"Bagaimana?" Camelia keluar dari ruang ganti.
WOW!
Seruan takjub itu keluar dari Lucas dan Liam saat melihat Camelia keluar dengan menggunakan cheongsam berwarna putih tulang. Camelia tampak sempurna dalam balutan potongan tradisional long cheongsam dengan perpaduan kain satin dan tule putih tulang. Dipermanis lagi dengan aksen payet bunga-bunga di sekitarnya. Kecantikan khas negri Tirai Bambu begitu mencolok. Cheongsam itu sangat pas membalut tubuh indahnya.
Chris bahkan terpana melihat penampilan Camelia dalam balutan pakaian China itu. Walaupun ia mempunyai kelainan seksual, tak dipungkiri bahwa ia berkagum dengan kecantikan yang dipancarkan oleh Camelia.
"Mom … kau sangat cantik!"puji Lucas.
"Kau sudah sangat tampan, Lucas," balas Camelia. Lucas tersenyum seraya membenarkan dasi kupu-kupu yang terpasang di kerah kemejanya. Putra sulung Camelia itu sangat tampan dalam balutan jas berwarna navy.
"Tapi, Dad mengapa membuat pakaian itu?" Liam merasa aneh. Putra bungsu Camelia itu mendongak menatap Chris penuh selidik. Selama mereka ada, ini kali pertama melihat Mommy mereka mengenakan cheongsam, begitu juga dengan Chris. Bagi Camelia, ini sudah yang ke berapa kali.
"Karena malam ini malam yang spesial," jawab Chris.
"Malam yang spesial?" Liam menatap kakak kembarnya yang juga menatap dirinya.
"Bukankah hanya hari anniversary?"
"Entahlah." Keduanya bersisik. Rasa penasaran dan curiga bersarang di hati keduanya.
"Ah Lia aku sengaja mendatangkan penjahitnya langsung dari negara asalmu. Aku tidak tahu model seperti apa yang kau sukai jadi aku suruh mereka buat beberapa jenis model. Ternyata kau suka model itu," jelas Chris.
"Terima kasih."
Setidaknya Chris membuat sebuah perpisahan yang manis untuk hubungan mereka.
*
*
*
Sebuah pintu gerbang berwarna putih terbuka lebar disusul dengan sebuah mobil Rolls Rocye berwarna biru, memasuki mansion dua lantai yang begitu luas lagi mewah. Setelah mengitari air mancur, mobil berhenti. Enam pelayan dalam dua baris langsung menunduk saat pintu bagian kemudi terbuka dan seorang pria tampan turun.
Pria itu mengenakan jas berwarna grey, merapikan penampilannya sejenak sebelum akhirnya melangkah membuka pintu bagian belakang. Sosok kecil yang tampan, dengan jas berwarna navy turun.
Pria itu lantas berjalan memutar dan membukakan pintu bagian depan dan belakang. Sosok wanita cantik dengan mengenakan cheongsam, rambut disanggul yang dipercantik sebuah hiasan rambut berbentuk bunga yang dipadukan mutiara turun. Disusul dengan kaki kecil dengan setelan jas sama dengan pria cilik yang telah turun lebih dulu.
"Tuan Muda, Nona Muda, Tuan Muda Kecil," sapa keenam pelayan itu serentak.
Keempatnya mengangguk. Tuan Muda Kecil kembar itu melangkah masuk lebih dulu. Disusul oleh orang tua mereka. Baru saja beberapa langkah, langkah pasangan itu terhenti saat mendengar seseorang memanggil, "Kakak!"
Seorang pemuda tampan yang usianya masih di bawah dua puluh tahun menghampiri keduanya sedangkan anak kembar mereka telah melangkah jauh.
"Dion!" Camelia melepas tautan tangannya dari Chris. Ya pemuda tampan itu adalah Dion. Remaja laki-laki keluarga Liang itu tumbuh dan berkembang dengan sangat baik. Tubuhnya tinggi, kulitnya putih bersih, hidungnya mancung, dan bibir yang begitu menawan. Sorot matanya begitu lembut, memeluk sang kakak.
