Bab 17. Semua Untuk Ibu

Semua Untuk Ibu

Kegundahan memenuhi hati Sella, sebab ia dibuat heran dengan kiriman yang datang untuk dirinya, ibu dan juga adiknya. Kiriman dari orang yang misterius. 

Ada prasangka dalam hatinya bila yang mengirim beberapa barang mahal dan bermerk terkenal itu dari Alrega, namun Sella segera membuang prasangka itu jauh-jauh. Mana mungkin kan, kilahnya berulang kali.

"Silahkan tanda tangan di sini, nona." kata kurir.

Seseorang itu, kali ini mengirim sebuah sofa besar warna putih dengan design yang sangat bagus. Ada mobil box yang terparkir dihalaman rumah yang mengantarkannya.

"Maaf, saya tidak memsan barang ini" kata Sella ramah. "Mungkin anda salah kirim barang. Tolong bawa kembali pada mengirimnya."

"Tidak, nona. Alamat dan namanya benar, ini nama anda, kan. Nona Sella?" kata kurir laki-laki yang memakai topi hitam sambil menyodorkan sebuah struk barang.

"Iya, tapi siapa pengirimnya, karena saya juga tidak memesan barang seperti ini. Buat apa? Rumah kami sudah sempit." kata Sella, seraya masuk kedalam toko.

Ia mengabaikan kurir itu sementara sofa berkualitas itu sudah berada di depan pintu rumahnya. Dan ternyata bukan hanya sofa yang dikirim seseorang itu, tapi juga beberapa perabot rumah tangga lainnya.

"Kami tidak tahu siapa mengirimnya. Tugas kami hanya mengantarkan saja." kata kurir itu lagi.

"Biar aku saja." kata Flina, ia mendekati kurir dan menandatangani struk pengirimannya, lalu mengawasi para kurir menurunkan semua barang sampai selesai. Wanita itu mirip seorang bos yang mengawasi pekerjanya.

"Ibu, aku tidak mau menanggung resikonya bila ternyata pengiriman ini salah, dan bukan kita yang berhak menerima" kata Sella setelah kurir dan mobil box yang mengantarkan barang pergi.

"Tapi alamat dan nama yang ada disana tidak salah. Katakan pada ibu, apa kamu berbuat sesuatu yang ibu tidak tahu. Apa kamu sudah jadi malaikat bagi seseorang, dan dia membalas kebaikanmu dengan cara seperti ini?" tanya Flinna sambil menggamit tangan Sella dan duduk di sofa baru mereka yang masih berantakan.

"Tidak, bu. Semua barang itu buat ibu. Itu hadiah dariku" kata Sella sambil tertawa kecil. Tawa renyah yang lucu.

"Tapi, aku merasa kamu menyembunyikan sesuatu dari ibu."

"Sesuatu apa? Aku tidak punya sesuatu yang bisa kusembunyikan."

'Kecuali penipuan itu, dan hukuman pernikahan yang harus aku dapatkan. Ibu, sungguh aku akan mati secara perlahan nanti, tapi aku tidak bisa mengatakan semua padamu saat ini'

"Kalau kau memang tidak menyembunyikan sesuatu, maka tidak akan ada masalah dengan semua barang ini."

"Tenanglah ibu. Tidak ada masalah. Percayalah." Sella mencoba menenangkan ibunya. Padahal hatinya sendiri butuh ketenangan.

'Hei, hati. Ini terlalu bagus untuk sebuah hukuman kan? Mana ada seorang terhukum justru merasa dicintai. Ini lucu'

Ini adalah barang yang kesekian kali harus ia terima selama satu pekan belakangan, tanpa tahu siapa mengirimnya. Alrega kah? Rasanya ia belum pernah mengenal orang yang terlihat kaya, selain Alrega. Sebanyak apa kekayaan pria itu sebenarnya? Barang-barang ini sudah terlalu berlebihan menurutnya.

Sella bukan gadis manja, ia terbiasa mendapatkan segala sesuatu dengan bekerja keras, ia tidak terbiasa menerima baranga dari orang lain secara cuma-cuma. Kecuali, sembako santunan dari pemerintah kota yang didapat atas nama ibunya.

