Bab 5 Masih Zaki

"Jadi sejak kapan kamu menunggu?" todong Felli. "Yuki, kalian pacaran lagi?"

"Aaahh.. enggak aaah.. ini tadi ketemu secara ngga sengaja pas istirahat usai saintek tadi kok..." aku membela diri.

"Iya, tadi kami kebetulan ketemu aja..."

"Lalu kamu nggak cerita ke kami gitu?" Felli masih sewot.

"Lhaaa.. aku tadi pusing abis ujian, yaa ngga ingat juga." Ku pandang wajah Zaki, cowok yang memiliki wajah imut dengan mata langsung hilang saat tersenyum dan tertawa ini, "Kan aku sudah nyuruh kamu pulang? Kenapa masih nunggu?"

"Kan aku sudah bilang, aku lagi kangen sama kamu..."

"Kamu lihat sendiri kan, aku bareng teman-teman.. Lihat tuh, mereka jadi marah ke aku kan..."

Felli melotot padaku, lalu membuang muka. Felli adalah orang yang tak setuju aku pacaran dengan Zaki. Jadi selama aku pacaran gaje dengan Zaki, Felli selalu nyinyirin aku dan nyindir aku.

"Maaf ya Kak," ucapnya lesu kepada kedua kawanku. "Tadinya aku hanya ingin mengajak Yuki pulang bersama saja. Tapi jika memang aku mengganggu, aku pergi saja..." lalu dengan enggan, dia bangkit dari duduknya.

"Tunggu..." perintah Felli dengan suara ketus.

"Ada apa lagi kak?"

"Yuki, kamu mau ikut dengan dia?" tanyanya padaku. Aku hanya mengangkat bahu, karena aku sendiri merasa tak punya apa-apa untuk dibahas lagi dengan dia.

"Lalu kamu Zaki, ada urusan penting apa sampai mau nungguin dia lama-lama kayak gini?"

"Aku hanya ingin membahas hal yang masih jadi tanya besar di kepalaku, kenapa tiba-tiba saja dia memutuskanku dengan sepihak. Hanya lewat SMS..."

"Jadi, kamu masih suka dengannya?" Zaki hanya diam seribu bahasa.

"Jadi beneran mau bawa dia dulu?" Felli masih menodong kayak orang tua yang posesif sama anak gadisnya.

"Aaahh.. Fel.. biarin aja aaah.. kamu malah bikin Zaki takut!" timpal Chesi, Zaki masih diam seribu bahasa.

"Zaki...." suara Felli dengan tegas.

"Kalau diizinkan aku pinjam Yukinya dulu..."

"Kamu sendiri gimana Ki?"

Kulihat tatapan Zaki yang penuh harap.

"Kamu mau ngomong apa lagi? Bukankah kita sudah berakhir?"

"Aku mohon kamu ikut dulu denganku, biar kita bicarakan masalah ini berdua."

Kulihat ke arah Felli dan Chesi, Chesi mengangguk, dan Felli hanya mengibaskan tangannya menyuruhku pergi dengan wajah tak rela.

"Ya udah, aku pergi dulu ya..." pamitku pada mereka.

"Hati-hati jagain teman kami!" cetus Felli, dan Zaki hanya mengangguk kikuk.

Sebelum mulai jalan, dia menyerahkan helm, "Kawan-kawanmu sungguh sangat posesif..." celetuknya.

"Hehehe, gitu ya..."

***

Kami berhenti di sebuah kafe, dia menyilakan aku masuk dan duduk. Hmmm, ini berapa bayar makan di sini ya? Duuuh, sial.. aku nggak bawa uang lebih.. bener-bener hanya untuk ongkos, batinku.

"Kamu mau makan apa?"

"Hmm, aku nggak usah.. tadi udah makan sama yang lain kan?"

"Udah makan? Bukankah tadi kalian belum sempat mesan makanan?"

"Ooh, iya.. hmmm...kalau gitu es teh manis aja..." mungkin untuk itu masih cukup.

"Kamu mengkhawatirkan uang ya? Tenang.. aku yang bayarin.."

"Jangan...!! Nggak usah.. Kita kan hanya bicara sebentar..."

"Tapi kamu pasti lapar, kan habis meras otak..." benar sih katanya.

"Nanti aku makan di rumah aja.."

"Tapi aku kan mau bicara..."

