Bab 7. Jadilah Milikku

 Alrega tertawa, menurutnya gadis ini lucu. Bagaimana gadi ini bisa berpikir seperti itu, kalau seluruh dunia adalah miliknya, bukankah dirinya juga menjadi miliknya?

'Aku harus pergi. Bisa gila kalau meladeni manusia satu ini. Dia tak menghargai orang sama sekali. Bagi orang sepertimu, aku memang tak memiliki apapun selain harga diri, tapi kalau diperlakukan seperti ini lebih baik pergi, kan? Membeli kepalaku? enak saja.'

"Tuan. tidak semuanya yang ada di dunia ini bisa dibeli dengan kekayaan. Maaf. sudah mengganggu anda. Saya permisi. Silahkan lanjutkan keperluan anda di sini." kata Sella dengan bahasa formil, berharap pria itu mengerti.

Ia memilih mengalah dari pada urusan dengan Alrega menjadi penjang. Apalagi sepertinya laki-laki itu tidak mudah menyerah.

Sella hendak beranjak menuju pintu tangga, ketika Alrega kembali berteriak,

"Hei, berhenti." kata Alrega seraya mendekati Sella.

'Apalagi si, maunya?'

Sella menoleh.

"Ada Apalagi, tuan? Saya tidak ada urusan dengan tuan."

"Urusanmu denganku belum selesai." kata Alrega tegas. "Kau bilang tidak akan menjual kepalamu?"

"Tentu saja tidak. Orang mati saja tidak akan dilepaskan dari kepalanya. Bagaimana bisa anda akan membeli kepala seseorang?"

"Walau aku punya seluruh dunia?" tanya Alrega penasaran pada Sella.

Gadis yang menarik, gadis yang sudah membuat Alrega berjalan kearahnya. Biasanya banyak gadis yang mendekati dirinya, berjalan kearahnya tanpa ia minta, tapi Sella sudah membuat Alrega bersikap.sebaliknya.

"Iya. Tidak ada artinya dunia kalau kita sudah tiada, bukan?" kata Sella.

"Jangan bilang kamu tidak butuh kekayaan dunia dan semacamnya?"

"Iya, aku tidak butuh kekayaan!" kata Sella ketus, "Aku hanya ingin bahagia, dan itu bisa didapatkan tanpa uang. Sebab uang bisa menjadi orang terlena," kata Sella sambil mengenang ayahnya.

"Ah, itu kalimat paling munafik yang pernah kudengar!"

'Hais. Sombongnya orang ini.'

"Maksud saya, memang saya sebagai manusia biasa tentu butuh uang, tapi bukan dari orang seperti anda!" mendengar kalimat Sella itu Alrega tertegun, lalu berkata.

"Aku menawarkan sesuatu padamu." Berhenti sejenak, mengambil nafas dalam, "Hiduplah denganku seumur hidupmu, jadilah milikku untuk membayar semua urusan kita."

Mendengar kata-kata membuat Sella merinding, matanya melebar dengan sejuta rasa heran terkumpul disana, lalu tersenyum kecut sambil berkata,

"Sudah kubilang, nyawaku tidak dijual. Enak saja menyuruhku hidup denganmu, kita tidak punya urusan apa-apa." kata Sella sambil mencibir kecil.

"Kamu, punya banyak urusan dengan ku..." Kata Alrega penuh penekanan.

"Urusan, apa? kita tidak saling kenal. Bagaimana punya urusan?" Tanya Sella heran.

"Aku mengenalmu, aku sudah tahu namamu yang kampungan itu" kata Alrega sambil mengankat ke dua alisnya.

'Ck. Mana ada ngajak orang hidup bersama hanya modal kenal nama.'

"Tuan!" Sella mendekat sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

Sella menatap Alrega, dengan mendongak, karena tinggi badannya hanya sebatas lehernya. Sejenak Sella hampir takjub melihat postur tubuh Alrega yang tinggi dan tegap, terlihat tonjolan otot yang bagus dari balik kemeja putihnya, bahu yang lebar dan pinggang yang sempit membuat laki-laki itu tampak begitu mempesona.

