Tanda Dua Garis

Larisa berjalan pulang hingga tiba di kontrakannya, ia melihat kondisi rumah yang tampak sepi, sepertinya ayahnya belum pulang dari tempat perjudian yang sering ia kunjungi.

Didalam kamarnya Larisa tak bisa tidur, kepalanya terasa sangat pusing malam itu. Larisa tiba-tiba teringat akan janjinya pada Anton bahwa malam ini ia akan mentraktirnya sebagai perayaan hari naik gaji.

Tapi semua kacau, pada hari yang sama Larisa malah di pecat.

Larisa hanya meminta maaf pada Anton melalui chat whatsapp yang ia kirimkan.

"Anton maaf aku pulang dulu tadi, aku tak bermaksud ingkar janji, tadi aku hanya ingin cepat pulang," pesan Larisa lewat whatsapp.

"Sudahlah jangan terlalu di pikirkan, aku tau perasaanmu sekarang," jawab Anton di chat whatsapp tersebut.

"Terimakasih Anton maafkan aku ya," balas Larisa.

"Untuk apa minta maaf, kau tak melakukan kesalahan padaku..?" tanya Anton.

"Maafkan aku untuk janji yang tertunda dan maaf aku tak bisa bekerja denganmu lagi Anton," Larisa mengirim pesan tersebut dengan meneteskan air mata. Hatinya amat sedih dengan kejadian yang baru saja menimpanya.

"Tak apa Larisa, tak masalah bagiku walau kau sudah tidak bekerja di restoran. Kau tetaplah temanku," jawab Anton.

Dalam hati, Anton ingin menjadi Lebih dari seorang teman. Apapun yang terjadi ia ingin selalu ada untuk Larisa. Tapi apalah daya, Larisa hanya menganggap Anton tak lebih dari seorang sahabat.

Setelah ngirim pesan pada Anton, Larisa merasa sedikit mual. Ia pusing sekali hingga membuatnya tak bisa tidur. Semakin lama perutnya merasa seperti dikocok.

Larisa pun buru - buru pergi ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.

Hoooeekk... hooeekkkk.. hooeekkkk...

Badan Larisa terasa lemas, "Ada apa denganku, apa aku sedang masuk angin..?" batin Larisa.

Larisa meminum obat sakit kepala dan mengoleskan minyak kayu putih di tubuhnya sebelum tidur.

Keesokan harinya, Ayahnya mendapati Larisa tidak bekerja. Ayahnya bertanya perihal pekerjaannya dan ingin minta uang untuk berjudi pada Larisa.

"Kenapa masih di sini, bukankah kau harus berangkat kerja..?" tanya Ayah Larisa.

"Ti.. tidak ayah aku tidak bekerja hari ini," jawab Larisa dengan gugup.

"Ayah minta uang gajimu bulan ini, kau harus berikan uang gajimu pada ayah Larisa," kata ayah Larisa memaksa.

Larisa memberikan sebagian uang gajinya pada ayahnya.

Ini Ayah, sebagian lagi akan aku berikan pada Pak Danum untuk membayar kontrakan.

"Baiklah... sana pergi kerja!! kenapa masih disini kau?" tanya ayahnya lagi.

Larisa bingung mau menjawab apa pada ayahnya, tapi Larisa memutuskan untuk berterus terang bahwa ia sudah di pecat.

"Ti.. Tidak ayah, aku dipecat semalam dan sekarang aku seorang pengangguran.

"Apa kau bilang..? Dipecat..?" dasar anak ingusan, tidak berguna.

Prooookkkk... suara tamparan itu mendarat di pipi Larisa.

"Ayah tak mau tahu sekarang, kau harus menghasilkan uang yang banyak untuk ayah dan kau harus bekerja keras untuk hidup kita Larisa," ucap ayah Larisa menuntut.

"Baik ayah," jawab Larisa sambil menunduk dan meneteskan air mata karena perlakuan ayahnya.

Ayah Larisa benar-benar gila uang, hingga gelap mata. Ia bahkan tak memikirkan apakah keadaan Larisa sedang baik - baik saja atau tidak. Setelah mendapatkan uang gaji dari anaknya, pria setengah abad itu pergi meninggalkan rumah kontrakannya.

Di dalam kontrakan, Larisa kembali termenung dan meneteskan air mata. Larisa sudah di fitnah hingga di pecat, pipinya juga lebam karena tamparan dan pukulan dari ayahnya. Larisa sungguh dianggap tak berguna jika tak memiliki pekerjaan. Bahkan Larisa di peras ayahnya sendiri agar menghasilkan uang yang banyak untuknya.

Saat itu perut Larisa kembali terasa mual dan ingin muntah lagi.

Hoooeekk..... hoooeekk... hoooeekk....

Ia sudah tak ada tenaga karena isi perutnya sudah kosong, Larisa membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Sayang sekali, kali ini tubuhnya sedang tidak bisa beranjak mencari kerja.