"Lhooo.. bicara kan cuma sebentar...."

"Yaaa...ini kita udah lama nggak ketemu kan, dulu pun kita jarang sekali ketemu. Kalau pun ketemu, kamu udah buru-buru minta pulang."

Iya, soalnya aku tu nggak nyaman jalan sama kamu. Hmmm.. mungkin sama kamu tu aku beneran pacaran, tapi hati aku tu nggak ada kamu...

"Kenapa diam saja?" tanyanya.

"Ya, lalu kenapa?"

"Nggak, aku hanya ingin kita selayaknya pasangan pada umumnya, jalan-jalan, nonton, makan bersama..."

"Yaaah, kamu lihat sendiri aku kan? Kamu masih sekolah, sedangkan aku pengangguran. Kalau kamu lihat temanmu begitu, kenapa nggak cari aja pacar kawan sebaya denganmu?"

"Kita sebaya kok, hanya saja kamu masuk sekolahnya kecepetan..."

"Maksudku kenapa ngga cari pacar anak sekolahan aja? Kan banyak tuh? Kami ganteng kayak oppa-oppa Korea kok.. pasti banyak yang suka..."

"Tapi aku sukanya sama kamu...!"

"Udah, kita kan sudah berakhir.. Kamu bebas memilih yang lebih baik daripada aku..."

"Aku maunya sama kamu.. Please terima lagi aku jadi pacar kamu, aku seperti kehilangan duniaku saat kamu mutusin aku secara sepihak dengan alasan fokus ujian masuk perguruan tinggi. Sekarang kamu sudah selesai kan, berarti kamu sudah ngga perlu lagi mikirin belajar buat tes PTN lagi..."

"Hmmm...masih mikir tuh, menunggu hasil..." Apa dia terlalu naif? Apa dia tidak berpikir itu hanya sekedar alasan buat mengakhiri semuanya? "Gimana tadi ujiannya?" kualihkan pembicaraan.

"Yaa lumayan..." jawabnya pendek dan memilih-milih menu makanan. "Aku aja yang pesenin ya, udah siang gini masa nggak mau makan.." aku hanya garuk-garuk pelipis tak memungkiri itu.

Akhirnya aku makan dengan menu yang dipesan kan mantan, makan penuh dengan rasa jaim.. 😂 duuuhh nyiksa banget makan kayak gini.

Zaki telah menyelesaikan makannya sedari tadi, aku baru menyelesaikan suapan terakhir. Gara-gara lapar, akhirnya rasa malu ditraktir mantan aku buang. Yang penting perut kenyang dulu. Nanti lanjut lagi bicaranya.

"Kamu nanti mau masuk mana ZaKi?"

"Aku lagi mencoba ambil di luar. Kalau nggak Undip, atau ITS..."

"Waaahh, jauh amat. Nanti malah besar ongkos bolak balik looh.."

"Iya, orang tua ngizinin kalau seandainya jebol di salah satunya."

" Ooohh..." ternyata anak olang kaya. Aku sendiri tak tahu dan tak mau tahu. Kenapa dia mau sama aku yang pengangguran kismin ini?

"Yuki, kamu masih mau kan terima aku lagi?"

"Kayaknya kita temenan aja deh Zaki, kamu bisa bebas untuk pacaran dengan siapa aja. Banyak cewek cantik loo.. Pasti banyak yang suka sama kamu."

"Kan tadi sudah aku bilang, sukanya sama kamu..."

"Tapi nanti kamu nya akan jauh lhoh?"

"Aku akan tetap setia sama kamu..."

Aku sudah menjalani kisah LDR, bagiku itu mudah, tapi belum tentu bagi laki-laki itu juga mudah. "Aku tak yakin... Lebih baik kita temenan aja ya Zaki, aku takut mengikatmu dalam sebuah hubungan. Nanti di sana kamu akan banyak menemukan cewek yang lebih cantik, lebih anggun, lebih ayu dibanding aku yang bukan apa-apa ini..."

"Yuki.. please.. terima aku.. aku akan jadi pacar yang setia untuk kamu..."

"Jangan memohon kayak gitu, aku tak pantas untuk dilakukan seperti itu.. Lihat lah kamu Zaki, kamu itu sempurna menjadi laki-laki. Tinggi, dan wajahmu tampan.. Pasti tak susah untuk dapat yang lebih baik dari aku.."

