Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2

Sella bersungut-sungut cemberut pada keadaan yang mengesalkan itu. Ia hanya mendekati sebuah tas kecil yang biasa dipakai Rere tergeletak disana. Sella berdiri di sisi tembok pembatas. Tembok itu kokoh setinggi pinggang orang dewasa, yang melindungi area sekitar atap agar aman bila ada yang berdiri di sana.

'Bagaimana bisa dia meninggalkan barangnya disini. Apa aku curi saja dan pergi?'

Kemudian, Sella menulis beberapa pesan pada Rere, melalui ponsel yang sedari tadi ada ditangannya. Begitu pesan terkirim, langsung ada jawaban dari pesan yang Sella kirimkan, Rere meminta Sella untuk menunggunya, karena masih ada pekerjaan yang menjadi tugasnya.

Walau kesal, Sella tetap menunggu sambil membaca novel kesukaannya. Ia duduk didekat pintu tangga yang menghubungkan antara atap dan bagian dalam gedung. 

Sementara di ruangan Alrega.

"Bagaimana tentang gadis itu, apa sekarang kau sudah punya alasan untuk menjemputnya?" tanya Alrega, sambil melepas jas hitamnya dan duduk di kursi kerjanya, jas ia gantungkan pada sandaran kursi.

"Hari ini tuan bisa menemuinya," kata Zen, karena ia sudah menjalankan rencana agar pertemuan Sella dan Alrega terkesan tak sengaja.

"Alasan apa yang pantas menurut tuan, agar ia mau menikah dengan anda padahal dia sama sekali tidak mengenal tuan?" Zen tampak berfikir, keningnya berkerut.

"Menghukumnya. Itu hukuman yang pantas" jawab Alrega dengan menyeringai sinis.

Zen hanya mengangguk sambil menyiapkan beberapa berkas dan menyalakan laptop untuk Alrega.

'Jadi hukuman untuk perempuan itu adalah menikah? Ah, yang benar saja.'

"Tuan, saya baru mendapatkan pesan kalau Delia akan ke kantor mengunjungi anda hari ini" kata Zen tiba-tiba mengganggu suasana hati Alrega.

"Hmm...usir saja kalau dia datang, aku tidak mau bertemu dengannya." sahut Alrega.

"Baik, tuan," kata Zen sambil menyalakan ponselnya dan mengirim pesan pada seseorang.

"Ck. Kau bilang dia tidak akan berani menemuiku, lalu apa sekarang?" kata Alrega mencebik pada Zen.

"Bahkan dia akan ke kantor ku. Sekarang kau percaya padaku?" kata Alrega lagi.

"Maaf, tuan. Anda memang benar." kata Zen tenang.

"Kau ini merusak moodku saja. Bereskan sisanya." kata Alrega, sambil menaruh berkas yang tadi ada di tangannya lalu beranjak dari kursinya, ia mengambil jas dan keluar dari ruangannya.

'Apa tuan akan ke atap seperti biasany? Tuan kalau kesal selalu ke sana'

"Urus semuanya, aku akan ke atap sebentar." kata Alrega ketika sampai di pintu, Zen mengangguk sambil membuka dan menutup pintu ruangan untuk Alrega.

Alrega melangkah santai dikoridor gedung menuju kearah tangga yang menghubungkan ruang bagaian dalam dengan atap gedung. ia mengingat siluet yang tadi sempat dilihatnya menghilang dibalik tangga.

Alrega berjalan dengan tenang sampai ditangga terakhir dan mendapati pintu tangga Sudah terbuka. Setelah ia sampai di pintu,

Bruk!

Alrega melemparkan jasnya begitu saja dan mendarat tapat di kepala Sella yang duduk dilantai sambil membaca novelnya.

"Hei!" suara Sella berteriak cukup keras.

Alrega menghentikan langkahnya lalu menoleh pada sumber suara. Langkahnya yang akan menuju dinding pembatas atap gedung, terhenti seketika. Ia terkejut melihat Sella wanita yang ia cari ada dihadapannya. Ini sungguh tidak ia duga sebelumnya.

'Akh, ada orang lain, dan dia... Kau di sini rupanya.'

Sella menarik dan mengangkat benda yang tadi mendarat dikepalanya. Benda itu adalah jas milik seseorang yang disimpan sembarangan. Ia menjadi kesal. Tanpa ia sengaja, gerakannya itu membuat topi yang ia pakai untuk menutupi rambut panjangnya, terlepas. Rambut Sella yang keriting dan panjang itu pun terburai.

