Hari yg di tunggu semua orang akhirnya tiba, dimana pernikahan Arfan dan Elsa akan di laksanakan. Semua orang Merasa sangat bahagia dengan wajah berseri seri, begitu juga dengan Elnaz. Namun ia sedikit cemberut, karena pernikahan kakak tercinta nya itu bersamaan dengan ujian kelulusannya. Sehingga ia tak begitu banyak berkontribusi dalam mempersiapkan pernikahan mereka karena Elnaz harus terus belajar.
Acara pernikahan juga di gelar di salah satu hotel yg tak jauh dari rumah mereka, karena memang rumah Elsa dan Erfan itu berdampingan.
"Wajah mu tegang sekali, Princess" ujar Arfan yg melihat Elnaz tampak sangat tegang, Arfan tahu alasan nya. Yaitu karena besok adalah hari terkahir ujian kelulusannya "Jangan khawatir, kamu pasti bisa lulus dengan nilai terbaik" hibur nya lagi.
"Semoga saja, Kak" lirih Elnaz.
Beberapa menit lagi menjelang akad, Arfan sudah sangat siap dan ia tampak sangat tampan dengan setelan berwarna putih tulang yg melekat di tubuh nya. Sementara Elnaz mengenakan gaun dan sepatu yg di belikan Arfan.
Kini meraka hanya menunggu pengantin wanita datang, karena penghulu dan orang orang yg akan menjadi saksi janji suci Arfan dan Elsa pun sudah datang.
Arfan melirik ke sekitar nya, dan ia tidak mendapati kedua orang tua nya maupun Om dan Tante nya disana. Bahkan nenek nya tidak ada, yg ada hanya kerabat jauh, para tetangga dan tamu undangan.
Arfan melirik arloji nya, jam sudah menunjukan pukul 19.15. Padahal akad di jadwalkan jam 19.00.
Elnaz pun juga celingukan kekanan ke kiri mencari keluarga nya yg tidak ada kelihatan batang hidung nya.
"Biar El susul mereka ke kamar Kak Elsa ya, Kak" ujar Elnaz menawarkan diri. Arfan mengangguk, namun kemudian ia malah menghentikan langkah Elnaz.
"Biar kakak saja, El" seru Arfan.
Arfan pun menghampiri Elsa dan yg lain nya di kamar rias Elsa yg juga akan menjadi kamar pengantin mereka.
"Elsa..." panggil Arfan karena ia melihat Elsa yg seperti baru saja ganti baju.
"Oh tuhan, syukurkah kau datang. Baru saja aku akan memanggil mu" ucap Elsa.
"Ada apa? Kenapa kamu belum siap? Acara akad sudah harus di laksanakan, kenapa kalian semua di sini?" tanya Arfan bingung.
"Arfan, aku harus pergi ke Jakarta sekarang juga"
"Apa?" pekik Arfan tak percaya, ia bahkan merasa limbung mendengar pengakuan Elsa "Jangan bercanda, Sa. Malam ini malam pernikahan kita, penghulu, tamu, saksi, semua nya sudah menunggu di bawah" seru Arfan yg tak habis fikir dengan apa yg sudah di ucapkan Elsa.
"Aku tahu, Sayang. Jangan panik dulu..." ucap Elsa mencoba menenangkan Arfan, sementara keluarga yg lain hanya terdiam.
"Jangan panik bagaimana? Memang nya kenapa kamu harus ke Jakarta?"
"Aku di terima di salah satu agensi model di sana dan harus melakukan pemotretan jam 10 nanti. Kalau aku lolos, aku bisa ke Paris dan melakukan fashion show week di sana"
"Apa?" lirih Arfan semakin tak habis fikir dengan apa yg di katakan calon istri nya "Kamu mau membatalkan pernikahan kita cuma itu hal itu?" ia bertanya dengan luka yg teramat sakit.
"Engga, Sayang. Pernikahan kita tidak akan batal, karena itulah kamu tenang dulu dan aku punya solusi untuk masalah ini. Pernikahan kita tidak akan batal dan aku tidak kehilangan kesempatan emas ini"
"Cara apa? Mengundur pernikahan kita?" desis Arfan dengan menahan segala perasaan yg bekecamuk dalam hati nya.
"Bukan, tapi mengganti mempelai wanita nya"
"Apa? Kamu mau aku menikahi wanita lain?" pekik Arfan yg sudah semakin tidak mengerti dengan arah jalan fikiran Elsa. Elsa menggeram tertahan, ia melirik arloji nya karena ia benar benar buru buru sekarang, ia tidak mau kehilangan kesempatan emas ini.
"Begini, kamu akan tetap menikahi ku, mengucap akad atas nama ku, tapi Elnaz yg akan di samping mu" tutur Elsa yg membuat Arfan semakin tercengang.