Apalagi yang Sella terima kali ini adalah barang-barang bagus berkualitas baik yang mungkin bisa ia beli dengan menabung selama beberapa tahun. Sulit sekali ia menerimanya.

Berbeda dengan Rejan dan Runa sang adik yang begitu bergembira dengan barang-barang untuk dirinya. Anehnya semua tas, sepatu juga beberapa stel pakaian bermerk itu sangat pas dibadan mereka seolah mereka telah membeli untuk diri sendiri.

Kehidupan adalah perputaran dari hari kehari, dari perubahan keperubahan. Setiap keadaan akan menyebabkan munculnya keadaan lain. Namun bisa jadi yang dibenci justru lebih sering menimpa manusia dari pada kesenangan.

Sella masuk ke kamarnya yang kecil, yang hanya cukup untuk ukuran single badnya dan satu lemari pakaian dan sebuah meja ukuran kecil tempat menyimpan beberapa barang perawatan tubuhnya.

Ia menatap dirinya sendiri di cermin, menopang tubuhnya dengan kedua tangan di atas meja. Wajahnya yang halus, hidung yang kecil, bibir sedikit tebal dan dagu yang tirus. Tidak ada yang istimewa, kulinya tidak putih tapi kuning langsat yang cerah. Semua biasa saja, tapi secara keseluruhan, ia gadis yang manis dan menarik.

"Apa yang ada pada diriku hingga pria itu mau menikah denganku. Benarkah karena kesalahanku itu, atau karena hal lain?" kata Sella pada dirinya sendiri.

"Apa aku pantas? Apa aku pantas? Kenapa laki-laki harus ada di dunia ini? Mereka semua selalu saja ingin menang sendiri" air mata mulai menetes.

Airmatanya kembali menetes, padahal dulu ia memutuskan untuk tidak menangis lagi dalam hal apapun sejak ia harus menanggung semuanya sendiri. 

"Kakak, ini hebat. Lihatlah" kata Rejan tiba-tiba memasuki kamarnya.

Dengan terburu-buru Sella menghapus airmatanya. Ia melihat pada Rejan yang memakai baju, celana serta sepatu baru. Adik-adiknya sudah terbiasa keluar masuk begitu saja ke kamar Sella.

Tak lama masuk juga Runa dengan semua barang-barang baru, yang ia terima hari ini. Dari mulai baju sampai sepatu dan tas bermerk, melekat ditubuhnya.

"Kakak, ini pakaian keluaran terbaru merk ini." katanya sambil menunjukkan sebuah lable produk dalam kotak. "Harganya mahal kak. Aku sudah mengeceknya di internet. Bahkan merk ini tidak discount bulan ini. Bagaimana kakak bisa bertemu orang sebaik ini?"

"Jadilah anak baik, kamu akan mendapatkan orang yang baik juga" kata Sella lembut, ucapannya bukanlah jawaban yang diinginkan adiknya.

Sella keluar kamar, meninggalkan adik-adiknya yang mematut-matut diri mereka di depan ceemin. Ia masih melihat semua yang ada di rumahnya dengan rasa tak percaya. Ia bergelut dengan hatinya, berusaha mengusir rasa khawatir kalau ternyata nanti, semua barang yang sudah mereka gunakan akan dihitung sebagai hutang.

'Ck. Tidak selalu kan... Bahwa orang baik akan mendapatkan yang baik juga. Ahk. Kadang kata-kata bijak itu membuat orang terpedaya saja.'

"Kira-kira kiriman apa lagi yang akan kita dapatkan besok?" kata Runa pada adiknya, Rejan. Kini mereka sudah berkumpul kembali di ruang tamu rumah mereka.

"Hais. Kalian ini. Jangan mengharapkan apapun lagi. Hari ini adalah hari terakhir kita mendapatkan kiriman seperti ini." kata Sella sedikit kesal.

"Padahal aku masih penasaran dan berpikir kalau besok adalah hari kiriman khusus untuk kakak" kata Runa cemberut.

"Tifak, tidak ada barang untuk kakakmu ini. Semua Itu adalah hadiahku untuk kalian" kata Sella sambil tersenyum.