"Kakak … kau mengenakan cheongsam? Dari mana asalnya?"
"Kakak iparmu yang melakukannya," jawab Camelia.
"Dia?" Chris terhenyak dengan tatapan sinis Dion.
Ada apa dengannya? Apa dia tahu sesuatu?
"Ah kalian berbicaralah. Aku menyusul anak-anak dulu. Tapi, jangan kelamaan," ujar Chris yang diangguki Camelia.
"Hei kenapa kau menatapnya begitu?"
"Seharusnya aku memukulnya karena telah menipu banyak orang!" Camelia mengusap pundak Dion yang terlihat begitu geram.
"Sudahlah. Bukankah sudah ku katakan aku tahu sejak lama? Itu juga bukan murni salahnya. Dion jangan karena setitik noda, kain yang bersih dibuang," ujar Camelia menenangkan Dion.
"Ah benar juga. Kita seperti ini juga karena dia." Dion mengembuskan nafas kasar.
"Ini malam yang menyenangkan. Jangan membuatnya jadi suram." Camelia menggandeng lengan adiknya itu.
"Baiklah. Tapi, Kakak mengapa tiba-tiba dia memesan cheongsam untukmu?" Sebelum melangkah menyusul Chris dan anak-anak, Dion kembali bertanya.
"Apa kau tidak mengerti? Ini untuk meninggalkan kesan baik, Dion. Sudah ku katakan juga bukan kemarin, bahwa ia merasa bersalah dan berhutang perasaan padaku," jelas Camelia.
"Kesan baik, ya? Dia dan Kakak benar-benar berakting dengan sempurna." Dion memuji dengan nada sinis yang disambut tawa pelan Camelia.
*
*
*
Dion sudah tahu bahwa Chris punya penyimpanan seksual dan pernikahan dengan Camelia hanyalah pernikahan status. Kemarin, Dion tanpa sengaja mendengar pembicaraan Chris dan Tuan Shane. Saat itu ia ingin mengantar berkas ke ruangan Tuan Shane.
Dion memang sudah bekerja di Shane Group. Posisinya cukup tinggi. Pendidikannya juga telah usai. Dion sudah lulus S1 di usianya yang menjelang 18 tahun.
Setelah mendengar kebenaran dari mulut Chris sendiri, Dion langsung pergi menuju villa Chris dan Camelia dan menyampaikan semua yang ia dengar. Camelia menanggapinya dengan santai karena ia memang sudah tahu. Kala itu, Dion marah pada Camelia karena menyembunyikan hal sebesar itu darinya.
Camelia yang sudah memprediksikan, menanggapi kemarahan Dion dengan tenang dan lembut. Hingga pada akhirnya walau rasa kesal dan marahnya belum hilang, Dion mengangguk dan menuruti ucapan Camelia. Karena pada dasarnya, Camelialah yang menjalani kehidupan pernikahan status itu.
*
*
*
Makan malam keluarga Shane berlangsung seperti yang lalu-lalu. Hidangan mewah, suasana hangat di bawah langit malam. Keluarga yang lengkap, kebahagian yang terpancar dari masing-masing orang. Akan tetapi, kali ini hanyalah senyum Lucas dan Liam yang begitu tulus dan polos, lain dengan lima lainnya yang memasang topeng wajah bahagia karena mereka tahu setelah makan malam ini, adalah puncak dari semua yang telah terjadi.
"Mom, Dad, apa kalian tidak ada rencana memberi kami seorang adik?"tanya Lucas.
Uhuk! Baik Chris atau Camelia tersentak dan menatap rumit Lucas. Anak itu tersenyum polos.
Bagaimana bisa kami memberikan kalian adik padahal kami akan berpisah? Itulah arti tatapan keduanya.
"Hm mengapa kalian ingin punya adik?" Dion mencoba mencairkan suasana.
"Karena sepertinya menyenangkan," jawab Liam.
"Menyenangkan?"
"Benar, Uncle. Jika aku punya adik akan ku ajari ia bermain piano dan game. Jadi ada yang menemaniku bermain," jawab Lucas penuh semangat. Dibalas dengan decakan sebal Liam.
