"Kamu harus datang, nanti. Aku akan mengundang Alrega dan dia pasti akan terkesan denganku. Kamu akan jadi saksi bersatunya cinta kami kembali."
'Dasar tak tahu malu.'
Mendengar pernyataan sahabatnya itu, Zola' mengatupkan bibirnya tanpa ekspresi berarti. Ia tak mungkin mengatakan tentang pernikahan Alrega. Seandainya Delisa tahu, maka ia akan berbuat lebih gila untuk mendekati dan merayu Mantan suaminya itu. Atau akan berusaha menggagalkan pernikahan Alrega.
Bahkan bila Delisa tahu siapa yang akan menjadi pasangan wanita bagi mantan suaminya itu, mungkin ia akan memiliki sakit jantung saat itu juga.
Zola menarik nafas, ia kembali mengingat kata-kata Alrega yang meminta padanya agar menjaga Delisa. Walau Alrega tidak mengatakan tentang siapa wanita yang akan dinikahinya, tapi Zola bisa menyimpulakan dengan otak encernya bahwa Alrega akan menikah dengan wanita yang telah menipunya hanya untuk membalaa Delisa.
Zola sangat menyesali dirinya sebagai konspirattor. Namun disisi lain ia memberi aplous pada dirinya sendiri. Rencananya agar Delisa bisa pergi dengan membawa semua hadiah pernikahan secara legal berhasil!
Namun rencana sukses yang dibuat oleh Sella itu justru menghancurkan dirinya sendiri. Juga beberapa orang yang sudah ia sewa demi kelancaran rencananya, telah mendapatkan akibatnya. Hanya Delisa sebagai pelaku utamanya yang bisa dengan bebas menikmati hasil penipuan yang ia lakukan.
"Baiklah, aku pasti datang. Tapi kamu seharusnya malu kalau mengundang tuan Rega datang." kata Zola setelah sadar dari lamunannya. Lalu ia bertanya lagi sambil menghabiskan jus dalam gelasnya.
"Untuk apa aku malu, dimata orang lain dia yang salah, sudah menghianatiku." mendengar ucapan Delisa, Zola hanya bisa mengangguk.
"Deli, bolehkah aku menanyakan sesuatu?" tanya Zola.
"Apa yang akan kau tanya kan?" ujar Delisa.
"Bagaimana dengan hadiah pernikahan yang luar biasa itu, gedung Daville, kau jadikan apa gesung sebesar itu?"
"Gedung itu sudah kujual. Dan uang itu sudah habis untuk biaya hidupku di kota Phure dengan Dizon."
"Sebenarnya apa yang kamu lihat dari Dizzon?" tanya Zola. Penasaran. "Apa yang kamu lihat darinya?"
"Tidak ada. Dia hanya tampan, itu saja. Dan juga kupikir dia adalah seorang raja."
'Ternyata kamu juga tertipu olehnya. Hingga akhirnya kita seperti orang yang tertipu oleh tipuannya sendiri'
"Kamu luar biasa, Deli. Mendapatkan hadiah pernikahan dengan cara curang dan menggunakannya untuk bersama laki-laki lain. Semula aku pikir tuan Alrega akan mengambilnya kembali setelah mengetahui beberapa bukti. Ternyata aku salah."
"Alrega tidak akan mengambil kembali semua barang yang sudah ia berikan pada orang lain, apalagi aku. Dia mencintaiku. Dan aku sudah menjadikannya sebgai sesuatu yang paling berharga dalam hidupku, maka aku akan memperjuangkannya selama sisa hidupku." Kata Delisa pelan. Sepertinya haluan hidup Delisa hanyalah Alrega.
'Itu dulu, bukan sekarang'
"Bagaimana kalau ternyata sekarang tuan Rega menyukai gadis lain. Bahkan sudah menikah dengannya?"
"Kalau aku tidak bisa memilikinya, maka wanita lain juga tidak bisa." jawab Delisa ketus dan meminum jus digelasnya sampai habis.
