Bab 10. Tekad Anehmu

Sella menghempaskan tubuh mungilnya di atas sofa lusuh yang berada di ruang tamu rumahnya, dan melemparkan tas slempangnya begitu saja. Matanya menatap langit-langit rumah yang bercat putih. Ia berusaha menepis kegalauan yang sejak tadi ia rasakan.

"Huufft..." udara keluar dari mulutnya. Ia masih meyakinkan diri tentang kejadian hari ini di atas atap gedung. 

'Benarkah laki-laki itu akan menikahiku. Dia hanya bercanda kan? Ah, mana mungkin si. Dia tidak tahu dimana rumahku, apalagi no ponselku, siapa keluargaku, bahkan dia tidak menanyakan hal-hal mendasar soal itu. Lupakan. Anggap kejadian tadi hanya mimpi yang indah'

Sella tersenyum tipis. Ia kini membayangkan seorang pria yang ia tidak yakin siapa namanya. Berbagai pertanyaan muncul dibenaknya, apakah benar yang ingin menikahinya, dan dia adalah orang yang dulu ada di pesta pernikahan yang sudah dihancurkan olehnya? apakah orang yang dipanggil Zen, itu adalah pengawalnya? Apa mereka bersaudara? Lalu kemana istrinya, apakah ia akan disiksa dirumahnya? Ahk.. semua tidak ada yang terjawab.

'Ah, iya. Kalau tidak salah namanya Alrega Leosan, aku ingat nama yang ada dibeberapa karangan bunga ucapan selamat waktu itu. Tapi siapa nama wanita itu kenapa aku lupa? Ahk...abaikan. Itu tidak penting.' 

Sella menenangkan gemuruh dihatinya, ia sulit sekali melupakan penipuan yang sudah ia lakukan, rasa bersalah selalu menghantuinya setiap kali ia mengingatnya. Ia merasa menjadi perempuan jahat yang merusak sebuah pesta. Padahal ia tak tahu pesta pernikahan siapa waktu itu.

"Kau sudah pulang?" kata Flinna yang datang dengan membawa beberapa pakaian yang akan dilipat, ia duduk di samping Sella. Lalu berkata lagi,

"Kalau lelah, istirahat saja. Lalu makanlah. Ibu sudah selesai masak hari ini. Ajak Rika, ia sudah sibuk sendiri sejak tadi." Berkata sambil melipat pakaian.

"Ibu apakah aku pantas menikah?" tanya Sella membuat Flinna menghentikan pekerjaannya sejenak, melihat wajah anaknya, lalu menjawab dengan senyum.

"Tentu saja. Siapa yang tidak tertarik pada wanita secantik kamu?" kata Flinna.

"Ibu tidak usah memujiku. Aku anak ibu, pasti cantik, secantik ibuku," kata Sella seraya memeluk ibunya.

"Sella, kamu tidak hanya cantik, tapi juga wanita yang baik. Katakan pada ibu, siapa laki-laki beruntung yang akan menikahimu?"

"Tidak ada. Aku hanya bertanya saja."

"Oh. Padahal ibu sudah yakin kalau sebentar lagi ada laki-laki yang akan melamarmu. Ibu selalu berdo'a agar Tuhan membalas kebaikan dan pengorbananmu."

"Ibu...aku tidak berkorban apapun. Yang aku lakukan adalah kewajiban sebagai anak yang harus membalas jasa kebaikan ibunya."

"Seorang ibu, punya kewajibannya sendiri yang harus ia lakukan demi anak anak yang disayanginya. Jadi kamu tidak perlu merasa harus membalas kebaikan ibu." kata Flinna,

Setelah menarik nafas panjang, ia berkata lagi,

"Pengorbanan sebesar apapun, akan terasa ringan kalau untuk orang yang kita sayang. Karena kasih sayang yang tulus, tidak akan mengharapkan balasan. Kalau kamu tidak berkorban waktu itu dengan meninggalkan kuliahmu, mungkin kamu sudah jadi sarjana yang sukses sekarang"

"Itu bukan pengorbanan, itu keputusan yang aku ambil karena kemauanku sendiri."

