Bab 4. Zaki

Usai kepanikan yang kami berdua alami, kami mencari Chesi yang berbeda lokasi tes dengan kami. Bertemu di jalan dan jidatnya penuh kerutan karena mumet dengan tes yang tadi dilaksanakannya.

"Susah banget... Ahh.. pusing...." keluhnya memijit-mijit kepalanya.

"Jangan terlalu dipikirkan, nanti malah stress...," tuturku berusaha menenangkannya.

"Kamu iya lah merasa tenang, kali ini keberuntungan lagi berpihak padamu...," celetuk Felli..

"Yeee... aku diam aja deh..no comment..." mereka lagi sensi ni.. takut kena semprot lagi..

"Huuuh..." Felli mendengus dan Chesi mengeluh.

Kami pulang dalam diam di angkot sibuk dengan pikiran dan perasaan sendiri.

***

Untuk menyiapkan materi esoknya, membuat kepala lumayan pusing. Kemampuan sainstek aku geblek, kemampuan soshum aku Enol gede. Meski dulu sejak awal masuk dalam jurusan sains di sekolah, tapi kemampuan aku hanya sekedar kemampuan anak bahasa 😂

Mata pelajaran yang tidak pernah mengulang hanya yang berkaitan dengan sastra, seni, olah raga, Oh iya, satu lagi..biologi juga ga pernah remedial. Sementara mata pelajaran fisika, kimia, apalagi matematika tak pernah lepas remedial.

Setiap ulangan harian matematika, selalu saja remedial semenjak SD. Paling parahnya semenjak kelas sebelas SMA. Pernah gak tuntas-tuntas hingga di raport nilai matematika ku tidak dikasih oleh guru matematikanya. Waktu itu benar-benar masa yang sangat kelam bagiku. Untuk mengambil tambahan di luar sekolah, orang tuaku tidak sanggup untuk membiayainya.

Jadinya belajar seadanya aja sama Kakakku yang punya otak lebih encer dari pada aku. Semenjak SD hingga SMA, kakakku selalu menjadi juara kelas. Sementara aku hanya sanggup mendapat peringkat kelas, nomor sepuluh aja di kelas. Itu waktu SD dan SMP. Karena nilai lumayan laah, jadi ditawarkan masuk jurusan sains saat pendaftaran dulu. Maunya jurusan Bahasa, ternyata di sekolah yang aku daftar ngga ada jurusan Bahasa. Pengen masuk sosial, disuruh ke sains oleh panitianya. Ya udah aku ngikut saja. Selama SMA, nilaiku mengalami kemunduran yang signifikan. Mau pindah jurusan, dilarang Felli. Katanya nanti aku malah makin santai, tambah nggak mau belajar kalo di jurusan sains.

Terpaksa, kujalani hidup sebagai siswa dengan peringkat sepuluh di akhir setiap pembagian raport. Syedihnya.. ☹️

Materi Sanstek, yang membuatku pusing, ujung-ujungnya coretan lembar buram kuhamburkan, sambil garuk kepala karena pusing. Lalu kucoba membuka lembar soal soshum, ternyata pusing juga. Selama SMA nggak pernah belajar Ekonomi, Akuntansi, Sejarah,.. sementara aku mengambil peminatan geografi, jadi lumayan lah untuk materi geografi.

Belajar Sistem Kebut Semalam, membuatku bangun kesiangan. Aaaaarrrrggghhht... mati aku.. .mati aku..mati aku... sungguh sangat-sangat panik. Bersyukur ayah mau mengantarku ke lokasi tes. Jadi sampai di lokasi, saat semua telah duduk di dalam ruang ujian.

Layar komputer sudah terpampang soal sainstek, mencoba mencari-cari jawaban dengan lembar buram yang disediakan, malah ngga ada ketemu jawaban yang cocok. Aaaarrrgghh.. Sepertinya aku memang tak akan pernah kembali membahas soal matematika lagi nantinya. Daaahh..matematika...

melambaikan tangan ke kamera, menyerah..menyerah...Dengan klik tanda selesai, meski masih banyak yang kosong. Aku sudah sangat pasraaah.. hancur-hancuran deh di kemampuan sainstek ini.

Kunikmati istirahat dengan sakit kepala yang luar biasa, sudah lama sekali tak menyentuh hitungan. Rasanya seperti ketemu mantan, rasanya sangat menyakitkan, pusing luar biasa. Sebentar lagi akan dilanjutkan dengan materi soshum, entah apa lagi yang akan terjadi dengan isi kepalaku.. apakah akan meledak?"

