Bab 3. Aku Sibuk

Zen menatap Rere dengan penuh keseriusan. Tapi Rere seolah berada dalam mimpi, ia masih bingung harus berkata apa pada Sella. Ketakutan menjalari hatinya, kalau Sella akan mendapatkan akibat dari kecerobohannya. Hal yang ada dalam pikiran Rere kemarin adalah menolong Sella membersihkan bajunya. Itu saja.

"Apa kamu mendengarku?" kata Zen dengan suara pelan kali ini. Tapi justru suara itu terdengar lebih menakutkan.

"Eh, ini. Silahkan tuan." jawab Rere menunjukkan ponselnya.

Setelah menerima ponsel Rere yang sudah menyala, Zen menggeser layar ponsel mencari nama Sella.

"Kau namai apa temanmu itu disini?" tanya Zen tanpa mengalihkan pandangan pada ponsel.

"Emm... Sese." kata Rere pelan. Ia malu, karena nama itu menurutnya lucu untuk julukan Sella.

"Panggil dia." kata Zsn setelah ponsel tersambung.

Ia memberikan ponsel Rere pada pemiliknya. Dan ia sibuk mengetik nomor Sella pada ponselnya sendiri.

Sejenak terdengar suara nada sambung, yang cukup nyaring dalam ruangan itu. Mereka yang ada disana tentu bisa mendengar apapun yang dikatakan Sella.

"Halo, Rere. Apa kau merindukanku?" kata sebuah suara yang cukup merdu dibalik ponsel.

Blush! Wajah Rere memerah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Sella. Tentu saja Sella disana tidak tahu kalau bukan hanya Rere yang bisa mendengar suaranya.

'Ya Tuhan. Sella...memalukan!'

"Sese...bisakah kamu ke tempat kerjaku sekarang?"

"Apa? Jangan mimpi. Aku sibuk. Kecuali kamu akan membayar hutangmu. Oke?" kata Sella dibalik ponsel, untuk kedua kalinya membuat Rere malu.

'Memalukan... Ia mengatakan soal hutang.'

"Ah, bukan begitu. Aku hanya membutuhkan bajuku. Ini penting." sahut Rere.

"Kau pikir aku percaya? Kecuali kamu akan membayar dengan tubuhmu. Haha..." kata Sella sambil tertawa lebar.

"Apa maksudmu bicara seperti itu, Sese.. " kata-kata Rere terpotong oleh Sella yang berkata,

"Kamu bilang menyukaiku, kan? Jadi kapan kita akan menyewa kamar, dan menghabiskan waktu bersama, sayang?" kata Sella dengan suara yang dibuat-buat manja, lalu tertawa lagi.

"Untuk apa harus menyewa kamar. Memalukan. Sese, cepatlah kemari!" kata Rere mulai panik.

Zen dan seorang pengawal keamanan yang ada di sana menahan tawanya mendengar obrolan Sella dan Rere yang menggelikan. Mereka sempat berpikir kalau Rere punya kepribadian menyimpang.

'Memalukan sekali. Bisakah aku kabur saat ini?'

"Kamu pikir untuk apa. Aku akan memotong-motong dirimu, tau? Makanya jangan berhutang!" kata Sella kembali terbahak-bahak.

Rere berharap ia berubah menjadi semut dan masuk ke dalam lubangnya saat ini juga.

"Kamu ada dimana sekarang. Mampirlah sebentar. Aku ingin mengatakan sesuatu." kata Rere.

"Apa yang akan kamu katakan? Apa kau akan bilang kalau bosmu akan menikahiku?" masih dengan tertawa.

Sella kembali berkata, "Aku jauh dari gedung itu. Sekarang aku masih ada di jalan Acuan Maya. Jauh kan? jadi lupakan saja kalau ingin menjodohkan aku. Aku tidak tertarik pada laki-laki." kata Sella.