"Ibu beruntung mempunyai anak sepertimu. Lihat...sudah banyak wanita seusiamu yang punya anak."

"Lalu, apa hubungan mereka denganku, bu?"

"Ibu ingin kamu cepat menikah dan ibu bisa punya cucu. Hilangkan tekad anehmu itu. Tidak semua laki-laki sama seperti ayahmu. Dan tidak semua nasib perempuan itu sama seperti ibumu."

'Bagiku itu bukan tekad aneh, tapi prinsip yang bagus'

"Bagaimana kalau aku tidak mau?"

"Percayalah, Sese.. Kamu sudah banyak berbuat baik untuk ibu dan adikmu, saatnya kamu cari kebahagiaan kamu sendiri."

"Ibu..."

"Ibu yakin, kamu akan punya suami yang baik dan tampan."

Mendengar ucapan ibunya, Sella memeluk Flinna sambil berkata,

"Ibu, aku menyayangimu. Aku akan melakukan apapun untuk ibu. Do'a ibu adalah yang terbaik."

'Ahk... hampir saja aku memasukkan laki-laki itu kedalam daftar orang yang tidak harus dibenci. Dia memang tampan, tapi dia tidak baik. Dia pendendam. Bahkan menikah hanya karena menghukumku. Hukuman Macam apa itu. Aku akan mendapatkan siksaan seumur hidupku, bu. Aku lebih baik tidak menikah, kan?'

-

Menjelang sore hari, Sella terus saja menyibukkan diri di tokonya, ia melakukan banyak hal selain melayani beberapa pembeli. Mencatat beberapa barang yang habis, mengepak beberapa pesanan, membalas beberapa pesan dan sesekali melakukan panggilan.

Sella jarang bertemu dengan laki-laki, sehari-harinya laki-laki yang ia temui selain Rejan, ada juga para kurir pengantar barang, ada juga pelayan di pusat grosir atau tukang tambal ban dan pekerja bengkel, karena motor tuanya sering mogok. Selain itu ia jarang berinteraksi dengan lawan jenis. Ia tak suka lama-lama bicara dengan mereka.

Sella mengikat rambutnya tinggi di atas kepalanya, bahkan kaos putih longgar yang dipakainya sudah basah oleh keringat. Ia masih berdiri di samping etalase dan mencatat beberapa pesanan ketika ada sebuah mobil BMW hitam yang berhenti di depan tokonya.

Deg. Jantungnya berdegup.

'Ini adalah mobil yang aku lihat ada di halaman parkir gedung itu. Apakah ini dia? Laki-laki itu?'

Mata Sella menatap mobil yang jendela kacanya mulai turun secara perlahan. Tampak sebuah wajah tampan muncul di sana, dengan kaca mata hitamnya. Laki-laki itu tidak turun dari mobil, sepertinya ia hanya melihat-lihat saja. 

Sella mengabaikannya. Ia meneruskan mencatat pada buku list pesanannya. Tanpa ia sadari Alrega yang ada dalam mobil itu menatapnya.

'Jadi seperti ini kehidupannya?'

"Zen, kirim beberapa barang kebutuhan rumah tangga yang kira-kira mereka butuhkan, atau ganti saja perabotan rumah mereka, semuanya"

"Baik, tuan. Kapan anda ingin saya mengirim nya?"

"Jangan terburu-buru. Aku takut kalau perempuan itu mati sakit jantung nanti," kata Alrega menahan tawanya.

Ia membayangkan reaksi Sella yang tiba-tiba terserang penyakit jantung, matanya melotot dan nafas yang tersengal-sengal, lalu pinsan, karena ia mendapatkan kiriman barang-barang yang tidak dipesannya. Seketika Alrega merasa lucu, da hampir tertawa.

Alrega sebagai CEO Art Design Group sangat menjaga wibawanya, hingga ia jarang menunjukkan ekspresi berlebihan, apalagi tertawa.

Zen melihat ekspresi Alrega yang terlihat gembira. Ia bernafas lega kalau suasana hati tuannya itu, sedang baik sekarang.

