Chapter 07 : Penyesuaian

hendri berjalan sambil meraba-raba tubuhnya,

di wajahnya terdapat kulit yang memiliki bentuk semacam topeng datar yang menutupi seluruh wajahnya, lalu di kedua bahunya terdapat ranting pendek yang keras yang tampaknya berfungsi sebagai alat deteksi sekitar, entahlah...

telapak tangan dan kakinya masih berbentuk manusia, tapi ujung jari tangan dan kakinya sangat tajam seperti pasak, sementara tubuhnya sendiri dibentuk oleh akar-akar pohon.

hendri lalu meraba tubuh bagian bawahnya yang datar, sambil memikirkan hal-hal yang seru hendri berharap ada yang keluar tapi tidak terjadi apapun.

dirinya kembali merasa sedih, meski dia belum punya rencana menikah, tapi apalah arti seorang lelaki tanpa kelamin.

hendri pun terus berjalan, tanpa sadar dia menabrak sebuah pohon.

"aduhh.. apa ini?"

"ada pohon mayat lagi ternyata, wajar sih ini kan masih disekitar markas.ehh.." seketika hendri menyadari sesuatu,

"kenapa ada banyak kerangka manusia di bunker, aku tidak heran jika disana banyak jasad tapi ini kerangka. rasanya baru kemarin aku bangun dari koma, sebenarnya berapa lama aku tidur?"

di leher kerangka manusia itu terlihat sebuah dog tag yang masih utuh, hendri pun mencoba menurunkan kerangka yang tertancap itu.

dengan mudahnya hendri mematahkan batang pohon yang sudah kering dengan kedua tangannya lalu dengan hati-hati menurunkan mayat dan memeriksa kalungnya, hendri bisa melihat nama yang terukir disana, orang itu bernama ache louis.

hendri mengingat si ache louis ini, dia adalah salah satu jenderal angkatan darat yang berpangkat lebih tinggi dari ayahnya. dia juga pernah beberapa kali berkunjung ke rumah hendri untuk membicarakan bisnis atau sekadar ngobrol dengan ayah hendri.

"jenderal louis telah gugur, lalu bagaimana dengan ayahku yang pangkatnya lebih rendah." rasa khawatir kembali menyelimuti dirinya.

hendri pun memberikan penghormatan kepada jenderal ache, kemudian dia mengambil beberapa kayu dari pohon jenderal ache tergantung dan menimbun mayat jenderal ache dengan itu. setelah menguburkan mayat jenderal ache hendri melanjutkan perjalanannya.

di tengah perjalanan hendri mencoba mengukur kemampuan tubuh barunya, hendri mencoba berlari, kecepatan larinya tidak jauh beda ketimbang saat masih menjadi manusia, bedanya stamina hendri saat ini lebih banyak, setelah berlari selama beberapa menit pun staminanya tidak terasa berkurang, jadi dia memutuskan untuk terus berlari.

sambil berlari hendri menyimpulkan kelebihan dan kekurangan tubuhnya saat ini. singkatnya, pendengarannya sangat tajam, tubuhnya bisa mengirimkan sinyal pendeteksi ke pepohonan yang berjarak 3 meter dan dapat dipantulkan ke pepohonan lainnya, tidak bisa merasakan sakit dari luka luar, staminanya sangat banyak, dan tubuh baru ini tidak mengganggu ingatan dan kewarasannya kecuali mungkin saat lapar seperti barusan.

sementara kekurangannya, semua indra kecuali indra pendengaran tidak berfungsi, sulit untuk mencerna makanan, dan dia tidak bisa bicara.

setelah berlari selama hampir satu jam hendri mulai merasa kelelahan dan memperlambat langkahnya.

tidak terasa hari pun menjelang malam.

hendri terus berjalan hingga akhirnya dia bisa melihat sesuatu.

"pohon.. bukan ini hutan. kalau tidak salah jarak antara pinggiran kota ke pinggiran hutan sekitar 1 kilometer."

"sial, aku melenceng cukup jauh dari tujuan, tapi mungkin aku bisa menemukan hewan liar untuk kusantap."

masuk ke dalam hutan, hendri kembali bisa melihat dengan jelas.

dengan penglihatan pohon yang membuatnya dapat melihat secara third person hendri bisa menyusuri hutan tanpa khawatir diserang tiba tiba oleh makhluk buas. tapi tidak ada apapun disana selain pepohonan dan serangga.

tidak lama berselang terdengar suara langkah kaki berat yang menuju ke arah hendri, rupanya itu adalah nyarlapostle, hendri ketakutan dan refleks memanjat pohon disampingnya, dia naik cukup tinggi untuk menghindari si nyarlapostle.

di tengah rasa takutnya rasa laparnya kembali terasa, akar pohon yang ada di bunker jelas tidak membuat kenyang, apalagi di sepanjang hutan yang dilaluinya tidak ada apa apa, jadi dengan terpaksa hendri memberanikan diri untuk memburu nyarla yang ada di bawahnya.