"Yuki... Yuki..." seseorang membuyarkan lamunanku. Kulihat, dia adalah Zaki. Iya.. Itu Zaki, mantan pacar sebagai pelarian perasaanku dari Harry. Seorang brondong yang kuterima-terima saja. Walau sebenarnya kami seusia.

Kenapa malah ketemu dia? batinku yang udah mumet duluan sebelum mulai ujian yang berikutnya.

"Kamu mau ikut seleksi masuk perguruan tinggi juga Ki?" tanyanya.. Aku hanya mengangguk, canggung. Orang yang kuputuskan secara sepihak juga.

"Mau ambil jurusan apa?" tanyanya lagi.

"Aku hanya coba-coba kok Zaki. Mau coba Kesehatan Masyarakat, tapi kayaknya itu tak mungkin. Tadi sainstek kacau banget..."

"Iya.. bener banget . susah..sumpah..." tambah Zaki. "Haaah.. aku juga gak yakin nanti bisa lulus di Teknik Sipil.. Lalu jurusan apa lagi?" dia seperti menginvestigasi.

"Aku ambil campuran Zaki, jadi dua lagi aku ambil Ilmu Hukum, dan satu lagi Pendidikan Bahasa..."

"Waaahh... kamu suka sekali nulis kan? Mau jadi guru kan?" dia seperti sangat memahami ku. Ya, aku pernah cerita siih.

"Yaaa.. yang mana aja.. yang penting lulus dulu.. Selanjutnya nanti ikut sesuai yang mana diterima aja. Kalau lulus di guru aku jadi guru, kalau lulus di hukum ya nanti lihat aja bisa kerja apa nanti."

"Aku doakan kamu meraih yang terbaik ya..." doanya padaku dengan wajah yang tulus.

"Semoga kamu juga lulus di teknik sipil ya.. aku doakan juga.."

"Makasih Ki.. Hmmm.. sekarang kamu sudah punya pacar lagi belom?"

"Oooh.. enggak.. sejak kita putus aku fokus belajar untuk persiapan SBM ini aja. Kamu gimana?"

"Aku juga nggak pernah pacaran lagi.. soalnya .. soalnya..aku masih..."

"Zaki...Zaki..." sengaja kupotong ucapannya. Aku takut mendengar kelanjutannya. "Sudah waktunya..aku mau masuk ruang ujian lagi .." ucapku tergesa.. "Kamu gimana?"

"Oh.. ya udah.. selamat ujian. Aku udah selesai, cuma ambil saintek aja. Mau aku tunggu? Kita pulang bareng?"

"Nggak usah..nggak usah. Aku masih lama pulangnya. Nanti kamu capek..."

"Ngga apa, aku senang bisa berjumpa dengan kamu lagi.. sudah lama semenjak terakhir kita bertemu, aku akan menunggumu di sini..." dia memberikan senyuman itu lagi. senyuman yang dulu sering kulihat, sewaktu masih duduk di bangku sekolah. Dan selama kami pacaran beberapa waktu.

"Jangan...!! Aku sudah janjian dengan Felli. Kamu masih ingat Felli kan?"

"Iya, tentu saja aku ingat.."

"Jadi kamu pulang saja. Aku nggak mau nanti dia ngambek gara-gara pulang bareng kamu."

Dia diam seribu bahasa, dan mengangguk. "Baik lah .. selamat ujian ya.. Semoga sukses..."

"Kamu juga..."

Kutuju ruangan yang telah berisi peserta seleksi UTBK. Pikiranku mulai bercabang, satu menghadapi soal-soal soshum, dan Zaki.

Entah lah, aku pasrah dengan ujian untuk hari ini. Benar-benar sudah menyerahkan semua kepada yang kuasa. Lulus bersyukur, nggak lulus berarti harus mencari pekerjaan. Kepalaku benar-benar pusing. hapalah...hapalah...

Kutuju ruang ujian Felli, dan mungkin kali ini Felli yang merasa lebih baik dibanding kemarin. kebalikan denganku yang hari ini pusing dengan materi penjuruan.

"Gimana Fel tadi?"

"Lumayan lah Ki, kamu sendiri gimana?"

"Aku pusiiiiing... Susah banget sumpaaahh..." rutuk ku..

"Emang bener siih.. Tapi lumayan lah dari kemarin."

"Kalau aku,.mendingan yang materi ujian yang kemarin.. Tapi ya sudah lah, kita tunggu hasilnya sebulan lagi gimana..."

"Iya, semoga aja ada yang jebol.."

