Bab5

"Mas__"Ucapan Mona terpotong oleh dering ponsel Milik Rangga. Rangga Membiarkan ponselnya berdering dan Mengecilkan Volume deringnya.

"Kau mau bicara,apa? "

"Tak jadi, Kau Angkat saja telpon Lita! Mungkin ia ada urusan penting mengenai Pernikahan Kalian, "Mona mengatakan kalimatnya setenang mungkin walau dadanya terasa sangat sesak. Rangga pun nampak terkejut mendengar ucapan Mona, Darimana Mona tahu kalau ia Akan menikah. sedangkan Rangga belim membicarakan semua padanya.

"Kau sudah tahu semuanya? "Mona hanya mengangguk. "Dan kau meng-izinkan aku menikah lagi, Bagus lah aku tak perlu Repot-repot untuk membujukmu"Rangga tersenyum. wajahnya nampak berbinar mengetahui jika Mona memberinya Izin, Ah Rangga lupa.Ia seharusnya Tak peduli Mona mengizinkan atau tidak pasti ia akan tetap melaksanakan semua itu.

"Syukurlah jika kau menerima Lita sebagai Madumu"Ucap Rangga lagi. Mona yang mendengar itu pun merasakan dadanya semakin sesak, ia masih berusaha mempertahankan Air matanya agar tak mengalir.

"Tak perlu Izin apa pun dariku,Mas Toh aku mengizinkan atau pun tidak pasti kau tetap akan melaksanakan pernikahan itu.Lagi pula aku Bukan Siapa-siapamu,Jadi kau tak perlu meminta izin itu,"Kini air mata Mona tak dapat lagi dibendung.mengalir deras bak aliran sungai Membasahi kedua pipi putihnya.

Ada Rasa bersalah tatkala Air mata Telah membasahi pipi istrinya itu, Tapi bukankah itu baik untuk Rangga.Ia tak butuh izin atau bertengkar hanya karna menikah lagi.

"Bagaimana pun kau juga istriku, Aku juga berhak meminta izin padamu. "Rangga hendak menghapus Air mata Mona tetapi dengan cepat Mona telah menghapusnya sendiri.

"Istri kau bilang,"

"iya, nyatanya kau memang istriku"Jawab Rangga mantap.

"Ya,Aku tahu aku istrimu tapi semua itu Hanya status Yang tertulis diatas kertas saja bukan didunia nyata."Mona memberi jeda untuk katanya. "Bahkan mungkin statusku sebentar lagi akan menjadi Janda,Setelah orangtuamu pergi aku juga akan pergi! "

Kini air mata itu mengalir semakin deras, semakin dihapus semakin deras pula ia jatuh.

"Jangan ngacok kamu, mau tinggal dimana kalo pergo dari sini. jangan sok gaya-gayaan, ngancam kau pikir dengan begitu hatiku akan luluh dan membatalkan pernikahan. dih jangan ngarep! "Rahang Rangga mengeras wajahnya memerah menahan Amarah.

Bagaimanapun juga Rangga tak akan pernah percaya akan omongan Mona, ia menganggapnya hanya omong kosong.baginya Mona hanya wanita lemah yang tak akan membantah omongannya.

Mona tersenyum,Menghapus Air Matanya bersikap setenang mungkin. Ia tak ingin membuang air mata hanya untuk lelaki seperti Rangga.

"Kamu pikir aku hanya omong kosong, sudah cukup selama ini aku menderita, sudah cukup aku dibodoh-bodohi, sudah cukup aku melindungi nama baik lelaki seperti kamu! "Mona menarik nafas panjang dan menatap tajam lelaki yang kini masih berstatus suaminya itu.

"Sia-sia saja perjuanganku selama ini, sia -sia aku mencoba bertahan dengan penderitaan. Ya, aku memang berharap jika kau memiliki sedikit perasaan padaku.namun apa yang ku dapat,hanya penderitaan semua harapanku itu tak akan jadi kenyataan.Aku bodoh memang Aku bodoh, aku juga gembel seperti yang sering kau ucapkan. Tapi aku juga manusia,Aku wanita. meski tak punya Harta tapi aku punya hati punya perasaan,cukup sudah harga diriku diinjak-injak olehmu"Lagi mona tak dapat menahan tangisnya walau ia berusaha sekuat tenaga untuk mencegah air matanya.

Rangga mencoba untuk menghentikan kata-kata Mona, Karna ia tak pernah menyangka jika istrinya Akan mengatakan itu. sebegitu jahat kah Rangga memperlakukan Mona.