"nyarlapostle itu berbahaya tapi aku juga sudah menjadi monster, harusnya aku bisa mengalahkannya."

hendri pun melompat turun, hentakan kakinya yang keras menarik perhatian nyarlapostle.

hendri sekarang merasa percaya diri dengan tubuh barunya, dia pun dengan santai mendekati sang nyarlapostle.

nyarlapostle merespon, dia berjalan mendekati hendri hingga keduanya saling berhadapan. bau dari hendri membuat nyarlapostle bingung karena baunya seperti campuran antara manusia dan pohon.

karena merasa sesuatu yang ada di depannya bukan makanan nyarlapostle itu pun berbalik pergi.

begitu nyarlapostle membalikkan badannya hendri langsung memukul tubuh nyarlapostle dengan batang pohon sekeras yang dia bisa.

nyarlapostle pun menjadi marah, dia menunjukkan giginya dan langsung menerjang musuh yang ada di depannya.

"ggrraaaarrrr...!!!"

hendri terjatuh menghadapi terjangan nyarlapostle, dia berusaha melawan nyarlapostle sementara nyarlapostle terus mencakar-cakar wajahnya.

dengan memanfaatkan celah yang ada, hendri berhasil menendang perut nyarlapostle dengan kedua kakinya hingga terpental dan membentur pohon.

dengan cepat hendri bangkit dan berusaha menusukkan batang pohon yang dia pegang ke dada nyarlapostle, tapi usahanya gagal, kulit dan daging nyarlapostle terlalu keras, nyarlapostle pun membalas dengan mencakar tangan kanan hendri tapi cakarnya malah menancap dan sulit untuk dicabut.

melihat kesempatan itu hendri langsung mencengkeram tangan kiri dari nyarlapostle dan menahan tangan kanannya dengan kaki, kemudian tanpa ampun hendri menghajar kepala nyarlapostle dengan tangan kirinya.

Braakk...

braakk...

"Gggrraaa...!"

Buuk...

braak...

brak...

nyarlapostle terus berusaha bertahan dari pukulan hendri, dia pun berhasil melepaskan tangan kirinya dan mulai mencakar hendri, sementara hendri mulai merasa usahanya sia-sia, bahkan tangan kirinya mulai patah karena memukul tengkorak keras nyarlapostle.

hendri mencari cara lain, dia menusuk kedua mata nyarlapostle dengan jarinya hingga membuat nyarlapostle mengerang kesakitan.

"ggrrraaahhh...! aaaarrrghhh...!?"

hendri tidak sanggup menahannya lagi dia pun didorong jatuh ke tanah dan nyarlapostle melarikan diri.

tapi hendri dengan cepat bangkit dan mengejarnya, tidak butuh waktu lama, hendri berhasil mencengkeram bahu kanan nyarlapostle dengan jarinya yang tajam.

si nyarlapostle terus memberontak, cengkeraman jari tajam hendri mulai merobek kulit dan dagingnya.

saat tangan kanannya mencengkeram dengan erat, tangan kirinya terus menusuk kepalanya nyarlapostle mencoba untuk menembus tengkoraknya.

sedangkan sang nyarlapostle yang kesakitan tidak memberi perlawanan lagi.

hingga akhirnya hendri berhasil menembus tengkorak keras nyarlapostle dan dengan satu serangan terakhir.

zraaaattt...

tangan hendri menghancurkan otak si nyarlapostle hingga membuat cairan otaknya keluar melalui telinga. hendri pun melepas cengkeramannya dan nyarlapostle ambruk.

karena takut nyarlapostle itu bangun lagi, hendri pun mengambil batu dan menghancurkan kepala nyarlapostle.

dia merasa bangga karena telah membunuh satu nyarlapostle, tapi dia juga merasa takut dan bersalah karena telah membunuhnya dengan sadis.

"maafkan saya, entah siapapun anda, tolong maafkan saya" hendri meminta maaf kepada nyarlapostle yang dia bunuh.

dia pun duduk di samping mayat nyarlapostle dan mulai mengulitinya.

hendri mengambil semua daging yang ada, kecuali di bagian perut dan kepala, setelah itu hendri memeras daging agar lebih bersih, tapi hendri tidak mau memakan daging mentah itu, dia pun mengangkut semua daging itu dengan mengaitkannya ke batang pohon dan pergi kesebuah permukiman di sisi lain hutan untuk meminjam api.

permukiman itu sebenarnya adalah tempat jaga untuk anak-anak yang datang pramuka yang ingin berkemah, ketika pramuka dulu hendri juga pernah datang kesana.

tapi tempat itu ditutup beberapa tahun setelahnya karena mendapat imej buruk dari masyarakat setelah pelirisan sebuah film berjudul the hunting man yang bercerita tentang segerombolan anak kecil yang diculik dan dibunuh di hutan.

hal ini semakin diperparah dengan kasus ditemukannya seorang anak asia dalam kondisi tidak bernyawa.

menurut analisis polisi anak itu dibunuh dengan cara dicekik dan tidak lama setelahnya ditemukan seorang pria yang gantung diri di sebuah pohon, pria itu tidak lain adalah ayah dari si anak.

sesampainya disana hendri melihat beberapa orang yang sedang memainkan busur.

