan Mata
2 Bab 2. Pria Yang Berbeda
3 Bab 3. Aku Sibuk
4 Bab 4. Orang Mencurigakan
5 Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6 Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7 Bab 7. Jadilah Milikku
8 Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9 Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10 Bab 10. Tekad Anehmu
11 Bab 11. Kembalinya Masalalu
12 Bab 12. Kau Dalangnya
13 Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14 Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15 Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16 Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17 Bab 17. Semua Untuk Ibu
18 Eps 18. Gaun Terindah
19 Eps 19. Terimakasih Tuan
20 Bab 20. Kaki Langit
21 Eps 21. Pria Terbaik
22 Eps 22. Lamaran
23 Bab 23. Cium Aku!
24 Bab 24. Kakek Mett
25 Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26 Bab 26. Hal Termudah
27 Bab 27. Nama Sang Kekasih
28 Bab 28. Jangan Lepaskan
29 Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30 Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31 Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32 Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33 Bab 33. Zania Haquel
34 Bab 34. Kasih Sayang
35 Bab 35. Motor Yang Bagus
36 Bab 36. Hanza
37 Bab 37. Daville
38 Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39 Bab 39. Memanggilmu Apa
40 Bab 40. Dugaanku Benar
41 Bab 41. Aku Membencinya
42 Bab 42. Takutlah Padaku
43 Bab 43. Kau Terlambat
44 Bab 44. Pulang
45 Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46 Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47 Bab 47. Hanya Mirip
48 Bab 48. Haruskah?
49 Bab 49. Tidur Bersama
50 Bab 50. Bukan Bibirmu
51 Bab 51. Hanya Masa Lalu
52 Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53 Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54 Bab 54. Aku Menginginkanmu
55 Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56 Bab 56. Sengaja
57 Bab 57. Sengaja Lagi
58 Eps 58. Maafkan Aku
59 Bab 59. Yorin
60 Bab 60. Kencan
61 Bab 61. Dokter Cantik
62 Bab 62. Mobil Baru
63 Bab 63. Aku Mencintainya
64 Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65 Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66 Bab 66. Edisi Ganti Cover
67 Bab 67. Habislah Kau
68 Bab 68. Sebuah Rencana
69 Bab 69. Mengalah
70 Bab. 70. Seekor Anak Singa
71 Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72 Bab 72. Menggodanya
73 Bab 73. Tergoda
74 Bab 74. Aku Mencintaimu
75 Bab 75. Dia Marah Lagi
76 Bab 76. Senandung Pagi Hari
77 Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78 Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79 Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80 Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81 Bab 81. Aku Tahu
82 Bab 82. Bidadari
83 Bab 83. Entahlah
84 Bab 84. Setangkai Bunga
85 Bab 85. Wanita Yang Cantik
86 Bab 86. Sebuah Lukisan
87 Bab 87. Dialah Sang Penipu
88 Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89 Bab 89. Semua Sia-sia
90 Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91 Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92 Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93 Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94 Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95 Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96 Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97 Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98 Bab 98. Membayar Harga Diri
99 Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100 Bab 100. Perempuan Arogan
101 Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102 Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103 Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104 Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105 Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106 Bab 106. Mengalah Demi Dia
107 Bab 107. Bisa Diandalkan
108 Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109 Bab 109. Sudah Jujur
110 Bab 110. Ini Tidak Pantas
111 Bab 111. Ikatan Hati
112 Bab 112. Dua Ibu Kembar
113 Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114 Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115 Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116 Bab 116. Kematian Nenek
117 Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118 Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119 Bab 119. Memaafkan Keadaan
120 Bab 120. Menyukainya
121 Bab 121. Seandainya
122 Bab 122. Bolehkah?
123 Bab 123. Melepas Lelah
124 Bab 124. Melepas Lelah 2
125 Bab 125. Gelisah
126 Bab 126. Memeriksakan Diri
127 Bab 127. Sinyal Ponsel
128 Bab 128. Di Mana Istriku
129 Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130 Bab 130. Ujian Cinta Sella
131 Bab 131. Curiga
132 Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133 Bab 133. Tetaplah Di Sini
134 Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135 Bab 135. Apa Dia Cemburu
136 Bab. 136. Tawuran
137 Bab 137. Sebuah Hadiah
138 Bab 138. Muntah
139 Bab 139. Lebih Baik Tidak
140 Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141 Bab 141. Gendut
142 Bab 142. Terima Kasih Sayang
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab 1. Karena Tatapan Mata
2
Bab 2. Pria Yang Berbeda
3
Bab 3. Aku Sibuk
4
Bab 4. Orang Mencurigakan
5
Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6
Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7
Bab 7. Jadilah Milikku
8
Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9
Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10
Bab 10. Tekad Anehmu
11
Bab 11. Kembalinya Masalalu
12
Bab 12. Kau Dalangnya
13
Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14
Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15
Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16
Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17
Bab 17. Semua Untuk Ibu
18
Eps 18. Gaun Terindah
19
Eps 19. Terimakasih Tuan
20
Bab 20. Kaki Langit
21
Eps 21. Pria Terbaik
22
Eps 22. Lamaran
23
Bab 23. Cium Aku!