"Pastikan, ketika aku berkunjung nanti aku tidak duduk di kursi rusak."

'Apa anda akan mengujungi rumah kecil itu. Aku saja sudah cukup, tuan'

"Baik..."

Mobil itu tetap di sana, penumpangnya juga tidak turun membuat Sella penasaran dan menghampiri. Ia mendekat pada jendela mobil yang terbuka. Ia terlihat kesal sambil berkata,

"Maaf, tuan. Kalau tidak punya urusan, tolong jangan parkir di depan toko. Anda menghalangi pembeli yang akan masuk." membungkuk hormat dengan senyum ramah.

"Ck. Orang lain memang harus menyingkir kalau aku datang." jawab Alrega sambil mengalihkan pandangan.

'Sombong'

Zen turun dari mobil dan membiarkan pintunya terbuka. Lalu bertanya,

"Apa yang anda butuhkan, nona?" sambil menundukkan kepalanya.

"Orang yang datang ke sini, biasanya orang yang membutuhkan sesuatu. Bukannya bertanya apa yang aku butuhkan." kata Sella.

"Tapi, tidak masalah bagi tuan Rega, kalau anda membutuhkan sesuatu, katakan saja. Maka tuan akan memberikan untuk anda." kata Zen masih dengan ekspresi datarnya.

"Terimakasih atas kebaikan anda, tuan Rega. Tapi saya tidak membutuhkan apapun. Jadi silahkan pergi kalau tidak ada keperluan lain lagi," kata Sella mulai kesal.

"Berikan no ponselmu," kata Alrega masih dengan duduk di dalam mobilnya.

'Untuk apa?'

"Baik." jawab Sella mengambil ponselnya diatas etalase, melihat sekilas lalu menyimpannya kembali. Lalu mencatat beberapa nomor miliknya dalam secarik kertas. Ia memberikan catatan itu pada Zen.

"Ini," kata Sella. Dan Zen menerima catatan nomor ponselnya.

"Coba lihat hp-mu," kata Alrega lagi.

Sella mengeluarkan ponselnya dan Alrega mengerutkan keningnya saat melihat ponsel ditangan Sella.

"Ini, tuan," kata Sella mengulurkan ponselnya pada Alrega. Pria berjas rapi itu tidak mengambilnya, ia hanya melihat sekilas lalu melirik Zen.

"Apa ponsel seperti ini masih bisa dipakai?" Zen diam mendengar pertanyaan Alrega. Tapi Sella langsung menyela.

"Tentu saja. Aku memakai ponsel ini setiap hari. Apanya yang salah?"

"Tidak ada yang salah, nona," kata Zen, ia terlihat sungkan tapi menghargai Sella. Mana berani dia bilang pada calon nona muda kalau ponselnya jelek.

"Buang saja ponselmu itu," kata Alrega, menahan jijik menatap ponsel Sella.

'Memangnya kamu, kita tidak sama... kita tinggal di dunia yang berbeda? Mana bisa asal membuang ponsel begitu saja. Gila ya.'

"Jangan! Enak saja. Aku membelinya dengan susah payah," kata Sella.

Alrega keluar dari mobilnya, dan menutup pintunya dengan keras.

Bukk!