"Nama saya itu unik. Itu pemberian ibu saya sejak lahir. Itu nama yang akan selalu saya pakai sampai saya mati kelak. Walau tuan menghina nama saya kampungan, saya tidak akan menggantinya dengan nama lain. Jadi maaf, saya tidak bisa menerima keinginan anda." Sella berkata dengan perlahan seolah kuatir Alrega tidak mengerti.

Melihat tingkah Sella yang seperti menantang dirinya, Alrega tampak menyembunyikan senyum. Lucu. Banyak wanita yang mencoba mendekati dan bersikap lemah lembut padanya atau mencari perhatiannya demi mendapatkan cinta dan menjadi kekasihnya selama ini. Tapi gadis ini secara terus terang menolaknya.

Tapi yang ia lihat pada Sella berbeda, ia sama sekali tidak terlihat berminat pada Alrega atau berusaha untuk mendapatkannya. Sikap penolakan ini yang mungkin justru membuat Alrega semakin penasaran saja.

"Apa anda pikir, orang bisa hidup bersama hanya karena sebuah nama?" belum sempat Alrega menjawab pertanyaan Sella, terdengar seseorang memanggil namanya.

"Sese...!" kata sebuah suara tiba-tiba mendekat dari arah pintu rooftop.

Seketika kedua insan berlawanan jenis itu menoleh pada sumber suara, Rere berdiri disana yang tak kalah terkejutnya melihat sahabatnya ada bersama bos besarnya.

'Kenapa Sese bisa ada disini dengan tuan Rega, si? Akh, Sese. Kamu pasti tidak tahu siapa dia kan. Dia bos yang paling menakutkan! Jangan sampai ada masalah dengan orang ini, Sese!'

Sella segera berbalik kearah Rere dan memarahinya, "Hei. teman tak tau diri. Kenapa lama sekali. Aku hampir gosong menunggumu disini!"

Rere tak menjawab, ia hanya melirik pada Alrega yang menatap mereka berdua dengan tatapan tajam setajam pedang samurai Shoji yang sangat terkenal di negeri Sakura.

"Maaf. Ayo, kita turun saja" kata Rere sambil menggamit tangan Sella dan membawa tas miliknya. 

Baru saja Sella dan Rere hendak melangkah pergi, Alrega berteriak pada mereka berdua.

"Apa dia temanmu?" mendengar pertanyaan Alrega, kedua gadis itu mengangguk pelan.

"Apa dia juga pekerja di sini?" tanya Alrega lagi

Dan mereka berdua menggeleng bersamaan.

"Kalau begitu, kamu sudah melakukan pelanggaran!" kata Alrega sambil menunjuk Rere.

'Pelanggaran apa?'

"Kamu sudah membawa orang asing masuk ke gedungku tanpa izinku!"

'Ahk, yang benar saja. Ini bukan pelanggaran. Ini hal biasa seseorang menemui pegawai, apa tidak boleh? Ini biasa kan?'

"Saya ini temannya, bukan orang asing." jawab Sella.

Tanpa mereka sadari, Zen masuk dengan langkah tenang, menghampiri Alrega sambil menundukkan kepalanya. Sekilas ia melirik pada Sella yang berdiri dengan canggung bersama Rere.

'Ini seperti keberuntungan dan kebetulan, tuan bisa langsung menemukan gadis yang dicarinya ada di sini. Ahk, kamu memudahkan pekerjaanku nona'

"Tuan. Delisa memaksa masuk. Ia ada di pintu gerbang. Apa yang harus saya lakukan?" kata Zen dengan tenang.

"Ck! Kupikir kau sudah menyelesaikan urusan kecil itu" kata Alrega ketus.

"Maafkan saya, tuan." sahut Zen.

"Urus saja wanita itu." kata Alrega sambil menunjuk kearah Rere dengan dagunya.

Zen menautkan kedua alisnya sambil melirik pada Rere.

Alrega berkata dengan suara beratnya, "Kamu tau, apa konsekuensinya bila melakukan pelanggaran di gedungku?"

"Maaf, tuan bos. Maafkan saya..." kata Rere seraya berlutut di depan Alrega air mata meluncur begitu saja.