Kata-kata Sella sempat membuat kening Zen berkerut. Tapi ia kembali tenang, seolah tak ada apapun yang ia dengar.

"Sese...tolong kemarilah..." kata Rere memohon.

"Sebenarnya, ada apa ini Re. Kenapa kamu begitu memaksa? Tidak biasanya." kata Sella masih dibalik ponsel.

"Aku akan membayar hutangku," kata Rere dengan ragu.

'Entah aku harus membayarnya dengan apa.'

"Oh, tidak perlu. Maaf. Aku hanya bercanda. Aku tahu kamu belum punya uang. Besok aku akan kesana. Jangan kuatir bajumu sudah kucuci," kata Sella yang membuat Zen menggerakkan tangan memberi isyarat agar Rere menyudahi panggilannya.

"Baiklah, aku tunggu kamu besok. Pagi-pagi ya. Sebelum aku mulai bekerja." kata Rere mengakhiri obrolan dengan Sella dan menutup ponselnya.

"Ceritakan padaku tentang temanmu itu." kata Zen begitu Rere memasukkan ponselnya ke dalam saku.

'Kenapa tuan Zen tertarik dengan Sella. Sebenarnya ada apa?'

"Semuanya, tuan?' tanya Rere ragu.

"Iyaa, semuanya. Sejak kapan kamu mengenalnya, apakah dia gadis yang baik?" tanya Zen, menghunjamkan tatapan yang tajam pada Sella.

"Sese? Wah, tentu saja dia baik, sangat baik. Dia sering memberikan saya pinjam... Eh, maaf tuan," kata Rere bersemangat, karena selama ia berteman dengan Sella, selalu ada hal baik yang ia rasakan bersamanya.

"Teruskan saja, jangan sungkan. Kau bebas menceritakan keburukannya juga."

"Itu.. kalau soal keburukannya Sese hanyalah masa lalunya, tekadnya yang aneh karena sejak ditinggal ayahnya, ia jadi membenci semua laki-laki yang ia anggap senang menyakiti dan egois. Maaf, tuan." kata Rere takut Zen akan tersinggung karena dia juga seorang laki-laki dan terkenal galak pada bawahan.

"Bahkan dia tidak akan menikah seumur hidupnya." kata Rere lagi, sambil mengalihkan pandangan.

'Apa?'

"Teruskan." sahut Zen sambil menarik nafas.

"Sese sangat menyayangi ibunya, bahkan ia mengurus ibunya yang depresi sendirian. Ia tak pernah mengeluh. Atau meminta bantuan orang lain. Bahkan ia merasa bahwa laki-laki tidak perlu ada di dunia ini." kata Rere lagi.

Sella begitu bekerja keras di masa remajanya, ia merasa tidak perlu tergantung pada orang lain seperti ibunya yang tergantung pada ayahnya. Apabila orang itu pergi maka ia akan seperti gunung yang runtuh dan menjadi rata.

'Kalau memang benar seperti itu pengalaman hidup perempuan itu, maka akan sangat bagus kalau tuan Rega tahu. Apakah mungkin tuan akan menikahi gadis yang sudah menipunya? Atau karena demi nyonya?'

"Ck! Apa dia pikir dirinya bisa hadir didunia ini tanpa seorang laki-laki? Tekad yang aneh." sahut Zen dengan senyum smirknya.

"Benar, tuan. Menurutku juga begitu. Padahal dia juga punya seorang adik laki-laki. ini lucu." kata Rere tanpa sadar ia berjalan mendekati Zen, seolah mereka sudah sangat akrab. Tapi raut wajah Zen seketika berubah keruh, membuat Rere kembali berdiri tegak.

Rere pun menceritakan semua tentang Sella, bagaiman pertemuannya, bagaimana pengalaman dan pekerjaannya, dan juga sifat-sifatnya. Hingga tanpa terasa waktu sudah lebih dari satu jam berlalu.