Bersambung

Terpopuler

Comments

miawies

miawies

like lagi, semangat terus up nya. salam dari QUEEN OF THUNDEROUS

2022-01-23

7

Aris Pujiono

Aris Pujiono

alrega gak niat ganti

2022-01-16

8

HIATUS

HIATUS

semangat kaka😀

2022-01-13

8

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Karena Tatapan Mata
2 Bab 2. Pria Yang Berbeda
3 Bab 3. Aku Sibuk
4 Bab 4. Orang Mencurigakan
5 Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6 Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7 Bab 7. Jadilah Milikku
8 Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9 Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10 Bab 10. Tekad Anehmu
11 Bab 11. Kembalinya Masalalu
12 Bab 12. Kau Dalangnya
13 Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14 Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15 Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16 Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17 Bab 17. Semua Untuk Ibu
18 Eps 18. Gaun Terindah
19 Eps 19. Terimakasih Tuan
20 Bab 20. Kaki Langit
21 Eps 21. Pria Terbaik
22 Eps 22. Lamaran
23 Bab 23. Cium Aku!
24 Bab 24. Kakek Mett
25 Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26 Bab 26. Hal Termudah
27 Bab 27. Nama Sang Kekasih
28 Bab 28. Jangan Lepaskan
29 Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30 Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31 Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32 Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33 Bab 33. Zania Haquel
34 Bab 34. Kasih Sayang
35 Bab 35. Motor Yang Bagus
36 Bab 36. Hanza
37 Bab 37. Daville
38 Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39 Bab 39. Memanggilmu Apa
40 Bab 40. Dugaanku Benar
41 Bab 41. Aku Membencinya
42 Bab 42. Takutlah Padaku
43 Bab 43. Kau Terlambat
44 Bab 44. Pulang
45 Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46 Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47 Bab 47. Hanya Mirip
48 Bab 48. Haruskah?
49 Bab 49. Tidur Bersama
50 Bab 50. Bukan Bibirmu
51 Bab 51. Hanya Masa Lalu
52 Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53 Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54 Bab 54. Aku Menginginkanmu
55 Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56 Bab 56. Sengaja
57 Bab 57. Sengaja Lagi
58 Eps 58. Maafkan Aku
59 Bab 59. Yorin
60 Bab 60. Kencan
61 Bab 61. Dokter Cantik
62 Bab 62. Mobil Baru
63 Bab 63. Aku Mencintainya
64 Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65 Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66 Bab 66. Edisi Ganti Cover
67 Bab 67. Habislah Kau
68 Bab 68. Sebuah Rencana
69 Bab 69. Mengalah
70 Bab. 70. Seekor Anak Singa
71 Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72 Bab 72. Menggodanya
73 Bab 73. Tergoda
74 Bab 74. Aku Mencintaimu
75 Bab 75. Dia Marah Lagi
76 Bab 76. Senandung Pagi Hari
77 Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78 Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79 Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80 Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81 Bab 81. Aku Tahu
82 Bab 82. Bidadari
83 Bab 83. Entahlah
84 Bab 84. Setangkai Bunga
85 Bab 85. Wanita Yang Cantik
86 Bab 86. Sebuah Lukisan
87 Bab 87. Dialah Sang Penipu
88 Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89 Bab 89. Semua Sia-sia
90 Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91 Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92 Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93 Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94 Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95 Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96 Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97 Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98 Bab 98. Membayar Harga Diri
99 Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100 Bab 100. Perempuan Arogan
101 Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102 Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103 Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104 Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105 Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106 Bab 106. Mengalah Demi Dia
107 Bab 107. Bisa Diandalkan
108 Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109 Bab 109. Sudah Jujur
110 Bab 110. Ini Tidak Pantas
111 Bab 111. Ikatan Hati
112 Bab 112. Dua Ibu Kembar
113 Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114 Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115 Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116 Bab 116. Kematian Nenek
117 Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118 Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119 Bab 119. Memaafkan Keadaan
120 Bab 120. Menyukainya
121 Bab 121. Seandainya
122 Bab 122. Bolehkah?
123 Bab 123. Melepas Lelah
124 Bab 124. Melepas Lelah 2
125 Bab 125. Gelisah
126 Bab 126. Memeriksakan Diri
127 Bab 127. Sinyal Ponsel
128 Bab 128. Di Mana Istriku
129 Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130 Bab 130. Ujian Cinta Sella
131 Bab 131. Curiga
132 Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133 Bab 133. Tetaplah Di Sini
134 Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135 Bab 135. Apa Dia Cemburu
136 Bab. 136. Tawuran
137 Bab 137. Sebuah Hadiah
138 Bab 138. Muntah
139 Bab 139. Lebih Baik Tidak
