Camelia menatap sekelilingnya. Kedua anaknya tertidur pulas dengan saling bersandar. Sedang Dion juga tidur dengan bersandar padanya.
Camelia beralih menatap seorang wanita yang tidur di depannya dengan tangan memeluk bantal dalam pangkuannya. Wanita berambut sebahu dan bergelombang itu mendengkur halus. Ia terlihat sangat damai dalam tidurnya. Wanita itu adalah Kak Abi.
Ya Kak Abi, manager Camelia, Lucas, dan Liam itu ikut dengan Camelia pulang ke China. Itu adalah pinta setelah Camelia menyampaikan keinginannya untuk mengajukan cuti panjang ke agensi yang menaunginya. Tiada alasan Camelia untuk menolak. Toh Kak Abi juga akan free karena ia cuti. Mengenai tentang kelanjutan proyek yang tertunda karena Camelia cuti bisa dibicarakan via telepon atau meeting online. Jarak bukan lagi suatu halangan di tengah teknologi yang semakin canggih.
Lagi, manager Camelia itu di usianya yang sudah menginjak umur 35 tahun, belum juga berumah tangga. Jangankan suami, pacar saja Kak Abi tidak punya. Semua waktunya tersita untuk aktris dan twins aktor cilik kebanggaan dan kesayangannya.
Sebenarnya Kak Abi pernah mengecap asam manis sebuah rumah tangga, walaupun singkat karena suaminya, cinta pertamanya, selingkuh dengan teman baiknya sendiri.
Semua kenangan, apa yang telah kak Abi dan mantan suaminya itu jalani bersama hancur dan berubah menjadi sebuah kebencian. Kak Abi trauma untuk menjalin hubungan lagi yang menjadikan dirinya seorang wanita yang gila kerja.
Bersyukur! Kak Abi kala itu mengumpat senang karena saat ia mengetahui bahwa suaminya dan teman baiknya selingkuh, saat itu pasangan itu tengah berlibur sedang Kak Abi sibuk dengan jadwal artisnya yang padat, kala itu ia belum menjadi manajer Camelia.
Suami dan teman baiknya terlibat kecelakaan yang menyebabkan mobil yang ditumpangi meledak dan terbakar. Tubuh pasangan selingkuh itu terbakar dan mengalami luka bakar hampir 90% yang menyebabkan rupa mayat tidak dikenali lagi.
Karma memang nyata! Ia datang tanpa diduga.
Selain itu, Kak Abi juga sebatang kara. Sejak ia bisa mengingat, ia hidup di panti asuhan. Kemudian menerima beasiswa melanjutkan pendidikan di ibukota Kanada, Ottowa. Ia hidup mandiri.
Dan waktu yang ia lewati bersama dengan Camelia, Lucas, dan Liam sudah cukup lama, empat tahun. Kak Abi menganggap Camelia sebagai adiknya sedang Lucas dan Liam adalah keponakannya. Ketiga orang itu adalah keluarganya!
Tadinya Camelia menyuruh mereka tidur di dalam kamar.
Namun, ketiganya menolak dengan alasan ingin menemani Camelia. Ya walau pada akhirnya Camelia lah yang menjaga mereka tidur.
Sudah sepuluh jam mereka mengudara. Dalam waktu sekitar 2 jam lagi pesawat akan landing di Beijing, China. Perkiraan waktu, mereka mendarat sekitar pukul 09.00 waktu Beijing. Perbedaan waktu begitu mencolok, yakni 12 jam.
Di waktu yang sebentar lagi itu, Camelia memanfaatkannya untuk mencari tahu tentang keluarga Liang sekarang.
Ia meraih ponselnya. Menginstal media sosial yang digunakan di China seperti weibo dam wechat serta mesin pencarian yang biasa digunakan di sana, Baidu. Aplikasi seperti google, instagram, facebook, diblokir oleh pemerintah negera Panda itu.
Huft!
Camelia membuang nafas kasar. Menatap bergantian tiga aplikasi baru yang sudah terpasang di ponsel pintarnya. Bingung mau membuka yang mana dulu.
Ia putuskan membuka mesin pencarian terkemuka di negeri Tirai Bambu itu, Baidu. Setelah registrasi, akhirnya ia bisa menikmati layanan aplikasi itu.
Camelia menyentuh tabel untuk memasukkan kata kunci pencarian. Sejenak jadinya melayang di atas keyboard. Dahinya sedikit mengkerut tanda sedang bingung, kata apa yang harus ia ketikkan?
Lima tahun meninggalkan tanah kelahirannya, Camelia sama sekali tidak mencari tahu tentang perkembangan keluarga Liang, tentang Rose, adik angkatnya, ataupun Jordan, sang mantan kekasih yang sangat ia benci. Wajah Camelia menggelap mengingat Jordan. Tujuan utama ia kembali selain membawa Lucas dan Liam mengunjungi makam leluhur adalah membalas Jordan!
