(Bukan) Sang Pengganti
Suasana begitu tegang dalam rumah sederhana itu, jam sudah menunjukan pukul tiga dini hari. Semua orang menunggu seorang wanita yang sedang berjuang melahirkan anak keduanya.
Wanita itu mengejan dengan sekuat tenaga. Sementara sang suami terus menyemangatinya dan memberikan dukungan/
"Ayo, Sayang. Putra kita akan segera lahir," ucapnya.
Sang wanita yang memegang tangan suaminya dengan sangat erat menarik nafas dan menghembuskannya, terus seperti itu berulang kali. Sementara bidang yang membantunya juga terus memberikan isntruksi agar dia mengejang sekuat tenaga.
Sementara di luar, Nenek memangku cucu perempuannya yang berusia delapan tahun sambil terus menggumakan doa-doa. Dia diitemani sepasang suami istri yang juga memangku putra mereka yang berusia 10 tahun.
"Apakah adik bayinya belum keluar?" tanya bocah lelaki itu dngan suara cemprengnya.
"Sebentar lagi, Nak. Adik laki laki Arfan pasti akan segera lahir," ucap ibunya membelai punggung Arfan.
"Tapi Arfan mau adik perempuan," rengek Arfan dengan mata yang berkaca-kaca dan hidung sudah kembang kempis menahan tangis.
"Tapi semua orang mengharapkan adik bayi laki laki. Om dan tante 'kan sudah punya anak perempuan, jadi sekarang mereka mau anak laki laki."
"Tapi Arfan maunya adik bayi perempuan." Bocah itu bersikeras, membuat orang tuanya terkekeh.
"Kan Arfan sudah punya adik perempuan, itu Elsa," kata Nenek sembari menyisir rambut panjang Elsa dengan jari jemarinya.
"Elsa mau jadi istri Arfan saja, nanti adik bayinya jadi adik Arfan."
Sontak semua orang tertawa mendengar celotehan bocah lelaki tersebut. Sementara anak yang bernama Elsa Karina hanya diam saja, memeluk sang nenek dengan erat dan ia tak mengerti apa yang di katakan kakak sepupunya itu.
Tak lama kemudian terdengar suara tangis bayi dari dalam kamar. Mereka semua berbondong-bondong masuk untuk menyambut kelahiran adik Elsa.
"Alhamdulillah, putri kalian terlahir dengan sehat dan sempurna," seru sang bidan tapi justru terlihat raut kekecewaan di wajah semua orang, kecuali di wajah Nenek dan Arfan.
"Yeeey, Arfan punya adik perempuan!" sorak Arfan sangat gembira.
"Alhamdulillah, baik laki laki maupun perempuan, anak tetap lah anak. Anugerah dan titipan dari Allah," ucap Nenek. Sementara wanita yang baru saja melahirkan itu masih tampak kecewa begitu juga dengan suaminya karena mereka sungguh mengharapkan anak laki-laki
"Kalian mau beri nama siapa putri cantik ini? Ya Allah, dia sungguh cantik" gumam sang nenek melihat bayi yg kini sudah di bersihkan oleh bidan itu.
"Entahlah, Bu. Kami hanya menyiapkan nama untuk anak laki laki, bukan untuk anak perempuan" ucap Malik, ayah dari bayi itu.
"Benar, Bu. Kami sangat menginginkan anak laki-laki" sambung istri Malik yg bernama Isna, ia masih terlihat sangat lemas setelah berjuang mati matian melahirkan anak keduanya itu.
"Baiklah, kalau begitu aku akan memberikan nya nama Elnaz Mikayla"
"Bolehkah Arfan mencium adik Elnaz?" tanya Arfan dengan suara nyaring nya. Mata nya mebulat saat menatap Elnaz yg begitu mungil dan menggemaskan.
"Boleh, seperti nya kamu akan menjadi orang pertama yg mencium peri kecil ini" sindir ibu nya Malik karena seperti nya Malik dan Isna benar benar sangat kecewa dengan kelahiran Elnaz.
"Arfan mau menjadi orang pertama, terkahir dan satu satu nya yg mencium adik Elnaz" ucap Arfan sembari berkedip kedip lucu dan tersenyum senang. Ia pun mencium kening baby Elnaz "Ya Tuhan, dia lembut sekali, Nenek" adu nya sembari menatap nenek nya dengan mata lebar nya, ia pun melanjutkan mencium ujung hidung adik bayi nya itu, di lanjutkan di kedua pipi nya dan berakhir di bibir nya.
"Kamu menyukai nya?" tanya Yuni yg tak lain adalah ibu nya Arfan, kakak kandung Malik.
"Suka, Mama. Adik Elnaz sangat lembut, sangat cantik, sangat lucu. Arfan mau adik Elnaz selama nya bersama Arfan, jadi adik Arfan. Selama nya... Selama nya"
.........