Kedua adik Sella mencebik, ia jelas melihat Sella berbohong bahwa semua barang itu pemberian kakak mereka.

***

Sementara itu di ruangan Alrega.

"Apa kau sudah mengirim semua barang rumah tangga kepada keluarganya?" kata Alrega dari kursi kebesarannya. Ia memutarnya kekiri dan kekanan.

"Sudah, tuan." kata Zen tanpa menatap Alrega yang tersenyum tipis. Ia masih fokus dengan beberapa berkas di sofa.

"Bagaimana reaksinya?" kata Alrega.

Ia mencondongkan badannya ke depan meja, menggunakan kedua siku tangannya untuk menopang badannya. Zen menoleh, ia melihat ekspresi datar yang biasa menghiasi wajah Alrega, terlihat sesikit berkurang.

'Apa anda menyuakai gadis berambut ikal itu?'

"Dia sangat senang, tuan. Bahkan ia memuji barang-barang yang anda kirimkan."

"Benarkah? Bagus. Besok kirim pakaian dari  Selondra khusus untuknya. Lengkap dengan perhiasannya" kata Alrega dengan mata berbinar.

"Kapan anda akan menikahi nona Sella." Zen bertanya tiba-tiba.

"Siapa, Sella?"

"Nama gadis itu, Sella. Sellamirani, tuan."

"Hmm... Kapan hari ulang tahun perempuan itu?"

'Apa maksud anda ulang tahun Delia?'

"Bulan depan, taun"

"Persiapkan pernikahanku sepekan sebelum hari ulang tahunnya"

'Ck! Anda benar-benar ingin membalas perempuan itu rupanya'

"Baik, tuan"

"Bagaimana perkembangan Daville? Apa orang itu sudah mau menandatangani proposal kita?"

"Tuan, ada sedikit masalah, orang yang kini menjadi pemilik Daville adalah Hanzai," jawab Zen datar. Ia duduk menghadap Alrega dengan mengesampingkan berkas di meja.

Hanza adalah salah satu kompetitor Alrega di bidang bisnis. Bahkan orang ini termasuk laki-laki yang cukup berani berhadapan dengan Alrega, membuatnya panas dan juga marah. Pesaing yang cukup diperhitungkan Alrega, meskipun dia dahulu adalah salah satu teman Alrega.

"Hmm.." hanya itu gumaman yang keluar dari mulut Alrega tanpa terusik dari ketenangannya.

"Jadi, kemungkinan besar tuan tidak bisa memberi gedung itu sebagai hadiah pernikahan kali ini."

"Lalu, apa menurutmu aku harus berhenti?"

"Tidak. Anda bisa memberikan Davile sebagai hadiah dilain kesempatan. Kalau sudah berhasil anda miliki."

"Berikan itu untuk hadiah kehamilannya kelak." mendengar ucapan Alrega itu membuat Zen mengerutkan keningnya.

'Apa? Aku tidak salah dengar, kan? Benarkah anda menginginkan anak dari wanita itu? Ahk, yang benar saja. Bahkan perempuan ini mungkin membenci anda sebagai laki-laki.'

"Semoga anda beruntung, tuan."

"Hmm... Ayo!" kata Alrega sambil berdiri dan menyambar jasnya dari sandaran kursi dan memakainya sambil beejalan.

"Kemana, tuan?" tanya Zen sambil membukakan pintu untuk Alrega.

"Bersenang-senang." jawab Alrega dengan senyum tipis dibibirnya.