"Tidak-tidak! Dia akan mempelajari ilmu hacker bukan game!"ucap Liam, nadanya begitu datar.
"Mana bisa begitu!!"
"Kenapa tidak bisa?!"
"Karena aku Kakak. Jadi aku punya hak mengarahkan adikku ke arah mana!"
"Jika dia perempuan kau mau membuatnya jadi gamer?!"
"Kenapa tidak? Memangnya kau mau menjadikan adik hacker?!"
"Tentu!"
Camelia meringis pelan. Chris tersenyum simpul, sedang Dion terperangah mendengar perdebatan keponakan twins nya itu. Adik nya saja tidak ada dan mereka sudah berdebat menentukan arah minatnya?!
Tuan dan Nyonya Shane saling tatap dengan tersenyum simpul. Keduanya bergandengan tangan, "memang kalian mau adik laki-laki atau perempuan?"tanya Nyonya Shane lembut.
"Apa saja tidak masalah!"jawab Lucas dan Liam bersamaan.
"Jika perempuan maka ia akan memiliki sisi laki-laki juga. Akan kami jadikan ia perempuan yang kuat, cerdas. Dia akan menjadi kesayangan kami!"imbuh Lucas mantap.
"Lalu jika laki-laki akan kalian buat memiliki sifat feminim?" Dion bahkan bergidik sendiri menanyakan hal itu.
"Tentu saja tidak, Uncle! Itu hanya berlaku untuk perempuan!"jawab Liam.
"Oh!"
Oh God! Sungguh pertanyaan yang sulit.
Anak-anak kalian pasti akan mendapatkan apa yang kalian inginkan, batin Chris.
*
*
*
"Uncle apa Uncle tahu apa yang dibicarakan mereka?"tanya Lucas. Kini ia dengan Dion dan Liam berada di ruang keluarga menonton televisi. Sedangkan orang tua, kakek, dan nenek mereka berada di ruang belajar.
"Mana Uncle tahu," sahut Dion yang sebenarnya sedang menerka-nerka juga.
"Mommy dan Daddy selalu harmonis. Tidak pernah bertengkar sedikitpun. Aku rasa masalahnya bukan hubungan Mommy dan Daddy," ucap Liam. Pemilik manik mata hitam itu menatap lurus ke depan seakan tengah menerawang.
"Apa masalah Shane Group?"terka Lucas.
"Mengapa begitu?" Dion ingin tahu alasannya.
"Grandfa kan sudah tua. Daddy anak satu-satunya. Jadi, kemungkinan besar Grandfa mau memaksa Daddy untuk keluar dari dunia entertainment dan menggantikan posisi Grandfa di Shane Group." Lucas begitu lancar menjelaskan alasannya.
"Benar juga! Jika Grandfa tiba-tiba dipanggil kan, dan kalau Daddy tidak mau mewarisi kan bisa terjadi keributan di Shane Group," timpal Liam. Dion kembali bergidik mendengar obrolan itu.
Apa mereka ini sedang menyumpahi Daddy cepat pergi?
"Kan ada dirimu!"ucap Lucas.
"Ah benar juga. Tapi, aku masih belum cukup umur naik ke posisi Presdir," jawab Lucas.
Yak ah! Obrolan mereka begitu jauh!
"Sudah-sudah. Jangan bahas hal mengerikan seperti tadi. Grandfa masih segar bugar. Panjang umur sehat selalu. Malah kalian gosipin cepat dipanggil, dasar cucu nggak ada akhlak!"
"Hehehehe." Keduanya menanggapi dengan tawa.
*
*
*
"Dad, Mom, bukan maksudku membohongi kalian. Tapi, sungguh aku bukan wanita murahan dan matre walaupun aku hamil di luar nikah." Camelia menunduk dalam. Ia sangat merasa bersalah pada sepasang patuh baya yang begitu baik padanya.
