Hukuman Cinta Untuk Sela

Hukuman Cinta Untuk Sela

Bab 1. Karena Tatapan Mata

Sella melangkah ke toilet, sambil mendengus kesal, karena bajunya kotor terkena tumpahan saus. Ia berniat untuk mengganti pakaiannya di sana. Beberapa saat kemudian, ia keluar dengan memakai pakaian seragam pegawai kebersihan, milik Rere--sahabatnya, yang bekerja di gedung tempat mereka sedang bertemu sekarang.

Di saat yang bersamaan, ada dua pria berwajah tampan, baru saja keluar dari lift. Mereka berjalan di koridor sambil berbicara soal bisnis.

Namun, beberapa menit kemudian, mereka bertabrakan dengan seorang perempuan.

Brukk!

"Maaf, Tuan!" Sella berkata dengan gugup sambil membungkuk ke arah dua pria yang tak lain adalah Alrega dan asisten setianya, Zendaka yang akrab dipanggil Zen.

Kebetulan lokasi toilet itu berada di koridor yang sama dengan pintu lift yang menuju ke best men gedung.

Seketika Alrega melihat ke arah gadis bertubuh mungil di hadapannya. Tubuh mereka terpaut beberapa centi meter, tinggi Alrega dan Zen hampir sama sedangkan, Sella hanya sebatas pundaknya saja.

Alrega sempat tertegun sejenak, tapi kemudian ia mengabaikannya. Lalu, pergi begitu saja.

"Kamu, hati-hatilah lain kali kalau berjalan!" kata Zain sebelum melangkah mengikuti sang majikan.

"Baik!" kata Sella masih dengan kegugupannya.

Sementara itu, Alrega kembali bicara pada Zain sambil berjalan menuju mobil. "Kamu sudah berhasil menemukan orang itu, Zen?" kata Alrega, dia masih memikirkan perempuan yang baru saja menabraknya.

Dia pria berkulit putih, rambutnya lurus yang selalu disisir rapi kebelakang. Sosoknya begitu berwibawa dengan stelan jas hitam yang dikenakannya.

"Belum, Tuan. Sudah sepekan, ponselnya tidak aktif," jawab Zen tenang. Ia laki-laki yang setia pada Alrega, memiliki dedikasi tinggi pada sang Bos yang dihormatinya. Hari itu mereka sama-sama memakai stelan jas warna hitam.

Sementara itu, Sella menunggu Rere dengan bersandar, sambil membaca buku novel kegemarannya.

Gadis itu tidak menyadari, ada dua pria berjalan kearahnya.Tepatnya ke arah mobilnya yang terparkir disana, tepat disamping Sella berada.

"Apa kamu kenal dengan perempuan itu? Dia seperti pengangguran yang tidak punya kerjaan saja!" kata Alrega begitu melihat Sella. Ia mengira, gadis itu adalah pegawai di kantornya.

Alrega tidak salah, karena mereka sama-sama berada di Gedung Art Design, dan ia adalah pemiliknya. Sementara perempuan yang dilihatnya itu memakai pakaian petugas kebersihan dan sedang menganggur.

Saat itu, tiba-tiba saja mereka mendengar Sella tiba-tiba tertawa, mungkin karena novel lucu yang dibacanya.

"Hei. Kamu!" Bentak Alrega mengagetkan Sella.

Sontak saja gadis berambut ikal itu menoleh dan melihat ada dua pria asing yang tadi bertabrakan dengannya. Pada saat yang sama, otak Sella teringat kejadian di mana dia pernah berbuat sebuah kesalahan sebelumnya.

Apakah laki-laki itu, dia? Kenapa wajahnya mirip sekali dengan laki-laki itu? Ahh, bukan! Mungkin dia hanya mirip saja. Pikirnya.

"Eh, maaf ... " Kata Sella lirih, sambil melangkah menjauh dan pindah posisi. Namun, Alrega mendekati dan kembali berkata, dengan suara kerasnya.

"Apa kamu pengangguran?!"

"Saya?" Tanya Sella sambil menunjuk dirinya sendiri dan Alrega mengangguk, dengan tatapan matanya tak beralih dari Sella.

"Bukan, saya bukan pengangguran. Apa saya mengganggu anda, Tuan?" Sella menjawabnya malas.

'Berani sekali perempuan ini'

"Iya. Kamu merusak pemandangan!"