'Kau pikir memaafkan, semudah permintaan maafmu?!" kata Alrega.

"Tapi, tuan...saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan saya lagi." kata Rere memelas.

'Hei. Rere. Kamua tidak salah. Mengapa harus berlutut pada pria gila ini?'

"Memangnya salah kalau bertemu teman... Itu hak sesama manusia. Apa itu masuk akal dijadikan pelanggaran. Yang benar saja. Peraturan aneh macam apa itu?" kata Sella, ssmbil melangkah kehadapan Alrega seolah kembali menantangnya. Ia hanya ingin membela sahabatnya.

Mendengar kata-kata Sella, Alrega memalingkan pandangan, sedangkan Zen berdiri disamping nya dengan tatapan mengintimidasi pada lawan bicara Alrega, eperti biasanya.

"Itu aturanku!" jawab Alrega tegas. "Kalau kau juga membantah, maka kau juga harus menerima hukuman dariku!"

"Maafkan saya, tuan. Saya berjanji tidak akan mengulangi, saya tidak akan membawa teman saya ke gedung ini lagi. Tolong jangan pecat saya, tuan bos" kata Rere sambil terus menangis.

"Rere, kamu tidak akan dipecat hanya karena aku! Sudahlah. Berhenti menangis, kumohon..." kata Sella memelas. Ia tak tega melihat sahabatnya menangis sambil berlutut seperti itu dihadapan laki-laki yang menurutnya aneh.

"Jadi anda yang salah di sini, nona?" tanya Zen dengan ujung bibir yang sedikit ditarik ke atas.

"Ayolah, saya rasa anda berdua ini orang yang bijaksana. Mengajak seorang teman bukanlah sebuah kesalahan." jawab Sella dengan nada suara rendah. Ia menelisik penampilan Zen yang rapi lengkap dengan dasi dan stelan jas.

"Anda benar kalau anda berada di tempat lain, tapi dalam perusahaan kami ada peraturan jelas kalau orang yang bukan pegawai tidak boleh masuk tanpa izin." kata Zen.

"Baiklah, aku yang salah. Maafkanlah teman saya. Jangan pecat dia hanya karena kesalahan kecil seperti ini." kata Sella tenang.

"Dengan apa kau akan menebus kesalahanmu?" kata Alrega, diam sejenak menunggu reaksi Sella. Lalu berkata lagi, "Zen, bawa temannya pergi."

"Baik, tuan." kata Zen sambil menundukkan kepalanya pada Alrega.

Zen menyuruh Rere mengikutinya dengan isyarat lambaian tangannya, berjalan kearah pintu. Sampai di tangga, Zen menghentikan langkahnya, begitu pula dengan Rere.

Lalu, Zen berkata, "Kau tahukan apa konsekuensi dari kesalahan kali ini?"

"Iya, tuan. Tolong maafkan saya. Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan saya. Tolong maafkan saya dan jangan pecat saya."

"Baiklah, kamu tidak akan dipecat, asal kamu anggap semua yang kamu lihat hari ini, di sini seolah tidak pernah terjadi."

"Baik, tuan." Rere mengangguk.

"Apa aku bisa memegang ucapanmu?" tanya Zen penuh penekanan.

" Tentu, tuan. Pekerjaan saya akan jadi taruhannya." kata Rere bersungguh-sungguh.

"Baik, aku pegang janjimu."

"Tapi bagaimana dengan nasib teman saya, tuan?"