"mereka penjaga tempat ini ya, aku harus berhati-hati."

tidak jauh dari tempat hendri berdiri, tiba-tiba keluar seorang bocah dengan membawa senapan angin.

dia pergi mengendap-endap ke hutan.

"apa dia mau berburu, lebih baik aku mengikutinya, mungkin dia tahu dimana tempat yang banyak hewannya."

dengan indra pendeteksinya mudah saja bagi hendri membuntutinya dari jarak jauh, tapi ini sudah terlalu jauh dari permukiman.

"apa yang sebenarnya dicari anak itu."

setelah beberapa saat si anak pun berhenti, ternyata dia mencari burung elang, dengan sangat berhati-hati si anak mendekat sambil membidik senapannya.

Dorr!

suara letusan senapan menggema di seluruh hutan terutama di kuping hendri.

ternyata itu adalah senjata api, si anak pun memungut hasil buruannya dan ketika berbalik si anak terkejut melihat sebuah batang pohon yang tiba-tiba berada di belakangnya.

dia pun refleks menembakkan senapan dan mengenai perut sebelah kiri hendri.

hendri pun merasakan sedikit sakit tapi dia menahannya, si anak lalu mencoba menembak lagi tapi hendri lebih dulu menggenggam senjata si anak dan kemudian melemparkannya.

si anak yang kini tidak bersenjata pun merasa ketakutan, dia hanya pernah melihat makhluk pohon seperti ini sekali, dan itu adalah Assault nyarla.

hendri lanjut menggenggam kedua tangan anak itu, dan memberi isyarat untuk diam.

anak itu menurut saja meski dia hampir menangis.

hendri lalu mengukir tulisan pada pohon di dekat mereka.

"aku manusia."

"aku tidak ingin menyakitimu."

"tapi kau harus membantuku?"

belum selesai hendri menjelaskan tiba-tiba terdengar suara seseorang dari kejauhan.

"dylan...! dylaaann...!!"

"itu adalah kakakku, jangan sakiti dia... " hendri mengangguk, dia dengan cepat pergi.

dylan yang sendirian pun dihampiri oleh kakaknya.

"aku sudah bilang padamu agar jangan pergi ke hutan sendiri, tapi kau tidak mematuhinya."

"mau bagaimana lagi, kau pulang terlambat, sementara kak helen sudah lapar."

"aku tahu dan aku minta maaf, tadi aku dapat tugas tambahan. sudah ayo kita kembali,"

"tunggu sebentar, tadi aku berhasil menembak seekor burung, hilang kemana ya burung itu?"

"mungkin buruk itu masih hidup dan terbang kembali, ayo kita pulang helen sedang membakar jagung." mendengar jagung bakar dylan bergegas pulang dengan kakaknya.

sementara hendri yang bersembunyi memegang elang milik dylan.

Malam pun datang.

dylan sedang membakar jagung bersama dua kakaknya albert dan helen, sementara hendri yang sudah tidak sabar ingin makan daging bakar mengendap-endap ke rumah dylan yang terletak di pinggir pemukiman.

hendri melempar batu ke arah dylan untuk mengisyaratkan kedatangannya.

dylan pun melambaikan tangannya, albert dan helen penasaran kepada siapa dylan melambai.

"apa yang kau lakukan?" tanya helen kakak perempuan dylan.

"sebenarnya tadi di hutan aku bertemu dengan seseorang yang unik, dia punya penyakit kulit yang langka." dylan berbohong kepada kedua kakaknya.

"apa penyakitnya bisa menular." tanya albert dengan resah.

"sepertinya tidak, kalian lihat saja sendiri, dia ada di belakang kalian."

hendri sudah bersiap, dia menutupi dirinya dengan selimut yang dia pinjam dari cucian warga, dia pun menghampiri dylan dan kedua kakaknya yang tengah membakar jagung.

"perkenalkan kak, ini adalah kakak yang membantuku menembak burung di hutan tadi."

albert dan helen terkejut melihat hendri, karena perawakannya yang tidak biasa.

dylan lalu mempersilahkan hendri duduk, albert tidak merasa nyaman dengan keberadaan hendri, sementara helen merasa ingin muntah, helen pun masuk ke dalam rumah untuk muntah.

hendri memberikan burung elang yang tadi ditembak oleh dylan, dylan pun memamerkan hasil buruannya kepada kakaknya albert.