Rere menghentikan ceritanya saat Zen menerima panggilan penting pada ponselnya. Lalu mengangguk pada Rere dan berkata,

"Baiklah, aku sudah mengambil kesimpulannya. Kalau kau mau selamat, kau hanya perlu memastikan ia kemari, besok. Ingat itu." kata Zen sambil berdiri.

"Tapi tuan, apa yang akan tuan lakukan padanya? Dia tidak bersalah. Saya yang sudah membawanya masuk." kata Rere hampir menangis.

"Lihat saja, apakah tuan Rega mau memaafkan gadis itu."

'Saya yang salah. Tapi aku juga tidak mau dipecat. Dan kenapa harus dengan tuan Alrega, si?'

Zen meninggalkan Rere yang mematung dalam ruangan itu sendiri, diikuti pengawalnya. Sedangkan Rere masih memikirkan hal yang paling mengerikan baginya, dipecat.

***

Sella memasuki rumahnya tempatnya beristirahat yang juga menjadi tempatnya mencari uang. Rumah yang tidak begitu besar, namun memiliki sebuah garasi di sampingnya yang dijadikan toko bahan-bahan pokok rumah tangga. Ia memulai usaha ini sejak setahun yang lalu.

Letak rumah yang cukup strategis karena berada di sisi jalan lintas menuju kota, yang selalu ramai juga sering dilewati angkutan umum kota. Meski demikian, rumah itu tak meninggalkan kesan asrinya, ada tanaman hias yang cukup banyak dan terawat dengan baik. Bahkan Flinna sering menjual tanaman-tanaman hias itu bila ada yang berminat.

Hari sudah menjelang sore ketika Sella duduk di sofa ruang tamu. Ia melihat ibunya, Runa dan Rika juga duduk dengan wajah yang menyiratkan rasa khawatir. Sementara Rejan belum pulang dari sekolah. Adik laki-laki Sella itu anak yang aktif dan senang mengikuti banyak kegiatan disekolah.

"Ada apa dengan kalian? Ibu, Runa, ada apa?"

Mereka semua saling pandang dan Flinna yang terlihat sangat ketakutan. Sebentar-sebentar melihat kearah luar jendela.

"Rika, apa kamu sudah tidak ada pekerjaan di toko?" tanya Sella.

Rika adalah asistant Sella yang membantunya mengurus toko. Gadis manis berkulit gelap itu tetangganya yang sudah tidak lagi bersekolah, dan ia sangat senang membantu Sella. Mereka sudah seperti saudara saja.

"Ada. Aku hanya khawatir saja." jawab Rika.

"Apa yang kamu kuatirkan?" tanya Sella heran.