"Ck! Memangnya pemandangan apa di sini?"

'Menyebalkan.'

Bagi Sella, kedua orang itu bukan siapa-siapa. Ia melihat penampilan Alrega dan Zen dengan sebelah mata. Seandainya Sella tahu kedudukan dua laki-laki itu, tentu ia tidak akan berani bersikap demikian.

Alrega melirik pada Zen sekilas, laki-laki itu memahami maksud Tuannya, hingga ia mengusir Sella dari tempatnya saat itu juga. Sementara Alrega tak melepaskan tatapan matanya dari Sella, hingga gadis itu hilang dari pandangannya.

Kedua pria itu kini sudah berada dalam mobil mewah, yang jendelanya dibiarkan terbuka. Mobil itu berjalan dengan perlahan ketika keluar area gedung.

Alrega menoleh kearah Sella, saat mobil melintas di depannya. Gadis itu berdiri di trotoar, dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Tanpa sengaja, tatapan mereka saling beradu. Sella membalas tatapan tajam Alrega sambil membenarkan letak topi hitam yang menutupi dikepalanya.

Alrega kembali menatap gadis itu lekat dengan ekspresi wajah yang serius, gurat tajam di alis matanya seolah menebal, sehingga jarak antara mata dan alisnya seolah menempel.

Tatapan mereka tetap bertahan dan mengunci, sampai kendaraan berlalu menjauh dari tempat itu.

"Kau tahu siapa wanita itu, Zen?" Tanya Alrega pada Zen, yang mengemudikan kendaraan dengan kecepatan sedang, membelah jalanan.

"Wanita yang mana, maksud Tuan?" Tanya Zen sambil melihat Alrega dari balik spion depan.

"Wanita gembel tadi?" Jawab Alrega sambil menutup jendela mobil kembali.

"Oh, wanita itu? Saya kurang memperhatikannya. Maaf, Tuan."

"Apa kau tidak melihat name tag dibajunya?"

'Dia memang memakai seragam pegawai kebersihan, tapi aku belum pernah melihatnya selama ini'

''Tidak, Tuan. Apa ada yang menarik?"

"Dia mirip wanita hamil itu," jawab Alrega sambil menyandarkan kepala dan memejamkan matanya.

"Wanita hamil yang mana maksud, Tuan. Tidak ada wanita hamil, yang berurusan dengan Anda, kan?"

"Ada, kalau kau masih ingat, kejadian dua tahun yang lalu." Alrega berkata sambil mengusap wajahnnya.

'Apa? Ini tidak mungkin. Bagaimana bisa kebetulan seperti ini. Delisa juga kembali.'

"Apa anda bisa yakin?" Tanya Zen sambil melirik Alrega lagi.

"Dari matanya, itu tatapan mata yang sama,* jawab Alrega lirih.

Tatapan mata seperti sebuah jendela yang jadi jembatan antara orang yang ditatap dengan telaga segala rasa, yang ada di dihatinya. Ia akan menarik siapapun untuk masuk kedalamnya, tapi disaat ia mulai terjebak di sana, maka tak seorang pun mampu menyelaminya.

"Anda selalu teliti seperti biasanya."

"Bawa wanita itu besok keruanganku. Aku ingin bicara dengannya."

"Apa kesalahannya akan Tuan buktikan, kali ini?"

"Ya. Aku tidak akan melepaskan dia lagi."

"Baik, tuan." Zen berkata dengan ragu tapi ia tetap harus menuruti perintah tuannya.

Ia berkata lagi untuk memastikan agar ia tidak salah langkah.

"Apa yang akan Anda lakukan padanya, dulu Anda menyuruh saya untuk melepasnya, kenapa sekarang Anda ingin menemuinya?"

"Apakah Deli kembali?" Alrega balik bertanya.

'Bagaimana Tuan bisa tahu, padahal aku sudah menyembunyikan berita itu? Aku yakin perempuan brengsek itu tidak akan berani berhadapan dengan Tuan lagi'

"Sudah, tuan."

"Hmm..."

"Saya yakin, Delisa tidak akan berani menemui Tuan lagi."

"Kau seyakin apa? Ingat, kau tetap harus waspada, jangan sampai kau lupa, dia perempuan seperti apa?"