Rona wajahnya berubah, "Ayo kita pulang..." dengan dingin dia berjalan duluan menuju kasir dan membayar makanan.

Dia menunggu di parkiran, rasanya enggan untuk pulang dengannya saat dia sendiri dalam keadaan jengkel seperti itu. Ku dekati, dan dia bersiap untuk menghidupkan motornya. Karena aku tak kunjung naik dia kembali menoleh, "Naik lah, akan aku antar sampai dengan selamat.."

"Nanti aku akan ganti uang makan yang kupinjam tadi."

"Tak usah! aku ikhlas.. Naiklah!"

"Pasti akan kuganti, tapi kamu pulang lah sendiri. Aku akan naik angkot."

"Naiklah! Aku tak mau dibilang tak bertanggung jawab tidak mengantarkan mu pulang dengan selamat setelah membawamu pergi!"

"Tenang, nanti kalau mereka nanya aku bilang kamu ngantar aku dengan selamat.."

"Ayo naik!!" bentaknya, membuatku kaget dan takut. Aku mundur dan segera ke arah jalan lalu menyeberang. Dia mengejar dan angkot jurusan rumahku sudah datang. Dia datang, dan aku segera naik angkot, dia terus menatap ke arahku dengan wajah kecewa dan marah.

Kamu boleh marah Zaki, semoga dengan ini kamu tak menginginkan ku lagi. Kamu bebas bisa berpacaran dengan siapa saja. Kamu itu sempurna sebagai laki-laki. Hanya hatiku tak bisa memaksakan kamu masuk karena sudah terisi oleh satu nama, meski itu sesuatu yang tidak mungkin.

***

Pengumuman setelah perjuangan satu tahun akhirnya datang juga. Tapi semalam aku sudah tahu, melalui internet bahwa aku lulus di Ilmu Hukum Universitas Andalas. Langsung ku lihat untuk Chesi, tapi… ternyata… sedih juga mengatakannya… Chesi tidak lulus seleksi.

Sebenarnya aku sempat kecewa, kenapa aku lulus di Hukum ini? Kenapa tidak di Pendidikan Bahasa saja? Sungguh… aku sangat mencintai dunia sastra… tapi… aku lulusnya di pilihan kedua… kenapa tidak Sastra aja yang ku letakkan di pilihan kedua ya? Kalau Kesehatan Masyarakat, aku sudah yakin tidak akan Jebol… untuk kemampuan Alam, aku hanya bisa berdoa “mudah-mudahan tidak minus.”

***

flasback off

Saat ini, aku sedang tidur-tiduran di atas sofa teringat semua masa lalu yang ku lewati setahun terkhir ini. Aku sedang istirahat, karena kemarin sore adalah hari terakhir OSPEK jadi mahasiswa baru. Namun, kali ini namanya bukan OSPEK, namanya diubah jadi perkenalan kampus mahasiswa baru, tapi prinsipnya sama dengan OSPEK. Aku merasa sangat lelah, dan kesal selama OSPEK kemarin senior suka kali ngerjain aku, walau pas terakhirnya mereka semua minta maaf…

Cincin kesayangan pemberian Harry hilang karena ada senior memaksa membuka cincin kesayangan yang sudah melingkari jari manisku sejak dikirim dulu padaku pasca kami jadian. Padahal itu cincin yang terbuat dari emas putih, dimana aku sangat menyayangi cincin itu.

Besok adalah hari pertama kuliahku. Ternyata… perasaan setelah menjadi mahasiswa, jauh berbeda dengan perasaan menjadi seorang ex-pelajar yang mencari kerja di sana-sini. Agak sedikit norak, kulukiskan dalam tulisan

Bagaikan berada di puncak paling tinggi

Hati laksana terbang ke surga

Fikirku akan terisi

Oleh kematangan dunia

Dan serasa akan jadi lebih dewasa, pikiran akan lebih maju dari sebelumnya, yang jelas aku akan sibuk dalam dunia pekuliahan ini.