Terpopuler

Comments

☠Mia Novita

☠Mia Novita

ceritanya baguuuuss banget kak

2022-08-06

5

Hajime Nagumo

Hajime Nagumo

😍😍😍😍😍

2022-03-07

8

Hajime Nagumo

Hajime Nagumo

💓💓💓💓💓

2022-02-21

7

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Karena Tatapan Mata
2 Bab 2. Pria Yang Berbeda
3 Bab 3. Aku Sibuk
4 Bab 4. Orang Mencurigakan
5 Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6 Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7 Bab 7. Jadilah Milikku
8 Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9 Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10 Bab 10. Tekad Anehmu
11 Bab 11. Kembalinya Masalalu
12 Bab 12. Kau Dalangnya
13 Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14 Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15 Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16 Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17 Bab 17. Semua Untuk Ibu
18 Eps 18. Gaun Terindah
19 Eps 19. Terimakasih Tuan
20 Bab 20. Kaki Langit
21 Eps 21. Pria Terbaik
22 Eps 22. Lamaran
23 Bab 23. Cium Aku!
24 Bab 24. Kakek Mett
25 Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26 Bab 26. Hal Termudah
27 Bab 27. Nama Sang Kekasih
28 Bab 28. Jangan Lepaskan
29 Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30 Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31 Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32 Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33 Bab 33. Zania Haquel
34 Bab 34. Kasih Sayang
35 Bab 35. Motor Yang Bagus
36 Bab 36. Hanza
37 Bab 37. Daville
38 Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39 Bab 39. Memanggilmu Apa
40 Bab 40. Dugaanku Benar
41 Bab 41. Aku Membencinya
42 Bab 42. Takutlah Padaku
43 Bab 43. Kau Terlambat
44 Bab 44. Pulang
45 Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46 Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47 Bab 47. Hanya Mirip
48 Bab 48. Haruskah?
49 Bab 49. Tidur Bersama
50 Bab 50. Bukan Bibirmu
51 Bab 51. Hanya Masa Lalu
52 Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53 Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54 Bab 54. Aku Menginginkanmu
55 Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56 Bab 56. Sengaja
57 Bab 57. Sengaja Lagi
58 Eps 58. Maafkan Aku
59 Bab 59. Yorin
60 Bab 60. Kencan
61 Bab 61. Dokter Cantik
62 Bab 62. Mobil Baru
63 Bab 63. Aku Mencintainya
64 Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65 Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66 Bab 66. Edisi Ganti Cover
67 Bab 67. Habislah Kau
68 Bab 68. Sebuah Rencana
69 Bab 69. Mengalah
70 Bab. 70. Seekor Anak Singa
71 Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72 Bab 72. Menggodanya
73 Bab 73. Tergoda
74 Bab 74. Aku Mencintaimu
75 Bab 75. Dia Marah Lagi
76 Bab 76. Senandung Pagi Hari
77 Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78 Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79 Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80 Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81 Bab 81. Aku Tahu
82 Bab 82. Bidadari
83 Bab 83. Entahlah
84 Bab 84. Setangkai Bunga
85 Bab 85. Wanita Yang Cantik
86 Bab 86. Sebuah Lukisan
87 Bab 87. Dialah Sang Penipu
88 Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89 Bab 89. Semua Sia-sia
90 Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91 Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92 Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93 Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94 Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95 Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96 Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97 Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98 Bab 98. Membayar Harga Diri
99 Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100 Bab 100. Perempuan Arogan
101 Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102 Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103 Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104 Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105 Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106 Bab 106. Mengalah Demi Dia
107 Bab 107. Bisa Diandalkan
108 Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109 Bab 109. Sudah Jujur
110 Bab 110. Ini Tidak Pantas
111 Bab 111. Ikatan Hati
112 Bab 112. Dua Ibu Kembar
113 Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114 Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115 Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116 Bab 116. Kematian Nenek
117 Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118 Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119 Bab 119. Memaafkan Keadaan
120 Bab 120. Menyukainya
121 Bab 121. Seandainya
122 Bab 122. Bolehkah?
123 Bab 123. Melepas Lelah
124 Bab 124. Melepas Lelah 2
125 Bab 125. Gelisah
126 Bab 126. Memeriksakan Diri
127 Bab 127. Sinyal Ponsel
128 Bab 128. Di Mana Istriku
129 Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130 Bab 130. Ujian Cinta Sella
131 Bab 131. Curiga
132 Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133 Bab 133. Tetaplah Di Sini
134 Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135 Bab 135. Apa Dia Cemburu
136 Bab. 136. Tawuran
137 Bab 137. Sebuah Hadiah
138 Bab 138. Muntah
139 Bab 139. Lebih Baik Tidak