'Ck! Kalau melihat kelakuannya selama ini, dia pasti akan mengganggu Tuan lagi, kelakuannya menjijikkan, seharusnya dia malu kalau masih punya hati'

"Baik, saya akan lebih berhati-hati," jawab Zen sambil mempercepat laju kendaraan.

-

Di trotoar depan gedung Art Design Group. Sella menerima panggilan dari ponselnya. Ia berkata setelah benda pipih itu menempel ditelinga.

"Halo. Rere. Aku di trotoar depan."

"Kenapa kau kesana?" Tanya suara dibalik ponsel.

"Aku diusir orang tadi. Ayo pulang, sudah sore "

"Baiklah," kata suara diseberang telepon, setelah itu telepon ditutup.

Tak lama Rere, berjalan mendakat. Ia seorang perempuan yang sudah memiliki seorang bayi, ia berambut sebahu dan berwajah bulat.

Ia menghampiri Sella dan tersenyum manis, dan berkata.

"Ini, bajumu. Kembalikan bajuku besok ya?" Ia mengasongkan baju Sella yang sudah ia bersihkan di ruang kebersihan gedung. Baju itu terkena tumpahan saus saat mereka menikmati makanan di pinggir jalan.

"Ck! Mana bisa. Aku kembalikan kapan-kapan saja, besok ada banyak barang yang harus kuantar," sahut Sella, sambil memasukkan bajunya ke dalam tas kain, yang ia selempang kan dipundaknya.

"Kau selalu punya alasan."

"Aku akan mengembalikan bajumu besok, tapi kau bayar hutangmu. Oke?" Kata Sella dengan kedipan mata jahilnya.

Rere biasa berhutang beberapa barang kebutuhannya pada Sella diakhir bulan. Sella bekerja dengan menjalani usaha membuka satu toko yang menjual bahan-bahan pokok. Ia mengikuti perkembangan zaman dan menjual barang dagangan secara online.

Saat Rere berhutang, Sella akan mengantark pesanannya ke tempat Rere bekerja. Sella melakukan semua itu karena Rere adalah sahabat lamanya, ibu mereka juga berteman dengan baik.

"Ah, lupakan. Kembalikan bajuku kapanpun kau mau. Dasar pemeras!"

"Siapa yang memerasmu, Nona? Aku menyayangimu, sampai-sampai aku membiarkanmu selalu berrhutang padaku. Bahkan aku ingin menciummu!"

"Ciumlah, asal aku tidak perlu membayar hutangku." Rere menjawab sambil memajukan wajahnya mendekat pada Sella.

"Sialan! Ayo pulang. Kalau sudah malam aku tak akan mengantarmu pulang."

Sella biasa mengatarkan Rere pulang kalau kebetulan ia memesan barang padanya. Kedua sahabat itu seperti ibu dan anak saja.

"Baiklah." Rere mengikuti langkah Sella ke halaman parkir, tampat motor tua milik Sella berada.

Dua sahabat itu mengendarai motor yang melaju dijalanan, menuju rumah Rere sambil berpelukan. Kalau saja tidak ada kejadian dua tahun yang lalu, mungkin Sella masih bekerja di sana bersama sahabatnya itu.

Sesampainya di rumah Rere, mereka disambut dengan suara tangis anak kecil, yang merengek ingin digendong ibunya. Anak kecil itu berlari kearah Rere dan memeluknya. Rere hidup bersama dengan keluarganya yang bahagia, terdiri dari ibu, suami dan seorang anak perempuan.

"Jadilah ibu yang baik, jangan meninggalkan anakmu terus dengan neneknya. Ibumu bukan pengasuh," kata Sella, ia tidak turun dari motornya.

"Kalau aku tidak bekerja siapa yang akan membeli susunya? Kami juga masih harus membayar uang sewa." Rere cemberut, rumahnya memang masih mengontrak.

"Kau bisa membuka usaha sepertiku. Jadi kau tidak perlu meninggalkan anakmu."

"Ya, aku juga mau seandainya aku punya modal sendiri."

'Ah, seandainya kamu tahu bagaimana aku mendapatkan modal usahaku, mungkin kamu tidak mau berteman dengan orang sepertiku.'

Sella teringat sekilas tentang perbuatannya dua tahun yang lalu. Saat itu ia melakukan sebuah penipuan karena terpaksa, tapi kejahatan tetaplah kejahatan apapun alasannya.