"Ya Tuhan perutku mual sekali dan kepalaku pusing...? bagaimana aku bisa pergi mencari kerja jika terus begini," ucap Larisa dalam hati. Lantaran sedang tidak stabil Larisa mengurungkan diri untuk bepergian.

*Tiga hari kemudian*

"Bismillah.. Kuatkan hamba ya Robb, hamba tetap harus mencari kerja untuk hidup .

Larisa bertekad mencari lowongan kerja apa pun, ia berniat melamar ke beberapa lowongan yang ada di instagram dan menyiapkan surat lamarannya.

Saat ingin mengantar berkasnya, Larisa malah merasa mual lagi....

Hoooeekk.. hoooeekk.. hoooeekk...

"Ya Tuhan, sudah berapa hari aku seperti ini, kenapa mualnya tak kunjung hilang," batin Larisa. Seketika itu, ia teringat kejadian di dalam mobil saat bertemu Brian.

Sepertinya ia sudah terlambat menstruasi tiga minggu terakhir, ia pun takut jika dirinya benar-benar mengandung anak Brian.

*Di kantor *

Hari itu Brian telah resmi menjadi direktur di kantor Ayahnya, tuan Galuh mengenalkan anak semata wayangnya itu kepada seluruh pegawai di kantornya.

"Assalamu'alaikum semuanya," tuan Galuh mengucapkan salam pada semua karyawan.

"Wa'alaikumusslam tuan Galuh," jawab semua orang.

"Baiklah selamat pagi semuanya, saya akan mengumumkan sesuatu hari ini," ucap tuan Galuh.

"Selamat pagi pak Galuh," jawab semuanya.

"Hari ini saya selaku presiden direktur di perusahaan ini akan mengumumkan pada kalian bahwa putra tunggal saya Brian Putra Atmajaya saat ini saya angkat menjadi direktur di perusahaan ini. Dengan begitu saya harap kalian semua bisa bekerja sama dengan putra saya ini."

"Prok.. prok.. prok.. prok... semua orang bertepuk tangan dan menyambut kehadiran Brian di perusahaan.

"Dengan senang hati kami akan bekerja sama dengan pak Brian. Kami semua mengucapkan selamat pak atas posisi baru anda," jawab para karyawan memberi selamat dan bertepuk tangan.

"Saya pribadi juga berterimakasih atas dukungan semuanya, senang bisa bergabung dengan anda semua," jawab Brian tersenyum pada semua staff kantornya .

Di hari pertama kerjanya Brian tampak bersemangat. Brian akhirnya mendapat kepercayaan untuk mengelola perusahaan. Sekarang ia hanya tinggal mencari pendamping untuk menjadi pelengkap hidupnya.

Usai pulang kerja Brian menikmati pertandingan sepakbola di ruang keluarga. Brian sangat fokus melihat pertandingan antara Persib Bandung dengan Arema.

Goooolll.. ia tampak heboh saat jagoan dari kota Bandung berhasil menembus gawang lawan.

Saat asik nonton bola, ibunda Brian menghampiri anaknya.

"Nak, sampai kapan kamu terus begitu..?" tanya bundanya.

"Maksud bunda apa bertanya begitu..?" Brian balik bertanya.

"Kamu ini masih mikirin bola saja dan senang - senang, kapan kamu mulai cari jodoh..?" tanya ibunda memperjelas maksudnya.

"Bunda kalo jodoh itu ndak kemana, kenapa harus buru - buru bunda..?" ucap Brian dengan santai.

"Nak ayah dan bundamu ini sudah tua, sudah ingin menimang cucu," jawab bundanya.

"Baiklah bunda, aku akan mencari calon istri yang cantik kayak bunda agar ayah dan bunda segera punya cucu," jawab Brian.

"Aah yang bener nih?"

"Janji kamu ndak main - main sama perempuan?"

"Iya bunda, Brian janji bakal langsung nikah, ucap Brian menenagkan bundanya.

"Terimakasih ya nak, kamu memang anak kesayangan bunda," jawab ibunda Brian.

Sejauh ini Brian memang belum punya calon istri , tapi pertemuan dengan gadis di depan diskotik itu seakan membekas. Sepertinya Brian jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis itu.

Brian merasa tak bisa tidur, ia sering kali memikirkan gadis yang pernah ia sentuh dalam satu malam. Ia bahkan tak tau dia siapa dan darimana asalnya.

"Bodohnya aku, kenapa kubiarkan saja gadis itu lolos," kata Brian dalam hati.

*Kontrakan Larisa*

Dengan kondisi yang masih mual Larisa pergi ke apotek untuk membeli test pack dan menggunakan alat itu untuk mengetahui kebenaran apakah dirinya mengandung atau tidak.

Melihat test pack tersebut, Larisa amat sangat syok karena menunjukkan hasil positif.

Seketika itu air mata Larisa mengalir, dalam hatinya takut akan menjadi seorang ibu tanpa ayah. Ia takut bagaimana status anak itu dan bagaimana harus menghidupi anaknya nanti.

Ia amat sangat takut menjadi orang tua tunggal untuk bayinya nanti.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2023-08-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!