Entahlah… aku berdoa bisa bertahan hingga tamat nanti, karena… HUKUM ini hanya asal pilih saja. Dahulu, besar sekali harapanku di Pendidikan Sastra, karena aku senang menulis, menulis apa saja… kalau nggak otakku sudah asyik berada di negeri antah berantah sehingga orang-orang melihatku seperti orang bengong. Padahal otakku sibuk berputar-putar menciptakan dunia sendiri, karena itu dari pada bengong langsung ku ambil buku dan bulpen lalu langsung ku tuliskan semua isi otakku dalam buku. Selesai ku tulis, tulisan itu langsung diketik, dan membuatku bercita-cita menjadi seorang sutradara ataupun penulis dan kerja sampingannya sebagai guru pelajaran Sastra yang mengajarkan siswa tentang keindahan sastra. Tapi… lebih baik lulus di Hukum dari pada jadi orang yang terombang-ambing dalam kebingungan.

Terpopuler

Comments

Sri Faujia

Sri Faujia

kayakny seru coba aqu bc lgi keren pastiny

2022-02-27

0

Ig : @smiling_srn27 🎀

Ig : @smiling_srn27 🎀

Masih nyimak pelan-pelan hihi

2022-01-05

1

Cimai (IG : cimai_author)

Cimai (IG : cimai_author)

