Hari ke-6 melawan perjanjian gaib di rumah Mahmud,
Pukul 10.41 wib, masakan yang dibuat Dewi dan Arin sudah tertata rapih dihidangkan diatas gelaran tikar di ruang tengah dan bersiap untuk disantap bersama-sama.
Abah Dul, Gus Harun, Mahmud, Kosim, Arin, Dewi dan Dede duduk melingkar dengan wajah kelihatan sudah sama-sama lapar. Karena hari ini semua penghuni rumah pada tertidur selepas subuh, jadinya Dewi dan pun Arin tak sempat membuatkan mereka sarapan.
Dewi memang sangat pintar memasak. Meski hanya membuat sayur sop dengan irisan daging saja, aroma khasnya sudah sangat menggambarkan kelezatannya. Ditambah dengan kerupuk udang khas pantura semakin menambah selera makan.
Masing-masing semangkuk sayur sop sudah dihadapan mereka, tinggal mengambil nasinya saja. Secara bergiliran menciduk nasi dimulai dari Abah Dul, Gus Harun, lalu Mahmud, Kosim hingga terakhir Arin mengambilkan nasi untuk Dede dan dirinya sendiri.
Diawali dengan doa sebelum makan kemudian mereka menyantap sayur sop dengan lahapnya. Semuanya terlihat sangat lahap sekali menyantap sayur sop dengan daging yang dibeli Dewi sama ibu-ibu penjual sayur didepan rumah dengan harga sangat murah. Dewi benar-benar tidak menyadari sebab tidak biasanya ada penjual sayur didepan rumahnya. Padahal selama ini tidak pernah ada penjual sayur keliling dengan sepeda apalagi sampai sengaja berhenti didepan rumahnya. Biasanya Dewi atau Arin yang pergi berbelanja sayuran dan lauk pauk ke warung bi Inah atau Bi Sari. Soal penjual sayur keliling itu Dewi sama sekali tidak merasakan keganjilan begitu pula dengan seisi rumah.
"Nyammm, nyammmm... enak bangetttt, sopnya Wi," celetuk Abah Dul.
"Iya, mbak. Kayanya sop paling enak yang pernah saya makan nih. Dagingnya ini loh, empuk banget dan gurih lezat gitu, maknyusss.." ujar Kosim, sambil menirukan gaya Bondan Winarno host kuliner ternama.
"Èalahhh, emangnya sering makan sop? Makan sop sekali setahun aja, gayamu mas, mas.." seloroh Arin, yang langsung disambut tertawa seisi rumah.
Kosim hanya nyengir kuda, perasaannya mengatakan yang dikatakan Arin memang benar, "hikhikkihk..." ketawa dalam hati.
Kecuali Gus Harun, semuanya sudah menghabiskan setengah nasi dipiringnya. Sedari tadi di piring Gus Harun nasinya masih utuh. Terlihat ia ragu-ragu mau menyantapnya.
"Daging di sayur sop itu aneh. Kadang hitam, kadang jadi merah, kadang berwarna pucat," gumam Gus Harun dalam hati.
Sejenak Gus Harun menatap satu perstu dari mulai Abah Dul hingga terakhir si Dede. Kelihatannya nggak ada masalah, mereka baik-baik saja bahkan sangat lahap menyantap makanannya.
"Ada apa sih Gus, kok belum disantap. Kita-kita mau pada nambah nih.?" Tegur Abah Dul.
Semua mata menoleh ke piring Gus Harun yang memang masih utuh belum sesendok pun dimakannya. Tidak terpikir sekilas pun yang terlintas dipikiran mereka kenapa Gus Harun belum juga menyantapnya.
"Kalian nggak apa-apa? Rasa sopnya gimana, enak?" Tanya Gus Harun sekaligus membuat semuanya menghentikan kunyahannya karena heran dengan pertanyaan itu.
"Ueeenak banget Gus, asli kalah restauran mah," ujar Kosim.
"Kenapa sih Gus?" Tanya Abah Dul.
"Nggak... nggak apa-apa, nih saya juga mau makan," sergah Gus Harun.
Gus Harun pun mulai mengaduk-aduk mangkuk sayur sop sebelum dilahap. Saat satu sendok berisi penuh daging dan sayur beserta kuwahnya hendak masuk ke mulut, tiba-tiba sendok itu terlempar seperti ada yang sengaja menampelnya. Sendok terpental melayang menabrak kaca jendela samping, beruntung tidak pecah. Sedangkan kuwah, sayur dan dagingnya berceceran diatas tikar.
"Astagfirullah..!" Ucap mereka nyaris bersamaan karena kaget.
"Kenapa Gus..?!" Tanya mereka bersamaan.
"Aneh, seperti ada yang menampiknya. Kayaknya saya nggak boleh makan sop daging ini," kata Gus Harun.
Kemudian Gus Harun terdiam sejenak, ia mengerahkan mata batinnya melihat barangkali ada mahluk tak kasat mata. Dan benar saja mata batinnya melihat ada sosok berpakaian putih berdiri disamping dirinya.
"Assalamualaikum, Bas... Kenapa ente menampel sendok saya, Bas..?" Tanya Gus Harun yang melihat sukma Ustad Basyari disampingnya.