Lalu kami melangkah menuju lokasi Chesi. Dan kami berpusing ria bertiga usai tes tahun ini. Kami nongkrong dulu di kafetaria terdekat, dan sungguh kaget kami bertiga, apalagi aku menemukan sosok yang tadi mengajakku pulang. Ternyata memang ditunggu.

Dia mendekat, dan "Halo Kak Felli dan Kak Chesi..." Zaki duduk di sebuah bangku di sebelahku, Felli dan Chesi saling bertatapan, lalu membulatkan matanya padaku mungkin meminta jawaban kenapa Zaki ada di sini.

"Aku sengaja menunggu Yuki di sini..." katanya lagi.

"Jadi sejak kapan kamu menunggu?" todong Felli. "Yuki, kalian pacaran lagi?"

"Aaahh.. enggak aaah.. ini tadi ketemu secara ngga sengaja pas istirahat usai saintek tadi kok..." aku membela diri.

"Iya, tadi kami kebetulan ketemu aja..."

"Lalu kamu nggak cerita ke kami gitu?" Felli masih sewot.

"Lhaaa.. aku tadi pusing abis ujian, yaa ngga ingat juga." Ku pandang wajah Zaki, cowok yang memiliki wajah imut dengan mata langsung hilang saat tersenyum dan tertawa ini, "Kan aku sudah nyuruh kamu pulang? Kenapa masih nunggu?"

"Kan aku sudah bilang, aku lagi kangen sama kamu..."

"Kamu lihat sendiri kan, aku bareng teman-teman.. Lihat tuh, mereka jadi marah ke aku kan..."

Felli melotot padaku, lalu membuang muka. Felli adalah orang yang tak setuju aku pacaran dengan Zaki. Jadi selama aku pacaran gaje dengan Zaki, Felli selalu nyinyirin aku dan nyindir aku.