"nah lihat, akulah yang membunuh elang ini, aku hanya butuh satu tembakan untuk menjatuhkannya." ucap dylan dengan sombong

albert membalas ucapan dylan.

"itu hebat, tapi jangan merasa bangga karena telah membunuh makhluk hidup."

"apa salahnya, kita membunuh untuk makan, lagipula kita tidak selalu memburu binatang kan." dylan membalas nasehat dari albert.

"iya sih, kita beruntung karena black leaves mengizinkan kita menanam sayur dan buah."

mendengar nama yang asing black leaves hendri mengangkat kepalanya.

"apa itu black leaves?"

.....

Episodes
1 Prolog: Aku menjadi nyarla
2 Chapter 02 : Black Leaves
3 Chapter 03 : Serangan kedua
4 Chapter 04 : Assault Nyarla
5 Chapter 05 : Keruntuhan
6 Chapter 06 : Awal setelah kiamat
7 Chapter 07 : Penyesuaian
8 Chapter 08 : Kenyataan dan ilusi
9 Chapter 09 : Skenario yang buruk
10 Chapter 10 : Icarus
11 Chapter 11 : Bangkit sekali lagi
12 Chapter 12 : Musuh yang selanjutnya
13 Chapter 13 : Perbatasan utara
14 Chapter 14 : Kelahiran assault baru
15 Chapter 15 : Si Bunga Bangkai
16 Chapter 16 : Perompak atlantik
17 Chapter 17 : Mengulur waktu
18 Chapter 18 : Bladed Mantis
19 Chapter 19 : Pertarungan diantara badai
20 Chapter 20 : Tikus yang berbahaya
21 Chapter 21 : Akhir Serangan Perompak
22 Chapter 22 : Kisah Sang Assault
23 Chapter 23 : Dendam Yang Dalam
24 Chapter 24 : Eksperimen
25 Chapter 25 : Kau Adalah Manusia
26 Chapter 26 : Melanjutkan Perjalanan
27 Chapter 27 : Tidak Bisa Melawan
28 Chapter 28 : Istirahat Sejenak
29 Chapter 29 : Benua Afrika
30 Chapter 30 : Benua Afrika part 2
31 Chapter 31 : Benua Afrika part 3
32 Chapter 32 : Ujian Masuk
33 Chapter 33 : Ujian Masuk Part 2
34 Chapter 34 : Para Pemburu
35 Chapter 35 : Melangkah Maju
36 Chapter 36 : Membentuk Tim
37 Chapter 37 : Bahaya Yang Samar
38 Chapter 38 : Konflik Diantara Musuh
39 Chapter 39 : Melarikan Diri
40 Chapter 40 : Rekaman Dari Masa Lalu
41 Chapter 41 : Kemunculan Penyihir
42 Chapter 42 : Ujian Kolam Asam
43 Chapter 43 : Lawan Pertama Di Labirin
44 Chapter 44 : Bertemu Musuh Kuat
45 Chapter 45 : Berkurang 1
46 Chapter 46 : Semakin Sulit
47 Chapter 47 : Melewati Rintangan
48 Chapter 48 : Rintangan Terakhir
49 Chapter 49 : Trik Kotor
50 Chapter 50 : Rencana Selanjutnya
51 Chapter 51 : Awal Perjalanan Baru
52 Chapter 52 : Hadiah Reuni
53 Chapter 53 : Latih Tanding Part 1
54 Chapter 54 : Latih Tanding Part 2
55 Chapter 55 : Sir Near Part 1
56 Chapter 56 : Sir Near Part 2
57 Chapter 57 : Menjadi Hunter Kelas 1
58 Chapter 58 : Mutasi Campuran
59 Chapter 59 : Persiapan Perang
60 Chapter 60 : Persiapan Perang Part 2
61 Chapter 61 : Perubahan Alur
62 Chapter 62 : Sisi Gelap
63 Chapter 63 : Alasan Dari Spiral
64 Chapter 64 : Gempuran Dari Langit
65 Chapter 65 : Perang Dimulai!
66 Chapter 66 : Tantangan Dari Monster
67 Chapter 67 : Terpojok