Delisa sangat yakin ketika dulu ia memutuskan meninggalkan Alrega dipesta pernikahannya sendiri, maka Alrega tidak akan menganggapnya sebagai masalah, dan akan selalu memaafkannya. Sebesar apapun kesalahan yang ia buat maka Alrega akan menerimanya dengan lapang dada.
'Apakah aku terlalu naif mengaharapkan Alrega memaafkanku setelah semua yang aku lakukan pada keluarganya? Ahk, seandainya dia mau melakukan hal itu sebelum menikah dulu, tentu aku tidak akan menipunya. Aku putus asa dan aku hamil karena Dizon. Maafkan aku, Rega. Aku memang bodoh'
"Deli.. Apa kamu lupa siapa tuan Rega? Dia tidak akan tinggal diam kalau orang lain mengusik wanitanya. Apalagi dia tipe setia. Dia pasti akan mengabaikanmu"
"Akh, iya. Aku sangat menyesali karakternya itu, bahkan sebagai laki-laki saja dia menjaga dirinya dengan baik. Selama aku berpacaran dengannya, dia sama sekali tidak pernah menyentuhku."
"Oh, ya? Kalau begitu aku akn mengejarnya menjadi kekasihku." kata Zola dengan tertawa lebar.
"Aku akan mencincangmu kalau begitu." kata Delisa sambil mengepalkan tinjunya.
"Kau tahu, bahkan hanya sampai ciuman dibibir saja, aku sudah harus puas." Delisa bersungut-sungut, ia tampak benar-benar kesal mengingat bagaimana hubungan dirinya dengan Alrega dulu.
Delisa adalah wanita penuh gairah yang sangat cantik dan menarik, ia selalu berpenampilan modis dan seksi. Tapi bagaimana bisa seorang Alrega selalu mengabaikannya dalam urusan bercinta. Padahal banyak laki-laki yang menginkan untuk bisa tidur dengan wanita seperti Delisa walau hanya semalam saja.
Perbuatannya yang tidur dengan Dizon adalah karena ia begitu frustasi, ia tak pernah selesai dengan hasratnya tatkala bersama Alrega.
Sering kali, saat mereka sudah saling berciuman dibibir, dengan sangat dalam dan lama, tapi tiba-tiba Alrega melepaskannya begitu saja. Entah bagaimana pria itu mampu menahan hasratnya, padahal Delisa sudah sangat menginginkan hal lain yang lebih dari sekedar ciuman dibibirnya.
Delisa juga masih mengingat dulu bagaimana ia sudah seperti wanita murahan dengan melepaskan pakaian bagian atasnya agar Alrega bercumbu dengannya lebih lama, tapi saat itu yang dikatakan Alrega adalah,
"Pakai pakaianmu. Sudah cukup. Aku belum menjadi suamimu."
Lalu Delia menjawab,
"Kalau begitu menikahlah denganku. Secepatnya ya?"
"Akan aku lakukan secepatnya. Sekarang aku masih sibuk. Kau mau aku menjadi CEO kan? Bersabarlah. Kita menikah kalau aku sudah memiliki perusahaan ini seutuhnya."
Saat itu Alrega hanya menjadi wakil CEO dari ayahnya, dan setelah perusahaan benar-benar menjadi miliknya, barulah mereka berdua melangsungkan pernikahan. Namun sayangnya, sebelum pernikahan itu terjadi, Delisa baru sadar bahwa dirinya telah hamil beberapa minggu, ia mengandung benih pria lain, yang memaksanya membuat sandiwara murahan itu.
Sandiwara murahan itu telah ia sepakati dengan Zola yang melibatkan Sella sebagai perempuan yang bertugas merusak pesta, agar seolah kesalahan ada pada Alrega. Dengan begitu Delisa bisa memiliki semua hadiah pernikahan yang berjumlah fantastis secara legal.