"Lia … jangan rendahkan dirimu sendiri. Seharusnya kamilah yang meminta maaf karena tindakan Chris. Sungguh kami tidak tahu jika Chris itu seorang … ah hal memalukan, tidak usah disebut!"bantah Nyonya Shane. Datang menghampiri dan memeluk menantunya.
Chris masih bungkam. Tuan Shane walau menunjukkan wajah datar namun ia sama seperti istrinya. Merasa sangat bersalah. Mereka tidak mempermasalahkan tentang Lucas dan Liam yang bukan keturunan keluarga Shane. Mereka mengenal dan mengetahui pertumbuhan Lucas dan Liam. Mereka tahu betul watak keduanya. Begitu juga dengan Camelia. Empat tahun, mereka tahu bahwa Camelia adalah wanita yang baik terlepas dari masa lalu yang menimpanya.
"Dad, Mom, Kami sudah memutuskan untuk bercerai," ucap Chris.
"Kalian sudah memutuskannya?"tanya Tuan Shane serius.
"Sejak aku tahu bahwa Chris punya kelainan seksual, aku sudah siap untuk hal itu," tutur Camelia.
Tuan Shane menghela nafas kasar. "Baiklah jika itu keputusan kalian. Kami tidak bisa melarang."
"Lia, menantuku sayang. Walau kau dan Chris nanti sudah berpisah, kau tetaplah bahagian dari keluarga Shane. Kau akan jadi putriku. Begitu juga dengan Lucas dan Liam," ucap Nyonya Shane. Camelia terharu.
"Kalian tetaplah bagian keluarga Shane. Liam tetap akan jadi pewaris Shane Group. Enam bulan ke depan, Daddy akan menyerahkan perusahaan pada Dion. Saat umur Liam genap 18 tahun barulah ia mengambil alih posisi Presdir."
"Maksud Daddy? Chris?" Camelia terhenyak kaget dengan ucapan Tuan Shane. Ini sungguhan?
"Camelia kau ingat janjiku dulu dan kemarin, bukan?"
Camelia agaknya lupa.
"Aku akan memberikan kompensasi yang layak untukmu. Dan ini adalah kompensasi yang aku dan keluargaku berikan. Aku akan pergi. Tidak akan mengambil bagianku dari keluarga ini. Cukup uang hasil kerja kerasku yang aku bawa, itupun setelah dipotong bagianmu," ucap Chris.
Artinya seluruh aset keluarga Shane akan jatuh padanya dan anak-anak juga Dion? Bukankah itu berlebihan? Setelah mereka bercerai tiada lagi hubungan mereka.
"K-kami tidak pantas menerimanya," tolak Camelia.
"Jangan menolaknya, Lia. Aku sudah menandatangi semua hak warisku untuk Lucas dan Liam. Jika bukan kalian siapa lagi?"
Benar juga. Dion sudah tinggal begitu lama di sini. Sudah menjadi Tuan Muda keluarga Shane. Begitu juga dengan Lucas dan Liam. Tatapan tak terbantahkan dari Chris, Tuan dan Nyonya Shane membuat Camelia pasrah. Bahkan jika ia menolak, itu tidak akan berhasil.
"Baiklah. Aku menerimanya."
Mendengar itu, ketiganya tersenyum lega.
Malam ini juga Chris dan Camelia menandatangi surat cerai dan mulai saat ini mereka bukan suami dan istri. Dan semua aset telah diwariskan pada Lucas dan Liam. Pembagian harta hasil kerja keras Chris juga telah selesai.
Nominal yang cukup besar masuk ke rekening Camelia. Berikut dengan Villa tempat mereka tinggal, sebuah apartement mewah, dan semua kendaraan pribadi Shane, semua menjadi milik Camelia termasuk mobil Rolls Rocye yang dikendarai mereka tadi. Chris ingin menjalin hidup sederhana dengan Steve.
Entah harus senang dan sedih, Camelia tersenyum untuk apa yang terjadi malam ini.
Sungguh terjadi. Terima untuk semuanya! Semoga kau dan Steve hidup bahagia, gumam harap Camelia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Neti Jalia
nyicil boom like lagi kk🤗🙏
2021-10-07
0