"Re, aku hanya teringat ibuku. Sekarang, setelah aku tidak lagi bekerja diluar rumah. aku lebih bisa mengawasinya dengan baik. Aku hanya tidak mau ibuku sakit terus menerus. Hanya dia orang tuaku"

"Kau masih punya dua adik yang menyayangimu, kan? Jangan lupakan mereka." kata Rere sambil menggendong anaknya masuk. Ia mengemasi beberapa barang pesanannya yang ditaruh dalam kantong plastik.

Mendengar kata-kata Rere, Sella tertawa. Kadang ia suka lupa kalau adik-adiknya, yang ia anggap merepotkan itu juga menyayangimya.

"Terimakasih ya. Salam buat ibumu!' Kata Rere mengakhiri obrolan mereka.

Rere masuk ke dalam rumah, meninggalkan Sella yang akan memacu sepeda motornya, ia juga akan segera pergi.

Sella seorang gadis berhati lembut, ia selalu memikirkan orang lain lebih dari memikirkan dirinya sendiri. Semua pengalam pahitnya dimasa lalu yang menempa kepribadiannya menjadi gadis yang ramah dan kuat. Tapi ia selalu waapada bila berhubungan dengan lawan jenis, seolah-olah ia memiliki antena dikepala.

Bersambung

Terpopuler

Comments

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦 Nam Gyuri

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦 Nam Gyuri

aku mampir kakak

2022-06-07

8

Minaaida

Minaaida

aku juga mampir, masih banyak belajar aku pada kalian yang sudah senior

2022-03-03

9

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

halo kk author salken ya
el disini akan mendarkan 20 buah like ke kk author

2022-02-25

8

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Karena Tatapan Mata
2 Bab 2. Pria Yang Berbeda
3 Bab 3. Aku Sibuk
4 Bab 4. Orang Mencurigakan
5 Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6 Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7 Bab 7. Jadilah Milikku
8 Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9 Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10 Bab 10. Tekad Anehmu
11 Bab 11. Kembalinya Masalalu
12 Bab 12. Kau Dalangnya
13 Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14 Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15 Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16 Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17 Bab 17. Semua Untuk Ibu
18 Eps 18. Gaun Terindah
19 Eps 19. Terimakasih Tuan
20 Bab 20. Kaki Langit
21 Eps 21. Pria Terbaik
22 Eps 22. Lamaran
23 Bab 23. Cium Aku!
24 Bab 24. Kakek Mett
25 Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26 Bab 26. Hal Termudah
27 Bab 27. Nama Sang Kekasih
28 Bab 28. Jangan Lepaskan
29 Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30 Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31 Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32 Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33 Bab 33. Zania Haquel
34 Bab 34. Kasih Sayang
35 Bab 35. Motor Yang Bagus
36 Bab 36. Hanza
37 Bab 37. Daville
38 Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39 Bab 39. Memanggilmu Apa
40 Bab 40. Dugaanku Benar
41 Bab 41. Aku Membencinya
42 Bab 42. Takutlah Padaku
43 Bab 43. Kau Terlambat
44 Bab 44. Pulang
45 Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46 Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47 Bab 47. Hanya Mirip
48 Bab 48. Haruskah?
49 Bab 49. Tidur Bersama
50 Bab 50. Bukan Bibirmu
51 Bab 51. Hanya Masa Lalu
52 Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53 Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54 Bab 54. Aku Menginginkanmu
55 Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56 Bab 56. Sengaja
57 Bab 57. Sengaja Lagi
58 Eps 58. Maafkan Aku
59 Bab 59. Yorin
60 Bab 60. Kencan
61 Bab 61. Dokter Cantik
62 Bab 62. Mobil Baru
63 Bab 63. Aku Mencintainya