Selama lima tahun itu, terlebih setelah menikah dengan Chris, Camelia tenggelam dalam perannya sebagai seorang Ibu dan Istri. Terlebih lagi saat ia sudah terjun kembali ke dunia entertainment. Yang ia pikirkan hanyalah tentang anak-anak, suami, adik, dan pekerjaannya.
"Benar!"gumam pelan Camelia. Jemarinya mulai mengetikkan kata kunci pencarian, Rose Liang. Rose adalah seorang artis, sangat mudah untuk mencari tahu informasi umum Rose.
Yang pertama muncul adalah biodata Rose. Camelia melihat foto-foto Rose yang terpajang di layar pencarian. Dilengkapi juga dengan drama yang Rose bintangi. Artikel tentang Rose, semua memenuhi layar hasil pencarian.
"Aneh," gumam Camelia kemudian.
"Bukankah Rose berhubungan dengan Jordan? Apa mereka tidak memberitahu hubungan mereka pada publik?" Rose adalah orang yang angkuh, dan ingin menjadi yang teratas, ingin menjadi pusat perhatian, bukankah dengan mengumumkan hubungan dengan Jordan akan mendongkrak popularitasnya sebagai pendatang baru? Ah benar juga, wajah cantik, pacar tampan yang naik daun belum tentu juga berhasil mendongkrak tingkat popularitas seorang publik figur.
Buktinya saja, beberapa drama yang dibintangi oleh artis dan aktor ternama, tampan, dan cantik menorehkan rating yang rendah. Ya semua tergantung tanggapan yang menonton drama yang dibintangi aktor dan artis tersebut.
Camelia membaca artikel Rose yang dimuat di layar ponselnya. Tidak ada yang penting, semua hanya tentang drama terbaru, rumor dan isu, dan tanggapan tentang drama yang dibintangi oleh Rose.
Camelia melipat ponselnya. Ia kembali menghela nafas kasar. Camelia melihat ke langit-langit pesawat, matanya kemudian terpejam. Ia sepertinya tengah mengingat sesuatu.
Sejurus kemudian, Camelia membuka matanya dan kembali membuka lipatan ponselnya. Ia membuka aplikasi weibo. Lagi setelah registrasi, Camelia mengetikkan akun siapa yang ingin ia cari.
Kak Lina, ia mencari akun weibo Kak Lina. Di postingan terakhir, itu adalah beberapa hari yang lalu, tiada kalimat ataupun emoji untuk melengkapi sebuah foto jembatan yang panjang yang berada di atas sungai. Camelia mengeryit melihat foto itu.
"I-ini? Bukankah ini?"
Ahhh
Camelia menunjukkan wajah bersalah. Ia tidak melakukan pesan Kak Lina untuk tidak putus kontak dengannya. Nyatanya lima tahun sudah Camelia memutuskan kontak dengan tanah kelahirannya.
Camelia membuka kolom komentar. Ia sudah menulis kalimat yang cukup panjang. Namun, jemarinya ragu untuk menekan tombol posting. Pada akhirnya Camelia menghapus kembali kalimat yang ia ketik. Camelia kembali melipat ponselnya. Kali ini ia lemparkan ke atas meja. Ia tidak bisa bergerak bebas karena Dion bersandar padanya.
Tidak! Camelia … kepulanganmu dirahasiakan. Aku kembali untuk menuntut balas. Ini bukan waktu yang cocok untuk aku bertemu dengan Kak Lina. Akan ada saatnya!
"Kakak?"
"Apa aku membangunkanmu?"tanya Camelia pada Dion yang sudah tidak bersandar padanya. Meringis mengingat lemparan ponsel yang menimbulkan suara. Camelia menatap Lucas dan Liam, takut kedua anaknya juga ikut terbangun. Nyatanya kedua anaknya itu, tetap pulas pada buai mimpi.
Remaja tampan berusia 18 tahun itu mengucek matanya. Ia menguap, sebelum akhirnya menatap Camelia. "Apa Kakak gugup? Aku bisa merasakan itu dari gerak tubuh Kakak tadi."
"Gugup?"beo Cameloa, "maybe," lanjutnya.
"Aku juga gugup. Semakin dekat dengan waktu pendaratan, jantungku semakin berdebar."
"Sungguh? Apa yang paling kau rindukan?"
Wajah Dion berubah sendu. Sorot matanya memancarkan sejuta kerinduan yang merubahnya menjadi sorot mata berkaca-kaca.
"Jujur yang paling aku rindukan adalah rumah Ayah dan Ibu. Tempat aku dan Kakak dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Tapi, walau rasa rindu ini begitu besar aku enggan menginjakkan kaki di sana. Wanita ular itu pasti sudah mencuci otak Ayah dan Ibu!" Nadanya campur aduk. Camelia sangat memahaminya karena ia juga merasakan hal yang sama.
"Jadi untuk tempat tinggal kita sewa apartemen saja?" Urusan tempat tinggal selama di sini belum ada persiapan sama sekali.
"Apartemen? Itu pilihan yang bagus!"jawab Dion. Ia menyeka sudut matanya.
