untung saja tembakan meriam barusan tidak mengenai lambung kapal.
itu wajar saja karena kapal pengangkut hasil alam ini sangatlah besar, luas lambungnya saja mencapai 70 meter, sehingga sulit untuk menghancurkan bagian bagian pentingnya.
"cepat ! cepat ! ambil senjata kalian! armada perompak semakin dekat" teriak kapten kapal yang ada disana,
"berapa banyak musuh kita, ripe ?" tanya hendri
"yang bisa kulihat dari sini ada 2 kapal di luar sana"
"bersiaplah untuk bertarung graham"
"sial, aku tidak mau keluar sana, lautan sangat mematikan untuk tubuh kayuku"
"jangan jadi penakut! setidaknya bantulah menjaga hasil tambang"
hendri bangun dan memegang bahu ripe,
"apa kau mendengarku"
"hahh, apakah ini telepati ?"
"kurang lebih begitu. jarak pandang ku pendek, jadi tolong bantu aku berjalan"
"baiklah, senang mengetahui rahasiamu graham. nah sekarang ayo kita pergi"
sementara di dek kapal para pelaut sedang bertempur,
"cepat isi!!"
"tembakk!!"
"Duaarr"
ternyata ada lima kapal perompak yang telah mengepung mereka. dua di kanan, dua di kiri, dan satu di depan.
"kapten! peluru meriam di kapal kita sudah habis"
"kenapa sedikit sekali?"
"kapal kargo kita dirancang untuk membawa hasil tambang kapten, kapal ini tidak dirancang untuk bertempur"
"kalau begitu sekarang hanya tinggal dua kapal penjaga yang bisa melawan mereka"
kapal pembawa hasil tambang ini dijaga oleh dua kapal tempur yang mengikuti di belakang. ini sebagai antisipasi jika terjadi serangan perompak seperti sekarang, tapi tampaknya kedua kapal penjaga itu juga tidak sanggup melawan lima kapal perompak.
kembali ke hendri dan ripe yang masih berada di geladak atas,
"apa benar kapal ini hanya mengangkut batu bara, rasanya aneh jika para perompak itu menyerang hanya untuk batu bara" tanya hendri yang berlari sambil memegang bahu ripe,
"sebenarnya kapal ini juga mengangkut emas dibagian buritan"
"bisa bisanya meletakkan barang berharga di buritan kapal, apa halbel tidak takut emas emas itu dicuri oleh awak kapal"
"entahlah, mungkin karena dia sudah berumur makanya perintahnya jadi ngawur begini"
"graham, para perompak itu tidak mengincar kapal kita pada awalnya"
"sebenarnya rute perjalanan kapal kargo ini aman tapi badai besar itu membuat kapal kita terseret ombak hingga sampai ke perairan venezuela"
"rute ini memang terkenal dikuasai oleh para perompak dari eropa, mereka adalah warga eropa yang.."
"Buakkkk"
tiba tiba sebuah peluru menembus badan kapal dan tepat mengenai hendri. hendri terbawa oleh peluru itu hingga tembus ke geladak bawah. untungnya peluru meriam itu tidak menembus lambung kapal.
hendri yang terkena tembakan meriam merasa linglung, "aduhh.... sakit juga"
"hei assault kau baik baik saja?" tanya salah seorang pelaut disana, hendri menganggukkan kepalanya,
"cepat pindahkan peluru ini dan perbaiki kerusakannya"
"ehh.. peluru meriam ini tampak berbeda dengan yang sebelumnya" ucap hendri menyadari kejanggalan yang jelas,
peluru yang menabrak hendri memiliki bentuk lonjong seperti peluru senapan,
"ini buruk, entah sebesar apapun kapal yang kami miliki jika mereka menembaki kami terus menerus dengan peluru ini maka kapal perang induk amerika pun bisa tenggelam"
"assault! kau baik saja?" tanya ripe datang melalui lubang tembakan meriam.
hendri segera berdiri dan mengajak ripe untuk menemui kapten kapal.
