"tuan kau salah nama, jika dia tau tuan bahkan melupakan namanya mungkin dia akan bangkit dari kuburnya dan menghantui tuan"
"*coba saja dia datang kearahku, memarahi karna melupakannya aku akan langsung membunuhnya saat itu juga"
"diakan sudah mati tuan"
"apasalahnya membunuhnya sekali lagi, toh keinginanku saat dia hidup adalah membunuhnya"
"karna nama tengah tuan,apa tuan masih ingat rupanya"
"iya, aku masih mengingatnya walau samar samar rambutnya berwarna perak dan matanya merah"
"tuan ingin mengingat namanya, namanya adalah .........
ca______
hah.....hah...
nafasku terengah rengah, rasanya sakit sekali seakan akan aku digigit ribuan taring.
[ tuan, detak jantung tuan ta stabil sistem kehilangan kendali rasa sakit ]
[ tuan bertahanlah, tuan akan baik baik saja jika membeli penghilang rasa dengan poin 1000.000 saja ]
"aku sedang kesakitan dan kau dengan tidak berperasaannya malah promosi"
[ maaf tuan tapi memang hanya itu solusinya ]
"hanya itu solusinya, bukankah kau yang kehilangan kendali rasa sakit berarti ini salahmu dan tanggung jawabmu"
tok tok tok
"tuan muda, apakah tuan muda sudah bangun" suara para maid memecah pikiranku dengan cepat Aku menjawap
"sudah, aku ingin sendirian sekarang bisakah kau pergi dan jangan khawatir kan aku tidak lapar dan tidak ingin makan.
hanya itu yang bisa kukatakan sekarang, rasa sakit yang kurasakan terlalu sakit untuk ku berpura pura baik baik saja mungkin butuh beberapa waktu agar aku terbiasa dan sistem mengambil alih kembali rasa sakit ku.
satu jam sudah rasa sakit yang kurasakan ta kunjung berkurang sudah tiga kali maid ingin mengantarkan makanan dan juga sudah hampir sepuluh kali aku mengeluarkan darah dari mulutku dari luka aku menggigit bibirku ataupun efek samping rasa sakit itu aku berusaha sekali untuk tidak mengeluarkan suara apapun, bagaimanapun aku tidak ingin siapapun tau dan melihat ku yang dalam keadaan menyedihkan.
satu hari rasa sakitnya mulai berkurang karna mungkin aku sudah terbiasa apakah aneas merasakan ini setiap harinya mungkin karna aku menjadi dirinya aku mulai mengasihaninya.
tok tok tok
"tuan muda. t___
prang
brak
aku melemparkan lampu yang berada di sebelah tempat tidur yang terbuat dari kaca ke pintu kemudian berteriak
"aku taapa apa, aku tidak mau makan atau semacamnya dan berhentilah mengetuk pintu kamarku setiap lima menit sekali"
kemarahanku sudah memuncak tidak cukupkah rasa sakit yang kurasakan sekarang dan mereka menambahnya dengan mengetuk pintu kamarku lima manit sekali.
"aneas agriche, buka pintunya" suara tegas itu aku mengenalinya.
"tidak akan dan tinggalkan aku sendirian" setelah aku mengatakan itu rasa sakit yang kurasakan bertambah dan darah keluar dari mulutku aku langsung menutupnya dengan tanganku.
"jika kau ingin sendirian baiklah tapi makanlah sekali karna kau sudah tidak makan seharian"
mengajakku berbicara dengan kondisiku seperti ini
"sudah ku bilang aku ta lapar dan tinggalkan aku dendirian"
"aneas dengarkan kaka, kau bisa sendirian berapa lamapun tapi keluar dan makanlah"
aku ta punya pilihan lain selain keluar dia akan terus mengajakku berbicara dan memaksaku keluar dengan ucapannya, dia tidak akan berani memaksaku dengan cara kekerasan bagaimanapun aku adalah adiknya adik kesayangannya.
"baiklah aku akan keluar tunggu sebentar"
aku segera mengganti bajuku dan mencuci mukaku setidaknya aku harus kelihatan tidak apa apa dengan rasa sakit yang kuhatan sekuat tenaga saat aku melihat kekaca aku menyadari sesuatu mataku berbeda warna.
"kenapa dengan mataku???, apalagi ini "
"neas kau tak akan keluar*"
"aku akan keluar sebentar lagi"setelah menutupi mataku dengan sesuatu aku langsung keluar dan dengan cepat menutup pintunya karna seseorang yang selalu di medan perang dan membunuh saudara dan ayah ibunya demi tahta pasti sangat familiar dengan bau darah.
"aku sudah keluar dan aku akan makan sekarang" aku mendorong sedikit bahunya aku ta pedulI lagi dengan citraku yang lebih penting sekarang rasa sakitku.
