Rambutnya tersiram, menutup sebagian wajah Dari sisulung Aisyah itu! Sepasang matanya nampak sayu, ketika arah pandang itu tertuju pada sang Bunda.
"Mommy...." gumamnya lagi.
Aisyah mengulum senyum, di wajah! Saat mendapati mimik malas, putri sulungnya.
Melabuhkan tubuhnya pada tepian ranjang-membuka dua tangannya- dan membenamkan tubuh Bella dalam pelukan. Jemari Aisyah berjejer rapi, menyisir lembut rambut panjang putrinya, menyalurkan rasa cintanya sebagai seorang Ibu.
"Katakan pada Mommy. Apa yang kau inginkan?"
Kepalanya menengadah ke atas, menatap manja pada sang Bunda. "Mommy! Aku ingin, susu. Apakah Mommy tidak menyadari, kalau sudah beberapa hari ini, aku dan Sella tidak meminum susu?" seru Bella, dengan nada merajuk.
Helaan napas terdengar berat, saat Aisyah mendengar apa yang dikeluhkan putrinya. Dan bagaimana bisa- dia memenuhi keinginan putrinya itu, sementara kondisi keuangan sangat tidak memungkinkan untuk saat ini. Dan sekali lagi Ibu muda itu hanya bisa menjanjikan hal yang semu, agar membuat putrinya tidak bersedih.
"Mommy, janji! Sebentar Mommy akan membawakan susu untuk kau, dan adikmu. Jadi apakah bisa kau bersabar, Sayang?" Aisyah memberi senyuman di wajah, yang menampilkan barisan gigi putihnya yang berjejer rapi.
Bella merunduk sedih. Raut wajah yang tadi bersemangat- saat mengutarakan keinginannya, seketika mendung, mendengar apa yang baru di sampaikan Ibunya.
Aisyah hanya bisa menghela napas beratnya, mendapati wajah muram putri sulungnya. Hatinya pun mencoles, saat menjanjikan sesuatu yang tidak mungkin dia penuhi. Tak ingin membiarkan putrinya terus bersedih, Aisyah kembali meyakinkan putri sulungnya dengan janjinya.
"Kali ini Mommy janji, Mommy benar-benar akan membawakan susu untuk kau, dan Sella."
Bella seketika menengadah wajahnya, menatap penuh pada sang Bunda- mendengar ucapan yang terdengar begitu meyakinkan untuknya.
"Apakah kau serius, Mommy? Kau sedang tidak berbohongkan?" Sepasang mata Bella menelusuri setiap inci wajah Ibunya, mencari keseriusan akan apa yang sang Bunda katakan.
Aisyah tersenyum getir. Melihat wajah putrinya yang sudah kembali ceria, membuat hatinya sedikit teriris, di mana harus mengucapkan janji yang belum tentu dia penuhi.
"Iya, Sayang! Kali ini Mommy janji. Jadi Mommy minta, kau jangan bersedih lagi. Kau mengerti?!"
"Iya Mommy! Aku mengerti. Asalkan sebentar, Mommy benar-benar membawakan aku, dan Sella susu."
Aisyah melukis senyum palsunya. Kembali mengerat kedua tangan itu, yang semakin membuat tubuh putrinya terbenam dalam pelukan.
Hening, hening...Membiarkan semuanya berjalan begitu saja, hingga suara panggilan Bella memecahkan lamunan Ibu muda itu.
"Mommy..."
"Ya..."
"Kenapa kau memakai tahi lalat ini? Juga memakai bedak hitam itu. Bukankah itu, membuat kau jadi jelek!"
Aisyah terkekeh. Karena tidak menyangkah putrinya, akan menanyakan tentang cream hitam, dan tahi lalat palsu, yang dia pakai selama ini.
"Kau, dan Sella selalu mengatakan kalau Mommy sangat cantik, Bukan?"
"Iya Mommy! Bahkan Oma Asih pun, mengatakan demikian. Kalau Mommy kami, sangat cantik."
"Jadi! Agar karena hal itu, Mommy harus menyembunyikan semuanya. Karena Mommy tidak mau ada yang mengambil Mommy, dari kau dan adikmu."
"Apakah itu benar Mommy? Ada yang akan mengambilmu, dari aku dan Adik- jika kau tidak membuat dirimu, jadi jelek?"
"Iya, Sayang! Jadi agar kita terus bersama, Mommy harus berpura-pura jadi jelek!"
"Kalau begitu! Kau harus terus memakai bedak hitam, dan tahi lalat itu, Mommy! Agar tidak ada yang mengambilmu dari aku, dan adik."
"Tentu Sayang...." jawab Aisyah tersenyum.
Pasangan Ibu, dan anak itu kembali terbenam- dalam dunia kehangatan mereka berdua. Saat Bella kembali membenamkan dirinya, pada kehangatan pelukan sang Bunda yang memeluknya, dengan erat. Hatinya begitu menghangat, akan cintanya yang begitu besar- pada Bunda tercinta.
"Mommy...." panggilnya tiba-tiba, yang memecahkan keheningan yang melanda keduanya.
"Hemm..."
"Aku sangat menyayangimu,"
Aisyah melukis senyum tipisnya. Suasana hati yang tadi gersang, seketika bak tersiram air hujan- mendengar kalimat sayang, yang putrinya katakan.