"Kita akan mencarinya setelah landing. Sebelum itu, kita mengunjungi makam Kakek dan Nenek dulu," ucap Camelia. Dion mengangguk.
"Kakek dan Nenek pasti marah karena kita sangat lama tidak mengunjungi makam mereka," tutur Dion.
"Kakek dan Nenek pasti paham alasan dengan alasan kita," jawab Camelia, mengusap lembut rambut adiknya.
*
*
*
Dua jam kemudian, pesawat pribadi keluarga Shane mendarat di Beijing. Camelia, Lucas, Liam, Dion, dan Kak Abi keluar dari pesawat. Sejenak sebelum turun mereka menarik nafas dan membuangnya perlahan. Merasakan udara menjelang siang Ibukota China itu.
Camelia, Lucas, dan Liam tak lupa mengenakan masker mereka. Biar bagaimanapun mereka bertiga adalah top artis dan aktor Kanada. Dan ini bandara, dari berbagai kalangan ada di sini.
Mereka berjalan beriringan. Walau begitu pesona iringan itu tidak bisa ditolak oleh orang-orang yang berpapasan dengan mereka berlima.
Kini mereka berada di luar bandara. Namun, tiba-tiba saja panggilan alam menyapa Dion. Remaja itu langsung pamit, dan tanpa menunggu jawaban langsung lari mencari toilet.
"Kalau begitu kalian tunggu di sini. Mommy mau tukar uang dulu," ucap Camelia.
"Okay, Mom!"jawab Lucas. Liam dan Kak Abi mengangguk. Camelia mencari tempat penukaran mata yang. Mata uang yang dibawanya masih dalam bentuk dollar. Jika jumlah belanjanya besar tak apa jika menggunakan dollar. Namun, jika kecil, akan repot jadinya.
Lucas, Liam, dan Kak Abi menunggu dengan menikmati aktivitas lalu lalang orang yang keluar dan masuk bandara. Sesekali Kak Abi mengecek ponselnya. Ia mengeryit melihat tiada pesan yang masuk ke kontak whatsApp nya. Biasanya, dalam waktu singkat saja ia tidak buka ponsel, puluhan pesan sudah dikirim padanya.
"Ah apa di sini tidak ada sinyal?"keluhnya.
"Aunty Abi, lain negara lain peraturan. Di sini media sosial yang biasa kita gunakan kebanyakan diblokir," ucap Lucas.
"Ahh aku melupakannya."
Kak Abi mendengus.
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil sport merek ternama berhenti manis di depan bandara. Bagian pengemudi turun dan membukakan pintu untuk majikannya. Tatapan Liam terkunci pada sosok majikannya. Sedang Lucas dan Kak Abi tidak menyadarinya. Mereka sibuk bercerita.
Pria tinggi yang tampan. Setelan yang begitu mewah dan elegan, ia sepertinya seorang Tuan Muda, bersandar pada body mobilnya. Pesonanya begitu besar, membuat siapa saja yang tak bisa mengabaikan Tuan Muda itu yang sepertinya tengah menunggu seseorang itu. Ia sibuk melihat jam tangannya.
Sopir tampannya setia menunggu di sisinya. Pria berjas dan berkacamata, menatap ke arah pintu keluar bandara. Dari posisinya, Liam melihat jelas pria tampan itu.
Pria itu? Mengapa rasanya mirip sekali denganku dan Lucas? Tatapan Liam rumit. Ada suatu rasa yang sulit diungkapkan saat melihat pria itu.
"Dion belum kembali?" Camelia kembali dengan naik mobil. Di belakang berhenti satu mobil lagi. Ternyata Camelia sekalian mencari taksi. Menggunakan dua taksi karena barang bawaan banyak, lima koper.
"Sepertinya ia mengalami sedikit masalah," pikir Kak Abi.
"Baiklah. Kalau begitu kalian masuk lebih dulu. Lucas dan Liam dengan Mom, sedang Kak Abi dengan Dion," jelas Camelia. Barang mereka sudah masuk bagasi.
Lucas, Liam, dan Kak Abi langsung masuk mengikuti instruksi Camelia.
Lupakan saja! Ayahku adalah Daddy! Pasti hanya kebetulan!
Tak berselang lama Dion kembali dengan wajah yang kesal. Saat Camelia bertanya, Dion enggan menjawab. Ia masuk ke dalam mobilnya. Camelia mengendikkan bahunya, nanti pasti Dion akan cerita dengan sendirinya.
Camelia segera masuk. Dan dua mobil itu meninggalkan bandara.
Aneh. Pria tadi menunggu dengan ekspresi tidak sabar. Namun, giliran yang ditunggu olehnya datang, ia tidak menyambut mereka. Langsung masuk ke dalam mobil tanpa ada pelukan hangat seperti yang biasa Daddy lakukan padaku, Lucas, dan Mommy. Siapa gerangan pria itu tadi?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
amni
kukira kak Abi itu cowok 😂 ternyata cewek🤣🤣
2022-04-12
0
TK
lagi
2021-10-15
0
sapitengg
landing=mendarat
take off=lepas landas
2021-10-10
1