*bersambung*

visualisasi Zaki si berondong

Terpopuler

Comments

Sri Faujia

Sri Faujia

keren deh

2022-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Permulaan
2 bab. 2 Bukan seorang Pekerja
3 Bab 3. Kepanikan
4 Bab 4. Zaki
5 Bab 5 Masih Zaki
6 bab 6 Misterius Boy
7 bab 7 My First Love
8 bab 8 Lelaki dalam Impian
9 bab 9 Berakhir, dan Masih di Rasa yang Sama
10 bab 10 Mencoba Berdamai
11 bab 11 Pasukan Salah Jurusan
12 bab 12 Orang Aneh
13 bab 13 Jalan untuk ke sana
14 bab 14 Ratu Bengong
15 bab 15 Genta
16 bab 16 Puisi
17 bab 17 Pacar
18 bab 18 Akel
19 bab 19 Putus
20 bab 20 Nomor Baru
21 bab 21 Tunggu Aku...
22 bab 22 Beneran Putus
23 bab 23 Ayank
24 bab 24 Pangeran Berkacamata
25 bab 25 Dalam
26 bab 26 My Boss
27 Bab 27 Siapa Dia?
28 Bab 28 Bangun
29 Bab 29 Kesepian
30 Bab 30 Balik lagi
31 Bab 31 Mawar putih
32 Bab 32 Diduakan
33 Bab 33 Berpikir menggunakan otak, bukan dengan hati
34 Bab 34 Foto Mawar Putih
35 Bab 35 Terlambat Bangun
36 Bab 36 Oteweh
37 Bab 37 Orang yang Menyebalkan
38 Bab 38 Dia itu Akel, bukan Harry
39 Bab 39 Tak ada Pulsa
40 Bab 40 Tak ada di Rumah
41 Bab 41 cuma 'Say Hello'
42 Bab. 42 Pacar Akel
43 Bab 43 Mencarimu
44 Bab 44 Mencarimu 2
45 Bab 45 Pencarian yang sia-sia
46 Bab 46 Kumenangis
47 Bab 47 jangan bertanya
48 Bab 48 Jadi, Dia?
49 Bab 49 Aku selingkuhan mu?
50 Bab 50 Penjelasan
51 Bab 51 Bersama Akel
52 Bab 52 Puzle
53 Bab 53 Akel adalah ...
54 Sesion 2 Bab 1
55 Sesion 2 Bab 2
56 Sesion 2 Bab 3
57 Sesion 2 Bab 4
58 Sesion 2 Bab 5
59 Sesion 2 Bab 6
60 Sesion 2 Bab 7
61 Sesion 2 Bab 8
62 Sesion 2 Bab 9
63 Session 2 Bab 10
64 Sesion 2 Bab 11
65 Sesion 2 Bab 12
66 Sesion 2 Bab 13
67 Sesion 2 Bab 14
68 Sesion 2 Bab 15
69 Sesion 2 Bab 16
70 Sesion 2 Bab 17
71 Sesion 2 Bab 18
72 Sesion 2 Bab 19
73 Sesion 2 Bab 20
74 Sesion 2 Bab 21
75 Sesion 2 Bab 22
76 Sesion 2 Bab 23 Bertemu Zaki lagi (PoV Yukita)
77 Sesion 2 Bab 24 Dari Hati ke Hati (PoV Yukita)
78 Sesion 2 Bab 25 (PoV Yukita)
79 Sesion 2 Bab 26 Merindu (PoV Yukita)
80 Sesion 2 Bab 27 Cuti (PoV Akel/Harry)
81 Sesion 2 Bab 28 Tak sabar (PoV Akel/Harry)
82 Sesion 2 Bab 29 Takut dikira selingkuh (PoV Akel/Harry)
83 Sesion 2 Bab 30 Seandainya (PoV Akel/Harry)
84 Sesion 2 Bab 31 Pahit manisnya cinta
85 Sesion 2 Bab 32 Autis (PoV Yukita)
86 Sesion 2 Bab 33 Sakitnya tuh di sini (PoV Yukita)
87 Sesion 2 Bab 33 Anak Jalanan (PoV Yukita)
88 Sesion 2 Bab 34 Malaikat tak bersayap (PoV Yukita)
89 Sesion 2 Bab 35 Curhatan Akel
90 Sesion 2 Bab 36 Duka Dirga
91 Sesion 2 Bab 37 Penyesalan
92 Sesion 2 Bab 38 butuh Stevan
93 Sesion 2 Bab 39 Lebih suka seperti ini
94 Sesion 2 Bab 40 Cacat
95 pengumuman
96 Sesion 2 Bab 41 Anak Nakal
97 Sesion 2 Bab 42 Semalam bersamanya
98 Sesion 2 Bab 43 Mantan Yukita
99 Sesion 2 Bab 44 *bingung mau kasih judul apa*
100 Sesion 2 Bab 45 Pertarungan pria sejati
101 Sesion 2 Bab 46 Ibu-ibu tetangga
102 Sesion 2 Bab 48 Menjaganya
103 Sesion 2 Bab 49 Takdir indah
104 Sesion 2 Bab 50 cinta dalam hati
105 Sesion 2 Bab 51 Pacar Aa'
106 Sesion 2 Bab 52 Dua sahabat Yukita
107 Sesion 2 Bab 53 Eskrim bikin rusuh
108 Sesion 2 Bab 54 Remon
109 Sesion 2 Bab 55 Memberi pelajaran
110 Sesion 2 bab 56 Kalah
111 Sesion 2 Bab 57 Ending book 1
112 Q & A
113 Kita On Going lagi
114 S3-1
115 S3-2
116 S3-4
117 S3-5
118 S3-6
119 S3-7
120 S3-8
121 S3-9
122 S3-10
123 S3-11
124 S3-12
125 S3-13
126 S3-14
127 S3-15
128 S3-16
129 Ditinggal Menjelang Nikah
130 Fie Ame : Kehamilan Istri Amnesiaku
131 S3-17
132 S3-18