Terpopuler

Comments

Mom FA

Mom FA

salam dari in memories🙏

2022-02-08

8

La Vie Est Un Mystere

La Vie Est Un Mystere

ninggal jejak thor

2022-01-28

8

Aris Pujiono

Aris Pujiono

peraturan aneh

2022-01-13

7

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Karena Tatapan Mata
2 Bab 2. Pria Yang Berbeda
3 Bab 3. Aku Sibuk
4 Bab 4. Orang Mencurigakan
5 Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6 Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7 Bab 7. Jadilah Milikku
8 Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9 Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10 Bab 10. Tekad Anehmu
11 Bab 11. Kembalinya Masalalu
12 Bab 12. Kau Dalangnya
13 Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14 Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15 Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16 Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17 Bab 17. Semua Untuk Ibu
18 Eps 18. Gaun Terindah
19 Eps 19. Terimakasih Tuan
20 Bab 20. Kaki Langit
21 Eps 21. Pria Terbaik
22 Eps 22. Lamaran
23 Bab 23. Cium Aku!
24 Bab 24. Kakek Mett
25 Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26 Bab 26. Hal Termudah
27 Bab 27. Nama Sang Kekasih
28 Bab 28. Jangan Lepaskan
29 Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30 Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31 Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32 Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33 Bab 33. Zania Haquel
34 Bab 34. Kasih Sayang
35 Bab 35. Motor Yang Bagus
36 Bab 36. Hanza
37 Bab 37. Daville
38 Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39 Bab 39. Memanggilmu Apa
40 Bab 40. Dugaanku Benar
41 Bab 41. Aku Membencinya
42 Bab 42. Takutlah Padaku
43 Bab 43. Kau Terlambat
44 Bab 44. Pulang
45 Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46 Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47 Bab 47. Hanya Mirip
48 Bab 48. Haruskah?
49 Bab 49. Tidur Bersama
50 Bab 50. Bukan Bibirmu
51 Bab 51. Hanya Masa Lalu
52 Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53 Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54 Bab 54. Aku Menginginkanmu
55 Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56 Bab 56. Sengaja
57 Bab 57. Sengaja Lagi
58 Eps 58. Maafkan Aku
59 Bab 59. Yorin
60 Bab 60. Kencan
61 Bab 61. Dokter Cantik
62 Bab 62. Mobil Baru
63 Bab 63. Aku Mencintainya
64 Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65 Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66 Bab 66. Edisi Ganti Cover
67 Bab 67. Habislah Kau
68 Bab 68. Sebuah Rencana
69 Bab 69. Mengalah
70 Bab. 70. Seekor Anak Singa
71 Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72 Bab 72. Menggodanya
73 Bab 73. Tergoda
74 Bab 74. Aku Mencintaimu
75 Bab 75. Dia Marah Lagi
76 Bab 76. Senandung Pagi Hari
77 Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78 Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79 Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80 Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81 Bab 81. Aku Tahu
82 Bab 82. Bidadari
83 Bab 83. Entahlah
84 Bab 84. Setangkai Bunga
85 Bab 85. Wanita Yang Cantik
86 Bab 86. Sebuah Lukisan
87 Bab 87. Dialah Sang Penipu
88 Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89 Bab 89. Semua Sia-sia
90 Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91 Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92 Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93 Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94 Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95 Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96 Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97 Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98 Bab 98. Membayar Harga Diri
99 Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100 Bab 100. Perempuan Arogan
101 Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102 Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103 Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104 Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105 Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106 Bab 106. Mengalah Demi Dia
107 Bab 107. Bisa Diandalkan
108 Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109 Bab 109. Sudah Jujur
110 Bab 110. Ini Tidak Pantas
111 Bab 111. Ikatan Hati
112 Bab 112. Dua Ibu Kembar
113 Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114 Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115 Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116 Bab 116. Kematian Nenek
117 Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118 Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119 Bab 119. Memaafkan Keadaan
120 Bab 120. Menyukainya
121 Bab 121. Seandainya
122 Bab 122. Bolehkah?
123 Bab 123. Melepas Lelah
124 Bab 124. Melepas Lelah 2
125 Bab 125. Gelisah
126 Bab 126. Memeriksakan Diri
127 Bab 127. Sinyal Ponsel
128 Bab 128. Di Mana Istriku
129 Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130 Bab 130. Ujian Cinta Sella
131 Bab 131. Curiga
132 Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133 Bab 133. Tetaplah Di Sini
134 Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135 Bab 135. Apa Dia Cemburu
136 Bab. 136. Tawuran
137 Bab 137. Sebuah Hadiah
138 Bab 138. Muntah
139 Bab 139. Lebih Baik Tidak