64 Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65 Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66 Bab 66. Edisi Ganti Cover
67 Bab 67. Habislah Kau
68 Bab 68. Sebuah Rencana
69 Bab 69. Mengalah
70 Bab. 70. Seekor Anak Singa
71 Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72 Bab 72. Menggodanya
73 Bab 73. Tergoda
74 Bab 74. Aku Mencintaimu
75 Bab 75. Dia Marah Lagi
76 Bab 76. Senandung Pagi Hari
77 Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78 Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79 Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80 Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81 Bab 81. Aku Tahu
82 Bab 82. Bidadari
83 Bab 83. Entahlah
84 Bab 84. Setangkai Bunga
85 Bab 85. Wanita Yang Cantik
86 Bab 86. Sebuah Lukisan
87 Bab 87. Dialah Sang Penipu
88 Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89 Bab 89. Semua Sia-sia
90 Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91 Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92 Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93 Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94 Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95 Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96 Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97 Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98 Bab 98. Membayar Harga Diri
99 Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100 Bab 100. Perempuan Arogan
101 Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102 Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103 Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104 Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105 Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106 Bab 106. Mengalah Demi Dia
107 Bab 107. Bisa Diandalkan
108 Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109 Bab 109. Sudah Jujur
110 Bab 110. Ini Tidak Pantas
111 Bab 111. Ikatan Hati
112 Bab 112. Dua Ibu Kembar
113 Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114 Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115 Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116 Bab 116. Kematian Nenek
117 Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118 Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119 Bab 119. Memaafkan Keadaan
120 Bab 120. Menyukainya
121 Bab 121. Seandainya
122 Bab 122. Bolehkah?
123 Bab 123. Melepas Lelah
124 Bab 124. Melepas Lelah 2
125 Bab 125. Gelisah
126 Bab 126. Memeriksakan Diri
127 Bab 127. Sinyal Ponsel
128 Bab 128. Di Mana Istriku
129 Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130 Bab 130. Ujian Cinta Sella
131 Bab 131. Curiga
132 Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133 Bab 133. Tetaplah Di Sini
134 Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135 Bab 135. Apa Dia Cemburu
136 Bab. 136. Tawuran
137 Bab 137. Sebuah Hadiah
138 Bab 138. Muntah
139 Bab 139. Lebih Baik Tidak
140 Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141 Bab 141. Gendut
142 Bab 142. Terima Kasih Sayang
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab 1. Karena Tatapan Mata
2
Bab 2. Pria Yang Berbeda
3
Bab 3. Aku Sibuk
4
Bab 4. Orang Mencurigakan
5
Bab 5. Kau Di Sini Rupanya 1
6
Bab 6. Kau Di Sini Rupanya 2
7
Bab 7. Jadilah Milikku
8
Bab 8. Hukumanmu Menikahiku
9
Eps 9. Orang Yang Tidak Diharapkan
10
Bab 10. Tekad Anehmu
11
Bab 11. Kembalinya Masalalu
12
Bab 12. Kau Dalangnya
13
Bab 13. Dua Tahun Lalu, Dan Perjanjian Keji
14
Eps 14. Dua Tahun Lalu Dan Hancurnya Sebuah Pesta
15
Bab 15. Delisa dan Zola, Mereka Adalah
16
Bab 16. Mereka Adalah Konspirator
17
Bab 17. Semua Untuk Ibu
