Setelah menjelaskan tentang surat pindah yang didapatnya bersama Budi Tara langsung menuju rumah Aulia sore harinya.
"assalamualaikum"
"waalaikum sallam, eh kak Tara, tumben sore-sore kemari?"
"sebenernya mau nanti malam dek tapi sekalian jalan pulang kerumah, ibu mana dek?"
"ibu lagi dirumah kak bian, .emangnya nanti malam mau ngapain kak? kan belum malem Minggu?"
"memangnya harus malem Minggu boleh kerumahnya?ada yang kakak mau omongin, kayaknya kalo nunggu nanti malem kelamaan".
" mau ngomong apaan sic kak? bikin penasaran".
"emm adek........"
"apa sic kak lamaaaaaaa" jawab Aulia yang sudah tidak sabar
"kakak dapet surat....."
"dari siapa? fans kakak?"tanya Aulia yang cemburu
"kamu ini main potong aja dek!"sambil mencubit hidung ul, "dapet surat pindah dari kantor". Aulia hanya bisa diem entah perasaan apa yang ia rasakan sedih itu lah yang kini memenuhi hatinya.
"dek?? kok diem"
"aku harus ngapain kak? aku gak tau harus ngomg apa! kalo boleh aku minta ya kakak jangan pindah".
"ga bisa sayang kakak, kakak pindah itu artinya kakak sama kayak naek jabatan yang kakak mau sebelum pergi kita tunangan dulu mau?".
"kalo itu aku ga bisa mutusin sekarang,aku mesti obrolin kekeluarga kak".
"tapi kakak maunya adek jawab sekarang jadi kakak bisa melakukan persiapan dalam waktu dekat".
"gak bisa kak aku punya keluarga yang harus aku minta pendapat mereka"
"ya artinya kamu menolak kakak!!".
"kok kakak ngomong gitu? kakak ga bisa egois kak dengan memutuskan sendiri sesuai kemauan kakak."
"bukannya egois dek, kakak gak bisa LDR an jadi Kakak putuskan kalo adek ga mau kita sampai disini aja." keputusan cepat yang diambil dzaki bercampur marah, kesal atas keadaan ini, jujur dia sangat mencintai Aulia dan serius ingin membangun hubungan yang lebih dari sekedar pacar.
Aulia hanya bisa diam tentu dia tidak bisa berkomentar dengan keputusan singkat Tara, dia hanya bisa melihat kepergian Tara yang tanpa pamit tanpa salam perpisahan yang manis.
***
Setelah beberapa Minggu kepergian Tara ul kebanyakan diam dan melamun. hari ini ul memutuskan untuk menemani keponakannya bermain, dia berkunjung kerumah kak bian disana sudah ada beberapa teman kak bian.
"assalamualaikum"
"waalaikum sallam" jawab mereka bersamaan.
"udah lama gak kelihatan?" tanya Doni
"di rumah kak lagi bantuin ibu masak buat di Bawak kesawah lagi ada orang kerja".
"ul bantuin mbak goreng pisang sama bakwan buat cemilan sambil ngobrol......"
"iya mba..."
sesampainya di dapur istri kak bian menanyakan hal yang sudah lama ingin ia tanyakan.
"ul si Tara kan udah pindah? sebenernya sudah lama mba mau tanya cuma kamu setiap mba kerumah gak pernah dirumah kata ibu lagi disawah, sebenernya hubungan kalian sekarang masih gak???"
ul hanya diam.
"ul mba tanya kamu sama Tara sekarang gimana?"
huft....ul membuang nafas kasar sebelum menjawab pertanyaan itu.
"ul udah putus mba sebelum kak Tara pindah, sebelum pindah kak Tara bilang maunya kita tunangan cuma ul ngerasa gak bisa ngambil keputusan sendiri secara cepat, jadi kak Tara minta kita udahan mba....".dengan air mata yang coba ul tahan dan akhirnya lolos juga membasahi Pipi putih nan mulus itu, ul berkata.
"ul nyesel mbaaaa......" sambil terisak ul mengeluarkan semua yang menyesakkan dada, mba lita langsung memeluk dan mengelus punggung ul, mba lita seakan bisa merasakan kesedihan ul.
"menangislah ul mba tau kamu sedih semoga dengan seperti ini bisa mengurangi kesedihan mu dek".
"sebenernya ul mau bilang ul siap tapi sekarang nomor kak Tara gak aktif lagi kak, ul bener-bener kangen kak Tara mba......."hixs hixs
setelah beberapa lama Dzaky masuk kedapur ia diminta kak bian untuk mengambil gorengan yang dirasa sudah lama dibuat tapi belum juga keluar dari dapur karena sudah tidak sabar kak bian menyuruh Dzaky untuk melihat kedapur apakah sudah ada yang matang atau belum? sedikit mengintip Dzaky bisa melihat ul yang sedang menangis sambil berpelukan dengan istri kak bian. Dzaky pun mengurungkan niatnya untuk masuk ada perasaan yang menusuk mendengar ul berkata kangen Tara, Dzaky pun langsung berbalik.
"mana ky gorengannya??"tanya kak bian.
"bentar lagi kak masih on proses" jawab Dzaky langsung duduk disebelah Adit. "dit, kamu ada kabar dari si Tara disana?"
"Alhamdulillah tempatnya lumayan asyik dengan orang-orang yang ramah, tapi gak seseru kita katanya" jawab Adit sambil senyum...
Di dapur
"yaudah dek moga hati kamu sekarang sudah mendingan, kita lanjut memasak nanti ada yang kesini lagi sangking lamanya kita menggoreng pisang"
ia mba, makasih hati ul sudah tenang sekarang.
Tak berapa lama gorengan pun keluar dengan asap yang masih mengepul diatas nampan yang berisikan pisang goreng dan minuman kopi.
"wah pisang anget sama kopi mantap ini". jawab Doni
"coba kalau ada Budi langsung libas ini pisang goreng"Adit menimpali karena mereka juga kangen dengan budi
"gak sia sia kita nunggu lama" sindir kak bian yang merasa lamanya menunggu si pisang goreng.
mba Lita dan ul pun hanya tersenyum.
mereka menikmati pisang goreng dan temannya yaitu kopi panas sambil ngobrol ngalir ngidul.....
"oh ya 2 Minggu lagi ada undangan anak pak RT nikah kata" kak bian.
"si Imel bukan kak? " tanya Adit
"ia, kamu kenal dit?" tanya kak bian lagi
"ia dia mantannya si Doni kak" haaaaa sambil tertawa.
"ia ya ?" sekarang mba Lita yang tanya,"koq bisa putus?"mba Lita mulai kepo
"digantung sama Doni mba, bilangnya pacar tapi diapelin enggak SMS jarang dibales kasian tuh anak."Adit menjelaskan
"digantung mati donggg sambung Doni! bukannya digantung,orang dia datengin Mulu berasa diteror akunya".
"kamu ini!ya ga digituin jugalah" kali ini Dzaky yang bersuara.
"bareng aja kita ya takut aku kata Doni". mereka pun mentertawakan Doni.
like nya dong yang mampir, komentar nya juga biar ga kesepian nih authorrrt.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Un'
Aku bacanya nyicil ya kak. Semangat buat ul..
buat kk author juga semangat terus..
2021-12-09
0