"Good job! Pemotretan hari ini selesai. Terima kasih atas kerja samanya!"ucap Sutradara lantang. Camelia menghela nafas lega. Akhirnya sesi pemotretannya hari ini selesai.
"Minumlah," ujar Kak Abi, menyodorkan air mineral pada Camelia.
"Thank you, Kak Abi," ucap Camelia yang menerima minum dari manajernya. Selesai minum, asisten Camelia mengelap peluh yang ada pada wajah dan lehernya.
"Kak Abi jadwalku dan anak-anak setelah ini sudah kau kosongkan?"tanya Camelia. Kak Abi mengangguk, "makan malam dengan mertua itu sangat penting," sahutnya dengan senyum lebar.
"Ya," sahut singkat Camelia.
Andai saja Kak Abi tahu alasan di balik makan malam nanti, apa dia akan tersenyum lebar seperti itu?gumam Camelia dalam hati.
"Kalau begitu aku ganti baju dulu," ujar Camelia.
"Baiklah. Aku akan ke ruang sebelah," jawab Kak Abi. Camelia dan asistennya menuju ruang ganti sedangkan Kak Abi keluar ruang pemotretan ruangan sebelah yang menjadi tempat istirahat Lucas dan Liam setelah pemotretan. Sesi pemotretan Lucas dan Liam, baik single atau berdua selesai lebih awal daripada Camelia.
Kak Abi mendapati Lucas dan Liam tengah tertidur pulas. Dua bocah kembar itu tidur dengan posisi kepala saling menyender satu sama lain.
"Mereka tertidur?" Kak Abi yang berdiri dengan bersandar pada tembok tersentak pelan lalu mengangguk membenarkan pertanyaan Camelia.
Camelia melangkah masuk. Duduk di sofa tunggal, mengamati wajah polos kedua anaknya yang terlelap.
"Saat terjaga dan tidur, mereka memang sangat berbeda," ujar Kak Abi, duduk di pegangan sofa tempat Camelia duduk.
Camelia tidak menjawab. Ia hanya tersenyum.
"Oh iya … apa dalam waktu dekat ini kau ada rencana memasukkan mereka sekolah? TK?"tanya Kak Abi. Camelia menoleh sekilas pada Kak Abi kemudian menghela nafas pelan.
"Kau sendiri tahu mereka bagaimana, Kak. Mungkin TK dan SD akan dilakukan secara home schooling. Atau bisa jadi mereka akan mengambil kelas akselerasi. Dunia pekerjaan sekarang sudah tidak bisa dipisahkan dari mereka," jawab Camelia.
Kak Abi mengangguk membenarkan. Sejak dalam kandungan saja sudah ikut berkarier. Bakat, kemampuan, dan kecerdasan yang telah diakui. Pendidikan dasar mungkin tidak dibutuhkan. Di usia empat tahun, Lucas sudah menguasai 3 bahasa yakni bahasa inggris, mandarin, dan jerman. Sedangkan untuk Liam ia sudah menguasai empat bahasa, inggris, mandarin, jerman, dan rusia.
Bahasa mandarin keduanya pelajari dari Camelia sedangkan dua bahasa lagi Lucas dan Liam pelajari secara otodidak.
"Eh kau pernah tes IQ mereka?"tanya Kak Abi. Camelia menggeleng.
"Oh iya, Kak. Setelah acara penghargaan besok, beberapa hari ke depan jadwalku free, bukan?"
"Benar. Untuk tiga hari setelah acara besok kalian free. Hm … ada apa? Ayo katakan? Ku dengar Chris juga sudah kembali. Apa kalian mau liburan?" Kak Abi sangat penasaran.
"Tentu saja. Dia tiga bulan baru pulang, wajar bukan jika kami liburan?"sahut Camelia.
Kak Abi kembali mengangguk, "apa kau tahu besok yang paling dinantikan saat red carpet adalah kau, Chris, dan anak-anak," ujar Kak Abi.
"Hahaha benarkah?" Camelia tertawa pelan.
Mungkin juga terakhir kami menghadiri red carpet bersama, batin kecut Camelia. Ia sangat pandai memanipulasi ekspresinya sendiri. Ia tetap tersenyum, bersikap layaknya pasangan bahagia dan rumah tangga yang aman sentausa. Bahkan manager, dan anak-anaknya saja tidak tahu apa yang sebenarnya. Tetap romantis walau dipisahkan oleh jarak dan kesibukan masing-masing.