💞

2021-12-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Permulaan
2 bab. 2 Bukan seorang Pekerja
3 Bab 3. Kepanikan
4 Bab 4. Zaki
5 Bab 5 Masih Zaki
6 bab 6 Misterius Boy
7 bab 7 My First Love
8 bab 8 Lelaki dalam Impian
9 bab 9 Berakhir, dan Masih di Rasa yang Sama
10 bab 10 Mencoba Berdamai
11 bab 11 Pasukan Salah Jurusan
12 bab 12 Orang Aneh
13 bab 13 Jalan untuk ke sana
14 bab 14 Ratu Bengong
15 bab 15 Genta
16 bab 16 Puisi
17 bab 17 Pacar
18 bab 18 Akel
19 bab 19 Putus
20 bab 20 Nomor Baru
21 bab 21 Tunggu Aku...
22 bab 22 Beneran Putus
23 bab 23 Ayank
24 bab 24 Pangeran Berkacamata
25 bab 25 Dalam
26 bab 26 My Boss
27 Bab 27 Siapa Dia?
28 Bab 28 Bangun
29 Bab 29 Kesepian
30 Bab 30 Balik lagi
31 Bab 31 Mawar putih
32 Bab 32 Diduakan
33 Bab 33 Berpikir menggunakan otak, bukan dengan hati
34 Bab 34 Foto Mawar Putih
35 Bab 35 Terlambat Bangun
36 Bab 36 Oteweh
37 Bab 37 Orang yang Menyebalkan
38 Bab 38 Dia itu Akel, bukan Harry
39 Bab 39 Tak ada Pulsa
40 Bab 40 Tak ada di Rumah
41 Bab 41 cuma 'Say Hello'
42 Bab. 42 Pacar Akel
43 Bab 43 Mencarimu
44 Bab 44 Mencarimu 2
45 Bab 45 Pencarian yang sia-sia
46 Bab 46 Kumenangis
47 Bab 47 jangan bertanya
48 Bab 48 Jadi, Dia?
49 Bab 49 Aku selingkuhan mu?
50 Bab 50 Penjelasan
51 Bab 51 Bersama Akel
52 Bab 52 Puzle
53 Bab 53 Akel adalah ...
54 Sesion 2 Bab 1
55 Sesion 2 Bab 2
56 Sesion 2 Bab 3
57 Sesion 2 Bab 4
58 Sesion 2 Bab 5
59 Sesion 2 Bab 6
60 Sesion 2 Bab 7
61 Sesion 2 Bab 8
62 Sesion 2 Bab 9
63 Session 2 Bab 10
64 Sesion 2 Bab 11
65 Sesion 2 Bab 12
66 Sesion 2 Bab 13
67 Sesion 2 Bab 14
68 Sesion 2 Bab 15
69 Sesion 2 Bab 16
70 Sesion 2 Bab 17
71 Sesion 2 Bab 18
72 Sesion 2 Bab 19
73 Sesion 2 Bab 20
74 Sesion 2 Bab 21
75 Sesion 2 Bab 22
76 Sesion 2 Bab 23 Bertemu Zaki lagi (PoV Yukita)
77 Sesion 2 Bab 24 Dari Hati ke Hati (PoV Yukita)
78 Sesion 2 Bab 25 (PoV Yukita)
79 Sesion 2 Bab 26 Merindu (PoV Yukita)
80 Sesion 2 Bab 27 Cuti (PoV Akel/Harry)
81 Sesion 2 Bab 28 Tak sabar (PoV Akel/Harry)
82 Sesion 2 Bab 29 Takut dikira selingkuh (PoV Akel/Harry)
83 Sesion 2 Bab 30 Seandainya (PoV Akel/Harry)
84 Sesion 2 Bab 31 Pahit manisnya cinta
85 Sesion 2 Bab 32 Autis (PoV Yukita)
86 Sesion 2 Bab 33 Sakitnya tuh di sini (PoV Yukita)
87 Sesion 2 Bab 33 Anak Jalanan (PoV Yukita)
88 Sesion 2 Bab 34 Malaikat tak bersayap (PoV Yukita)
89 Sesion 2 Bab 35 Curhatan Akel
90 Sesion 2 Bab 36 Duka Dirga
91 Sesion 2 Bab 37 Penyesalan
92 Sesion 2 Bab 38 butuh Stevan
93 Sesion 2 Bab 39 Lebih suka seperti ini
94 Sesion 2 Bab 40 Cacat
95 pengumuman
96 Sesion 2 Bab 41 Anak Nakal
97 Sesion 2 Bab 42 Semalam bersamanya
98 Sesion 2 Bab 43 Mantan Yukita
99 Sesion 2 Bab 44 *bingung mau kasih judul apa*
100 Sesion 2 Bab 45 Pertarungan pria sejati
101 Sesion 2 Bab 46 Ibu-ibu tetangga
102 Sesion 2 Bab 48 Menjaganya
103 Sesion 2 Bab 49 Takdir indah
104 Sesion 2 Bab 50 cinta dalam hati
105 Sesion 2 Bab 51 Pacar Aa'
106 Sesion 2 Bab 52 Dua sahabat Yukita
107 Sesion 2 Bab 53 Eskrim bikin rusuh
108 Sesion 2 Bab 54 Remon
109 Sesion 2 Bab 55 Memberi pelajaran
110 Sesion 2 bab 56 Kalah
111 Sesion 2 Bab 57 Ending book 1
112 Q & A
113 Kita On Going lagi
114 S3-1
115 S3-2
116 S3-4
117 S3-5
118 S3-6
119 S3-7
120 S3-8
121 S3-9
122 S3-10
123 S3-11
124 S3-12
125 S3-13
126 S3-14
127 S3-15
128 S3-16
129 Ditinggal Menjelang Nikah
130 Fie Ame : Kehamilan Istri Amnesiaku
131 S3-17
132 S3-18
133 S3-19
134 S3-20
