Anakku Baby Genius
Larisa kurniawati adalah gadis belia berusia 18 tahun yang baru saja lulus sekolah. Belum lama setelah wisuda ia bekerja di sebuah restoran di pusat kota Bandung yang terkenal mewah dan mahal.
Malam itu ia berencana pulang usai membantu beres-beres di restoran. Larisa pulang dengan berjalan kaki lantaran sudah tidak ada bus yang lewat. Ia tinggal di sebuah kontrakan tak jauh dari restoran tempat ia bekerja.
Saat perjalanan pulang dan belum jauh dari restoran, Larisa digoda oleh para preman di jalanan. Ada tiga orang preman yang sengaja mengganggunya.
"Hai cantik mau kemana malam-malam..?" Tanya si preman itu. Larisa yang merasa ketakutan menjawabnya dengan sedikit gagap, "Sese.. Saya mau pulang bang," ucap Larisa.
"Cantik-cantik kok pulang sendiri sih...? sini biar abang yang antar," goda salah satu preman itu. " Titi.. Tidak usah bang saya bisa pulang sendiri," kata larisa sambil melangkah melarikan diri karena ketakutan.
Sementara itu di tempat lain seorang laki-laki bernama Brian Putra Atmajaya sorang pria berusia 27 tahun sedang berpesta dan menghabiskan banyak minum bersama teman-temannya. Begitulah kehidupan Brian yang suka berpesta menikmati masa bujangnya. Setelah puas ia pun pulang dan keluar dari diskotik dengan berjalan sedikit sempoyongan.
Di dekat diskotik Larisa berlari sekuat tenaga hingga jaraknya pun sudah jauh dari para preman itu, ia bersembunyi di balik mobil yang dekat dengan diskotik. Preman tersebut tidak menemukan lagi jejak Larisa dan mereka pun pergi begitu saja.
Tak lama kemudian, Larisa diagetkan oleh seorang laki-laki yang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Rupanya Brian saat itu telah mabuk dan ingin berjalan masuk ke mobilnya. Kebetulan saja Larisa sedang ada di samping mobilnya saat itu.
"Oh sial, siapa yang tiba-tiba memelukku dari belakang," kata Larisa dalam hatinya. Ia berupaya untuk kabur dari orang itu. "Tuhan tolong aku, lindungi aku dari laki-laki ini," gumam Larisa di dalam hati. Larisa mencium bau alkohol dari tubuh laki-laki yang memeluknya dari belakang. "Uuuhhh.. menyengat sekali baunya," batin Larisa.
Brian yang telah mabuk berat hilang kontrol dan tak bisa mengendalikan dirinya. Larisa berusaha melepaskan diri dari pelukan pria asing di belakangnya. Ia berupaya untuk lari. Namun, Brian malah membuka mobil dan mendorong Larisa masuk ke dalam.
Larisa yang ketakutan berusaha teriak minta tolong. "Tuan tolong lepaskan tuan, saya ingin pulang tuan tolong," Larisa memohon dengan sangat.
Namun pria asing itu mengunci pintu mobil dan menutup mulut Larisa dengan kain dan mengikat tangannya. Dalam kondisi mabuk berat nafsunya benar-benar sedang membara. Perlahan-lahan Brian melepaskan baju Larisa hingga tak tertutup secuil kain pun di tubuhnya.
Ia menangis tak berdaya, dalam hatinya berkata "Tuan tolong jangan lakukan ini padaku, kumohon tuan." Gadis polos itu benar-benar memohon. Namun, sayangnya ia tak bisa melawan pria yang sedang mabuk itu. Seketika itu, hubungan badan pun terjadi di dalam mobil avansa berwarna hitam.
Larisa memang tak pernah memiliki pacar sebelumnya, walaupun begitu bukan berati tak ada laki-laki yang mendekatinya. Namun, sejak dulu ia memang belum berniat menjalin hubungan asmara dengan siapa pun. Di hati Larisa ia hanya takut mendapat pasangan yang kejam seperti ayahnya. Tapi malam ini, Larisa berhasil di terkam oleh seorang yang sama sekali tak di kenalnya.
Malam itu Brian nampak begitu buas karena banyak minum. Sedangkan Larisa hanya menangis sejadi-jadinya di dalam mobil, ketika seseorang tak ia kenal merenggut kesuciannya. Sungguh pertemuan yang sial baginya. "Tuhan apa salahku, mengapa orang ini tega menodaiku," batin Larisa sambil menangis.