sambil berlari hendri menjelaskan temuannya pada ripe,
"itu berita buruk graham, semoga kita masih sempat. ngomong ngomong kau akhirnya mau bertempur juga, itu bagus"
"aku tidak berniat bertarung, dilihat dari situasinya bagaimana pun juga kita tetap akan kalah"
"jadi kita harus membujuk kapten kapal ini agar menjauh dari mereka bagaimanapun caranya"
hendri dan ripe pun sampai di geladak utama, tapi sudah terlambat, kapal perompak sudah mengapit kapal mereka di setiap sisi.
para pelaut di geladak atas bertahan sekuat tenaga menghadapi tembakan dari segala arah,
"tung tung tung" sebuah granat menggelinding tepat didepan hendri dan ripe,
"menghindar!!" teriak ripe, "duuaarrr" hendri dan ripe masuk kembali ke geladak antara.
"tung tung"
"tung"
"tung tung tuung"
"duaarrr, duaarrr, duarr"
baru saja ingin membantu ke geladak atas, hendri dan ripe sudah dihujani dengan granat.
"aku akan menyelamatkan semua pelaut di atas sana, bersiaplah untuk bertarung ripe"
"yess, inilah momen yang kutunggu-tunggu, pastikan mereka masuk kedalam sini graham"
"tunggu pak" seorang pelaut yang cukup berumur menghentikan hendri
"gunakan ini untuk membuat asap, itu cukup untuk memperlambat mereka" ucapnya sambil memberikan setong bensin,
"baiklah. siapkan orang sebanyak mungkin untuk membantu kita bertempur, aku pergi"
"kau dengar dia, cepat bawa siapapun yang tidak berkepentingan di kapal kemari"
"dengar siapa maksudmu?" tanya si pelaut tua
"lakukan saja kata kataku paman"
hendri berlari ke anjungan kapal yang menjadi benteng terakhir di geladak atas dan bertemu dengan para pelaut yang terjebak disana.
hendri menunjukkan catatan pada mereka, "ikutlah denganku ke geladak bawah, kita akan menghadapi mereka disana"
para pelaut yang tinggal beberapa orang itu tidak punya pilihan lain, mereka pun mencoba melewati rentetan tembakan dengan dilindungi oleh tubuh hendri,
hendri menyentuh dua pundak pelaut
"bersiaplah kita akan pergi bertiga secara bergantian secepat mungkin"
"ahh.. apa yang barusan itu"
hendri menunjukkan catatannya lagi
"aku bisa telepati dengan orang yang ku sentuh"
"ayo kita pergi" hendri memegang tangan kedua pelaut itu,
dari kejauhan ripe yang berjaga di pintu masuk geladak menyalakan api dan "wuushh" api menyala disepanjang jalan yang dilalui hendri,
sementara di kapal perompak, kapten mereka sedang menyaksikan kekacauan yang terjadi di kapal kargo,
"apa yang terjadi disana" tanya si kapten,
"barusan ada orang aneh yang muncul dari geladak bawah. dia berlari diantara tembakan kami dan berhasil masuk ke anjungan, lalu api tiba tiba menyala dari geladak bawah"
"suruh para awak kapal untuk naik ke kapal itu, sekarang waktunya untuk menjarah mereka"
"semuanya ayo kita jarah kapal mereka!"
para perompak pun naik ke kapal kargo, geladak utama sekarang dipenuhi oleh para perompak yang siap menyerang ke geladak bawah.
di geladak bawah hendri, ripe dan para pelaut yang tersisa bersiap untuk mempertahankan kapal,
"dengar semuanya! pilihannya hanya dua melawan dan lari atau menyerah dan mati. kita pasti menang jika rencana kita berjalan lancar, jadi jangan takut dan fokus"
"siapp!!"
para perompak dengan senjata api akan segera memasuki geladak bawah, namun saat mereka akan masuk keluar seorang pria yang membawa bendera dengan kain putih.
"kami menyerah, jangan bunuh kami"
apa menyerah adalah bagian dari rencana hendri,
kembali ke kapten perompak yang sedang santai menonton,
"kapten, seorang pelaut keluar dari kargo dan bilang mereka menyerah, apa yang akan kita lakukan?"
"ambil hasil tambang mereka dan bunuh semuanya".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Oschar Migerz
4 pilihan.
2021-12-31
1