Bab 2. Pria Yang Berbeda

Ban 2. Pria Yang Berbeda

Sella melihat kembali makanan yang tergantung di motornya, itu makanan dari ibu Rere, wanta itu selalu memberi Sella makanan bila ia mampir ke rumahnya. Setiap ibu selalu memiliki kasih sayang yang sama.

Sella teringat percakapan mereka tadi, saat wanita itu memberinya sebungkus makanan. Ia belum sempat menyalakan mesin motornya, saat ibu Rere mendekat.

Ia berkata, "Ini, untuk adik dan ibumu. Aku membuatnya sendiri."

"Apa ini, bu?" tanya Sella.

"Brounies kering, ini enak ... Bawalah."

"Terimaksih."

Sella menerima dengan senang hati, ia tersenyum sambil melambaikan tangan pada keluarga kecil yang bahagia itu. Kemudian ia melajukan motornya kembali dijalanan menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah, Sella meletakkan bungkusan makanan di meja, yang langsung diserbu oleh adik perempuannya.

"Nah ini, cemilan kesukaanku yang enak, kakak beli, ya?" Kata Runa sambil menikmati cemilannya.

"Tidak. Ibu Rere yang membuatnya," jawab Sella sambil mengibas-ngibaskan topi ke wajahnya yang memerah karena gerah.

Itu kebiasaannya, menggunakan topi yang ia dipakai, menjadi kipas. Ia selalu memakai topi kemana pun ia pergi, untuk menutupi rambut ikalnya yang susah diatur.

"Oh, aku kira ada laki-laki yang menyukaimu lalu memberi kakak hadiah ini," kata Runa.

"Oh, ternyata serendah itu penilaianmu tentang jodohku, dengan laki-laki yang hanya memberikan cemilan seperti ini sebagai hadiah?" Sella melirik adik perempuannya dengan kesal.

"Haha. Bukan ... bukan begitu kakak, tapi boleh juga standar kakak soal laki-laki yang bakal jadi suami."

"Aaah, diam kau. Aku sudah bilang kan, aku tidak butuh laki-laki di dunia ini dan aku benci mereka, selamanya!"

"Kakak. Apakah itu berarti kakak membenciku juga selamanya?" kata Rejan yang tiba-tiba muncul dari balik kamarnya dengan wajah cemberut. Ia adik laki-lakinya.

"Kamu adalah adikku. Mana mungkin aku membencimu," sahut Sella, seraya berdiri dengan cepat dan memeluk pundak adik laki-lakinya dengan tangan kanannya.

"Tapi aku juga laki-laki," kata Rejan menepis tangan Sella dan kembali masuk ke kamarnya.

Sella mencebikkan bibir dan mengangkat kedua bahunya, lalu duduk kembali di sofa.

"Sese, rubahlah prinsip konyolmu itu," kata Flina. Wanita yang sudah melahirkan tiga orang anak itu, menepuk-nepuk bahu Sella.

Flinna duduk berdampingan dengan kedua anak perempuannya, sambil membelai rambut Sella yang terburai panjang sampai kepinggang.

Sella sangat menyayangi ibunya. Banyak sudah pengorbanan yang dilakukannya demi wanita itu. Ia seorang janda yang ditinggal suaminya pergi, demi wanita lain, yang lebih cantik dan lebih muda dari dirinya.

"Tidak semua pria sama seperti ayahmu, belum tentu juga nasibmu akan sama sepertiku. Jadi bukalah hatimu, agar kamu bisa bertemu dengan laki-laki yang baik dalam hidupmu," kata Flinna penuh kasih sayang. Wanita yang senang berkebun itu tersenyum manis.

"Ibu, kak Sese punya standar tinggi pada laki-laki ... wajar ia tidak mau menikah kecuali ...." kata Runa sambil menahan tawa.

"Apa?!" Kata Sella.

"Kecuali dengan laki-laki yang bisa memberimu segalanya," sahut Runa.

"Mana ada laki-laki seperti itu?" Kata Sella sambil menepuk keras punggung Runa

"Jangan berhayal terus, belajar sana yang rajin, sebentar lagi kamu ujian, apalagi kamu mau kuliah, kan?"

Pengalaman buruk yang Sella alami saat ditinggal sang ayah, membuatnya takut pada laki-laki sekaligus membencinya. Ia menganggap semua laki-laki akan seperti ayah, yang menyakiti ibunya.