140 Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141 Bab 141. Gendut
142 Bab 142. Terima Kasih Sayang
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab 1. Karena Tatapan Mata
2
Bab 2. Pria Yang Berbeda
3
Bab 3. Aku Sibuk
4
Bab 4. Orang Mencurigakan
5
Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6
Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7
Bab 7. Jadilah Milikku
8
Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9
Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10
Bab 10. Tekad Anehmu
11
Bab 11. Kembalinya Masalalu
12
Bab 12. Kau Dalangnya
13
Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14
Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15
Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16
Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17
Bab 17. Semua Untuk Ibu
18
Eps 18. Gaun Terindah
19
Eps 19. Terimakasih Tuan
20
Bab 20. Kaki Langit
21
Eps 21. Pria Terbaik
22
Eps 22. Lamaran
23
Bab 23. Cium Aku!
24
Bab 24. Kakek Mett
25
Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26
Bab 26. Hal Termudah
27
Bab 27. Nama Sang Kekasih
28
Bab 28. Jangan Lepaskan
29
Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30
Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31
Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32
Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33
Bab 33. Zania Haquel
34
Bab 34. Kasih Sayang
35
Bab 35. Motor Yang Bagus
36
Bab 36. Hanza
37
Bab 37. Daville
38
Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39
Bab 39. Memanggilmu Apa
40
Bab 40. Dugaanku Benar
41
Bab 41. Aku Membencinya
42
Bab 42. Takutlah Padaku
43
Bab 43. Kau Terlambat
44
Bab 44. Pulang
45
Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46
Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47
Bab 47. Hanya Mirip
48
Bab 48. Haruskah?
49
Bab 49. Tidur Bersama
50
Bab 50. Bukan Bibirmu
51
Bab 51. Hanya Masa Lalu
52
Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53
Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54
Bab 54. Aku Menginginkanmu
55
Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56
Bab 56. Sengaja
57
Bab 57. Sengaja Lagi
58
Eps 58. Maafkan Aku
59
Bab 59. Yorin
60
Bab 60. Kencan
61
Bab 61. Dokter Cantik
62
Bab 62. Mobil Baru
63
Bab 63. Aku Mencintainya
64
Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65
Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66
Bab 66. Edisi Ganti Cover
67
Bab 67. Habislah Kau
68
Bab 68. Sebuah Rencana
69
Bab 69. Mengalah
70
Bab. 70. Seekor Anak Singa
71
Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72
Bab 72. Menggodanya
73
Bab 73. Tergoda
74
Bab 74. Aku Mencintaimu
75
Bab 75. Dia Marah Lagi
76
Bab 76. Senandung Pagi Hari
77
Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78
Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79
Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80
Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81
Bab 81. Aku Tahu
82
Bab 82. Bidadari
83
Bab 83. Entahlah
84
Bab 84. Setangkai Bunga
85
Bab 85. Wanita Yang Cantik
86
Bab 86. Sebuah Lukisan
87
Bab 87. Dialah Sang Penipu
88
Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89
Bab 89. Semua Sia-sia
90
Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91
Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92
Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93
Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94
Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95
Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96
Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97
Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98
Bab 98. Membayar Harga Diri
99
Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100
Bab 100. Perempuan Arogan
101
Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102
Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103
Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104
Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105
Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106
Bab 106. Mengalah Demi Dia
107
Bab 107. Bisa Diandalkan
108
Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109
Bab 109. Sudah Jujur
110
Bab 110. Ini Tidak Pantas
111
Bab 111. Ikatan Hati
112
Bab 112. Dua Ibu Kembar
113
Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114
Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115
Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116
Bab 116. Kematian Nenek
117
Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118
Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119
Bab 119. Memaafkan Keadaan
120
Bab 120. Menyukainya
121
Bab 121. Seandainya
122
Bab 122. Bolehkah?
123
Bab 123. Melepas Lelah
124
Bab 124. Melepas Lelah 2
125
Bab 125. Gelisah
126
Bab 126. Memeriksakan Diri
127
Bab 127. Sinyal Ponsel
128
Bab 128. Di Mana Istriku
129
Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130
Bab 130. Ujian Cinta Sella
131
Bab 131. Curiga
132
Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133
Bab 133. Tetaplah Di Sini
134
Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135
Bab 135. Apa Dia Cemburu
136
Bab. 136. Tawuran
137
Bab 137. Sebuah Hadiah
138
Bab 138. Muntah
139
Bab 139. Lebih Baik Tidak
140
Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141
Bab 141. Gendut
142
Bab 142. Terima Kasih Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!