68 Chapter 68 : Amukan Black Leaves
69 Chapter 69 : Keputusan Terburu-buru
70 Chapter 70 : Kedatangan Torga
71 Chapter 71 : Mode Berserk Kedua
72 Chapter 72 : Balik Menghajar
73 Chapter 73 : Gencatan Senjata
74 Chapter 74 : Perang Berakhir
75 Chapter 75 : Keadaan Hendri
76 Chapter 76 : Gadis Yang Lemah
77 Chapter 77 : Diskusi Para Pengkhianat
78 Chapter 78 : Misi Penculikan Ilmuwan Rahasia (Season 1 END)
79 Chapter 79 : Pion Baru
80 Chapter 80 : Terlambat Satu Langkah
81 Chapter 81 : Kemunculan Pemburu
82 Chapter 82 : Mencari Jejak
83 Chapter 83 : Dokter Mei
84 Chapter 84 : Keanehan Yang Mengelilingi Sang Dokter
85 Chapter 85 : Persiapan Para Pemburu
86 Chapter 86 : Kitsune Dan Musuh Lama
87 Chapter 87 : Kitsune Dan Musuh Lama (Part 2)
88 Chapter 88 : Kitsune dan musuh lama (Part 3)
89 Chapter 89 : Kitsune dan musuh lama (part 4)
90 Chapter 90 : Alat pembaca pikiran
91 Chapter 91 : Si pengintai
92 Chapter 92 : Si pengintai (part 2)
93 Chapter 93 : Si pengintai (part 3)
94 Chapter 94 : Si Pengintai Graham Tatara
95 Chapter 95 : Si Pengintai Graham Tatara (End)
96 Chapter 96 : Keraguan Yang Kembali Muncul
97 Chapter 97 : Mainan Yang Kecil
98 Chapter 98 : North Si Pemangsa
99 Chapter 99 : North Si Pemangsa (Part 2)
100 Chapter 100 : Pemangsa vs Mangsa
101 Chapter 101: Kejatuhan Kitsune
102 Chapter 102: Sang Pembawa Bencana Perpecahan
103 Chapter 103: Serbuan Anak Muda
104 Chapter 104: Hutan Bunuh Diri
105 Chapter 105: Kappa Dan Jurang Kegelapan
106 Chapter 106: Kappa Dan Jurang Kegelapan (part 2)
107 Chapter 107: Akhir Misi Penculikan
108 Chapter 108: Pertempuran Puncak Di Negeri Matahari Terbit
109 Chapter 109: Sunrise Peak Battle (Part 2) Benturan
110 Chapter 110: Sunrise Peak Battle (Part 3) Berjuang Dengan Sepenuh Hati
111 Chapter 111: Sunrise Peak Battle (Part 4) Kekalahan Tatara
112 Chapter 112: Sunrise Peak Battle (Part 5) Kedatangan Bencana Lainnya
113 Chapter 113: Sunrise Peak Battle (Part 6) Arachne Sang Ancaman
114 Chapter 114: Sunrise Peak Battle (Part 7) Kucing Kucingan Pasukan Perang
115 Chapter 115: Sunrise Peak Battle (Part 8) Cahaya Gelap
116 Chapter 116: Misi Penculikan Berakhir
117 Chapter 117: Rencana Si Penyihir
118 Chapter 118: Cerita Dan Sejarah Kelam Dunia
119 Chapter 119: Cerita Dan Sejarah Kelam Dunia (Part 2)
120 Chapter 120: Dokter Mei Bergabung Dengan Aliansi
121 Chapter 121: Kerja Sama Yang Sulit Dari Arachne
122 Chapter 122: Bahaya Yang Menunggu
123 Chapter 123: Penjara Noir (Part 1)
124 Chapter 124: Penjara Noir (Part 2)
125 Chapter 125: Lepasnya Noir Dari Penjara
126 Chapter 126: Akhir Riwayat Mammoth Noir
127 Chapter 127: Undangan Hunter Asing
128 Chapter 128: Undangan Hunter Asing (Part 2)
129 Chapter 129: Undangan Hunter Asing (Part 3)
130 Chapter 130: 3 Informasi Penting
131 Chapter 131: Kembali Ke Tempat Awal