"Tentu saja! Ah aku telepon dulu sopir untuk bersiap di basement," ucap Kak Abi. Ia melangkah agak menjauh.
"Mommy …." Camelia yang sedikit melamun langsung menoleh pada kedua anaknya.
"Mommy memikirkan hal apa?"tanya Lucas. Putra sulungnya itu bertanya sambil mengusap matanya yang masih ngantuk. Sedangkan Liam baru terbangun dan kini menguap seraya merenggangkan tubuhnya.
"Paling memikirkan Daddy. Iya kan, Mom?"terka Liam kemudian.
"Dari mana kamu tahu, Nak?"
"Sedari pagi Mommy sering melamun saat duduk. Apa Mommy masih ragu jika Daddy menolak tawaran model bersama kita?" Liam menatap Camelia.
"Apa itu benar, Mom?" Lucas ikut memastikan.
"Jika itu benar, percayakan hal merayu Daddy pada kami. Dijamin pasti Daddy tidak akan menolak!"imbuh Lucas lagi.
"It's okay. Mommy percayakan pada kalian berdua. Lagipula siapa yang bisa menolak permintaan dua kesayangan Mommy ini, hem?"tukas Camelia. Bibirnya tersenyum, kedua tangan maju untuk mencubit gemas pipi Lucas dan Liam.
"Lia, Lucas, Liam, ayo kita kembali," ucap Kak Abi.
"Let's go!"sahut ketiganya riang.
Ketiganya melangkah keluar dengan Lucas dan Liam berada di sisi kanan dan kiri Camelia diikuti oleh Kak Abi, asisten Camelia, dan asisten Lucas dan Liam.
Tiba di basement, mereka terkejut mendapati seorang pria tampan berdiri bersandar pada mobil Rolls Royce berwarna biru. Wajah tampan bak dewa Yunani dengan kacamata membingkai indera penglihatannya, lengkap dengan dua lesung pipi yang ditujukan pada Camelia, Lucas, dan Liam.
"Daddy!"seru kaget Lucas dan Liam dengan cepat berlari menghampiri pria tampan yang tak lain adalah Chris Shane sedangkan Camelia hanya menggumamkan nama Chris.
"Chris sedang apa kau di sini?"tanya Camelia heran. Ia menghampiri suami dan kedua anaknya yang tengah berpelukan. Sedangkan tiga lainnya mematung di tempat, menjadi penonton potret keluarga bahagia itu.
"Tentu saja menjemput kalian," jawab Chris, menatap mata cantik Camelia.
"Kau sengaja tak mengabariku, ya?!"
"Surprise!" Chris berdiri dan merentangkan tangannya meminta pelukan.
"Hmhp dasar kau ini!" Camelia masuk dalam pelukan Chris. Tak lupa Chris mencium kening Camelia. Mata penuh cinta dan pelukan yang hangat. Camelia tersenyum lebar di depan dan tersenyum kecut di belakang. Begitu juga dengan Chris yang harus tetap mempertahankan identitas tersembunyinya dan citranya di depan orang lain.
"Ahh Prince Chris aku juga mau dipeluk," ucap asisten Camelia, Lucas, dan Liam yang iri dengan Camelia. Keduanya menunjukkan mata memelas dengan saling berpelukan. Kak Abi menggeleng pelan. Setelah menikah, Chris menjadi idola dan model suami idaman untuk para wanita yang sudah atau belum menikah.
Chris yang kini merangkul Camelia tersenyum. Baik ia dan Camelia tahu bahwa ucapan dua asisten itu hanyalah candaan semata.
"Daddy apa pekerjaanmu sama seperti Mommy hari ini?"tanya Lucas. Biasanya Daddy mereka ini sangat sibuk. Waktu langka bisa menjemput mereka pulang kerja. Biar begitu Lucas dan Liam sangat menyayangi Chris.
"Of course . Hari ini kita akan makan malam di mansion utama, tentu harus pulang lebih cepat," jawab Chris.
"Hm. Benar juga," sahut Lucas.
"Baiklah. Kalau begitu ayo kita pulang," ujar Camelia.
Chris, Lucas, dan Liam mengangguk. Chris membukakan pintu untuk Lucas lebih dulu. Lalu berpindah ke pintu sebelah, membukakan pintu untuk Liam. Chris lantas kembali ke sisi Camelia.
"Kalau begitu kami pamit, ya," ucap Camelia sedang Chris sudah membukakan pintu untuknya.