Angin cukup kuat seperti menghempaskan rambut Sella kesegala arah. Acak-acakkan. Tapi justru wajahnya terlihat manis dan natural bagai lukisan indah. Mata jernihnya yang seperti bulan sabit mengerjab-ngerjab meluruskan pandangannya.

Melihat pemandangan didepannya, membuat Alreja hampir saja tertawa. Tapi ia menahan tawanya. Ada perasaan lucu meliht rambut Sella. Ini keberuntungan atau kebetulan hingga ia bisa menemukan gadis yang dicarinya bahkan ingin dijebaknya.

'Apakah ini rencana Zen? Atau kebetulan saja?'

Alrega tidak tahu pasti, apa semua yang terjadi kali ini kebetulan atau memang rencana Zen, yang penting sekarang adalah gadis ini ada di sini!

Kebetulan selalu menjadi awal sebuah takdir lain yang mengikuti, kebetulan itu sebenarnya tidak ada, ia hanya sebuah awal kisah anak manusia menemui takdirnya semata, setelah kebetulan yang dialaminya.

Setelah merapikan rambutnya dibalik telinga, Sella bisa melihat siapa orang yang melempar pakaiannya sembarangan hingga menimpa kepalanya.

'Dia? Bukankah orang yang waktu itu di tempat parkir dan menyuruh orang lain mengisirku?' Sella berkata dalam hati.

" Apa benda ini milikmu?" tanya Sella, sedikit gugup.

Wajah laki-laki yang ada di depannya ini dan ternyata begitu tampan, bersih dan tegas. Garis rahang dan hidungnya sempurna, matanya lancip dan hitam legam, seperti menolak untuk masuk kedalam daftarnya laki-laki yang patut ia benci.

'Ahk, sepertinya aku tidak bisa membenci pria setampan ini. Tidak, tidak...semua pria sama. Tidak penting wajahnya, yang penting adalah perbuatannya' Sella bermonolog dihatinya.

"Iya" jawab Alrega ketus. Ia sudah menunjukkan ekspresi membekukan seperti biasanya. Ia harus mendapatkan gadis itu sekarang juga.

"Sembarangan saja. Ini ambil!" kata Sella. Ia mengulurkan jas itu kearah Alrega.

Alrega mendekat, menatap wajah Sella intens, ia terlihat menarik sudut bibirnya sedikit. Lalu menjulurkan tangan menarik jasnya dari genggaman Sella tapi melemparkannya kembali kelantai.

Bruk!

Tatapan Sella mengikuti gerakan Alrega yang melemparkan jasnya sendiri ke lantai, menerbitkan cemberut di bibirnya.

'Hais. Kan, semua laki-laki itu sama. Jadi untuk apa wajah tampan tapi perbuatannya seperti ini'

Sella memalingkan wajahnya, sambil memakai topinya lagi, ia menatap keluar gedung dan memasukkan buku novelnya ke dalam tasnya. Berniat hendak pergi meninggalkan laki-laki yang membuatnya jengah.

Melihat Sella akan beranjak pergi, sontak Alrega memanggilnya, ia berusaha menahan perempuan itu tetap di sana hingga ia bisa menjalankan rencananya.

"Hei. Tunggu!" pekik Alrega.

"Aku tidak ada urusan dengamu!" jawab Sella ketus.

"Siapa kau. Apa kau pengangguran? Kenapa bersantai-samtai disini?" tanya Alrega lagi. Kali ini sukses membuat Sella menghentikan langkah dan berbalik menghadap Alrega.

Sella berkata,

"Aku bukan pengangguran, dan aku bukan siapa-siapa." Maksud Sella adalah dia bukan pegawainya atau siapapun yang berkaitan dengan gedung itu.

"Jadi maksudmu kamu bukan pegawai di kantor ini? Dan kau hanya kesini karena satu keperluan, begitu maksudmu?" kata Alrega mengangkat kedua alisnya.

Deg. Jantung Sella berdegup. Bagaimana laki-laki itu bisa tau pikirannya? Apa ia punya kemampuan melihat isi otak manusia? Ahk... Sella tersenyum pahit.

"Iya. Apa itu mengganggumu? Tidak kan?" kata Sella seraya melipat tangan didepan dada.

"Ck! Percaya diri sekali kamu. Kau menggangguuku."