"Kamu bicara apa, Elsa?" Arfan berkata dengan nada yg meninggi "Pernikahan itu bukan permainan"
"Arfan..." Elsa menggeram kesal "Aku tahu, dan aku tidak bermaksud mempermainkan pernikahan. Tapi ini satu satu cara nya supaya pernikahan kira tetap terjadi dan aku juga engga kehilangan kesempatan untuk menjadi model internasional. Besok siang aku sudah akan di Surabaya, aku akan pulang, Sayang. Aku cuma tidak bisa mendampingi mu di pelaminan, itu saja. Elnaz akan mendampingi mu, dia akan menggunakan cadar jadi tidak akan ada yg tahu kalau itu bukan aku, sementara kamu tetap akan mengucapkan akad atas nama ku. Tetap aku yg akan menjadi istri mu, Elnaz hanya menggantikan ku duduk di pelaminan saja. Dan aku sudah berbicara dengan keluarga kita, mereka setuju"
Arfan jatuh terduduk lemas ke tepi ranjang yg bertabur kelopak bunga mawar segar. Ia merasa darah nya berhenti mengalir dan jantung nya berhenti berdetak.
"Aku yg tidak setuju" seru sang nenek "Kenapa kamu begitu egois, Sa? Kamu mempermainkan Arfan dan Elnaz" ujar sang nenek dengan tatapan berkilat penuh amarah.
"Nek, apa nya yg di permainkan? Ini masih pernikahan kami, Nek. Cuma pas duduk di pelaminan aja Elnaz yg mengganti kan ku" ujar Elsa yg seperti nya juga menahan kesal. Sementara Bu Isna segera memanggil Elnaz untuk bersiap menggantikan posisi Elsa di pelaminan.
Elnaz yg di bawa masuk ke ruang pengantin hanya bisa kebingungan, apa lagi saat ibu nya menyuruh Elnaz mengganti pakaian nya dengan pakaian pengantin kakak nya.
"Ma, kenapa El di suruh memakai pakaian Kak Elsa?" tanya Elnaz namun sang ibu malah mendorong Elnaz ke kamar mandi.
"Cepat, El. Sudah engga ada waktu" ujar sang ibu dan ia ikut masuk, Bu Isna membantu pakaian dan Elnaz terus bertanya kenapa dan kenapa, namun Bu Isna seolah tuli.
Sementara Arfan masih mematung, fikiran nya blank, perasaan nya kacau.
Setelah selesai berganti pakaian, Bu Isna memakaikan cadar pada Elnaz dan hanya memperlihatkan mata nya saja.
"Dek..." seru Elsa sembari menggenggam tangan Elnaz "Kakak minta tolong ya, kamu temani Arfan duduk di pelaminan karena kakak harus pergi sebentar. Dan jangan bersuara ya supaya engga ketahuan kalau kamu itu bukan kakak, Arfan juga akan tetap mengucapkan akad atas nama Kakak. Kamu cuma duduk di samping nya saja selama acara berlangsung, besok siang kakak sudah akan pulang "
Elnaz hanya tercengang, ia tidak mengerti sama sekali apa yg di ucapkan oleh kakak nya itu.
"Aku pergi dulu" seru Elsa sembari menarik tas nya yg sudah berusia dompet dan ponsel, Elsa mengecup pipi Arfan singkat "I love you, tolong jangan marah ya. Aku janji besok siang sudah akan pulang dan kita akan menikmati waktu kita sebagai suami istri"
Arfan tak menanggapi sama sekali, bahkan saat Elsa sudah pergi dari sana.
"Apa yg terjadi? Apa maksud nya ini? Nek?" Elnaz menatap sendu sang nenek, nenek nya pun membelai kepala Elnaz sayang.
"Nenek tidak tahu, Nak. Karena ini permainan takdir yg tidak bisa di cerna dengan logika" ucap nya lembut.
"Sudahlah jangan sedih, Elnaz hanya akan menggantikan posisi Elsa di pelaminan saja, bukan di kehidupan Arfan sebagai istri Arfan. Ini bukan masalah besar, tapi ingat jangan sampai kamu bersuara, Elnaz. Dan jangan sampai ada yg menyadari bahwa kamu bukan Elsa" seru Bu Isna yg seketika membuat hati Elnaz terasa tersayat.
"Ayo, kita harus turun atau tamu mulai akan curiga" seru Adi, ayah Arfan.
Adi dan Yuni menggiring Arfan menuju pelaminan, dan Arfan yg seperti jiwa tanpa raga pun ikut saja. Begitu juga dengan Isan dan Malik menuntun Elnaz menuju pelaminan.
Kini, mereka berdua sudah duduk bersanding di depan penghulu. Elnaz merasa begitu gemetaran, ia merasa panas dingin, jantung nya berdebar tak karuan. Bahkan kepala nya terasa pusing dan pandangan nya buram.
"Nak Arfan, jabat tangan saya dan kita akan memulai ijab kabul ya" seru sang penghulu yg segera mengembalikan kesadaran Arfan. Ia menatap tangan penghulu itu lekat lekat dan tak menyambut nya "Nak Arfan...." seru sang penghulu lagi.
"Boleh minta waktu sebentar?" tanya Arfan yg membuat penghulu itu kebingungan, namun kemudian penghulu itu memenuhi permintaan Arfan.