Ia tak ingin disakiti juga seperti yang terjadi pada ibunya. Sikap buruk sang ayah, mengakibatkan ibunya depresi, membuat ia harus berusaha bertahan hidup dan menyelesaikan sekolahnya sendiri.

Adik-adiknya masih kecil saat semua itu terjadi. Ia bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya seorang diri, tanpa kehadiran seorang laki-laki.

Karena itulah Sella kemudian bertekad, tidak akan menikah selamanya. Ia merasa mampu menghidupi ibu dan adik-adiknya, walaupun dengan penghasilan seadanya. Bahkan ia sering kelaparan karena makanan yang ia dapatkan, ia berikan semua pada adik-adiknya.

"Baik, tuan putri Sese yang galak, aku akan sangat rajin belajar biar aku dapat beasiswa. Jadi tuan putri galak, tidak perlu membiayai kuliahku." Runa berkata sambil beranjak meninggalkan Sella dan ibunya, melangkah ke kamarnya.

"Bagus. Itu baru adikku," sahut Sella sambil mengacungkan jempolnya, tapi Runa menyambut dengan menjulurkan lidahnya.

***

Keesokan harinya di ruangan Alrega.

Laki-laki berwajah bersih dan memakai kemeja putih itu, duduk tenang di kursi kerjanya sambil membolak balikkan file di atas meja. Ekspresi wajahnya berubah-ubah, saat membaca isi file ditangannya.

Ia menoleh kearah pintu, saat terdengar suara ketukan.

"Masuk!" Katanya seraya kembali melihat berkas di tangannya, setelah tahu siapa yang datang.

Zen masuk dan menutup pintunya kembali, ia mendekwti Alrega dengan wajah pias dan berkeringat.

"Mana ... Apa kau tidak menemukan perempuan itu?" tanya Alrega, sambil mengernyitkan keningnya. Heran melihat Zen yang datang sendiri tanpa seseorang yang dicarinya.

"Maafkan saya, tuan," hanya itu yang bisa dikatakan Zen.

Pagi itu, ia mengumpulkan semua petugas kebersihan yang ada dan mencari perempuan yang kemarin ditemuinya di halaman parkir bawah gedung. Tapi perempuan itu tidak ada.

Zen menyesal, kenapa ia tidak melihat gadis itu dengan teliti? Ia tidak melihat tanda pengenal, yang biasanya menempel disemua pakaian petugas kebersihan perusahaannya.

Seharusnya ia memperhatikan atau mencatat nama perempuan itu, ia harus menghukum pegawai, yang sudah bersantai saat jam kerjanya masih berlaku.

"Apa kau tidak salah kali ini?"

"Maafkan saya, tuan."

"Apa kemampuanmu sudah hilang?" kata Alrega, seraya menatap Zen dengan raut muka masam.

Zen diam, meminta maaf juga percuma karena apa yang diinginkan Alrega, tidak dapat dipenuhinya kali ini.

Sebagai orang yang menjadi tangan kanan Alrega, biasanya ia akan cukup handal. Tapi sekarang sepertinya kesabarannya masih diuji.

Zsn mempunyai beberapa kemampuan yang melebihi kemampuan Alrega. Baik itu ilmu beladiri, kemampuan menyelidiki, atau berbagai macam disiplin ilmu lainnya, yang bisa mendukung pekerjaannya.

Walaupun begitu, ia tetap memilih untuk setia pada Alrega dan keluarganya. Mungkin kalau ia mau, akan seumur hidup melakukannya, demi membalas budi dari kebaikan keluarga Alrega pada kedua orang tuanya.

"Saya akan membawanya besok, tuan." Zen berjanji.

"Sebelum makan siang kau sudah harus menemukannya."

"Baik, tuan." jawab Zen yang kemudian kembali ke ruangannya sendiri.

Alrega menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Matanya terpejam memikirkan sesuatu.

'Ini kebetulan sekali, aku menemukan perempuan itu saat Delisa kembali. Dia rang yang tepat.'

Semua tentang Sella sudah ia ketahui, hanya saja alamat rumah yang ada dalam file itu berbeda. Ia akan mengutus seseorang untuk mencarinya.

Sementara itu, disebuah ruangan yang tidak jauh dari ruangan Alrega.

Zen tengah menghubungi seseorang yang menjadi kepercayaannya, untuk mencari Sella. Ia tengah melihat dari CCTV yang ada dalam gedung dan mencari tahu ada keperluan apa Sella disana.