132 Chapter 132: Penjaga Perbatasan Baru
133 Chapter 133: Berlatih Bela Diri Dan Salam Perpisahan
134 Chapter 134: Memasuki Negara Yang Runtuh
135 Chapter 135: Bantuan Dari Icarus
136 Chapter 136: Si Boneka Dan Si Pengendali
137 Chapter 137 : Si Boneka Dan Si Pengendali (Part 2)
138 Chapter 138 : Titik Balik
139 Chapter 139 : Titik Balik (Part 2)
140 Chapter 140 : Serangan Nyarlapostle Berakal
141 Chapter 141 : Hunter Graham vs Icarus
142 Chapter 142 : Hunter Graham VS Icarus (Part 2)
143 Chapter 143 : Ditinggal Di Mesir
144 Chapter 144 : Penjara Nepal (Part 1)
145 Chapter 145 : Nepal Prison (Part 2)
146 Chapter 146 : Menguji Kelayakan
147 Chapter 147 : Tatara Memasuki Nepal
148 Chapter 148 : Rahasia Pembawa Bencana
149 Chapter 149 : Menerobos Penjara Nepal
150 Chapter 150 : Taktik Serangan Hantu
151 Chapter 151 : Fasilitas Bawah Tanah Nepal
152 Chapter 152 : Pilar Cahaya Wizard
153 Chapter 153 : Dinding Pemisah Raksasa Arknight
154 Chapter 154 : Mengalahkan Pembawa Bencana, Vs Wizard
155 Chapter 155 : Mengalahkan Pembawa Bencana, Vs Tatara
156 Chapter 156 : Tersembunyi Dalam Logam
157 Chapter 157 : Mengalahkan Pembawa Bencana, Vs Arknight
158 Chapter 158 : Masa Lalu Sir Near
159 Chapter 159 : Pertemuan
160 Chapter 160 : Pertemuan (Part 2)
161 Chapter 161 : Pertemuan (Part 3)
162 Chapter 162 : Mencari Senjata Yang Tersimpan
163 Chapter 163 : Makhluk Sains Vs Makhluk Sihir
164 Chapter 164 : 2 Iblis Kembar
165 Chapter 165 : Kemurkaan Penyihir Dan Datangnya Bencana
166 Chapter 166 : Operasi Nepal Akan Gagal?
167 Chapter 167 : Sihir Pamungkas
168 Chapter 168 : Kemenangan The Hunter Dan Perjanjian Graham-tatara
169 Chapter 169 : Kelompok Yang Mustahil Dikalahkan
170 Chapter 170 : Menerobos Pasukan Black Leaves
171 Chapter 171 : Kematian Yang Tidak Terelakkan
172 Chapter 172 : Kelahiran Penyihir Ke 12. Penyihir Hutan Darah
173 Chapter 173 | Menyihir Lingkungan
174 Chapter 174 | Menuju Perang Akhir
175 Chapter 175 | Krisis Black Leaves
176 Chapter 176 | Pembuktian Penyihir
177 Chapter 177 : Iblis Ilusi
178 Chapter 178 : Hadiah Yang Tidak Diinginkan
179 Chapter 179 : Pembentukan Aliansi Terkuat (1)
180 Chapter 180 : Pembentukan Aliansi Terkuat (2)
181 Chapter 181 : Pertempuran yang menjadi awal dari akhir
182 Chapter 182 : Kelemahan manusia
183 Chapter 183 : Membangkitkan kekuatan sejati manusia
184 Chapter 184 : Perang di kubu Black Leaves
185 Chapter 185 : Armageddon Witches
186 Chapter 186 : Kejatuhan Armageddon Witches
187 Chapter 187 : Kartu Joker
188 Chapter 188 : Pertemuan 2 makhluk agung
189 Chapter 189 : Kebangkitan yang gagal
190 Chapter 190 : Mati untuk selamanya
191 Chapter 191 : 3 Target
192 Chapter 192 : Akhir dari peperangan panjang
193 Chapter 193 : Untukmu yang abadi
194 Chapter 194 : Untukmu sang pemenang (tamat)
Episodes