"jangan pernah ada seorangpun yang boleh memasuki kam_____" ucapanku terpotong dengan suara dobrakan pintu.
brak
aku dengan spontan membalikkan badanku dan menatap tadar kakaku, sementara kakaku menatapku dengan pandangan menyeramkan.
"kenapa ???, apakah kau muntah dan batuk darah lagi ???, kenapa kau ta bilang bahwa kau sakit???, apakah kau kesakitan sekarang???"
sepertinya aneas dulu pernah mengalami ini, aku melupakannya karna terlalu sibuk dengan rasa sakit yang kuderita.
"kenapa apanya???, ya seperti yang kaka liat tapi tidak terlalu sering, aku tidak bilang ya karna kaka bakalan seperti ini aku tau kaka sibuk dan aku juga tau kaka akan lebih mementingkan aku lebih dari pekerjaan kaka jadi karna itulah aku tidak mau kaka tau, aku tidak sakit karna aku muntah darah selalu tiba tiba dan selalu ada seseorang yang selalu melaporkan kegiatanku kepada kaka"
"aku akan makan, karna sudah ketahuan tolong bersihkan"
"untung saja, aku pandai berbohong"
aku memakan makanan yang di sajikan terlihat sangat lahap bagi orang yang melihatku tapi tidak bagiku yang memakannya, tenggorokanku seakan akan menelan batu terasa sangat berat dan ingin ku muntahkan.
" *jangan pura pura seakan akan kehadiranmu itu hanyalah imajinasiku saja, sistem"
[ hehehe, tuan adakah yang anda butuhkan ???]
"rasa sakit yang kurasakan kenapa ta hilang hilang, rasa sakit yang kurasakan hanya berkurang itupun hanya sedikit"
[ tuan, Saya sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan rasa sakit yang tuan rasakan tapi…tabisa bisa maka dari itu saya menghilang karna saya yakin tuan akan mengamuk ]
"pilihan yang tepat karna aku takkan mudah melepaskan seseorang yang membuatku merasakin rasa sakit dan aku punya pertanyaan untukmu, kenapa mataku berbeda warna???"
[ itu karna tuan adalah campuran antara keluarga kekaisaran dan kaluarga duke, hanya sedikit yang mengetahuinya karna fakta itu tidak boleh diketahui siapapun, status anda sebagai adik kesayangan duke agriche dan anak haram dan putra satu satunya raja terdahulu yang mati karna racun memperburuk semuanya ]
" ah, aku mengerti jika keberadaanku di ketahui tidak ada pilihan untukku selain mati, raja terdahulu di rumorkan Gila kerja untuk kemakmuran rakyatnya sampai tidak memikirkan dirinya sendiri dan mati karna kelelahan siapa yang menduga dia mati karna keracunan, dia tidak memiliki permaisuri apalagi selir karna itu dia tidak memiliki putra yang meneruskan tahtanya Maka dari itu yang menjadi raja itu adalah keluarga kekaisaran yang masih tersisa, jika keberadaanku diketahui sebagai putra raja terdahulu maka aku akan langsung diakui sebagai raja baru, wow cara termudah untuk mendapatkan kekaisaran"
[ apakah tuan ada niatan untuk menjadi raja dan menggeser pemeran utama pria ]
"tidak karna menjadi kaisar akan membuatku sibuk dan aku ta mau kehidupan keduaku kembali diisi dengan jadwal padat, tapi aku akan menjadikannya kartu disaat saat aku putus asa ataupun terdesak*"
aku memasuki kamarku dan disana di depan jendela kakaku berdiri memandang bunga bunga
"Ka, kenapa kaka ada disini bukankah pekerjaan kaka banyak" dia seperti tersadar dari lamunannya
"kau sudah selesai makan???"
"jika aku ta selesai aku tidak akan disini Ka"
"berjanjilah dengan kaka, kau tidak akan pergi kemanapun dan tetaplah disisi kaka "
"karna aku anak raja terdahulu ya, jadi kaka mencemaskanku"
"aku tidak mencemaskanmu, matamu apakah masih berwarna merah??"
"mungkin ya dan mungkin juga tidak "
"jangan pernah menunjukkan mata merahmu dan rambut perakmu ke siapapun"
"mata biru rambut perak adalah ciri khas keluarga kekaisaran karna aku campuraan aku memiliki dua warna bola mata yang satu seperti api yang bercahaya dari pihak duke dan satunya seperti lautan yang tenang dari pihat kekaisaran, bukankah ini menakjubkan jika seseorang tau"
"jangan pernah coba coba neas, aku hanya ingin menyampaikan itu kuharap kau mengerti dan jangan keluar dari kamar sampai mata mu kembali normal karna rumor akan cepat menyebar"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
♡~Yuki.nur019
Kawaiiii 😳
2022-02-05
6
♡~Yuki.nur019
😐
2022-02-05
1
♡~Yuki.nur019
Bagus
2022-02-05
1