Hari ke-7 melawan perjanjian gaib,
Bukan saja nyawa Kosim beserta anak istrinya yang terancam, kini sudah melibatkan banyak orang yang mempertaruhkannya seperti, Mahmud, Mang Ali, Abah Dul dan Gus Harun.
Andai saja Kosim dan keluarganya tidak di bela mati-matian, mungkin nyawanya sudah berada dialam siluman menjadi pengabdinya hingga akhir jaman.
Cuaca pagi sangat cerah, Abah Dul dan Gus Harun sedang duduk termenung di kursi tamu ditemani segelas kopi dan kue kering diatas meja. Sementara Mahmud, Kosim Dewi, Arin dan anaknya sedang pergi ke pasar dengan naik sepeda motor masing-masing.
Kini di rumah Mahmud hanya tinggal berdua, Abah Dul dan Gus Harun saja. Dari raut wajah keduanya terlihat sedang memikirkan rangkaian kejadian yang selalu membidik nyawa.
Gus Harun mengingat-ingat lagi rentetan kejadian-kejadian yang mengerikan bahkan nyaris merenggut nyawa yang berlangsung semenjak kedatangannya di rumah Mahmud.
'Seperti apa kira-kira kejadian dihari-hari sebelumnya, ya. Ini saja sudah begitu mengerikannya," gumam Gus Harun dibatinnya.
Dirinya meyakini pasti ada kejadian-kejadian seperti semalam. Rasa ingin tahu membuat Gus Harun kian penasaran ingin mengetahui cerita peristiwa-peristiwa sebelumnya.
Namun ketika hendak bertanya ke Abah Dul urung dilakukannya. Gus Harun memperhatikan wajah Abah Dul penuh kebingungan sepertinya banyak yang sedang dipikirkannya.
Gus Harun pun tak mau mengganggunya hanya untuk menanyakan hal yang sudah lewat itu. Ia pun berpikir untuk bertanya ke hal lain saja.
"Apa yang akan terjadi selanjutnya ya Dul?" Tanya Gus Harun memecah keheningan.
"Entahlah Gus, kalau dipikir-pikir apabila kita menunggu saja dan selalu mengira-ngira terus apa yang akan terjadi, rasa-rasanya kita yang akan menjadi kucing permainan mereka Gus," Kata Abah Dul.
"Saya sepemikiran denganmu Dul. Tapi gimana cara menghentikan semuanya ini.." ujar Gus Harun.
"Nampaknya bangsa siluman monyet tak akan pernah berhenti mengejar Kosim. Mereka akan terus mengejar dan berusaha menyeret paksa nyawa Kosim atau anaknya bahkan mungkin dua-duanya sampai keinginannya terwujud," sambungnya.
"Mmmm... gimana kalau kita sambangi istana mereka, Gus," tegas Abah Dul.
Perkataan Abah Dul membuat Gus Harun terkejut. Wajahnya sampai menoleh menatap wajah Abah Dul beberapa saat.
"Ide gila, Kamu yakin itu Dul?!" Tanya Gus Harun kembali meyakinkan.
"Nggak ada cara lain Gus. Kita harus menaklukkan pimpinannya dan kita lah yang harus datang ketempatnya mengobrak-abrik istananya," tegas Abah Dul.
"Tapi Dul, resikonya berat. Kita nggak tau seberapa besar kekuatan Raja bangsa siluman itu, apalagi bertarung di alamnya sendiri. kalau nggak berhasil kitalah yang akan mati.." kata Gus Harun mengingatkan.
Abah Dul terdiam membenqrkan ucapan Gus Harun. Namun dari raut mukanya tak menyiratkan rasa ketakutan sedikit pun. Sorot matanya penuh keyakinan mampu memenangkan pertarungan ini.
"Saya optimis Gus.. Allah Subhanahu Wata'ala ada di hati kita, mengalir dalam darah kita, berdetak selalu di jantung kita.." Tegas Abah Dul.
"Yowis kalau begitu, nggak ada salahnya kita coba. Ente segera kabari Basyari dan Baharudin nanti malam kita bergerak," kata Gus Harun.
"Punten Gus sebelumnya, sebaiknya minta restu dulu ke Romo yai Gus, kita sampaikan rencana kita ini. Barangkali ada wejangan dari beliau.." balas Abah Dul.
"Oiya, iya Dul.. Maaf Dul saya kok sampe nggak kepikiran kesana ya, untung ente ingetin. Yowis saya telpon romo.." ujar Gus Harun.
"Gus telpon pake hape?" Sindir Abah Dul.
"Lah ya iya, trus pake apa?" Tanya Gus Harun.
"Kan cukup pake Bismillah saja.." kata Abah Dul.
"Husss, nggak sopan. Sowan sama Romo Kiyai pake telepon gaib." Ujar Gus Harun sambil tersungging.
"Yowis saya kabari Basyari dan Bahar dulu Gus," ucap Abah Dul.
......................