Setelah beberapa waktu berlalu, Zen menerima sebuah panggilan, ia berbicara ditelepon sambil beranjak pergi. Pria itu menuju sebuah ruangan di lantai dasar, menemuinya Rere, sahabat Sella.

Dalam ruangan itu, Zen duduk dengan menumpuk kedua pahanya secara bersilang di hadapan Rere, yang berdiri dengan tegang. Ia meremas tangannya sendiri, sedangkan kakinya terlihat gemetar. Ia tidak tahu kesalahnnya hari itu, hingga ia dibawa seorang petugas keamanan, dan sekarang ia harus berhadapan dengan orang yang paling disegani di perusahaan.

"Kau punya teman, kan. Katakan siapa temanmu yang kemarin?"

'Temanku yang kemarin, siapa?'

"Teman yang mana, tuan?"

Ia tahu kalau laki-laki yang duduk dihadapannya ini adalah orang yang lebih mengerikan, daripada bos besarnya di perusahaan. Bila bos besar mengatakan sesuatu, maka orang inilah yang akan mengeksekusinya. Bagi Zen, kata-kata Alrega adalah perintah.

Sebagai karyawan rendahan, Rera belum pernah bertemu secara langsung, dengan petinggi perusahaan seperti saat ini.

Ketika membersihkan ruangan bosnya, ia hanya bertugas diluarnya saja. Ada tim khusus yang bertugas membersihkan ruangan mereka. Ketampanan Alrega dan Zen sebagai bos, selalu menjadi pusat perhatian di perusahaan tempatnya bekerja.

"Namanya Sella. Apa kamu kenal dia?"

'Oh, Sese ... Tapi tunggu, darimana dia tahu namanya Sella, ada urusan apa dia mencari Sese, apa aku salah kemarin membawanya masuk ke dalam gedung? Mati aku!'

"Aku lihat dari CCTV, kamu membawa orang yang bukan pegawai di sini, masuk gedung tanpa izin, ini sebuah pelanggaran. Apa kamu lupa peraturan itu, ha?"

"Maaf, Tuan. Saya tidak akan mengulanginya lagi." Rere berkata sambil mengatupkan kedua telapak tangan di depan dada.

"Kamu pikir kesalahan bisa dihapus hanya dengan meminta maaf. Kamu pikir memaafkan itu mudah, ha?" Suara Zen meninggi.

Kalau memang memaafkan itu mudah, tidak ada gunanya manusia membuat berbagai peratutan di mana pun mereka berada. Tanpa peraturan, maka manusia tidak akan mendapatkan hukuman, bila setiap kali berbuat kesalahn.

Disetiap tempat memiliki aturan dan hukum yang berbeda-beda. Bahkan Tuhanpun membuat peraruran untuk manusia, menciptakan surga dan neraka sebagai balasan atas perbuatannya.

"Tapi, apakah saya akan dipecat hanya karena kesalahan ini?" Rere mulai ketakutan.

Kata dipecat adalah kata yang lebih menakutkan dari pada melihat hantu, saat ia sendiri di malam yang gelap.

"Kau bilang hanya? Apa kau anggap kesalahan ini kecil sampai kau bilang, hanya?"

"Maafkan saya, Tuan. Apa yang bisa saya lakukan untuk menebusya?" Rere mulai menitikkan air mata.

"Hubungi dia," sahut Zen tegas.

Sebenarnya Zen hanya mencari sebuah kepastian, tentang bagaimana kepribadian Sella dari mulut sahabatnya.

"Apa?!"

'Tapi untuk apa? Sella tidak salah. Bahkan dia bukan anak buahnya'

"Hubungi temanmu itu, suruh dia kemari!"

"Baik, baik, saya akan menelponnya," jawab Rere gugup setengah mati.

Heran campur sungkan. Bagaimana ia bisa membawa Sella kemari, alasan apa yang akan ia katakan nanti.

"Berikan nomor ponselnya padaku!" Kata Zen.

Permintaan Zen kali ini lebih mengherankan lagi bagi Rere, meskipun begitu, ia tetap memberikan apa yang Zen minta, memberikan nomor Sella padanya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nonny

Nonny

tulisan rapi ga kya aku

2022-02-11

7

Husna_az

Husna_az

aku mampir kakak. maaf baru sempat hari ini😁😁

2022-01-13

6

zhA_ yUy𝓪∆𝚛z

zhA_ yUy𝓪∆𝚛z

mau bilang apa lagi?
karyamu sangat keren thor.