Seisi rumah pada bengong kecuali Abah Dul, melihat Gus Harun seperti sedang berbicara dengan orang lain yang tak berwujud. Mereka tak memahami kalau ada sukma Ustad Basyari hadir diantara mereka. Lain dengan Abah Dul, melalui indra keenamnya ia mengucap salam kepada Ustad Basyari yang tiba-tiba muncul dalam wujud sukma yang hanya bisa dilihat dan didengar oleh dua orang saja, Gus Harun dan Abah Dul ditempat itu.
"Dul, cepat muntahkan kembali daging sop itu. Sampaikan kesemuanya untuk melakukan hal yang sama juga.." kata sukma Ustad Basyari.
Belum sempat Abah Dul menyampaikan pesan itu, tiba-tiba Kosim roboh, tubuhnya terjengkang kebelakang hingga kepalanya membentur ubin dengan keras.
"Buggg..!"
Bersamaan suara jatuhnya Kosim, Dede bocah 3 tahunan itu mèndadak menangis keras. Tubuhnya meronta-ronta liar dalam dekapan Arin. Anak itu nampak kesulitan bernafas hingga terbatuk-batuk.
"Yang lainnya, ayo cepat muntahkan daging sop yang dimakan tadi, cepaaattt...!" seru Abah Dul terbawa panik melihat Kosim yang mendadak terjungkal.
Serentak semuanya bergegas keluar menuju halaman samping rumah. Abah Dul lebih dulu berhasil memuntahkan makanan yang disantapnya tadi. Kemudian ia membantu yang lainnya satu persatu, Mahmud, Arin, Dewi hingga paling akhir Dede yang sempat kesulitan memuntahkannya. Namun setelah disodok-sodok mulutnya akhirnya berhasil memuntahkannya.
Rasa terkejut Abah Dul dan yang lainnya kian menjadi-jadi. Saat melihat daging yang mereka muntahkan dari dalam perut itu mendadak berubah berwarna hitam dengan mengepulkan asap dan menyeruak bau busuk yang sangat menyengat bersamaan ketika daging itu jatuh ke tanah.
Akibat rasa jijik yang teramat sangat melihat pemandangan itu, mereka kembali muntah berbarengan. Kali ini mereka muntahnya lebih mudah dibandingkan usaha yang pertama yang sengaja untuk dimuntahkan.
"Hoeeekkkhh..."
"Hoeekkhhh..."
"Hoeeekkk...!"
Berkali-kali saling bersahutan silih berganti mereka muntah. Sementara itu Gus Harun dibantu sukma Ustad Basyari langsung langsung menangani Kosim yang masih dengan posisi terjengkang. Sukma Ustad Basyari terlihat seperti bayangan masuk melalui mulut Kosim menuju bagian usus Kosim. Dari dalam perut itu, sukma Ustad Basyari mengerahkan tenaga dalamnya mendorong keluar makanan yang disantap Kosim pagi tadi.
"Awas Guuusss..!" seru Sukma ustad Basyari dari dalam perut Kosim.
Gus Harun menyingkir dari hadapan Kosim, lalu sedetik berikutnya tubuh Kosim tiba-tiba bangun terduduk sambil memuntahkan makanan. Butir-butir makanan yang keluar diantaranya terdapat daging berwarna hitam. Daging muntahan itu langsung mengepulkan asap hitam begitu menyentuh lantai ubin. Baunya sangat busuk, seperti bau mayat yang sangat menyengat menusuk hidung.
Gus Harun pun tak kuasa menahan mual melihat dan mencium aroma yang sangat menjijikkan itu. Dia lekas berlari keluar untuk memuntahkannya. Nampak dari mulutnya langsung terlontar muntahan sebelum berjongkok. Namun tak ada sesuatu makanan pun yang keluar dari muntahan itu, hanya air saja yang keluar dari dalam perut Gus Harun. Karena dari pagi hanya Gus Harun yang perutnya belum terisi makanan.
Didalam rumah, Kosim ditangani oleh sukma Ustad Basyari nampaknya sudah siuman dari pinsannya. Kosim terus menerus memuntahkan seluruh isi perutnya hingga membuat lantai ruangan tengah itu kotor berantakkan. Sukma Ustad Basyari sudah keluar dari dalam perut Kosim, kini ia duduk bersila dibelakang punggung Kosim. Telapak tangan sukma Ustad Basyari ditepukkan pada bagian punggung bawah Kosim lalu perlahan menggeserkan tangannya keatas hingga kepala.
Sukma Ustad Basyari baru saja mengikis energi buruk yang sudah kadung masuk kedalam tubuh Kosim. Kini Kosim nampak sudah kembali normal dan bugar. Bergegas ia keluar untuk melihat istri dan yang lainnya.
"Alhamdulillah, kamu sudah sadar Kang Kosim," kata Gus Harun yang sudah selesai dengan muntah dan rasa mualnya.
Kosim kebingungan bercampur panik melihat semuanya, Abah Dul, Gus Harun, Mahmud, Dewi hingga istri dan anaknya semuanya sedang muntah-muntah.
...................
...
Mbak Dewi minta komen dan like yahh...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 330 Episodes
Comments
Liani Purnapasary
astaga untung ada ustad yg mmberi tahu😱😱hampirr aja mereka celaka
2023-07-12
0
Artika Artanti
mb Dewi syantik....
2022-12-07
0
Veri Darmawan
cantik ba dewi
2022-05-20
1