Teng... teng... teng... Bunyi bell yang menandakan ujian terakhir kelas 3 SMA Tunas Harapan selesai. Tanpa berpamitan dengan teman sekelasnya, Angela segera berlari keluar sekolah. Sedari tadi pikirannya tidak fokus.
"Semoga ini bukan pertanda buruk" Angela mendesah.
Dengan mengendarai honda beat silvernya, Angela melaju dengan kecepatan tinggi. Hatinya tidak tenang mengingat ibunya yang sakit. Penyakit jantung ibunya kambuh sebulan lalu, ia harus minum obat dan rutin cek-up di rumah sakit. Namun yang membuatnya tidak tenang yaitu ibunya tiba - tiba memasak makanan yang lezat dan tersenyum padanya tadi pagi. Senyum yang sudah lama tidak pernah Angela lihat kecuali saat ayah masih di rumah.
"Ayah?" Angela tersenyum pias.
Kata "ayah" sudah lama tidak terucap di bibirnya. Penghinaan yang ia terima sudah lebih dari cukup untuk membenci.
Ayah yang seharusnya menjadi pelindung bagi putrinya malah membiarkannya dihina dan dipukuli orang karena anak perempuan orang lain.
Angela teringat ketika pulang sekolah 3 bulan lalu beberapa orang preman di pintu rumah lamanya, meneriaki ibunya pelakor bahkan menuduhnya anak haram. Tetangga - tetangganya tidak perduli bahkan terkesan percaya dengan ucapan orang-orang itu. Mereka hanya tahu ayah Angela jarang pulang ke rumah dan keluarganya terkesan tertutup. Saat preman - preman itu memukuli Angela, ibunya datang melindunginya. Mereka memukul dan menendang ibunya sampai tak sadarkan diri.
Pak RT datang terlambat, para preman sudah pergi meninggalkan ia dan ibunya. Dengan di bantu Pak RT Angela membawa ibunya ke rumah sakit. Dari situ diketahui kalau jantung ibunya bermasalah. Dokter sudah mewanti-wanti agar ibunya jangan sampai mendengan kabar buruk. Namun kabar buruk itu cepat datang, sebulan lalu ayahnya datang. Angela bersembunyi mendengarkan percakapan orangtuanya, takut akan hal buruk menimpa ibunya.
"Laras, aku akan menceraikanmu" ucap Ardan, ayahnya yang langsung menembus hati Angela.
"Mas, apakah tidak ada kata lain yang bisa kau ucapkan saat pulang ke rumah? Bahkan salampun tidak kau katakan tadi. Itukah yang ingin kau ajarkan pada putri kita?" Jawab Laras berusaha tenang menutupi kekecewaan hatinya.
"Tidak bisa Laras, aku harus menceraikanmu" tegas Ardan.
"Kita sudah tua, apa tidak malu kalau kita bercerai?" Sahut Laras.
"Tidak, aku tidak malu karena anakku membutuhkanku. Karena kamu lalu mereka aku tinggalkan jadi kumohon mengertilah" Jawab Ardan.
"Apa maksudmu? Karena aku? Bukankah mas sendiri yang melamarku? Bukankah mas sendiri yang mengatakan mencintaiku? Aku sudah memaafkan mas ketika kamu selingkuh saat kita masih pacaran dulu. Tapi inikah balasannya?Apakah cintaku tidak ada artinya buatmu?" Tanya Laras.
"Maafkan aku, Laras. Tapi sekarang aku sudah tidak mencintaimu lagi" jawab Ardan
"Segampang itukah? Semudah itukah bicaramu setelah bertahun tahun kita bersama? Mas, tolong demi Angela. Kalau ada yang salah dariku aku akan merubahnya." Pinta Laras.
Ardan terdiam. Tidak ada yang salah dengan istrinya. Ketika perusahaannya hampir bangkrut, istrinya yang kesana kemari mencari kolega bahkan donatur dari perusahan lain. Istrinya juga tidak banyak menuntut, lembut dan penyayang.
Setiap hari bersama istrinya ia tidak permah merasa kekurangan karena istrinya juga memiliki usaha lain. Namun kini, perusahaan istrinya sudah bergabung dengan perusahaannya dimana dialah direktur utamanya karena istrinya mengalami kecelakaan saat mencari kolega bisnis untuknya. Saat ini istrinya harus berjalan dengan tongkat besi. Tetapi hatinya kini tiba tiba terpaut dengan mantannya kembali. Kekurangan istrinya hanya pada fisiknya yang sudah cacat.
"Tidak boleh, aku tidak boleh terlena lagi. Aku harus bercerai." Pikir Ardan menepis rasa cintanya pada istrinya.
"Salahnya aku sudah tidak mencintaimu, kumohon lepaskan aku. Aku sudah jijik ketika melihatmu." Ucap Ardan menyakitkan hati dua perempuan yang mendengarnya itu.
Ardan fikir dengan berbicara kasar istrinya marah lalu menyetujuinya. Tetapi yang terjadi Laras malah tersenyum.