2022-01-12

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Karena Tatapan Mata
2 Bab 2. Pria Yang Berbeda
3 Bab 3. Aku Sibuk
4 Bab 4. Orang Mencurigakan
5 Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6 Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7 Bab 7. Jadilah Milikku
8 Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9 Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10 Bab 10. Tekad Anehmu
11 Bab 11. Kembalinya Masalalu
12 Bab 12. Kau Dalangnya
13 Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14 Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15 Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16 Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17 Bab 17. Semua Untuk Ibu
18 Eps 18. Gaun Terindah
19 Eps 19. Terimakasih Tuan
20 Bab 20. Kaki Langit
21 Eps 21. Pria Terbaik
22 Eps 22. Lamaran
23 Bab 23. Cium Aku!
24 Bab 24. Kakek Mett
25 Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26 Bab 26. Hal Termudah
27 Bab 27. Nama Sang Kekasih
28 Bab 28. Jangan Lepaskan
29 Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30 Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31 Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32 Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33 Bab 33. Zania Haquel
34 Bab 34. Kasih Sayang
35 Bab 35. Motor Yang Bagus
36 Bab 36. Hanza
37 Bab 37. Daville
38 Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39 Bab 39. Memanggilmu Apa
40 Bab 40. Dugaanku Benar
41 Bab 41. Aku Membencinya
42 Bab 42. Takutlah Padaku
43 Bab 43. Kau Terlambat
44 Bab 44. Pulang
45 Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46 Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47 Bab 47. Hanya Mirip
48 Bab 48. Haruskah?
49 Bab 49. Tidur Bersama
50 Bab 50. Bukan Bibirmu
51 Bab 51. Hanya Masa Lalu
52 Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53 Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54 Bab 54. Aku Menginginkanmu
55 Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56 Bab 56. Sengaja
57 Bab 57. Sengaja Lagi
58 Eps 58. Maafkan Aku
59 Bab 59. Yorin
60 Bab 60. Kencan
61 Bab 61. Dokter Cantik
62 Bab 62. Mobil Baru
63 Bab 63. Aku Mencintainya
64 Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65 Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66 Bab 66. Edisi Ganti Cover
67 Bab 67. Habislah Kau
68 Bab 68. Sebuah Rencana
69 Bab 69. Mengalah
70 Bab. 70. Seekor Anak Singa
71 Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72 Bab 72. Menggodanya
73 Bab 73. Tergoda
74 Bab 74. Aku Mencintaimu
75 Bab 75. Dia Marah Lagi
76 Bab 76. Senandung Pagi Hari
77 Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78 Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79 Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80 Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81 Bab 81. Aku Tahu
82 Bab 82. Bidadari
83 Bab 83. Entahlah
84 Bab 84. Setangkai Bunga
85 Bab 85. Wanita Yang Cantik
86 Bab 86. Sebuah Lukisan
87 Bab 87. Dialah Sang Penipu
88 Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89 Bab 89. Semua Sia-sia
90 Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91 Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92 Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93 Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94 Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95 Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96 Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97 Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98 Bab 98. Membayar Harga Diri
99 Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100 Bab 100. Perempuan Arogan
101 Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102 Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103 Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104 Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105 Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106 Bab 106. Mengalah Demi Dia
107 Bab 107. Bisa Diandalkan
108 Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109 Bab 109. Sudah Jujur
110 Bab 110. Ini Tidak Pantas
111 Bab 111. Ikatan Hati
112 Bab 112. Dua Ibu Kembar
113 Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114 Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115 Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116 Bab 116. Kematian Nenek
117 Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118 Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119 Bab 119. Memaafkan Keadaan
120 Bab 120. Menyukainya
121 Bab 121. Seandainya
122 Bab 122. Bolehkah?
123 Bab 123. Melepas Lelah
124 Bab 124. Melepas Lelah 2
125 Bab 125. Gelisah
126 Bab 126. Memeriksakan Diri
127 Bab 127. Sinyal Ponsel
128 Bab 128. Di Mana Istriku
129 Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130 Bab 130. Ujian Cinta Sella
131 Bab 131. Curiga
132 Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133 Bab 133. Tetaplah Di Sini
134 Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135 Bab 135. Apa Dia Cemburu
136 Bab. 136. Tawuran
137 Bab 137. Sebuah Hadiah
138 Bab 138. Muntah
139 Bab 139. Lebih Baik Tidak
140 Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141 Bab 141. Gendut
142 Bab 142. Terima Kasih Sayang
