"Kak Abi batalkan hari cutiku. Chris setuju untuk kerja sama brand ambassador mobil itu. Setelah itu baru aku dan anak-anak akan cuti," ucap Camelia via telepon pada managernya.
"Iya, aku serius. Lebih cepat lebih baik. Aku tak ingin menunda pekerjaan penting itu."
"Thank you," ucap Camelia menutup teleponnya.
"Aku sudah memberitahu Kak Abi," ucap Camelia pada Chris yang baru keluar dari kamar mandi. Malam tadi mereka menginap di mansion dan tetap berada dalam satu kamar. Perceraian mereka hanya diketahui oleh keduanya, Tuan dan Nyonya Shane serta pengacara keluarga Shane yang mengurus surat cerai dan surat warisan.
"Aku sudah memberitahu managerku tadi malam. Kemungkinan siang nanti kita akan meeting dengan perusahaan itu," ujar Chris yang tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Camelia mengerjap sebentar melihat tubuh Chris yang terbalut celana pendek dan kaos tipis yang masih memperlihatkan lekuk tubuhnya.
Ah sadarlah Camelia! Sejenak Camelia hanyut dalam khayalan. Andai, Andai saja Chris tidak memiliki penyimpangan seksual, niscaya ia akan jadi wanita terbahagia di dunia ini.
"Hei ada apa denganmu?"sentak Chris, ia melambaikan tangannya tepat di depan wajah Camelia.
"Ah … itu … aku hanya tidak menduga takdirku saja," ucap Camelia. Wajahnya memerah, ia menunduk menghindari kontak mata dengan Chris.
"Aku yakin … kau akan menemukan seseorang yang benar-benar mencintaimu," ucap Chris, ia mengharapkan hal yang terbaik untuk Camelia.
"Thank you," ucap Camelia tulus, ia bergeser menjadi duduk di depan meja rias.
"Tadinya aku berpikir setelah berpisah aku akan kembali ke China. Namun, sepertinya negara ini akan jadi kewarganegaraanku seumur hidup. Begitu juga dengan anak-anak dan Dion," ujar Camelia memberitahu rencananya yang tidak akan terjalankan.
"Kau masih memikirkan tentang balas dendammu itu?"tanya Chris. Kini ia duduk di sofa dan bermain ponsel. Wajahnya sumringah. Dalam sekali lirik, Camelia tahu bahwa Chris tengah chatting dengan Steve.
"Tentu. Aku berencana menggantinya dengan izin cuti selama sebulan. Aku akan kembali ke China selama itu untuk membalas dendam," jawab Camelia mantap. Matanya berkilat tajam. Chris menoleh singkat.
"Itu bagus. Sebulan … sudah cukup untuk itu," sahut Chris.
*
*
*
Pukul 19.00, acara red carpet sudah dimulai. Satu persatu artis dan aktor yang masuk dalam nominasi dan yang membacakan hasil nominasi sekaligus memberikan penghargaan pada pemenang melewati red carpet dan berpose di depan papan gabungan logo penyelenggara acara penghargaan tahunan pada malam ini.
Kilat lampu flash yang seakan tiada henti. Bunyi jepretan kamera terus terdengar. Keamanan begitu ketat menjalankan tugasnya. Para wartawan sibuk memotret dan mewawancarai artis atau aktor yang bersedia untuk mereka wawancara secara singkat.
Namun, suasana seketika hening saat sebuah mobil Rolls Royce berwarna biru berhenti di pangkal red carpet. Semua begitu penasaran siapa yang hadir selanjutnya.
"Itu King Chris!"seru salah seorang dari wartawan. Seketika riuh lampu flash kembali mewarnai jalannya acara red carpet.
Chris, aktor tampan itu berjalan memutar setelah membukakan pintu untuk Liam berlanjut membukakan pintu untuk Camelia dan Lucas.
"Prince Liam!"
Sepasang kaki jenjang yang dibalut hiels berwarna biru turun. Long dress berwarna biru, rancangan desainer ternama yang didesain khusus, bertabur mutiara dipadukan dengan rambut disanggul rendah. Make up yang terkesan natural menunjukkan kecantikan alami, dia Camelia yang tersenyum lebar menyapa para wartawan.
Diikuti oleh Lucas dan Liam yang melambaikan tangan menyapa para wartawan.
"Queen Lia! Prince Lucas!"
Begitu juga dengan Chris yang merangkul mesra Camelia. Mereka melangkah dan berpose sebagai dokumentasi acara malam ini. Senyum yang begitu menawan. Tatapan penuh cinta, keluarga bahagia tanpa masalah begitu ditunjukkan oleh Chris dan Camelia. Hal begini bukan canggung lagi baik untuk Chris ataupun Camelia. Sudah hampir lima tahun mereka seperti ini di depan orang lain termasuk Lucas dan Liam.