"Okay. Hati-hati mengemudinya, ya! Yang Anda bawa itu aset berharga!"pesan Kak Abi yang disambut anggukan Chris dan cembikkan Camelia.
"Memangnya kami barang?!"sungutnya kesal.
Disambut kekehan Kak Abi.
"Tentu saja bukan, my wife. Kau dan anak-anak adalah permata hatiku yang sangat berharga. Kalian itu kesayanganku," tutur Chris.
"Ah manisnya dirimu, Chris!"
Chris lagi hanya tersenyum menanggapi ucapan dua asisten yang kembali berpelukan. Camelia lalu masuk ke dalam mobil. Chris bergegas ke kursinya yakni kursi pengemudi. Sebelum melaju, Chris membuka jendela mobil dan membunyikan klakson mobil.
Lucas dan Liam melambaikan tangan pada tiga orang yang masih berada di tempatnya. Selepas mobil yang dikemudikan Chris hilang dari pandang barulah Kak Abi dan dua lainnya meninggalkan basement.
*
*
*
"Loh kok malah ke butik?"tanya heran Camelia saat Chris memarkirkan mobil di depan sebuah butik yang tak lain adalah butik langganan keluarga Shane.
"Kita beli pakaian baru untuk nanti malam sekalian untuk acara besok," jawab Chris, tersenyum manis sembari membuka sabuk pengamannya.
"Tapi, kan gaunku masih banyak yang baru, ada yang belum dipakai lagi," ujar Camelia yang enggan.
"Acara nanti malam dan besok itu spesial. Jadi harus pakai gaun baru." Camelia ingin membantah. Malam spesial apa? Ah ya malam perceraian. Tapi tetap saja Camelia enggan. Rasanya sangat tidak nyaman saat sudah setuju dan sebentar lagi bercerai harus seperti ini.
"Tidak ada penolakan karena aku sudah memesan gaun untukmu!" Sebelum Camelia melayangkan protes, Chris sudah memberi penekanan.
"Ah baiklah," jawab Camelia, pasrah.
"Dad memang nanti malam makan malam dalam rangka apa?"tanya Liam penasaran.
"Kalian tidak tahu? Kau juga lupa, Lia?"tanya Chris, ekspresinya kaget. Baik Liam atau Lucas menggeleng, begitu juga dengan Camelia.
"Shi yi," ucap Chris memberi kode.
"Shi yi? Sebelas?" Camelia belum mengerti. Liam juga masih mencari jawabannya. Sedangkan Lucas menghela nafas pelan, "hari ini adalah genap lima tahun pernikahan Daddy dan Mommy," ucap Lucas datar.
"Sungguh?!" Camelia yang lupa berseru kaget. Sedangkan Liam menatap kakak kembarnya kemudian mengangguk pelan.
"Kau sungguh melupakannya? Padahal jadwalmu tidak sepadat jadwalku," ucap Chris kecewa.
"Maaf. Aku benar-benar melupakannya. A-aku sungguh tidak bermaksud melupakannya. Aku sungguh tidak ingat sama sekali. Chris jangan marah, ya," sesal Camelia, wajahnya memelas agar Chris tidak marah. Sesungguhnya keduanya hanyalah bersandiwara. Sebab sejak fakta itu terbuka, tanggal pernikahan keduanya bukan lagi hal yang penting bagi keduanya.
"Mana mungkin aku bisa marah." Secepat kilat wajah kecewa itu berubah hangat.
"Aku tahu. Sejujurnya kau sangat sibuk dan lebih lelah dariku. Lagi sudah seharusnya aku yang memberi kejutan."
"Terima kasih," ucap Camelia yang tersentuh dengan ucapan Chris. Apalagi ditambah dengan kecupan hangat pada punggung tangannya, tatapan sendu yang penuh makna, sungguh rasanya dunia milik berdua. Lucas tersenyum dan meraih ponselnya, mengabadikan momen itu. Sedangkan Liam yang duduk dengan kedua kaki melipat di atas kursi, menyangga wajahnya menikmati momen itu.
"Ayo," ajak Chris kemudian. Keempatnya turun dari mobil. Lucas dan Liam melangkah di antara Chris dan Camelia. Senyum lebar mereka ukir begitu indah.
Sungguh aku tidak pernah menduga. Tanggal pernikahanku akan menjadi tanggal perceraianku.
Camelia tersenyum miris dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Umi Ningsih Mujung
😘
2021-10-02
1