Walaupun kehadiran Elnaz tidak di harapkan oleh kedua orang tua nya, namun mereka tetap menyayangi Elnaz, perduli pada Elnaz dan merawat nya dengan baik. Walaupun mereka tak begitu dekat dengan Elnaz seperti mereka dekat dengan Elsa, kakak Elnaz. Jika Elnaz meminta sesuatu, mereka akan memberikan nya, dengan begitu hambar. Tak ada rasa antusias ataupun kebahagiaan atau pun kekesalan pada Elnaz.
Berbeda dengan Elsa, jika Elsa meminta sesuatu, mereka dengan antusias akan membelikan nya. Dan jika yg di minta Elsa yg tidak tidak, mereka akan memarahi Elsa dan itu adalah bentuk cinta yg begitu kuat terhadap Elsa.
Hanya ada dua orang yg sangat dekat dengan Elnaz, sang nenek dan sang kakak sepupu, Arfan. Arfan begitu memanjakan Elnaz, memberikan apapun yg Elnaz mau. Bahkan memberikan hadiah hampir setiap minggu.
Arfan juga selalu membantu Elnaz mengerjakan PR nya, menemani nya bermain dan sebagainya. Elnaz bahkan merasa bahwa Arfan lah kakak kandung nya, bukan Elsa yg bahkan tidak memberikan hadiah di ulang tahun Elnaz. Sementara di hari ulang tahun Elnaz, Arfan akan memberikan segudang hadiah untuk adik tercinta nya.
Dan hari ini, tepat di ulang tahun Elnaz yg ke 10, Arfan membawakan berbagai macam hadiah. Tiga set pyjama bergambar duck kesukaan nya, satu set seprei lengkap dengan bad cover nya yg juga bergambar duck, tas sekolah beserta isi nya dan juga sepatu lengkap dengan kaos kaki nya. Jangan lupakan juga flat shoes berwarna pink dengan pita di depan nya dan juga gaun dengan warna senada. Manis sekali.
"Wah, banyak sekali hadiah nya, Kak" seru Elnaz senang.
"Masih ada satu lagi, Princess" ucap Arfan. Kemudian ia berlutut sehingga tubuhnya sejajar dengan tubuh Elnaz. Kemudian ia mengeluarkan sebuah kalung yg bertuliskan nama Elnaz "Kau suka?" tanya Arfan dan dengan cepat Elnaz mengangguk. Arfan pun memakaikan kalung itu.
"Ini hari yg spesial untuk mu, juga sangat spesial untuk ku. Kau tahu apa yg spesial, Princess?" Elnaz menggeleng dengan tatapan yg sangat menggemaskan, membuat Arfan tidak tahan untuk tidak mencubit pipi chubby adik sepupunya itu.
"Karena, aku dan kakak mu resmi menjadi kekasih" ucap Arfan yg malah membuat Elnaz bingung.
"Apa itu kekasih, Kak?" tanya nya polos sembari menyentuh kalung yg menggantung di leher nya dengan begitu indah.
"Kekasih itu, adalah dua insan yg saling mencintai dan kemudian menyatukan cinta mereka dalam suatu hubungan yg spesial. Nanti, saat Elnaz sudah di dewasa, Elnaz juga akan punya kekasih" ucap Arfan dan Elnaz mengangguk sembari tersenyum lebar.
"Elnaz mencintai Kak Arfan dan nenek, apakah kalian mau menjadi kekasih Elnaz?"
.........
8 tahun kemudian...
Gadis berusia 18 tahun itu memegang pensil dengan tangan yg gemetar dan ia dengan sangat terpaksa menandatangani surat itu, air mata terus mengalir bebas di di pipi nya, membasahi pipi yg selembut sutra itu. Namun tak ada yg peduli.
Tidak ada yg peduli dia menangisi takdir nya yg kini bersanding di pelaminan dengan kakak sepupu nya sendiri, tunangan kakak nya.
Bagaiamana bisa semua ini terjadi?
Hidupnya berubah 180 derajat hanya dalam hitungan menit, kakak sepupu yg ia anggap kakak nya sendiri kini telah sah menjadi suami nya. Kakak sepupu yg akan menjadi kakak ipar nya justru kini menjadi suami nya.
Kakak sepupu yg begitu memanjakan nya sebagai adik sejak ia di lahirkan kini menjadi suaminya.
Suami, seorang suami. Dan ia adalah istrinya, sebuah kenyataan yang tak pernah terbersit sedikitpun dalam benak Elnaz.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nah berarti saat gedenya Elsa kan yg tunangan sama Arfan,Tapi nikahnya sama Elinaz yg menggantikan kakaknya Elsa..
2024-05-04
0
Qaisaa Nazarudin
Satu kata utk mereka EDAN..Tinggal bikin aja lagi juga bisa kan kalo mau anak cowok,Itu berarti mereka sudah menolak takdir tuhan,Gak bersyukur banget..🙄🙄
2024-05-04
0
Deodoran
kesini lagi thor....
2024-04-19
0