Terpopuler

Comments

Hajime Nagumo

Hajime Nagumo

💕💕💕💕

2022-03-01

5

Aris Pujiono

Aris Pujiono

mantap rega

2022-01-21

5

Putri Handayani

Putri Handayani

like

2021-12-07

6

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Karena Tatapan Mata
2 Bab 2. Pria Yang Berbeda
3 Bab 3. Aku Sibuk
4 Bab 4. Orang Mencurigakan
5 Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6 Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7 Bab 7. Jadilah Milikku
8 Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9 Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10 Bab 10. Tekad Anehmu
11 Bab 11. Kembalinya Masalalu
12 Bab 12. Kau Dalangnya
13 Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14 Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15 Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16 Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17 Bab 17. Semua Untuk Ibu
18 Eps 18. Gaun Terindah
19 Eps 19. Terimakasih Tuan
20 Bab 20. Kaki Langit
21 Eps 21. Pria Terbaik
22 Eps 22. Lamaran
23 Bab 23. Cium Aku!
24 Bab 24. Kakek Mett
25 Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26 Bab 26. Hal Termudah
27 Bab 27. Nama Sang Kekasih
28 Bab 28. Jangan Lepaskan
29 Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30 Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31 Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32 Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33 Bab 33. Zania Haquel
34 Bab 34. Kasih Sayang
35 Bab 35. Motor Yang Bagus
36 Bab 36. Hanza
37 Bab 37. Daville
38 Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39 Bab 39. Memanggilmu Apa
40 Bab 40. Dugaanku Benar
41 Bab 41. Aku Membencinya
42 Bab 42. Takutlah Padaku
43 Bab 43. Kau Terlambat
44 Bab 44. Pulang
45 Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46 Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47 Bab 47. Hanya Mirip
48 Bab 48. Haruskah?
49 Bab 49. Tidur Bersama
50 Bab 50. Bukan Bibirmu
51 Bab 51. Hanya Masa Lalu
52 Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53 Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54 Bab 54. Aku Menginginkanmu
55 Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56 Bab 56. Sengaja
57 Bab 57. Sengaja Lagi
58 Eps 58. Maafkan Aku
59 Bab 59. Yorin
60 Bab 60. Kencan
61 Bab 61. Dokter Cantik
62 Bab 62. Mobil Baru
63 Bab 63. Aku Mencintainya
64 Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65 Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66 Bab 66. Edisi Ganti Cover
67 Bab 67. Habislah Kau
68 Bab 68. Sebuah Rencana
69 Bab 69. Mengalah
70 Bab. 70. Seekor Anak Singa
71 Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72 Bab 72. Menggodanya
73 Bab 73. Tergoda
74 Bab 74. Aku Mencintaimu
75 Bab 75. Dia Marah Lagi
76 Bab 76. Senandung Pagi Hari
77 Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78 Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79 Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80 Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81 Bab 81. Aku Tahu
82 Bab 82. Bidadari
83 Bab 83. Entahlah
84 Bab 84. Setangkai Bunga
85 Bab 85. Wanita Yang Cantik
86 Bab 86. Sebuah Lukisan
87 Bab 87. Dialah Sang Penipu
88 Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89 Bab 89. Semua Sia-sia
90 Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91 Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92 Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93 Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94 Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95 Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96 Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97 Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98 Bab 98. Membayar Harga Diri
99 Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100 Bab 100. Perempuan Arogan
101 Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102 Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103 Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104 Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105 Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106 Bab 106. Mengalah Demi Dia
107 Bab 107. Bisa Diandalkan
108 Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109 Bab 109. Sudah Jujur
110 Bab 110. Ini Tidak Pantas
111 Bab 111. Ikatan Hati
112 Bab 112. Dua Ibu Kembar
113 Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114 Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115 Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116 Bab 116. Kematian Nenek
117 Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118 Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119 Bab 119. Memaafkan Keadaan
120 Bab 120. Menyukainya
121 Bab 121. Seandainya
122 Bab 122. Bolehkah?
123 Bab 123. Melepas Lelah
124 Bab 124. Melepas Lelah 2
125 Bab 125. Gelisah
126 Bab 126. Memeriksakan Diri
127 Bab 127. Sinyal Ponsel
128 Bab 128. Di Mana Istriku
129 Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130 Bab 130. Ujian Cinta Sella
131 Bab 131. Curiga
132 Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133 Bab 133. Tetaplah Di Sini
134 Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135 Bab 135. Apa Dia Cemburu
136 Bab. 136. Tawuran
137 Bab 137. Sebuah Hadiah
138 Bab 138. Muntah
139 Bab 139. Lebih Baik Tidak
140 Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141 Bab 141. Gendut