Updated 194 Episodes

1
Prolog: Aku menjadi nyarla
2
Chapter 02 : Black Leaves
3
Chapter 03 : Serangan kedua
4
Chapter 04 : Assault Nyarla
5
Chapter 05 : Keruntuhan
6
Chapter 06 : Awal setelah kiamat
7
Chapter 07 : Penyesuaian
8
Chapter 08 : Kenyataan dan ilusi
9
Chapter 09 : Skenario yang buruk
10
Chapter 10 : Icarus
11
Chapter 11 : Bangkit sekali lagi
12
Chapter 12 : Musuh yang selanjutnya
13
Chapter 13 : Perbatasan utara
14
Chapter 14 : Kelahiran assault baru
15
Chapter 15 : Si Bunga Bangkai
16
Chapter 16 : Perompak atlantik
17
Chapter 17 : Mengulur waktu
18
Chapter 18 : Bladed Mantis
19
Chapter 19 : Pertarungan diantara badai
20
Chapter 20 : Tikus yang berbahaya
21
Chapter 21 : Akhir Serangan Perompak
22
Chapter 22 : Kisah Sang Assault
23
Chapter 23 : Dendam Yang Dalam
24
Chapter 24 : Eksperimen
25
Chapter 25 : Kau Adalah Manusia
26
Chapter 26 : Melanjutkan Perjalanan
27
Chapter 27 : Tidak Bisa Melawan
28
Chapter 28 : Istirahat Sejenak
29
Chapter 29 : Benua Afrika
30
Chapter 30 : Benua Afrika part 2
31
Chapter 31 : Benua Afrika part 3
32
Chapter 32 : Ujian Masuk
33
Chapter 33 : Ujian Masuk Part 2
34
Chapter 34 : Para Pemburu
35
Chapter 35 : Melangkah Maju
36
Chapter 36 : Membentuk Tim
37
Chapter 37 : Bahaya Yang Samar
38
Chapter 38 : Konflik Diantara Musuh
39
Chapter 39 : Melarikan Diri
40
Chapter 40 : Rekaman Dari Masa Lalu
41
Chapter 41 : Kemunculan Penyihir
42
Chapter 42 : Ujian Kolam Asam
43
Chapter 43 : Lawan Pertama Di Labirin
44
Chapter 44 : Bertemu Musuh Kuat
45
Chapter 45 : Berkurang 1
46
Chapter 46 : Semakin Sulit
47
Chapter 47 : Melewati Rintangan
48
Chapter 48 : Rintangan Terakhir
49
Chapter 49 : Trik Kotor
50
Chapter 50 : Rencana Selanjutnya
51
Chapter 51 : Awal Perjalanan Baru
52
Chapter 52 : Hadiah Reuni
53
Chapter 53 : Latih Tanding Part 1
54
Chapter 54 : Latih Tanding Part 2
55
Chapter 55 : Sir Near Part 1
56
Chapter 56 : Sir Near Part 2
57
Chapter 57 : Menjadi Hunter Kelas 1
58
Chapter 58 : Mutasi Campuran
59
Chapter 59 : Persiapan Perang
60
Chapter 60 : Persiapan Perang Part 2
61
Chapter 61 : Perubahan Alur
62
Chapter 62 : Sisi Gelap
63
Chapter 63 : Alasan Dari Spiral
64
Chapter 64 : Gempuran Dari Langit
65
Chapter 65 : Perang Dimulai!
66
Chapter 66 : Tantangan Dari Monster
67
Chapter 67 : Terpojok
68
Chapter 68 : Amukan Black Leaves
69
Chapter 69 : Keputusan Terburu-buru
70
Chapter 70 : Kedatangan Torga
71
Chapter 71 : Mode Berserk Kedua
72
Chapter 72 : Balik Menghajar
73
Chapter 73 : Gencatan Senjata
74
Chapter 74 : Perang Berakhir
75
Chapter 75 : Keadaan Hendri
76
Chapter 76 : Gadis Yang Lemah
77
Chapter 77 : Diskusi Para Pengkhianat
78
Chapter 78 : Misi Penculikan Ilmuwan Rahasia (Season 1 END)
79
Chapter 79 : Pion Baru
80
Chapter 80 : Terlambat Satu Langkah
81
Chapter 81 : Kemunculan Pemburu
82
Chapter 82 : Mencari Jejak
83
Chapter 83 : Dokter Mei
84
Chapter 84 : Keanehan Yang Mengelilingi Sang Dokter
85
Chapter 85 : Persiapan Para Pemburu
86
Chapter 86 : Kitsune Dan Musuh Lama
87
Chapter 87 : Kitsune Dan Musuh Lama (Part 2)
88
Chapter 88 : Kitsune dan musuh lama (Part 3)
89
Chapter 89 : Kitsune dan musuh lama (part 4)
90
Chapter 90 : Alat pembaca pikiran
91
Chapter 91 : Si pengintai
92
Chapter 92 : Si pengintai (part 2)
93
Chapter 93 : Si pengintai (part 3)
94
Chapter 94 : Si Pengintai Graham Tatara
95
Chapter 95 : Si Pengintai Graham Tatara (End)
96
Chapter 96 : Keraguan Yang Kembali Muncul
97
Chapter 97 : Mainan Yang Kecil
98
Chapter 98 : North Si Pemangsa
99
Chapter 99 : North Si Pemangsa (Part 2)
100
Chapter 100 : Pemangsa vs Mangsa
101
Chapter 101: Kejatuhan Kitsune
102
Chapter 102: Sang Pembawa Bencana Perpecahan
103
Chapter 103: Serbuan Anak Muda
104
Chapter 104: Hutan Bunuh Diri
105
Chapter 105: Kappa Dan Jurang Kegelapan
106
Chapter 106: Kappa Dan Jurang Kegelapan (part 2)
107
Chapter 107: Akhir Misi Penculikan
108
Chapter 108: Pertempuran Puncak Di Negeri Matahari Terbit
109
Chapter 109: Sunrise Peak Battle (Part 2) Benturan