140 Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141 Bab 141. Gendut
142 Bab 142. Terima Kasih Sayang
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab 1. Karena Tatapan Mata
2
Bab 2. Pria Yang Berbeda
3
Bab 3. Aku Sibuk
4
Bab 4. Orang Mencurigakan
5
Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6
Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7
Bab 7. Jadilah Milikku
8
Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9
Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10
Bab 10. Tekad Anehmu
11
Bab 11. Kembalinya Masalalu
12
Bab 12. Kau Dalangnya
13
Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14
Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15
Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16
Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17
Bab 17. Semua Untuk Ibu
18
Eps 18. Gaun Terindah
19
Eps 19. Terimakasih Tuan
20
Bab 20. Kaki Langit
21
Eps 21. Pria Terbaik
22
Eps 22. Lamaran
23
Bab 23. Cium Aku!
24
Bab 24. Kakek Mett
25
Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26
Bab 26. Hal Termudah
27
Bab 27. Nama Sang Kekasih
28
Bab 28. Jangan Lepaskan
29
Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30
Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31
Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32
Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33
Bab 33. Zania Haquel
34
Bab 34. Kasih Sayang
35
Bab 35. Motor Yang Bagus
36
Bab 36. Hanza
37
Bab 37. Daville
38
Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39
Bab 39. Memanggilmu Apa
40
Bab 40. Dugaanku Benar
41
Bab 41. Aku Membencinya
42
Bab 42. Takutlah Padaku
43
Bab 43. Kau Terlambat
44
Bab 44. Pulang
45
Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46
Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47
Bab 47. Hanya Mirip
48
Bab 48. Haruskah?
49
Bab 49. Tidur Bersama
50
Bab 50. Bukan Bibirmu
51
Bab 51. Hanya Masa Lalu
52
Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53
Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54
Bab 54. Aku Menginginkanmu
55
Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56
Bab 56. Sengaja
57
Bab 57. Sengaja Lagi
58
Eps 58. Maafkan Aku
59
Bab 59. Yorin
60
Bab 60. Kencan
61
Bab 61. Dokter Cantik
62
Bab 62. Mobil Baru
63
Bab 63. Aku Mencintainya
64
Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65
Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66
Bab 66. Edisi Ganti Cover
67
Bab 67. Habislah Kau
68
Bab 68. Sebuah Rencana
69
Bab 69. Mengalah
70
Bab. 70. Seekor Anak Singa
71
Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72
Bab 72. Menggodanya
73
Bab 73. Tergoda
74
Bab 74. Aku Mencintaimu
75
Bab 75. Dia Marah Lagi
76
Bab 76. Senandung Pagi Hari
77
Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78
Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79
Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80
Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81
Bab 81. Aku Tahu
82
Bab 82. Bidadari
83
Bab 83. Entahlah
84
Bab 84. Setangkai Bunga
85
Bab 85. Wanita Yang Cantik
86
Bab 86. Sebuah Lukisan
87
Bab 87. Dialah Sang Penipu
88
Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89
Bab 89. Semua Sia-sia
90
Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91
Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92
Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93
Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94
Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95
Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96
Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97
Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98
Bab 98. Membayar Harga Diri
99
Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100
Bab 100. Perempuan Arogan
101
Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102
Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103
Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104
Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105
Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106
Bab 106. Mengalah Demi Dia
107
Bab 107. Bisa Diandalkan
108
Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109
Bab 109. Sudah Jujur
110
Bab 110. Ini Tidak Pantas
111
Bab 111. Ikatan Hati
112
Bab 112. Dua Ibu Kembar
113
Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114
Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115
Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116
Bab 116. Kematian Nenek
117
Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118
Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119
Bab 119. Memaafkan Keadaan
120
Bab 120. Menyukainya
121
Bab 121. Seandainya
122
Bab 122. Bolehkah?
123
Bab 123. Melepas Lelah
124
Bab 124. Melepas Lelah 2
125
Bab 125. Gelisah
126
Bab 126. Memeriksakan Diri
127
Bab 127. Sinyal Ponsel
128
Bab 128. Di Mana Istriku
129
Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130
Bab 130. Ujian Cinta Sella
131
Bab 131. Curiga
132
Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133
Bab 133. Tetaplah Di Sini
134
Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135
Bab 135. Apa Dia Cemburu
136
Bab. 136. Tawuran
137
Bab 137. Sebuah Hadiah
138
Bab 138. Muntah
139
Bab 139. Lebih Baik Tidak
140
Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141
Bab 141. Gendut
142
Bab 142. Terima Kasih Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!