Surabaya, Tempat Ustad Basyari,
Masjid Agung Sunan Ampel seperti biasanya ramai dikunjungi para peziarah yang datang dari berbagai pelosok daerah di nusantara. Sebab di kompleks masjid tersebut terdapat makbaroh Sunan Ampel tepatnya disamping kiri masjid.
Ustad Basyari nampak masih kusyuk duduk berzikir di shaf pertama lurus dengan pengimaman usai menunaikan sholat Duhur. Kepalanya tertunduk dalam-dalam, suaranya terdengar kadang pelan sekali, kadang terdengar jelas.
Beberapa saat kemudian Ustad Basyari menghentikan zikirnya. Ia menoleh kesamping kanan sambil menjawab salam, "waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh.."
"Ada kabar apa Dul..? tanyanya berbisik.
Rupanya Abah Dul datang menemui Ustad Basyari dalam wujud sukma dan kini duduk disebelahnya.
"Nanti malam datang ya Bas, ini menyangkut rencana penyerangan ke istana siluman monyet," terang sukma Abah Dul.
"Penyerangan? berarti kita akan masuk ke alamnya bangsa siluman, yakin ente Dul? ucap Ustad Basyari pelan namun tegas.
"Nggak ada cara lain Bas, ini jalan satu-satunya untuk mengakhiri semuanya. Kita nggak mungkin selamanya menjaga Kosim dan keluarganya," terang sukma Abah Dul.
Ustad Basyari diam tercenung. Apa yang dikatakan Abah Dul memang benar, jika tidak segera diakhiri maka akan terus-menerus siluman itu datang meneror sampai berhasil membawa Kosim atau anaknya.
"Insya Allah Dul, kulo teko!" kata Ustad Basyari menggelora.
"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.." Ucap sukma Abah Dul langsung lenyap dari sisi Ustad Basyari.
"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh.." Jawabnya berbisik.
Andaikan percakapan dua sahabat alumni santri di Madura itu ada yang memperhatikan, pastilah akan dikira Ustad Basyari gila. Orang-orang hanya bisa melihat Ustad Basyari berbicara sendiri, sedangkan sukma Abah Dul tak kelihatan oleh mata orang awam.
......................
Kutai, Kalimantan Timut.
Di Madrasah Tsanawiyah yang berada dilingkungan pesantren As Syafaat, Ustad Baharudin baru saja selesai mengajar kelas 8. Dia keluar kelas berjalan menuju masjid untuk menunaikan sholat Duhur.
Mendadak langkah kakinya terhenti. Ustad Baharudin melihat sukma Abah Dul berdiri menghadang jalannya.
"Assalamualaikum, Ustad Baharudin.." Ucap sukma Abah Dul.
"Waalaikumsalam, masya Allah ente Dul. Untung keburu tau itu ente, kalau nggak wuaahhh udah mental jauh ente, hahaha.." seloroh Ustad Baharudin.
Ustad Baharudin baru nyadar kalau lawan bicaranya tidak kelihatan di mata orang lain, reflek dia langsung mendekap mulutnya sendiri.
"Hahahahaha..." kini sukma Abah Dul yang tertawa ngakak melihat tingkah sahabatnya.
"Ssstttt... udah, udah Dul, ente ada apa tiba-tiba datang kesini," tanya Ustad Baharudin.
Sukma Abah Dul menerangkan situasi dan kondisi di rumah Mahmud. Dan menyampaikan maksud dan tujuannya sama seperti yang disampaikan kepada Ustad Basyari di Surabaya.
Reaksi Ustad Baharudin pun sama terkejutnya seperti Ustad Basyari manakala mendengar Abah Dul menyampaikan rencana menyambangi kediaman siluman Monyet.
Dia pun terdiam sejenak, lalu berkata, "insya Allah, ane datang Dul. Sampaikan salam ane sama Gus Harun.
Sukma Abah Dul langsung menghilang dari hadapan Ustad Baharudin setelah mengucap salam terlebih dahulu.
Jika saja perjanjian itu terjadi pada sesama manusia mungkin bisa dicari jalan damai untuk menyelesaikannya. Tapi sayangnya Kosim melakukan kontrak perjanjian dengan bangsa mahluk gaib.
Dipastikan tak ada jalan damai..!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 330 Episodes
Comments
Widodo Wilujeng
harusnya kosim sekluarga dipagari gaib dulu utk meminimalisir resiko diganggu makhluk gaib
2023-08-08
0
Liani Purnapasary
ngeri bngt ya resiko nya brsekutu dngn siluman 😐😐Allah sngt murka 😢😢bnyk nih bembelajaran x dsini yg bisa diambil. bahwa jngn sekali2 mngikat perjanjian dngn mereka, skli kita berucap IYA maka tdk bisa dtarik lg ucapn itu, mka slma x akn terikat dngn mereka. skli terikat tdk bisa mundur lg nauzubillah 😫
2023-07-12
0
iraya
cerita nya bagus.. cuma kebanyakan di ulang ulang . tetep semangat 💪
2021-12-11
2