140 Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141 Bab 141. Gendut
142 Bab 142. Terima Kasih Sayang
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab 1. Karena Tatapan Mata
2
Bab 2. Pria Yang Berbeda
3
Bab 3. Aku Sibuk
4
Bab 4. Orang Mencurigakan
5
Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6
Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7
Bab 7. Jadilah Milikku
8
Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9
Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10
Bab 10. Tekad Anehmu
11
Bab 11. Kembalinya Masalalu
12
Bab 12. Kau Dalangnya
13
Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14
Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15
Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16
Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17
Bab 17. Semua Untuk Ibu
18
Eps 18. Gaun Terindah
19
Eps 19. Terimakasih Tuan
20
Bab 20. Kaki Langit
21
Eps 21. Pria Terbaik
22
Eps 22. Lamaran
23
Bab 23. Cium Aku!
24
Bab 24. Kakek Mett
25
Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26
Bab 26. Hal Termudah
27
Bab 27. Nama Sang Kekasih
28
Bab 28. Jangan Lepaskan
29
Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30
Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31
Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32
Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33
Bab 33. Zania Haquel
34
Bab 34. Kasih Sayang
35
Bab 35. Motor Yang Bagus
36
Bab 36. Hanza
37
Bab 37. Daville
38
Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39
Bab 39. Memanggilmu Apa
40
Bab 40. Dugaanku Benar
41
Bab 41. Aku Membencinya
42
Bab 42. Takutlah Padaku
43
Bab 43. Kau Terlambat
44
Bab 44. Pulang
45
Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46
Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47
Bab 47. Hanya Mirip
48
Bab 48. Haruskah?
49
Bab 49. Tidur Bersama
50
Bab 50. Bukan Bibirmu
51
Bab 51. Hanya Masa Lalu
52
Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53
Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54
Bab 54. Aku Menginginkanmu
55
Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56
Bab 56. Sengaja
57
Bab 57. Sengaja Lagi
58
Eps 58. Maafkan Aku
59
Bab 59. Yorin
60
Bab 60. Kencan
61
Bab 61. Dokter Cantik
62
Bab 62. Mobil Baru
63
Bab 63. Aku Mencintainya
64
Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65
Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66
Bab 66. Edisi Ganti Cover
67
Bab 67. Habislah Kau
68
Bab 68. Sebuah Rencana
69
Bab 69. Mengalah
70
Bab. 70. Seekor Anak Singa
71
Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72
Bab 72. Menggodanya
73
Bab 73. Tergoda
74
Bab 74. Aku Mencintaimu
75
Bab 75. Dia Marah Lagi
76
Bab 76. Senandung Pagi Hari
77
Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78
Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79
Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80
Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81
Bab 81. Aku Tahu
82
Bab 82. Bidadari
83
Bab 83. Entahlah
84
Bab 84. Setangkai Bunga
85
Bab 85. Wanita Yang Cantik
86
Bab 86. Sebuah Lukisan
87
Bab 87. Dialah Sang Penipu
88
Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89
Bab 89. Semua Sia-sia
90
Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91
Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92
Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93
Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94
Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95
Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96
Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97
Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98
Bab 98. Membayar Harga Diri
99
Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100
Bab 100. Perempuan Arogan
101
Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102
Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103
Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104
Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105
Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106
Bab 106. Mengalah Demi Dia
107
Bab 107. Bisa Diandalkan
108
Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109
Bab 109. Sudah Jujur
110
Bab 110. Ini Tidak Pantas
111
Bab 111. Ikatan Hati
112
Bab 112. Dua Ibu Kembar
113
Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114
Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115
Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116
Bab 116. Kematian Nenek
117
Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118
Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119
Bab 119. Memaafkan Keadaan
120
Bab 120. Menyukainya
121
Bab 121. Seandainya
122
Bab 122. Bolehkah?
123
Bab 123. Melepas Lelah
124
Bab 124. Melepas Lelah 2
125
Bab 125. Gelisah
126
Bab 126. Memeriksakan Diri
127
Bab 127. Sinyal Ponsel
128
Bab 128. Di Mana Istriku
129
Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130
Bab 130. Ujian Cinta Sella
131
Bab 131. Curiga
132
Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133
Bab 133. Tetaplah Di Sini
134
Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135
Bab 135. Apa Dia Cemburu
136
Bab. 136. Tawuran
137
Bab 137. Sebuah Hadiah
138
Bab 138. Muntah
139
Bab 139. Lebih Baik Tidak
140
Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141
Bab 141. Gendut
142
Bab 142. Terima Kasih Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!