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab. 1 Permulaan
2
bab. 2 Bukan seorang Pekerja
3
Bab 3. Kepanikan
4
Bab 4. Zaki
5
Bab 5 Masih Zaki
6
bab 6 Misterius Boy
7
bab 7 My First Love
8
bab 8 Lelaki dalam Impian
9
bab 9 Berakhir, dan Masih di Rasa yang Sama
10
bab 10 Mencoba Berdamai
11
bab 11 Pasukan Salah Jurusan
12
bab 12 Orang Aneh
13
bab 13 Jalan untuk ke sana
14
bab 14 Ratu Bengong
15
bab 15 Genta
16
bab 16 Puisi
17
bab 17 Pacar
18
bab 18 Akel
19
bab 19 Putus
20
bab 20 Nomor Baru
21
bab 21 Tunggu Aku...
22
bab 22 Beneran Putus
23
bab 23 Ayank
24
bab 24 Pangeran Berkacamata
25
bab 25 Dalam
26
bab 26 My Boss
27
Bab 27 Siapa Dia?
28
Bab 28 Bangun
29
Bab 29 Kesepian
30
Bab 30 Balik lagi
31
Bab 31 Mawar putih
32
Bab 32 Diduakan
33
Bab 33 Berpikir menggunakan otak, bukan dengan hati
34
Bab 34 Foto Mawar Putih
35
Bab 35 Terlambat Bangun
36
Bab 36 Oteweh
37
Bab 37 Orang yang Menyebalkan
38
Bab 38 Dia itu Akel, bukan Harry
39
Bab 39 Tak ada Pulsa
40
Bab 40 Tak ada di Rumah
41
Bab 41 cuma 'Say Hello'
42
Bab. 42 Pacar Akel
43
Bab 43 Mencarimu
44
Bab 44 Mencarimu 2
45
Bab 45 Pencarian yang sia-sia
46
Bab 46 Kumenangis
47
Bab 47 jangan bertanya
48
Bab 48 Jadi, Dia?
49
Bab 49 Aku selingkuhan mu?
50
Bab 50 Penjelasan
51
Bab 51 Bersama Akel
52
Bab 52 Puzle
53
Bab 53 Akel adalah ...
54
Sesion 2 Bab 1
55
Sesion 2 Bab 2
56
Sesion 2 Bab 3
57
Sesion 2 Bab 4
58
Sesion 2 Bab 5
59
Sesion 2 Bab 6
60
Sesion 2 Bab 7
61
Sesion 2 Bab 8
62
Sesion 2 Bab 9
63
Session 2 Bab 10
64
Sesion 2 Bab 11
65
Sesion 2 Bab 12
66
Sesion 2 Bab 13
67
Sesion 2 Bab 14
68
Sesion 2 Bab 15
69
Sesion 2 Bab 16
70
Sesion 2 Bab 17
71
Sesion 2 Bab 18
72
Sesion 2 Bab 19
73
Sesion 2 Bab 20
74
Sesion 2 Bab 21
75
Sesion 2 Bab 22
76
Sesion 2 Bab 23 Bertemu Zaki lagi (PoV Yukita)
77
Sesion 2 Bab 24 Dari Hati ke Hati (PoV Yukita)
78
Sesion 2 Bab 25 (PoV Yukita)
79
Sesion 2 Bab 26 Merindu (PoV Yukita)
80
Sesion 2 Bab 27 Cuti (PoV Akel/Harry)
81
Sesion 2 Bab 28 Tak sabar (PoV Akel/Harry)
82
Sesion 2 Bab 29 Takut dikira selingkuh (PoV Akel/Harry)
83
Sesion 2 Bab 30 Seandainya (PoV Akel/Harry)
84
Sesion 2 Bab 31 Pahit manisnya cinta
85
Sesion 2 Bab 32 Autis (PoV Yukita)
86
Sesion 2 Bab 33 Sakitnya tuh di sini (PoV Yukita)
87
Sesion 2 Bab 33 Anak Jalanan (PoV Yukita)
88
Sesion 2 Bab 34 Malaikat tak bersayap (PoV Yukita)
89
Sesion 2 Bab 35 Curhatan Akel
90
Sesion 2 Bab 36 Duka Dirga
91
Sesion 2 Bab 37 Penyesalan
92
Sesion 2 Bab 38 butuh Stevan
93
Sesion 2 Bab 39 Lebih suka seperti ini
94
Sesion 2 Bab 40 Cacat
95
pengumuman
96
Sesion 2 Bab 41 Anak Nakal
97
Sesion 2 Bab 42 Semalam bersamanya
98
Sesion 2 Bab 43 Mantan Yukita
99
Sesion 2 Bab 44 *bingung mau kasih judul apa*
100
Sesion 2 Bab 45 Pertarungan pria sejati
101
Sesion 2 Bab 46 Ibu-ibu tetangga
102
Sesion 2 Bab 48 Menjaganya
103
Sesion 2 Bab 49 Takdir indah
104
Sesion 2 Bab 50 cinta dalam hati
105
Sesion 2 Bab 51 Pacar Aa'
106
Sesion 2 Bab 52 Dua sahabat Yukita
107
Sesion 2 Bab 53 Eskrim bikin rusuh
108
Sesion 2 Bab 54 Remon
109
Sesion 2 Bab 55 Memberi pelajaran
110
Sesion 2 bab 56 Kalah
111
Sesion 2 Bab 57 Ending book 1
112
Q & A
113
Kita On Going lagi
114
S3-1
115
S3-2
116
S3-4
117
S3-5
118
S3-6
119
S3-7
120
S3-8
121
S3-9
122
S3-10
123
S3-11
124
S3-12
125
S3-13
126
S3-14
127
S3-15
128
S3-16
129
Ditinggal Menjelang Nikah
130
Fie Ame : Kehamilan Istri Amnesiaku
131
S3-17
132
S3-18
133
S3-19
134
S3-20

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!