142 Bab 142. Terima Kasih Sayang
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab 1. Karena Tatapan Mata
2
Bab 2. Pria Yang Berbeda
3
Bab 3. Aku Sibuk
4
Bab 4. Orang Mencurigakan
5
Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6
Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7
Bab 7. Jadilah Milikku
8
Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9
Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10
Bab 10. Tekad Anehmu
11
Bab 11. Kembalinya Masalalu
12
Bab 12. Kau Dalangnya
13
Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14
Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15
Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16
Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17
Bab 17. Semua Untuk Ibu
18
Eps 18. Gaun Terindah
19
Eps 19. Terimakasih Tuan
20
Bab 20. Kaki Langit
21
Eps 21. Pria Terbaik
22
Eps 22. Lamaran
23
Bab 23. Cium Aku!
24
Bab 24. Kakek Mett
25
Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26
Bab 26. Hal Termudah
27
Bab 27. Nama Sang Kekasih
28
Bab 28. Jangan Lepaskan
29
Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30
Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31
Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32
Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33
Bab 33. Zania Haquel
34
Bab 34. Kasih Sayang
35
Bab 35. Motor Yang Bagus
36
Bab 36. Hanza
37
Bab 37. Daville
38
Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39
Bab 39. Memanggilmu Apa
40
Bab 40. Dugaanku Benar
41
Bab 41. Aku Membencinya
42
Bab 42. Takutlah Padaku
43
Bab 43. Kau Terlambat
44
Bab 44. Pulang
45
Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46
Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47
Bab 47. Hanya Mirip
48
Bab 48. Haruskah?
49
Bab 49. Tidur Bersama
50
Bab 50. Bukan Bibirmu
51
Bab 51. Hanya Masa Lalu
52
Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53
Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54
Bab 54. Aku Menginginkanmu
55
Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56
Bab 56. Sengaja
57
Bab 57. Sengaja Lagi
58
Eps 58. Maafkan Aku
59
Bab 59. Yorin
60
Bab 60. Kencan
61
Bab 61. Dokter Cantik
62
Bab 62. Mobil Baru
63
Bab 63. Aku Mencintainya
64
Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65
Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66
Bab 66. Edisi Ganti Cover
67
Bab 67. Habislah Kau
68
Bab 68. Sebuah Rencana
69
Bab 69. Mengalah
70
Bab. 70. Seekor Anak Singa
71
Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72
Bab 72. Menggodanya
73
Bab 73. Tergoda
74
Bab 74. Aku Mencintaimu
75
Bab 75. Dia Marah Lagi
76
Bab 76. Senandung Pagi Hari
77
Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78
Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79
Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80
Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81
Bab 81. Aku Tahu
82
Bab 82. Bidadari
83
Bab 83. Entahlah
84
Bab 84. Setangkai Bunga
85
Bab 85. Wanita Yang Cantik
86
Bab 86. Sebuah Lukisan
87
Bab 87. Dialah Sang Penipu
88
Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89
Bab 89. Semua Sia-sia
90
Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91
Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92
Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93
Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94
Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95
Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96
Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97
Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98
Bab 98. Membayar Harga Diri
99
Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100
Bab 100. Perempuan Arogan
101
Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102
Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103
Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104
Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105
Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106
Bab 106. Mengalah Demi Dia
107
Bab 107. Bisa Diandalkan
108
Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109
Bab 109. Sudah Jujur
110
Bab 110. Ini Tidak Pantas
111
Bab 111. Ikatan Hati
112
Bab 112. Dua Ibu Kembar
113
Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114
Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115
Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116
Bab 116. Kematian Nenek
117
Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118
Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119
Bab 119. Memaafkan Keadaan
120
Bab 120. Menyukainya
121
Bab 121. Seandainya
122
Bab 122. Bolehkah?
123
Bab 123. Melepas Lelah
124
Bab 124. Melepas Lelah 2
125
Bab 125. Gelisah
126
Bab 126. Memeriksakan Diri
127
Bab 127. Sinyal Ponsel
128
Bab 128. Di Mana Istriku
129
Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130
Bab 130. Ujian Cinta Sella
131
Bab 131. Curiga
132
Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133
Bab 133. Tetaplah Di Sini
134
Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135
Bab 135. Apa Dia Cemburu
136
Bab. 136. Tawuran
137
Bab 137. Sebuah Hadiah
138
Bab 138. Muntah
139
Bab 139. Lebih Baik Tidak
140
Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141
Bab 141. Gendut
142
Bab 142. Terima Kasih Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!