Ada rasa nyeri yang ia rasa kerena perbuatan Brian. Larisa tak tau apakah besok masih bisa berjalan. Ia merasa kesakitan, sedih dan takut bagaimana jika orang lain tau jika ia sudah tak perawan lagi. Ia pun lebih takut pada reaksi ayahnya jika ia mengandung benih di luar nikah.
Kajadian malam itu membuat Larisa, teringat perlakuan ayahnya. Ia takut seolah akan terikat dengan pria yang keras seperti ayahnya. Sejak kecil, Larisa sering di siksa jika tak berhasil mengumpulkan barang bekas untuk di jual. Ia harus bisa menghasilkan uang untuk ayahnya.
Pagi hari pun tiba, Larisa baru saja terbangun dan menyadari kejadian semalam, ia menangis tersedu-sedu di dalam mobil karena merasa sudah tak suci lagi. Larisa pun langsung menggunakan baju yang ia kenakan semalam.
Brian yang baru saja tersadar amat terkejut dengan apa yang terjadi di dalam mobilnya. Ia mendapati bekas darah di kursi mobilnya. Saat itu Brian tampak menyesal karena banyak minum. Ia pun tak menyangka akan seperti ini.
"Oh Tuhan apa yang kulakukan semalam, ucapnya di dalam hati. Ia terdiam sesaat dan mengamati wajah gadis belia di sampingnya. "Darimana kutemukan gadis ini..? Dan bagaimana mungkin aku berbuat demikian..?" ucapnya sambil mengusap wajahnya.
Larisa terus saja menangis, sementara laki-laki di sampingnya menyentuh pundaknya sambil meminta maaf. "Maafkan aku nona, aku benar-benar hilaf dan hilang kendali."
"Lepaskan aku, aku bukan gadis murahan yang bisa kau sentuh seenaknya," teriak Larisa pada Brian.
"Aku bukan seorang pelacur tuan, tega sekali anda menodai gadis sepertiku." kata Larisa dengan nada tinggi.
Karena merasa tak terima dengan kejadian semalam membuat Larisa mendorong laki-laki itu dengan keras lalu menampar wajah Brian karena membuatnya merasa sangat hina.
Disamping Larisa, Brian mencoba menjelaskan "Nona aku tak sebejat yang kau kira, aku benar-benar minta maaf atas kejadian ini nona. Aku berada dibawah pengaruh alkohol semalam.
Brian memang sering ke diskotik, namun ia hanya bersenang-senang dengan temannya. Ia tak pernah sedikitpun bermain wanita.
Sejak dulu Brian memiliki prinsip bahwa ia tak ingin bermain hati jika tak ingin berakhir menyakitkan. Apa yang terjadi semalam adalah pertama kali dirinya menyentuh seorang gadis.
Seandainya ia tak mabuk mungkin tak akan seperti ini, keluhnya. "Ya Tuhan..mungkin saja ini adalah takdir agar aku bisa menikah dengan seorang gadis," batin Brian.
Kring..kring.. kring.. kring.. ponsel Larisa berdering menghentikan tangisannya sejenak. "Halo.. Larisa kau tak masuk kerja hari ini..?" tanya Anton teman kerjanya.
"Sepertinya aku sedang tidak enak badan, mungkin aku izin tidak kerja hari ini," jawab Larisa kepada Anton.
"Baiklah, cepat sembuh ya.. aku akan menjengukmu nanti." tut.. tut.. tut.. Anton menutup telepon.
Kedua orang itu masih duduk terdiam di dalam mobil.
Mereka sendang berdialog dalam hati masing-masing.
Dalam hati Brian ada rasa canggung karena belum saling mengenal.
"Hei nona.. tunjukkan alamat rumahmu, aku akan mengantarmu pulang," kata Brian yang mencoba berbaik hati pada Larisa. Sayangnya Larisa tak ingin menerima kebaikan laki-laki yang menodainya itu. "Tidak perlu tuan, saya bisa pulang sendiri," jawab larisa yang tak ingin di ketahui alamat rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Wirda Lubis
Larisa jangan pulang dulu minta tanggung jawab dulu
2023-08-18
0