"Baiklah aku pergi sekarang" kata Sella. Bersiap membereskan tas milik Rere yang ada dilantai.

"Berhenti! Kau belum menjawabku!"

"Apa yang harus kujawab?" kata Sella menghentikan gerakannya.

"Siapa kau?" tanya Alrega tidak merubah ekspresi.

'Namaku, maksudmu?" tanya Sella menunjuk dirinya sendiri dan Alrega pun mengangguk.

"Kenaalkan, namaku Sellamirani" kata Sella sambil mengulurkan tangan dan tersenyum  pada Alrega, tapi laki-laki itu mengabaikannya dengan mengalihkan pandangan sambil mengusap-usap telapak tangannya kebajunya sendiri.

'Ck. Sombong sekali. Tanganku mungkin penuh kuman, mungkin hari ini hari sialku bisa bertemu makhluk aneh?' Sella tersenyum miris.

"Apa kamu tahu siapa aku?" Maksud Alrega adalah, kemungkinan Sella mengingat bahwa Alrega adalah laki-laki yang pernah jadi korban penipuan busuk yang dilakukannya dua tahun yang lalu.

Mendengar pertanyaan seperti itu membuat Sella tertawa kecil. Ia melihat Alrega adalah pria sombong yang seenaknya saja.

Tertawanya Sella, justru membuat Alrega heran. Ia salah satu tokoh terkenal yang wajahnya sering muncul ditelevisi dan majalah bisnis. Banyak orang yang segan atau takut padanya tapi yang terjadi sekarang, seakan dirinya dianggap alien yang lucu oleh gadis ini, bahkan ia berani tertawa begitu keras

'Dia benar-benar tidak mengenalku. Hei, nona. Apa kamu masih tinggal di bumi atau di planet lain, sehingga kau tidak mengenaliku?'

 

"Memangnya siapa dirimu, apa kamu orang terkenal dan aku tidak tahu, begitu?" kata Sella, "maaf mengecewakanmu, aku terlalu sibuk untuk menghabiskan waktu di depan TV"

Mendengar ucapan Sella, Alrega merasa sedikit tercubit hatinya. Hingga ia menghela nafas dalam. Matanya nanar memandang gadis yang berpakaian sangat sederhana itu. Tidak menyangka kalau gadis ini benar-benar tidak mengenalinya lagi.

Kadang seseorang merasa bahwa dirinya begitu hebat, padahal masih banyak orang yang mungkin lebih hebat darinya. Kadang orang merasa bahwa semua orang akan mengenal dirinya padahal masih banyak orang lain yang tinggal dibelahan bumi yang berbeda, hingg tidak tahu siapa orang yang ada di hadapannya.

Karena melihat respon laki-laki dihadapannya yang diam saja, Sella berkata lagi, "Kalau merasa kamu orang terkenal, seharusnya kamu bisa bersikap lebih sopan, tidak melempar pakaian sembarangan. Apalagi itu bajumu sendiri. Kita tidak tahu, apakah perbuatan kita akan merugikan orang lain atau tidak, seperti yang tadi kamu melemparkan, dan mengenai dikepalaku."

Alrega seperti tersihir dengan semua yang dikatakan Sella. Bukan hanya karena ucapan wanita itu tetapi juga karena suara Sella yang terdengar manis ditelinganya. Suara Sella memang cukup merdu, sedikit sengau dihidung tapi lembut.

"Lalu..?" tanya Alrega.

"Itu, tidak sopan. Apa kamu juga mau kalau orang lain melakukan hal yang sama denganmu?" kata Sella terdengar bijak.

"Baiklah, aku akan membayarnya"

"Membayar untuk apa?" tanya Sella heran.

"Ganti rugi kepalamu, katakan saja berapapun yang kau mau aku akan membayarnya."

"Ck! Kepalaku tidak butuh bayaran dari uangmu. Kalau kamu membayarnya, sama saja aku menjual kepalaku."

'Dasar laki-laki aneh.'

"Jual saja, dirimu. Aku akan membelinya dengan seluruh kekayaanku" tandas Alrega.

'Sombong sekali.'

"Kamu...?! Aku tidak akan menjual diriku padamu! Walaupun kekayaan sampai seluruh dunia adalah milikmu, aku tidak akan menyerahkannya!"