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab 1. Karena Tatapan Mata
2
Bab 2. Pria Yang Berbeda
3
Bab 3. Aku Sibuk
4
Bab 4. Orang Mencurigakan
5
Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6
Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7
Bab 7. Jadilah Milikku
8
Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9
Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10
Bab 10. Tekad Anehmu
11
Bab 11. Kembalinya Masalalu
12
Bab 12. Kau Dalangnya
13
Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14
Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15
Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16
Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17
Bab 17. Semua Untuk Ibu
18
Eps 18. Gaun Terindah
19
Eps 19. Terimakasih Tuan
20
Bab 20. Kaki Langit
21
Eps 21. Pria Terbaik
22
Eps 22. Lamaran
23
Bab 23. Cium Aku!
24
Bab 24. Kakek Mett
25
Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26
Bab 26. Hal Termudah
27
Bab 27. Nama Sang Kekasih
28
Bab 28. Jangan Lepaskan
29
Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30
Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31
Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32
Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33
Bab 33. Zania Haquel
34
Bab 34. Kasih Sayang
35
Bab 35. Motor Yang Bagus
36
Bab 36. Hanza
37
Bab 37. Daville
38
Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39
Bab 39. Memanggilmu Apa
40
Bab 40. Dugaanku Benar
41
Bab 41. Aku Membencinya
42
Bab 42. Takutlah Padaku
43
Bab 43. Kau Terlambat
44
Bab 44. Pulang
45
Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46
Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47
Bab 47. Hanya Mirip
48
Bab 48. Haruskah?
49
Bab 49. Tidur Bersama
50
Bab 50. Bukan Bibirmu
51
Bab 51. Hanya Masa Lalu
52
Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53
Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54
Bab 54. Aku Menginginkanmu
55
Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56
Bab 56. Sengaja
57
Bab 57. Sengaja Lagi
58
Eps 58. Maafkan Aku
59
Bab 59. Yorin
60
Bab 60. Kencan
61
Bab 61. Dokter Cantik
62
Bab 62. Mobil Baru
63
Bab 63. Aku Mencintainya
64
Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65
Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66
Bab 66. Edisi Ganti Cover
67
Bab 67. Habislah Kau
68
Bab 68. Sebuah Rencana
69
Bab 69. Mengalah
70
Bab. 70. Seekor Anak Singa
71
Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72
Bab 72. Menggodanya
73
Bab 73. Tergoda
74
Bab 74. Aku Mencintaimu
75
Bab 75. Dia Marah Lagi
76
Bab 76. Senandung Pagi Hari
77
Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78
Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79
Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80
Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81
Bab 81. Aku Tahu
82
Bab 82. Bidadari
83
Bab 83. Entahlah
84
Bab 84. Setangkai Bunga
85
Bab 85. Wanita Yang Cantik
86
Bab 86. Sebuah Lukisan
87
Bab 87. Dialah Sang Penipu
88
Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89
Bab 89. Semua Sia-sia
90
Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91
Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92
Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93
Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94
Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95
Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96
Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97
Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98
Bab 98. Membayar Harga Diri
99
Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100
Bab 100. Perempuan Arogan
101
Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102
Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103
Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104
Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105
Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106
Bab 106. Mengalah Demi Dia
107
Bab 107. Bisa Diandalkan
108
Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109
Bab 109. Sudah Jujur
110
Bab 110. Ini Tidak Pantas
111
Bab 111. Ikatan Hati
112
Bab 112. Dua Ibu Kembar
113
Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114
Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115
Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116
Bab 116. Kematian Nenek
117
Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118
Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119
Bab 119. Memaafkan Keadaan
120
Bab 120. Menyukainya
121
Bab 121. Seandainya
122
Bab 122. Bolehkah?
123
Bab 123. Melepas Lelah
124
Bab 124. Melepas Lelah 2
125
Bab 125. Gelisah
126
Bab 126. Memeriksakan Diri
127
Bab 127. Sinyal Ponsel
128
Bab 128. Di Mana Istriku
129
Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130
Bab 130. Ujian Cinta Sella
131
Bab 131. Curiga
132
Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133
Bab 133. Tetaplah Di Sini
134
Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135
Bab 135. Apa Dia Cemburu
136
Bab. 136. Tawuran
137
Bab 137. Sebuah Hadiah
138
Bab 138. Muntah
139
Bab 139. Lebih Baik Tidak
140
Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141
Bab 141. Gendut
142
Bab 142. Terima Kasih Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!