Arfan mendekati Ayah Elnaz dan mengajak nya untuk berbicara dengan nya juga penghulu, dengan hati yang berdebar Pak Malik pun mengikuti Arfan dan penghulu itu juga dua saksi lain nya
Sementara keluarga Arfan dan keluarga Elnaz menunggu ijab kabul dengan hati yg berdebar, mereka tidak tahu apa yg akan terjadi setelah ini dan mereka tidak tahu apakah keputusan ini benar atau tidak dan mereka tidak tahu apa yang Arfan, Pak Malik dan Penghulu bicarakan.
Hingga tak lama kemudian mereka pun kembali dan duduk di tempat masing masing.
"Bisa kita mulai, Nak Arfan?" tanya penghulu itu dan Arfan mengangguk yakin, penghulu itu menatap Pak Malik dan ia pun juga menganggukan kepala nya.
Sebelum ijab, penghulu mengucapkan istighfar dan membaca sholawat yg kemudian di lanjutkan dengan basmalah dan baru lah ia mengucapkan ijab dengan tegas.
"Bismillahirrahamanirrahiim, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau wahai saudara Arfan Syarif putra bapak Muhammad Adi dengan wanita pilihan engkau Elnaz Mikayla putri bapak Abdul Malik yang walinya telah mewakilkan kepada saya untuk menikahkannya dengan Anda dengan mas kawin uang sebesar sembilan juta rupiah, emas sebanyak 9 gram dan seperangkat alat sholat di bayar tunai"
DUARRRR....
Seperti di sambar petir, baik keluarga Arfan apa lagi keluarga Elnaz mendengar ijab itu, bahkan Elnaz merasa mati rasa. Ia hanya bisa menahan nafas apa lagi saat dengan begitu lancar Arfan menjawab ijab nya bahkan hanya dengan satu tarikan nafas. Ia melirik Ayah nya itu dengan nanar, dan sungguh tak menyangka ia menyerahkan diri nya pada Arfan sebagai pengantin pengganti dari kakak nya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Elnaz Mikayla putri bapak Abdul Malik dengan mas kawin tersebut tunai"
"Bagaimana saksi?"
Saksi yg di undang menatap keluarga Elnaz dan keluarga Arfan karena mereka semua hanya diam membisu. Bahkan terlihat sekali keterkejutan di wajah mereka.
"Bagaiamana saksi? Apa perlu di ulang lagi?" tanya penghulu yg saat ini masih. menjabat tangan Arfan.
Sementara Elnaz, gadis kecil itu hanya bisa menangis dan berharap pernikahan ini tidak di sah kan. Apa yg akan terjadi dalam hidup nya setelah ini?
Elnaz terus berdoa dan berharap mereka semua tidak men sah kan pernikahan ini, namun..
"SAH..." ucap kedua saksi dan Pak Malik yg membuat seluruh tubuh Elnaz semakin lemas, seandainya ia tak duduk mungkin sekarang ia sudah jatuh terjerambab ke lantai. Air mata semakin deras mengalir di pipi nya, dada nya begitu sesak, hati nya terasa sakit dan perih.
Semua orang mempermainkan hidupnya, bahkan Arfan yg ia anggap kakak dan super hero nya. Semua orang begitu egois, tidak memikirkan perasaan dan masa depan nya. Bahkan kedua orang tua kandung nya yg seharusnya nya memperhatikan masa depan nya apa lagi ia masih remaja, malah sekarang menjadikan nya tumbal demi masa depan Elsa.
Elnaz meremas baju nya dengan kuat guna melampiaskan rasa sakit hati nya.
Arfan menarik paksa tangan Elnaz yg masih setia menarik baju nya dan ia memakaikan cincin pernikahan di jari manis Elnaz dan tentu saja cincin itu kebesaran karena bukan ukuran nya namun Arfan tak peduli. Ia juga mengambil cincin untuk nya, meletakkan nya di tangan Elnaz dan memaksa Elnaz memakaikan ke jari manis Arfan. Tangis dalam diam Elnaz semakin menjadi, sekuat tenaga ia mencoba menahan isakan nya dan menggigit bibir nya dengan kuat.
Arfan menandatangani surat nikah mereka, kemudian ia mencoret nama Elsa Karina di sana dan mengganti nya dengan Elnaz Mikayla. Entah itu sah atau tidak, tapi secara agama mereka saja menjadi suami istri.
Arfan meletakkan pena itu ke tangan Elnaz dan memaksa Elnaz juga menandatangani nya. Dan dengan tangan yg gemetar, gadis itu melakukan nya.
"Permainan takdir mu sangat menyesakan, Tuhan. Kenapa harus aku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Lilik Juhariah
ya dah dong
2024-05-30
0
Ramadhani Kania
sabar y Elnas...akan ad pelangi nantinya...
2023-12-15
0
hanie tsamara
keterlaluan bgtt tu elsa sama bpk ibunya ..bukannya kasih contoh ke elnas...
ini malah numbalin adeny jd pendamping sementara di pelaminan..
sabar yaa elnas..pasti ada bahagia dibalik smua tu💪🏻💪🏻
2023-03-12
0