133 S3-19
134 S3-20
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab. 1 Permulaan
2
bab. 2 Bukan seorang Pekerja
3
Bab 3. Kepanikan
4
Bab 4. Zaki
5
Bab 5 Masih Zaki
6
bab 6 Misterius Boy
7
bab 7 My First Love
8
bab 8 Lelaki dalam Impian
9
bab 9 Berakhir, dan Masih di Rasa yang Sama
10
bab 10 Mencoba Berdamai
11
bab 11 Pasukan Salah Jurusan
12
bab 12 Orang Aneh
13
bab 13 Jalan untuk ke sana
14
bab 14 Ratu Bengong
15
bab 15 Genta
16
bab 16 Puisi
17
bab 17 Pacar
18
bab 18 Akel
19
bab 19 Putus
20
bab 20 Nomor Baru
21
bab 21 Tunggu Aku...
22
bab 22 Beneran Putus
23
bab 23 Ayank
24
bab 24 Pangeran Berkacamata
25
bab 25 Dalam
26
bab 26 My Boss
27
Bab 27 Siapa Dia?
28
Bab 28 Bangun
29
Bab 29 Kesepian
30
Bab 30 Balik lagi
31
Bab 31 Mawar putih
32
Bab 32 Diduakan
33
Bab 33 Berpikir menggunakan otak, bukan dengan hati
34
Bab 34 Foto Mawar Putih
35
Bab 35 Terlambat Bangun
36
Bab 36 Oteweh
37
Bab 37 Orang yang Menyebalkan
38
Bab 38 Dia itu Akel, bukan Harry
39
Bab 39 Tak ada Pulsa
40
Bab 40 Tak ada di Rumah
41
Bab 41 cuma 'Say Hello'
42
Bab. 42 Pacar Akel
43
Bab 43 Mencarimu
44
Bab 44 Mencarimu 2
45
Bab 45 Pencarian yang sia-sia
46
Bab 46 Kumenangis
47
Bab 47 jangan bertanya
48
Bab 48 Jadi, Dia?
49
Bab 49 Aku selingkuhan mu?
50
Bab 50 Penjelasan
51
Bab 51 Bersama Akel
52
Bab 52 Puzle
53
Bab 53 Akel adalah ...
54
Sesion 2 Bab 1
55
Sesion 2 Bab 2
56
Sesion 2 Bab 3
57
Sesion 2 Bab 4
58
Sesion 2 Bab 5
59
Sesion 2 Bab 6
60
Sesion 2 Bab 7
61
Sesion 2 Bab 8
62
Sesion 2 Bab 9
63
Session 2 Bab 10
64
Sesion 2 Bab 11
65
Sesion 2 Bab 12
66
Sesion 2 Bab 13
67
Sesion 2 Bab 14
68
Sesion 2 Bab 15
69
Sesion 2 Bab 16
70
Sesion 2 Bab 17
71
Sesion 2 Bab 18
72
Sesion 2 Bab 19
73
Sesion 2 Bab 20
74
Sesion 2 Bab 21
75
Sesion 2 Bab 22
76
Sesion 2 Bab 23 Bertemu Zaki lagi (PoV Yukita)
77
Sesion 2 Bab 24 Dari Hati ke Hati (PoV Yukita)
78
Sesion 2 Bab 25 (PoV Yukita)
79
Sesion 2 Bab 26 Merindu (PoV Yukita)
80
Sesion 2 Bab 27 Cuti (PoV Akel/Harry)
81
Sesion 2 Bab 28 Tak sabar (PoV Akel/Harry)
82
Sesion 2 Bab 29 Takut dikira selingkuh (PoV Akel/Harry)
83
Sesion 2 Bab 30 Seandainya (PoV Akel/Harry)
84
Sesion 2 Bab 31 Pahit manisnya cinta
85
Sesion 2 Bab 32 Autis (PoV Yukita)
86
Sesion 2 Bab 33 Sakitnya tuh di sini (PoV Yukita)
87
Sesion 2 Bab 33 Anak Jalanan (PoV Yukita)
88
Sesion 2 Bab 34 Malaikat tak bersayap (PoV Yukita)
89
Sesion 2 Bab 35 Curhatan Akel
90
Sesion 2 Bab 36 Duka Dirga
91
Sesion 2 Bab 37 Penyesalan
92
Sesion 2 Bab 38 butuh Stevan
93
Sesion 2 Bab 39 Lebih suka seperti ini
94
Sesion 2 Bab 40 Cacat
95
pengumuman
96
Sesion 2 Bab 41 Anak Nakal
97
Sesion 2 Bab 42 Semalam bersamanya
98
Sesion 2 Bab 43 Mantan Yukita
99
Sesion 2 Bab 44 *bingung mau kasih judul apa*
100
Sesion 2 Bab 45 Pertarungan pria sejati
101
Sesion 2 Bab 46 Ibu-ibu tetangga
102
Sesion 2 Bab 48 Menjaganya
103
Sesion 2 Bab 49 Takdir indah
104
Sesion 2 Bab 50 cinta dalam hati
105
Sesion 2 Bab 51 Pacar Aa'
106
Sesion 2 Bab 52 Dua sahabat Yukita
107
Sesion 2 Bab 53 Eskrim bikin rusuh
108
Sesion 2 Bab 54 Remon
109
Sesion 2 Bab 55 Memberi pelajaran
110
Sesion 2 bab 56 Kalah
111
Sesion 2 Bab 57 Ending book 1
112
Q & A
113
Kita On Going lagi
114
S3-1
115
S3-2
116
S3-4
117
S3-5
118
S3-6
119
S3-7
120
S3-8
121
S3-9
122
S3-10
123
S3-11
124
S3-12
125
S3-13
126
S3-14
127
S3-15
128
S3-16
129
Ditinggal Menjelang Nikah
130
Fie Ame : Kehamilan Istri Amnesiaku
131
S3-17
132
S3-18
133
S3-19
134
S3-20

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!