Terpopuler

Comments

Hajime Nagumo

Hajime Nagumo

😌😌😌🧡🧡🧡

2022-03-07

5

El 1

El 1

gambarnya kayak aku pernah liat

2022-03-07

5

Aris Pujiono

Aris Pujiono

hadir lagi salam dari Sanubari

2022-01-10

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Karena Tatapan Mata
2 Bab 2. Pria Yang Berbeda
3 Bab 3. Aku Sibuk
4 Bab 4. Orang Mencurigakan
5 Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6 Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7 Bab 7. Jadilah Milikku
8 Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9 Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10 Bab 10. Tekad Anehmu
11 Bab 11. Kembalinya Masalalu
12 Bab 12. Kau Dalangnya
13 Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14 Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15 Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16 Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17 Bab 17. Semua Untuk Ibu
18 Eps 18. Gaun Terindah
19 Eps 19. Terimakasih Tuan
20 Bab 20. Kaki Langit
21 Eps 21. Pria Terbaik
22 Eps 22. Lamaran
23 Bab 23. Cium Aku!
24 Bab 24. Kakek Mett
25 Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26 Bab 26. Hal Termudah
27 Bab 27. Nama Sang Kekasih
28 Bab 28. Jangan Lepaskan
29 Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30 Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31 Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32 Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33 Bab 33. Zania Haquel
34 Bab 34. Kasih Sayang
35 Bab 35. Motor Yang Bagus
36 Bab 36. Hanza
37 Bab 37. Daville
38 Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39 Bab 39. Memanggilmu Apa
40 Bab 40. Dugaanku Benar
41 Bab 41. Aku Membencinya
42 Bab 42. Takutlah Padaku
43 Bab 43. Kau Terlambat
44 Bab 44. Pulang
45 Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46 Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47 Bab 47. Hanya Mirip
48 Bab 48. Haruskah?
49 Bab 49. Tidur Bersama
50 Bab 50. Bukan Bibirmu
51 Bab 51. Hanya Masa Lalu
52 Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53 Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54 Bab 54. Aku Menginginkanmu
55 Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56 Bab 56. Sengaja
57 Bab 57. Sengaja Lagi
58 Eps 58. Maafkan Aku
59 Bab 59. Yorin
60 Bab 60. Kencan
61 Bab 61. Dokter Cantik
62 Bab 62. Mobil Baru
63 Bab 63. Aku Mencintainya
64 Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65 Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66 Bab 66. Edisi Ganti Cover
67 Bab 67. Habislah Kau
68 Bab 68. Sebuah Rencana
69 Bab 69. Mengalah
70 Bab. 70. Seekor Anak Singa
71 Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72 Bab 72. Menggodanya
73 Bab 73. Tergoda
74 Bab 74. Aku Mencintaimu
75 Bab 75. Dia Marah Lagi
76 Bab 76. Senandung Pagi Hari
77 Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78 Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79 Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80 Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81 Bab 81. Aku Tahu
82 Bab 82. Bidadari
83 Bab 83. Entahlah
84 Bab 84. Setangkai Bunga
85 Bab 85. Wanita Yang Cantik
86 Bab 86. Sebuah Lukisan
87 Bab 87. Dialah Sang Penipu
88 Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89 Bab 89. Semua Sia-sia
90 Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91 Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92 Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93 Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94 Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95 Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96 Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97 Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98 Bab 98. Membayar Harga Diri
99 Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100 Bab 100. Perempuan Arogan
101 Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102 Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103 Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104 Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105 Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106 Bab 106. Mengalah Demi Dia
107 Bab 107. Bisa Diandalkan
108 Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109 Bab 109. Sudah Jujur
110 Bab 110. Ini Tidak Pantas
111 Bab 111. Ikatan Hati
112 Bab 112. Dua Ibu Kembar
113 Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114 Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115 Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116 Bab 116. Kematian Nenek
117 Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118 Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119 Bab 119. Memaafkan Keadaan
120 Bab 120. Menyukainya
121 Bab 121. Seandainya
122 Bab 122. Bolehkah?
123 Bab 123. Melepas Lelah
124 Bab 124. Melepas Lelah 2
125 Bab 125. Gelisah
126 Bab 126. Memeriksakan Diri
127 Bab 127. Sinyal Ponsel
128 Bab 128. Di Mana Istriku
129 Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130 Bab 130. Ujian Cinta Sella
131 Bab 131. Curiga
132 Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133 Bab 133. Tetaplah Di Sini
134 Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135 Bab 135. Apa Dia Cemburu
136 Bab. 136. Tawuran
137 Bab 137. Sebuah Hadiah
138 Bab 138. Muntah
139 Bab 139. Lebih Baik Tidak