24
Bab 24. Kakek Mett
25
Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26
Bab 26. Hal Termudah
27
Bab 27. Nama Sang Kekasih
28
Bab 28. Jangan Lepaskan
29
Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30
Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31
Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32
Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33
Bab 33. Zania Haquel
34
Bab 34. Kasih Sayang
35
Bab 35. Motor Yang Bagus
36
Bab 36. Hanza
37
Bab 37. Daville
38
Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39
Bab 39. Memanggilmu Apa
40
Bab 40. Dugaanku Benar
41
Bab 41. Aku Membencinya
42
Bab 42. Takutlah Padaku
43
Bab 43. Kau Terlambat
44
Bab 44. Pulang
45
Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46
Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47
Bab 47. Hanya Mirip
48
Bab 48. Haruskah?
49
Bab 49. Tidur Bersama
50
Bab 50. Bukan Bibirmu
51
Bab 51. Hanya Masa Lalu
52
Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53
Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54
Bab 54. Aku Menginginkanmu
55
Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56
Bab 56. Sengaja
57
Bab 57. Sengaja Lagi
58
Eps 58. Maafkan Aku
59
Bab 59. Yorin
60
Bab 60. Kencan
61
Bab 61. Dokter Cantik
62
Bab 62. Mobil Baru
63
Bab 63. Aku Mencintainya
64
Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65
Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66
Bab 66. Edisi Ganti Cover
67
Bab 67. Habislah Kau
68
Bab 68. Sebuah Rencana
69
Bab 69. Mengalah
70
Bab. 70. Seekor Anak Singa
71
Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72
Bab 72. Menggodanya
73
Bab 73. Tergoda
74
Bab 74. Aku Mencintaimu
75
Bab 75. Dia Marah Lagi
76
Bab 76. Senandung Pagi Hari
77
Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78
Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79
Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80
Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81
Bab 81. Aku Tahu
82
Bab 82. Bidadari
83
Bab 83. Entahlah
84
Bab 84. Setangkai Bunga
85
Bab 85. Wanita Yang Cantik
86
Bab 86. Sebuah Lukisan
87
Bab 87. Dialah Sang Penipu
88
Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89
Bab 89. Semua Sia-sia
90
Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91
Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92
Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93
Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94
Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95
Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96
Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97
Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98
Bab 98. Membayar Harga Diri
99
Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100
Bab 100. Perempuan Arogan
101
Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102
Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103
Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104
Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105
Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106
Bab 106. Mengalah Demi Dia
107
Bab 107. Bisa Diandalkan
108
Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109
Bab 109. Sudah Jujur
110
Bab 110. Ini Tidak Pantas
111
Bab 111. Ikatan Hati
112
Bab 112. Dua Ibu Kembar
113
Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114
Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115
Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116
Bab 116. Kematian Nenek
117
Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118
Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119
Bab 119. Memaafkan Keadaan
120
Bab 120. Menyukainya
121
Bab 121. Seandainya
122
Bab 122. Bolehkah?
123
Bab 123. Melepas Lelah
124
Bab 124. Melepas Lelah 2
125
Bab 125. Gelisah
126
Bab 126. Memeriksakan Diri
127
Bab 127. Sinyal Ponsel
128
Bab 128. Di Mana Istriku
129
Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130
Bab 130. Ujian Cinta Sella
131
Bab 131. Curiga
132
Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133
Bab 133. Tetaplah Di Sini
134
Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135
Bab 135. Apa Dia Cemburu
136
Bab. 136. Tawuran
137
Bab 137. Sebuah Hadiah
138
Bab 138. Muntah
139
Bab 139. Lebih Baik Tidak
140
Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141
Bab 141. Gendut
142
Bab 142. Terima Kasih Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!