"Mommy juga sangat menyayangimu, Bella! Sangat-sangat menyayangi kau, dan adikmu, Sella."
Melukis terus senyum itu, kala cinta dan sayang menghinggapi pasangan Ibu, dan anak itu. Senyum berangsur memudar di wajah Aisyah! Saat kembali mengingat perjuangannya- yang sudah enam tahun lamanya- agar dapat terus bersama dengan kedua putrinya. Sangat tidak muda bagi seorang Aisyah melalui ini semua, agar dapat bersembunyi dari Ayah biologis- Bella, dan Sella. Dan sampai saat ini, nasip baik masih berpihak Ibu muda itu. Tuhan masih membiarkan mereka bersama, dan keberadaannya sampai saat ini, sama sekali tidak diketahui oleh Aditya Wirawan.
"Bukan kalian yang takut kehilangan Mommy. Tapi justru Mommylah, yang takut kehilangan kalian." Kelopak mata Aisyah, nampak sudah tergenang air mata-kala rasa takut kehilangan kembali menyimuti diri wanita itu. Tak ingin Bella mengetahui kesedihannya! Dengan cepat, Aisyah menyeka air matanya- yang baru sedikit menyentuh pipi itu. "Oh Tuhan...Aku mohon, biarkan aku terus bersama kedua putriku. Aku hanya mengingikan mereka, bukan yang lain." bathin Aisyah' yang selalu saja memanjatkan doa yang sama, agar dapat mereka terus bersama kedua anaknya.
Tubuhnya menggeliat pelan, dengan rasa malas yang masih sangat mendera. Sibungsu dari Aisyah itu! Bangun dari tidurny, seraya mengucek-ngucek sepasang matanya. Pandangan yang semula berkabut, perlahan mulai terang dan mendapati kemesraan sang Bunda, dan saudari kembarnya Bella- yang tengah berpelukan.
"Mommy...." panggilnya pelan.
Mendengar suara Sella, Aisyah segera melepaskan pelukan pada tubuh putri sulungnya. Senyum merekah di wajah Ibu muda itu, mendapati wajah bantal sibungsu, Sella.
"Mommy... gendong," Merengek manja, dengan melebarkan kedua tangannya pada sang Bunda.
Baru saja Aisyah baru akan menjangkau - tubuh Sella, panggilan dari Bibi Asih mengalihkan semuanya.
"Bella....Sella..." Terdengar suara panggilan dari Bibi Asih, yang begitu menggema di dalam kontrakkan kecil Aisyah.
"Mommy! Itu Oma Asih. Oma Asih, sudah datang." Dengan wajah sumringahnya, Bella segera menurunkan dua kakinya dari atas ranjang, menghampiri pada pengasuhnya yang baru datang.
"Ayo, kita ke depan. Sebab Mommy, harus segera berangkat bekerja." Aisyah kembali menjangkau tubuh Sella, dan berlalu ke luar dari dalam kamar- saat sibungsu Sella sudah berada dalam gendongannya.
Tiba di ruang tamu! Wanita muda itu, mendapati Bibi Asih! Baru saja ke luar dari dalam dapur, dengan dua gelas susu cokelat dalam genggamannya.
Bella yang sudah sangat menginginkan minuman cokelat itu, segera bertanya, untuk siapa dua gelas susu yang disiapkan Oma Asih.
"Oma Asih! Untuk siapa susu itu? Apakah itu untuk aku, dan Sella?" Manik mata bocah lima tahun itu, membulat penuh -menatap pada Bibi Asih dengan wajah seriusnya.
Kerutan semakin memenuhi wajah tua Asih, kala menyimpulkan senyuman di wajahnya-setelah dua gelas susu itu, dia letakkan di atas sebuah meja kecil.
"Kalau bukan buat cucu, Oma! Terus siapa lagi. Jadi minumlah, selagi masih hangat."
Rona bahagia menyelimuti wajah sikembar Aisyah, setelah mengetahui dua gelas susu itu disiapkan untuk mereka. Sella yang berada dalam gendongan Ibunya, seketika menggeliatkan tubuhnya, agar diturunkan dari gendongan.
"Mommy! Turunkan aku. Aku ingin meminum susu.." rengeknya, saat berusaha menurunkan tubuh mungilnya.
Aisyah segera mendaratkan tubuh putrinya. Dia tersenyum getir, menyaksikan pemandangan di depan mata- mendapati kedua buahatinya yang begitu bahagia saat meminum susu, yang di bawakan oleh pengasuh mereka.
"Maafkan aku, Bibi! Maaf! Karena selalu saja, menyusahkanmu. Aku seperti menjadi orang tua yang gagal, karena tidak bisa memenuhi kebutuhan anak-anakku." Kelopak matanya terkulai, kala kesedihan mulai menyelimuti Ibu muda itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
RossyNara
mohon maaf thor klo bisa kata "kau" di ganti jadi "kamu ".🙏🙏🙏
2024-06-03
0
Irfan Dani
perlahan membiasakan dgn kosakata author
2023-11-21
1
gah ara
anak mgomong sama ibu pake "kau "
dan kata "kau" bagusnya di ganti "kamu"
2023-02-21
0