Lairsa sungguh marah dengan perbuatan laki-laki di hadapannya. Ia takut akan perkataan orang-orang tentang dirinya. Sedangkan Brian, ia tak ingin menghacurkan hidup seseorang begitu saja.
"Kumohon nona izinkan aku untuk bertanggung jawab atas apa yang kuperbuat," kata Brian. Laki-laki itu terdiam dan menatap wajah Larisa. "Gadis ini cantik juga ternyata," batinnya dalam hati.
Nona katakan siapa namamu, sungguh aku akan bertanggung jawab. "Tidak, pergilah dari hidupku tuan dan jangan temui aku lagi. Kumohon jangan pernah menggangguku lagi," ucap Larisa dengan marah. Sementara Brian masih merasa bersalah karena perbuatannya.
"Dengarkan aku nona, aku Brian Putra Atmajaya berjanji akan bertanggung jawab atas perbuatanku nona." Sementara Larisa tetap mengelak jika harus menikah dengan pria macam Brian. "Tidak tuan tolong jangan ungkit kejadian ini lagi dan izinkan saya pergi sekarang." Larisa pun keluar dari mobil dan segera mencari angkot keluar.
Di dalam mobil Brian merasa kacau, bagaimana jika ada yang tau kejadian ini. Bagaimana jika ia di anggap mencoreng nama baik keluarganya. Dan bagaimana jika semua orang di perusahaan tau. Dan bagaimana jika ia punya anak dari gadis itu..? Pikirnya yang sedang kalut.
*Kontrakan Larisa*
Hari itu Larisa bolos kerja. Ia langsung pulang kerumah kontrakan dan beristirahat. Betapa ia sangat syok atas apa yang ia alami. Air matanya mengalir deras, ia berharap tak akan mengandung benih dari pria sialan yang ia temui semalam.
Larisa sungguh tak menyangka ada pria asing yang menodainya, ia merasa kotor dan tak pantas lagi untuk laki-laki mana pun.
Ia menguyur seluruh tubuhnya di kamar mandi begitu lama, hingga tubuhnya menggigil. "Aku sungguh berdosa Tuhan, maafkan aku yang tak mampu menjaga diriku sendiri," batin Larisa yang merasa trauma dan menyalahkan dirinya sendiri.
Sementara itu, Anton teman kerja Larisa menjenguknya dengan membawa makanan ke kontrakan Larisa.
"Tok.. tok.. tok.. Larisa apa kau ada di dalam..?" tanya Anton di depan pintu.
Mengetahui ada suara Anton, Larisa segera berganti baju dan berpura-pura bahwa tak ada sesuatu yang terjadi padanya. Larisa kemudian membuka pintu untuk Anton.
"Ayo masuk Anton," jawab Larisa yang nampak kuyu dan pucat.
"Larisa kamu tak apa..?" tanya Anton sambil menyentuh kening Larisa.
"Badanmu panas Larisa, apa kau sudah ke dokter..?" tanya Anton khawatir.
"Tidak perlu Anton, aku beli obat di warung saja nanti," jawab Larisa.
"Baiklah kalau itu maumu, ini makanlah...! Kau pasti belum makan siang ya..?" tanya Anton.
"Aku sedang tidak nafsu makan Anton," jawab Larisa.
"Jangan begitu, makanlah yang banyak biar cepat sembuh...!" perintah Anton pada Larisa.
"Iya Anton, aku akan memakannya," ucap Larisa.
"Nah gitu dong gadis baik," ucap Anton sambil mengelus kepala Larisa.
"Kamu jaga kesehatan ya..! Aku kembali ke restoran dulu, jam istirahatnya sudah mau habis," ucap Anton.
"Hati-hati Anton, terimakasih sudah menjengukku," ucap Larisa memaksa tersenyum.
*Rumah Brian*
Satu minggu kemudian, di kediaman Galuh Atmajaya. Brian sedang melamun di teras rumahnya. Ia sedang memikirkan gadis yang tempo hari ia temui dekat diskotik. "Siapa gerangan nama gadis itu..? Bagaimana jika ia benar-benar mengandung..? sejak kejadian di mobil itu, Brian sering bermimpi menjadi ayah.
Brian sering gelisah bila ia benar akan jadi ayah. Ia sudah mengatakan akan bertanggung jawab, tapi bukankah gadis itu yang meminta pergi..? "Sial mengapa aku masih memikirkan gadis itu..?" gumam Brian kesal ditolak wanita.
"Aku harus mencarinya dan memastikan apakah ia mengandung atau tidak. Ahhh....yang benar saja mengapa aku yang jadi binggung karena bocah ingusan," dalam hati Brian mengupat.