"Mas, tenanglah. Kita akan bercerai setelah Tuhan menceraikan kita. Saat itu aku pastikan kamu akan bahagia dengan pilihanmu. Tapi saat ini, demi Angela kumohon bersabarlah. Dia akan ujian akhir. Jangan sampai hal ini mengganggu pikirannya nanti. Aku mohon. Walaupun kamu sekarang sudah bersama wanita lain, demi Angela... tolong datanglah kemari menjenguknya. Juga rahasiakan permasalah ini padanya. Aku takut akan mempengaruhi mentalnya nanti" ucap Laras.
Brak...Ardan memukul meja.
"Tidak bisa" bentak Ardan
"Kau wanita licik. Jangan harap ucapanmu bisa menghentikanku. Benar kata Aliana kau pasti mengulur waktu agar kita tidak bercerai. Kau tidak usah berharap lagi." Ucapnya sebelum pergi.
Laras mematung. Jantungnya memompa dengan cepat. Tangisannya tidak terbendung lagi. Inikah pria yang dia pertahankan sampai saat ini? Inikah pria yang dia cintai? Inikah balasan dari cinta, kesetiaan dan pengorbanannya?
"Dulu saat aku masih berdiri tegak dengan kakiku, kamulah yang mengemis padaku. Setelah aku cacat. Kakiku cacat, penampilanku berubah dan hanya tinggal di rumah membuat kamu berubah. Seperti inikah cinta yang kamu janjikan padaku? Hahhh, setelah aku tidak berguna kamu seenaknya membuangku. Seperti sampah" Isak Laras terdengar jelas di telinga Angela.
Angela tiba didepan rumahnya. Dia melihat ayahnya keluar dari rumah begandengan dengan seorang wanita yang tidak dikenalnya. Mobil di depan rumanya terbuka lalu keluarlah seorang gadis cantik 20 tahunan berlari melaluinya.
"Ayah... Ibu... " Teriak gadis itu.
Angela terkesima.
"Ayah... Ibu...?" Mulutnya mengikuti ucapan gadis itu.
"Hahhh... Sialan... Manusia berhati binatang" maki Angela.
Plak. Tamparan itu terasa di pipinya. Dengan amarah dia menatap ayahnya.
"Jaga bicaramu. Apa itu yang di ajarkan ibumu?" Ardan marah sambil menunjuk nunjuk Angela.
"Ibuku tidak pernah mengajarkan hal buruk padaku. Ibu selalu mengajarkan aku berbuat baik pada orang lain. Disaat senang bahkan saat sedih dia selalu mengingat suaminya. Tapi apakah anda mengingatnya? Saya sama sekali tidak berharap nantinya memiliki suami seperti anda. Bapak Ardan yang terhormat. Sekarang pergi bersama dua belatung ini. Saya tidak mengharapkan anda datang lagi." Ucap Angela
"Hiks... Ayah..." Tangis gadis itu sambil memeluk erat lengan Ardan, perkataan Angela menyakiti hatinya.
"Hiks... Mas... Apa aku terlalu bersalah sampai mendapat penghinaan seperti ini? Kalau aku tidak masalah tapi Ana anak kita, mas?" Tangis wanita itu
"Dasar anak tidak tahu diri. Saya sumpahi kamu tidak akan bahagia dalam hidupmu. Sekalipun ayah bersalah tetapi tidak seharusnya kamu menghina kakak dan ibumu" serapah Ardan
"Kakak? Hahahaha. Kapan aku punya kakak bukankah aku anak tunggal? Ibu, ibuku adalah wanita yang melahirkankanku bukan wanita perusak yang menghancurkan kebahagiaanku. Di dunia ini tidak ada wanita baik-baik yang menghancurkan rumah tangga wanita lain." Sanggah Angela.
"Aku bukan seperti itu. Hubunganku dengan ayahmu berakhir karena ibumu. Dia kakakmu, saat aku dan ayahmu berpisah karena ibumu. Aku sudah hamil." Jelas wanita itu sambil memegang tangan Angela.
Angela menepis tangan itu. Wanita itu terkejut karena hentakan Angela kuat dia terdorong ke belakang.
Plak. Tangan Ardan menampar pipi anaknya lagi. Tapi kini ia terkejut melihat mata anaknya yang menyimpan kesedihan.
"Ayah, tolong katakan saat ayah dan ibu masih pacaran. Apa ayah selingkuh dengan wanita ini? Atau saat ayah pacaran dengan wanita ini lalu ibu datang merusak hubungan kalian?" Tanya Angela.
Pertanyaan itu membuatnya pucat pasi. Dari mana anaknya mengetahui kalau dia berselingkuh? Ditatapnya wajah Aliana, wanita yang kini menjadi pujaan hatinya, lalu gadis itu, anak yang dia tak tahu kelahirannya kecuali DNAnya yang membuktikan kalau ia darah dagingnya, Ardan diam tidak bisa menjawab.
"Ayah dan ibu saling mencintai,kan? Tante Laras itu yang mengganggu hubungan ayah dan ibu, kan?" Tanya Ana berlinangan air mata.
Angela menatap ayahnya menanti jawaban yang pastinya akan mengecewakan gadis itu. Mana mungkin ibunya perusak hubungan? Bukankah ayahnya yang tidak setia, pantas di cap sebagai penghianat yang sangat tidak tahu malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
VE MA
Beberapa Bab masih tahap revisi karena hurufnya tidak berjarak dan masih ada typo 🙏🙏🙏😊😊😊
2021-11-26
0