18
Eps 18. Gaun Terindah
19
Eps 19. Terimakasih Tuan
20
Bab 20. Kaki Langit
21
Eps 21. Pria Terbaik
22
Eps 22. Lamaran
23
Bab 23. Cium Aku!
24
Bab 24. Kakek Mett
25
Bab 25. Seperti Klausa Kematian
26
Bab 26. Hal Termudah
27
Bab 27. Nama Sang Kekasih
28
Bab 28. Jangan Lepaskan
29
Bab 29. Orang Yang Kau Maksudkan
30
Bab 30. Pengantin Paling Sedih
31
Bab 31. Ratu Tapi Pembantu
32
Bab 32. Tangisan Tengah Malam
33
Bab 33. Zania Haquel
34
Bab 34. Kasih Sayang
35
Bab 35. Motor Yang Bagus
36
Bab 36. Hanza
37
Bab 37. Daville
38
Bab 38. Semua Itu Bajumu!
39
Bab 39. Memanggilmu Apa
40
Bab 40. Dugaanku Benar
41
Bab 41. Aku Membencinya
42
Bab 42. Takutlah Padaku
43
Bab 43. Kau Terlambat
44
Bab 44. Pulang
45
Bab 45. Kenangan Yang Tajam
46
Bab 46. Kenangan Yang Tajam Lagi
47
Bab 47. Hanya Mirip
48
Bab 48. Haruskah?
49
Bab 49. Tidur Bersama
50
Bab 50. Bukan Bibirmu
51
Bab 51. Hanya Masa Lalu
52
Bab 52. Kuharap Bukan Dia
53
Bab 53. Kuharap Bukan Dia Lagi
54
Bab 54. Aku Menginginkanmu
55
Bab 55. Banyaknya Rasa kecewa
56
Bab 56. Sengaja
57
Bab 57. Sengaja Lagi
58
Eps 58. Maafkan Aku
59
Bab 59. Yorin
60
Bab 60. Kencan
61
Bab 61. Dokter Cantik
62
Bab 62. Mobil Baru
63
Bab 63. Aku Mencintainya
64
Bab 64. Memanfaatkan Sebelum Berakhir
65
Bab 65. Aku Tidak Apa-apa
66
Bab 66. Edisi Ganti Cover
67
Bab 67. Habislah Kau
68
Bab 68. Sebuah Rencana
69
Bab 69. Mengalah
70
Bab. 70. Seekor Anak Singa
71
Bab 71. Tempat yang paling sedih.
72
Bab 72. Menggodanya
73
Bab 73. Tergoda
74
Bab 74. Aku Mencintaimu
75
Bab 75. Dia Marah Lagi
76
Bab 76. Senandung Pagi Hari
77
Bab 77. Tidak Seperti Yang Kau Kira
78
Bab 78. Hatiku Seperti Kaca
79
Bab 79. Kau Bintang Dihatiku
80
Bab 80. Gadis Bermata Jeli
81
Bab 81. Aku Tahu
82
Bab 82. Bidadari
83
Bab 83. Entahlah
84
Bab 84. Setangkai Bunga
85
Bab 85. Wanita Yang Cantik
86
Bab 86. Sebuah Lukisan
87
Bab 87. Dialah Sang Penipu
88
Bab 88. Aku Tidak Bersalah
89
Bab 89. Semua Sia-sia
90
Bab 90. Semua Sia-sia Lagi
91
Bab 91. Seperti Sendi Yang Terlepas
92
Bab 92. Tempat Yang Paling Sedih
93
Bab 93. Pengakuan Menyakitkan
94
Bab 94. Dia Tidak Hamil?
95
Bab 95. Jangan Menyentuhnya
96
Bab 96. Pangeran Tampan Dari Negeri Dongeng
97
Bab 97. Apa Sudah Cukup?
98
Bab 98. Membayar Harga Diri
99
Bab 99. Harga Diri Yang Tidak Berharga
100
Bab 100. Perempuan Arogan
101
Bab 101. Tempat Yang Diinginkan 1
102
Bab 102. Tempat Yang Diinginkan 2
103
Bab 103. Cinta Pembantu Dan Majikan
104
Bab 104. Entah Harus Benci Atau Cinta
105
Bab 105. Malaikat Pencabut Nyawa
106
Bab 106. Mengalah Demi Dia
107
Bab 107. Bisa Diandalkan
108
Bab 108. Tidak Ada Kemarahan
109
Bab 109. Sudah Jujur
110
Bab 110. Ini Tidak Pantas
111
Bab 111. Ikatan Hati
112
Bab 112. Dua Ibu Kembar
113
Bab 113. Keputusan Yang Tidak Salah
114
Bab 114. Keputusan Selanjutnya
115
Bab 115. Tak Ada Manusia Yang Sempurna
116
Bab 116. Kematian Nenek
117
Bab 117. Seorang Pelayat Wanita
118
Bab 118. Mengusirnya Pergi, Tapi ...
119
Bab 119. Memaafkan Keadaan
120
Bab 120. Menyukainya
121
Bab 121. Seandainya
122
Bab 122. Bolehkah?
123
Bab 123. Melepas Lelah
124
Bab 124. Melepas Lelah 2
125
Bab 125. Gelisah
126
Bab 126. Memeriksakan Diri
127
Bab 127. Sinyal Ponsel
128
Bab 128. Di Mana Istriku
129
Bab 129. Ujian Cinta Alrega
130
Bab 130. Ujian Cinta Sella
131
Bab 131. Curiga
132
Bab 132. Antara Cinta Dan Harga Diri
133
Bab 133. Tetaplah Di Sini
134
Bab 134. Dinginnya Pagi Yang Hangat
135
Bab 135. Apa Dia Cemburu
136
Bab. 136. Tawuran
137
Bab 137. Sebuah Hadiah
138
Bab 138. Muntah
139
Bab 139. Lebih Baik Tidak
140
Bab 140. Cinta Yang Berbeda
141
Bab 141. Gendut
142
Bab 142. Terima Kasih Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!