Saat Brian melamun tiba-tiba saja ayahnya menghampirinya dan mengajak bicara, rupanya tuan Galuh berencana menyerahkan salah satu bisnis keluarga untuk Brian. Ayahnya ingin Brian belajar bertanggung jawab sebelum ia mengelola seluruh aset keluarga.
"Brian ayah ingin kamu mengelola salah satu bisnis ayah di kota ini. Mulai minggu depan kamu harus mengelola Royalty Atmajaya House," kata sang ayah yang memintanya untuk mengelola bisnis properti yang mereka punya.
Ayah Brian yang tak ingin mendengar kata tidak, membuat Brian menuruti permintaan sang ayah. "Baiklah ayah aku akan berusaha sebaik mungkin," jawab Brian pada ayahnya.
Keluarga Brian memang terkenal sebagai konglomerat yang punya pabrik dan bisnis properti, tak heran Brian suka berpesta dan pergi liburan sesuka hati. Dia bahkan suka berlibur keluar negeri bersama teman-teman dan keluarganya.
*Kontrakan Larisa*
Pagi-pagi sekali Larisa bersiap untuk berangkat kerja, ia sudah memasak untuk sang ayah sebelum pergi ke restoran. Larisa banyak belajar tentang memasak dari Anton.
Anton sahabatnya merupakan salah satu koki yang biasa memasak hidangan menu di restoran tempat ia bekerja. Kadang kala saat restoran sepi di masa pandemi, Larisa iseng minta di ajari cara menghidangkan menu makanan ala restoran.
"Anton sepertinya restoran sedang sepi, aku membawa beberapa sayuran sendiri untuk masak, bisakah kau mengajariku menyajikan menu ala restoran," pinta Larisa pada sahabatnya.
"Tentu saja Larisa, ayo kita masak bareng," ucap Anton. Anton mengajarkan Larisa membuat hidangan shushi, betapa senangnya Larisa saat diajarkan ilmu tata boga oleh sahabatnya itu.
"Anton, istrimu nanti pasti beruntung ya jika punya suami pinter masak, apa lagi seorang koki restoran terkenal," ucap Larisa.
"Larisa, gadis beruntung itu kamu kalau kamu mau nikah sama aku," batin Anton. Hanya saja yang keluar dari mulut Anton berbeda dengan isi hatinya.
"Ya tentu saja istriku akan beruntung punya suami seperti diriku ini," ucap Anton percaya diri.
"Kamu ini pede sekali yaa...wkwkwk" ucap Larisa tertawa.
"Ya harus seperti itu Larisa, kita kan memang harus punya rasa percaya diri," jelas Anton.
"Iya deh, chef Anton, tolong ajari aku memasak ya..!" pinta Larisa lagi.
"Siap tuan putri, jawab Anton.
" Aku akui kamu koki the best yang pernah aku kenal, udah kayak koki master chef aja kamu ton," ucap Larisa.
"Benarkah, apa aku tak ada duanya bagimu...?" tanya Anton.
"Tentu saja, kamu sahabat yang baik, jago masak dan sangat percaya diri," jelas Larisa.
"Jadi hanya sahabat ya..?" tanya Anton kecewa.
"Iya Anton, aku benar-benar menganggap dirimu sahabatku yang terbaik," ucap Larisa.
Jujur saja, sejatinya Anton ingin lebih dari sekedar sahabat dengan Larisa. Hanya saja ia belum menyadari perasaan Anton untuknya.
"Wahh.. akhirnya shuhi kita sudah jadi Anton," ucap Larisa mengangkat piring yang berisi shusi di atasnya.
"Ciyee udah pinter masak sekarang," ucap Anton pada Larisa.
"Iya dong, ini kan berkat kamu juga. Makasih ya Anton," ucap Larisa.
"Iya sama-sama Larisa," jawab Anton.
Selama ini, Larisa di anggap sebagai pekerja yang disiplin dan cekatan. Oleh karenanya ia berhasil naik gaji dan membuat teman kerjanya merasa tak suka.
Bos di restoran sudah mengumumkan bahwa hari itu hari gajian. Dalam hati, Larisa senang karena ia dapat membayar uang kontrakan bulan ini. Ia bersyukur masih di beri rezeki yang cukup untuk hidup bersama ayahnya.
"Alhamdulillah, ya Allah.. besok lusa bisa bayar kontrskan lagi, sepertinya aku masih bisa menabung dan membeli keperluan lain.
Hamba sangat bersyukur atas rezeki dari-Mu ya Allah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Wirda Lubis
lanjut
2023-08-18
0