Moment ini adalah yang paling dinanti. Keluarga yang menjadi idaman keluarga lainnya. Tampan, cantik, berbakat, yang dijuluki sebagai Keluarga Kerajaan Film Kanada.
*
*
*
Camelia menatap koleksi piala penghargaan yang ia menangkan. Koleksi itu berada di dalam kamarnya dan Chris di villa tempat mereka tinggal. Di samping lemari pialanya adalah lemari piala Chris yang jumlahnya jelas lebih banyak darinya. Malam ini ia menambahkan tiga piala lagi di dalamnya, begitu juga dengan Chris. Sedang lemari piala kedua anaknya berada di kamar sendiri.
"Apa yang kau pikirkan, Lia?"tanya Chris yang sudah berganti dengan piyama berwarna biru, bersiap untuk tidur.
"Aku hanya berpikir jika kau hengkang dari dunia entertainment, aku pasti akan mengimbangi bahkan melampaui jumlah penghargaan yang kau menangkan," jawab Camelia, ia menoleh pada Chris yang terkekeh mendengarnya.
"Kau artis dan model yang berbakat. Bahkan jika aku tidak meninggalkan dunia entertainment, kau juga akan menyusul bahkan melampauiku," ujarnya dengan penuh keyakinan.
"Kau memujiku terlalu tinggi, Chris," sahut Camelia, melangkah dan duduk di ranjang, bersandar pada kepala ranjang.
"Aku serius, Lia!" Chris menutup majalahnya. Menatap Camelia dalam bahwa ia yakin benar dengan apa yang ucapkan. Camelia tersenyum, "baiklah. Aku percaya padamu. Tapi …." Camelia menjeda ucapannya. Sorot matanya berubah rumit. Chris mengeryit, "tapi, apa?"
"Bagaimana caranya kau meninggalkan dunia hiburan tanpa meninggalkan tanda tanya?"tanya Camelia. Chris tersenyum.
"Kau akan tahu nanti." Jawaban itu membuat Camelia berdecak. Ia sudah mendengar jawaban itu tempo hadir. Yang ia inginkan jawaban gamblang, bukan menunggu waktu.
"Sudahlah. Jangan dipikirkan. Aku selalu menepati ucapanku." Setelah itu Chris berbaring dan menarik selimut. Ia memejamkan matanya untuk tidur.
Camelia membenarkan ucapan Chris itu.
"Eh tunggu! Jangan katakan jika kau …." Camelia tidak melanjutkan ucapannya. Matanya membulat dengan asumsinya sendiri. Chris tertawa pelan, ia membuka matanya dan memiringkan posisinya ke arah Camelia.
"Sudah ku katakan kau itu cerdas," ujarnya memuji. Mata Camelia semakin membola. Wajahnya menunjukan ketidaksetujuan.
"Chris itu sangat berbahaya untukmu!"ucap Camelia.
"Aku tahu apa yang aku lakukan, Lia. Jangan khawatir, aku sudah memperhitungkan semuanya. Daddy juga sudah menyetujuinya," jawab Chris santai.
"Chris?!" Camelia masih menunjukkan wajah tidak setuju. Chris, Camelia anggap sebagai seorang kakak. Biarpun menerima pernikahan status dengan awal kebohongan Chris, Camelia tidak pernah membenci Chris barang sekecil apapun. Ia bahkan mengagumi Chris.
"I know! Itu memang berbahaya. Tapi, itulah cara terbaik untukku pergi tanpa melibatkan kalian. Aku tidak akan melibatkan kalian."
Camelia tidak bisa berkata lagi. Ia mendengus kasar. Disambut tawa renyah Chris.
Camelia lantas berbaring, tidur membelakangi Chris dengan selimut sampai dada.
"Kau memang sangat berniat untuk hengkang," ucap pelan Camelia, masih didengar jelas oleh Chris.
"Maaf." Ucapan maaf itu begitu dalam. Camelia tersenyum kecut, matanya berkaca-kaca.
"Terima kasih," ucap Camelia tulus.
Chris kembali pada posisi telentang menatap langit-langit kamar. Bibirnya tersenyum tipis.
"Terima kasih dan maaf, sama-sama."
"Ya sama-sama," sahut Camelia. Matanya mulai terpejam.
Kau wanita yang baik, pasti akan mendapat jodoh yang baik pula. Terima kasih telah berada di sisiku selama lima tahun ini. Camelia, aku tahu kau bosan mendengar kata maafku. Aku juga sebenarnya bosan mendengar kata terima kasihmu. Tapi, itulah hubungan kita.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Naufal Tan Arsenio
suka banget chriss ini, tapi ya seksualnya menyimpang... sayang banggeet dehhh
2024-07-14
0
Bunda AR
Heran sama orang gay , apa ngak bosen ? 🤔
2022-10-04
0
pat_pat
boomlike ❤️
2021-10-04
0