Setelah beberapa saat kedua wanita itu tenggelam pada lamunan, Zola menerima sebuah pesan, lalu ia membaca pesan sejenak, dan kembali menyimpan ponselnya dia atas meja.
"Apa pesan itu, kenapa kamu tidak membalasnya?" tanya Delisa.
"Bukan apa-apa. Ini hanya pembertahuan kalau pulsaku habis. Aku akan mengisinya lain waktu" jawab Zola, padahal isi pesan itu dari Zen yang menginformasikan bahwa ia bisa menghubungi nomornya kapan saja. Sekertaris pribadi Alrega itu hanya memastikan kalau nomor Zoka akan selalu aktif.
Disaat yang sama, terlintas lagi dikepala Delisa tentang gadis berambut keriting itu. Ada senyum dibibirnya mengingat betapa bodohnya perempuan yang ditemukan oleh Zola untuk mendukung aksinya saat itu.
"Menurutmu, apakah perempuan yang kau temukan itu akan mengingat, bila ia bertemu dengan kita?" tanya Delisa.
"Entahlah. Dia akan membayar kita kembali. Haha. Bahkan ia menganggap kalau uang itu sebagai hutang. Dia salah satu badut paling cantik yang aku temui." jawab Zola.
"Kurasa dia bukan badut. Tapi dia orang yang menghargai dirinya sendiri. Jadi dia merasa harga dirinya tergadai karena uang imbalan yang sudah ia dapatkan. Lucu sekali." kata Zola disela tawanya.
"Bagaiman dia akan membayarnya padahal hidupnya saja sangat menyedihkan."
"Itulah yang aku pikirkan. Oh iya, Deli apakah kamu akan menerimanya bila suatu saat dia benar-benar membayar uangmu kembali?"
"Tidak. Aku akan tetap membuat harga dirinya terus tergadai." ujar Delisa sambil menggeretakkan giginya.
'Padahal yang tergadai itu harga dirimu.' batin Zola.
"Oh, iya. Deli, benarkah kamu sudah resmi bercerai?* tanya Zola.
" Kenapa kau tanya kan hal itu? Seharusnya aku tidak melakukan perceraian, kan? Seharusnya aku menggantung statusnya!" Delisa terlihat geram dan menyesal.
"Aku juga mengira begitu."
"Tidak. Aku yakin pada Dizon waktu, itu hingga aku yang pertama kali melayangkan surat cerai pada Alrega. Ahk, seandainya aku tahu akan seperti ini akhirnya. Aku tidak akan pernah menceraikannya."
"Apa? Kamu menggugatnya lebih dahulu? Wah. Kamu sudah melukai hati tuan Rega sangat dalam."
"Iya. Saat itu, beberapa hari setelah pesta, aku menunggu pergerakan mereka, apakah yang akan mereka lakukan padaku, apakah mereka akan menghukumku atau tidak." Delisa menarik nafas sejenak, lalu melanjutkan.
'Ya, keluarga mereka adalah keluarga kelas atas yang akan sangat mudah untuk memiliki kemampuan meretas segala informasi.' batin Zola.
"Tapi ternyata tidak ada kabar apapun diluar sana, hingga akhirnya aku bisa pergi dan mengajukan perceraian secepat mungkin. Saat itu aku yakin kalau Rega masih mencintaiku." Delisa memberi penjelasan.
"Tapi aku tidak mengira kalau surat cerai itu langsung di tanda tangani saat itu juga. Aku hanya berharap dia akan memaafkan aku. Itu saja cukup."
'Cih! Kau bilang cukup. Aku tak percaya.'
"Baiklah, aku akan menunggu undangan pesta darimu. Oke?" kata Zola sambil membentuk tanda O dengan jari-jarinya dan tersenyum, mengakhiri obrolannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪🇱❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐
semangat kk author
2022-02-25
7
Aris Pujiono
Hahaha...kena karma
2022-01-20
4
DN96 (Aries)
segini dulu thor
"little princess and childish mafia"
2022-01-14
4