Camelia dan Dion tengah menyelesaikan akta jual beli sebuah apartement yang terbilang mewah. Keduanya sepakat bertukar status tempat tinggal mereka selama di sini nanti. Yang tadinya berniat menyewa menjadi membeli sebuah unit apartemen. Hal itu dilakukan demi kenyamanan dan antisipasi jika suatu saat ada hal yang tidak terduga. Jika sudah jadi hak milik maka tiada lagi yang bisa menganggu gugat!
"Senang bertransaksi dengan Anda, Nona, Tuan Muda!"ucap manager marketing yang melayani pembelian unit apartemen Camelia, bergantian berjabat tangan dengan Camelia dan Dion.
"Sama-sama, Pak!"
*
*
*
Sebelum menuju unit apartemen mereka, Camelia lebih dulu membawa Lucas, Liam, Dion, dan Kak Abi menuju pemakaman tempat kakek, nenek, dan leluhur lainnya beristirahat.
Sebuah pemakaman yang terbilang cukup elit menjadi tempat peristirahatan terakhir keluarga Liang.
Keluarga Liang memang cukup terpandang. Bisnis keluarga Liang berbasis di kuliner. Mereka memiliki beberapa cabang restoran dan toko kue yang tersebar di Beijing. Oleh karenanya, Camelia jago dalam hal memasak dan membuat cake. Semua sudah ia pelajari sejak kecil.
Kini Camelia dan Dion berada di depan makam Kakek dan Nenek Liang. Mata keduanya berkaca-kaca. Mengingat kembali saat-saat bersama kakek dan nenek Liang. Kakek dan nenek Liang sangat menyayangi keduanya. Begitu juga sebaliknya. Rasa kehilangan yang begitu mendalam dirasakan oleh keduanya saat nenek dan kakek Liang berpulang beberapa minggu setelah cucu sulung asli ditemukan.
"Lucas, Liam beri penghormatan untuk Kakek dan Nenek buyut kalian," titah Camelia. Namun, baik Lucas apalagi Liam diam mematung dengan memegang bucket bunga lily. Menyadari kedua anaknya tak kunjung maju, membuat Camelia menoleh ke samping kanannya.
"Lucas, Liam, ayo! Apa lagi yang kalian tunggu?"tanya Camelia yang merasa aneh dengan kedua anaknya. Biasanya saat disuruh langsung gerak cepat mengerjakannya.
"Mom … apa kita tidak salah makam?"tanya Lucas.
"Mengapa kalian bertanya begitu?" Dion menanya balik Lucas. Lucas tidak gentar menghadapi sorot mata tajam Dion.
"Apa Mom berganti marga?"tanya Liam.
"Papan nama makam ini bermarga Liang. Jika mereka benar leluhur kami, itu artinya Mom berganti marga. Mengapa berganti marga? Apa ada alasan kuat di dalamnya?"
Di dalam akta pernikahan nama mommy mereka tetaplah Camelia tanpa embel-embel Shane. Setelah menikah barulah nama Shane resmi ditambahkan. Liam dan Lucas pernah melihat akta nikah Camelia dan Chris sekali. Mereka ingat isinya sampai sekarang.
Camelia tersenyum, ia lupa kedua anaknya ini sangat cermat. Dion tersenyum simpul.
"Memang ada sebuah masalah yang mengharuskan Mom berganti identitas. Namun, itu bukan hal penting untuk sekarang karena itu sudah lama berlalu. Sekarang yang paling utama adalah kalian mengenal siapa leluhur kalian, juga kerabat yang juga bermarga Liang untuk keluarga kita," pungkas Camelia.
"Lagi itu bukan masalah kalian berdua," timpal Dion.
Lucas dan Liam saling tatap sebelum akhirnya mengangguk paham. Camelia tersenyum lebar. Ia tahu kedua anaknya dapat diajak kerjasama. Walau ia menduga nantinya Lucas dan Liam akan mencari tahu sendiri alasannya berganti identitas.
"Ayo, letakkan kedua bucket itu di sana," ucap Camelia memalingkan wajahnya ke arah dua makam dengan papan nisan batu yang tinggi.
Lucas dan Liam menurut. Mereka maju dan meletakkan kedua bucket di depan makam kakek dan nenek Liang. Setelahnya keduanya menundukkan kepala memberi salam dan penghormatan. Diikuti oleh Camelia dan Dion.
Kak Abi mengikuti apa yang keluarganya itu lakukan. Ia menundukkan kepalanya penuh hormat sama dengan yang keempat orang itu lakukan.
Setelah selesai berziarah, kelimanya kembali ke taksi yang setia mengantar dan menunggu mereka.
Perjalanan kali ini langsung menuju apartemen baru mereka. Rasa lelah akibat penerbangan jauh sangat terasa sekarang. Mereka butuh istirahat sebelum akhirnya melakukan tujuan Camelia kembali ke negara ini.
"Mom apa Nenek dan Kakek masih hidup?"tanya Lucas penasaran.
"Tentu saja." Camelia tidak menjumpai berita duka tentang keluarga Liang saat menjelajahi hasil pencarian Rose Liang. Artinya keluarga Liang dalam keadaan baik-baik saja.
"Boleh kami melihatnya?"tanya Lucas penuh harap.
"Melihatnya?"beo Camelia. Melihat belum tentu bertemu. Lucas memberikannya pertanyaan yang sulit untuk ia jawab tidak.
"Jika ada kesempatan, besok kita bisa melihat mereka," jawab Camelia.
*
*
*
Camelia, Lucas, Liam, Dion, dan Kak Abi kini berada di bagian lobby tempat unit apartement mereka berada. Dion membawa dua koper, satu miliknya dan satu lagi milik Camelia. Sedang Camelia membawa koper kedua anaknya dan Kak Abi membawa kopernya sendiri.
Mereka naik lift menuju lantai 30, lantai tertinggi di mana unit apartemen mereka berada.
Kelimanya tidak terkejut dengan kesan mewah yang pertama kali terlihat saat memasuki apartemen mereka. Rasanya biasa saja karena mereka sudah terbiasa hal yang berbau dengan kemewahan.
Apartemen luas yang terdiri atas tiga kamar. Cukup untuk mereka tidur di atas ranjang tanpa ada yang harus berkorban meringkuk di sofa atau menggelar kasus di atas lantai.
"Kakak aku cari makanan dulu, ya," ucap Dion yang merasa lapar.
"Baiklah." Dion beranjak keluar dari apartement menuju lantai dasar mencari makanan siang saji sebagai makan siang mereka.
Setengah jam kemudian, Dion sudah berada di lobby dengan membawa beberapa bungkus berisi makanan. Ia tersenyum lebar di balik maskernya.
Namun, saat menuju lift, langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang ia kenali lebih dulu masuk ke dalam lift. Dion masih mematung di tempatnya. Lift sudah tertutup.
Dia juga tinggal di sini?gumam Dion dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
kiki
apa jangan" si rosa ngaku cwe yg d tidurin lelaki itu ya
2022-03-08
0
Umi Ningsih Mujung
🥰
2021-10-11
0