110
Chapter 110: Sunrise Peak Battle (Part 3) Berjuang Dengan Sepenuh Hati
111
Chapter 111: Sunrise Peak Battle (Part 4) Kekalahan Tatara
112
Chapter 112: Sunrise Peak Battle (Part 5) Kedatangan Bencana Lainnya
113
Chapter 113: Sunrise Peak Battle (Part 6) Arachne Sang Ancaman
114
Chapter 114: Sunrise Peak Battle (Part 7) Kucing Kucingan Pasukan Perang
115
Chapter 115: Sunrise Peak Battle (Part 8) Cahaya Gelap
116
Chapter 116: Misi Penculikan Berakhir
117
Chapter 117: Rencana Si Penyihir
118
Chapter 118: Cerita Dan Sejarah Kelam Dunia
119
Chapter 119: Cerita Dan Sejarah Kelam Dunia (Part 2)
120
Chapter 120: Dokter Mei Bergabung Dengan Aliansi
121
Chapter 121: Kerja Sama Yang Sulit Dari Arachne
122
Chapter 122: Bahaya Yang Menunggu
123
Chapter 123: Penjara Noir (Part 1)
124
Chapter 124: Penjara Noir (Part 2)
125
Chapter 125: Lepasnya Noir Dari Penjara
126
Chapter 126: Akhir Riwayat Mammoth Noir
127
Chapter 127: Undangan Hunter Asing
128
Chapter 128: Undangan Hunter Asing (Part 2)
129
Chapter 129: Undangan Hunter Asing (Part 3)
130
Chapter 130: 3 Informasi Penting
131
Chapter 131: Kembali Ke Tempat Awal
132
Chapter 132: Penjaga Perbatasan Baru
133
Chapter 133: Berlatih Bela Diri Dan Salam Perpisahan
134
Chapter 134: Memasuki Negara Yang Runtuh
135
Chapter 135: Bantuan Dari Icarus
136
Chapter 136: Si Boneka Dan Si Pengendali
137
Chapter 137 : Si Boneka Dan Si Pengendali (Part 2)
138
Chapter 138 : Titik Balik
139
Chapter 139 : Titik Balik (Part 2)
140
Chapter 140 : Serangan Nyarlapostle Berakal
141
Chapter 141 : Hunter Graham vs Icarus
142
Chapter 142 : Hunter Graham VS Icarus (Part 2)
143
Chapter 143 : Ditinggal Di Mesir
144
Chapter 144 : Penjara Nepal (Part 1)
145
Chapter 145 : Nepal Prison (Part 2)
146
Chapter 146 : Menguji Kelayakan
147
Chapter 147 : Tatara Memasuki Nepal
148
Chapter 148 : Rahasia Pembawa Bencana
149
Chapter 149 : Menerobos Penjara Nepal
150
Chapter 150 : Taktik Serangan Hantu
151
Chapter 151 : Fasilitas Bawah Tanah Nepal
152
Chapter 152 : Pilar Cahaya Wizard
153
Chapter 153 : Dinding Pemisah Raksasa Arknight
154
Chapter 154 : Mengalahkan Pembawa Bencana, Vs Wizard
155
Chapter 155 : Mengalahkan Pembawa Bencana, Vs Tatara
156
Chapter 156 : Tersembunyi Dalam Logam
157
Chapter 157 : Mengalahkan Pembawa Bencana, Vs Arknight
158
Chapter 158 : Masa Lalu Sir Near
159
Chapter 159 : Pertemuan
160
Chapter 160 : Pertemuan (Part 2)
161
Chapter 161 : Pertemuan (Part 3)
162
Chapter 162 : Mencari Senjata Yang Tersimpan
163
Chapter 163 : Makhluk Sains Vs Makhluk Sihir
164
Chapter 164 : 2 Iblis Kembar
165
Chapter 165 : Kemurkaan Penyihir Dan Datangnya Bencana
166
Chapter 166 : Operasi Nepal Akan Gagal?
167
Chapter 167 : Sihir Pamungkas
168
Chapter 168 : Kemenangan The Hunter Dan Perjanjian Graham-tatara
169
Chapter 169 : Kelompok Yang Mustahil Dikalahkan
170
Chapter 170 : Menerobos Pasukan Black Leaves
171
Chapter 171 : Kematian Yang Tidak Terelakkan
172
Chapter 172 : Kelahiran Penyihir Ke 12. Penyihir Hutan Darah
173
Chapter 173 | Menyihir Lingkungan
174
Chapter 174 | Menuju Perang Akhir
175
Chapter 175 | Krisis Black Leaves
176
Chapter 176 | Pembuktian Penyihir
177
Chapter 177 : Iblis Ilusi
178
Chapter 178 : Hadiah Yang Tidak Diinginkan
179
Chapter 179 : Pembentukan Aliansi Terkuat (1)
180
Chapter 180 : Pembentukan Aliansi Terkuat (2)
181
Chapter 181 : Pertempuran yang menjadi awal dari akhir
182
Chapter 182 : Kelemahan manusia
183
Chapter 183 : Membangkitkan kekuatan sejati manusia
184
Chapter 184 : Perang di kubu Black Leaves
185
Chapter 185 : Armageddon Witches
186
Chapter 186 : Kejatuhan Armageddon Witches
187
Chapter 187 : Kartu Joker
188
Chapter 188 : Pertemuan 2 makhluk agung
189
Chapter 189 : Kebangkitan yang gagal
190
Chapter 190 : Mati untuk selamanya
191
Chapter 191 : 3 Target
192
Chapter 192 : Akhir dari peperangan panjang
193
Chapter 193 : Untukmu yang abadi
194
Chapter 194 : Untukmu sang pemenang (tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!