140 Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141 Bab 141. Gendut
142 Bab 142. Terima Kasih Sayang
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab 1. Karena Tatapan Mata
2
Bab 2. Pria Yang Berbeda
3
Bab 3. Aku Sibuk
4
Bab 4. Orang Mencurigakan
5
Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6
Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7
Bab 7. Jadilah Milikku
8
Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9
Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10
Bab 10. Tekad Anehmu
11
Bab 11. Kembalinya Masalalu
12
Bab 12. Kau Dalangnya
13
Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14
Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15
Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16
Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17
Bab 17. Semua Untuk Ibu
18
Eps 18. Gaun Terindah
19
Eps 19. Terimakasih Tuan
20
Bab 20. Kaki Langit
21
Eps 21. Pria Terbaik
22
Eps 22. Lamaran
23
Bab 23. Cium Aku!
24
Bab 24. Kakek Mett
25
Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26
Bab 26. Hal Termudah
27
Bab 27. Nama Sang Kekasih
28
Bab 28. Jangan Lepaskan
29
Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30
Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31
Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32
Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33
Bab 33. Zania Haquel
34
Bab 34. Kasih Sayang
35
Bab 35. Motor Yang Bagus
36
Bab 36. Hanza
37
Bab 37. Daville
38
Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39
Bab 39. Memanggilmu Apa
40
Bab 40. Dugaanku Benar
41
Bab 41. Aku Membencinya
42
Bab 42. Takutlah Padaku
43
Bab 43. Kau Terlambat
44
Bab 44. Pulang
45
Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46
Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47
Bab 47. Hanya Mirip
48
Bab 48. Haruskah?
49
Bab 49. Tidur Bersama
50
Bab 50. Bukan Bibirmu
51
Bab 51. Hanya Masa Lalu
52
Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53
Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54
Bab 54. Aku Menginginkanmu
55
Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56
Bab 56. Sengaja
57
Bab 57. Sengaja Lagi
58
Eps 58. Maafkan Aku
59
Bab 59. Yorin
60
Bab 60. Kencan
61
Bab 61. Dokter Cantik
62
Bab 62. Mobil Baru
63
Bab 63. Aku Mencintainya
64
Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65
Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66
Bab 66. Edisi Ganti Cover
67
Bab 67. Habislah Kau
68
Bab 68. Sebuah Rencana
69
Bab 69. Mengalah
70
Bab. 70. Seekor Anak Singa
71
Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72
Bab 72. Menggodanya
73
Bab 73. Tergoda
74
Bab 74. Aku Mencintaimu
75
Bab 75. Dia Marah Lagi
76
Bab 76. Senandung Pagi Hari
77
Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78
Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79
Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80
Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81
Bab 81. Aku Tahu
82
Bab 82. Bidadari
83
Bab 83. Entahlah
84
Bab 84. Setangkai Bunga
85
Bab 85. Wanita Yang Cantik
86
Bab 86. Sebuah Lukisan
87
Bab 87. Dialah Sang Penipu
88
Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89
Bab 89. Semua Sia-sia
90
Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91
Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92
Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93
Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94
Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95
Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96
Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97
Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98
Bab 98. Membayar Harga Diri
99
Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100
Bab 100. Perempuan Arogan
101
Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102
Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103
Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104
Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105
Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106
Bab 106. Mengalah Demi Dia
107
Bab 107. Bisa Diandalkan
108
Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109
Bab 109. Sudah Jujur
110
Bab 110. Ini Tidak Pantas
111
Bab 111. Ikatan Hati
112
Bab 112. Dua Ibu Kembar
113
Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114
Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115
Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116
Bab 116. Kematian Nenek
117
Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118
Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119
Bab 119. Memaafkan Keadaan
120
Bab 120. Menyukainya
121
Bab 121. Seandainya
122
Bab 122. Bolehkah?
123
Bab 123. Melepas Lelah
124
Bab 124. Melepas Lelah 2
125
Bab 125. Gelisah
126
Bab 126. Memeriksakan Diri
127
Bab 127. Sinyal Ponsel
128
Bab 128. Di Mana Istriku
129
Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130
Bab 130. Ujian Cinta Sella
131
Bab 131. Curiga
132
Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133
Bab 133. Tetaplah Di Sini
134
Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135
Bab 135. Apa Dia Cemburu
136
Bab. 136. Tawuran
137
Bab 137. Sebuah Hadiah
138
Bab 138. Muntah
139
Bab 139. Lebih Baik Tidak
140
Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141
Bab 141. Gendut
142
Bab 142. Terima Kasih Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!